Anda di halaman 1dari 31

Anatomi telinga

Menurut anatomi dan fungsi, telinga dapat dibagi menjadi telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar
menangkap bunyi, menghantarnya, dan
memperkuat kira-kira 15 dB pada sekitar
2,5 kH dan menentukan arah datangnya
bunyi. Telinga tengah mengubah getaran
suara menjadi gelombang !airan.
"emudian telinga dalam mengubah
mengubah getaran !airan itu menjadi rangsangan saraf.
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, liang telinga #meatus akustikus eksternus$,
dan selaput gendang-telinga #membran timpani$ yang merupakan dinding pemisah
antara liang telinga dengan telinga tengah. Bentuk dan besar daun telinga pada
tiap-tiap orang tidak sama, seperti !ap jari. %angka daun telinga dan sepertiga
bagian lateral liang telinga adalah tulang ra&an yang dilapisi oleh kulit. Bagian
medial liang telinga adalah tulang yang dilapisi oleh kulit tanpa adneksa kulit.
'pitel kulit dari selaput gendang telinga dan liang telinga yang mati mengelupas
bergerak kearah lateral dan keluar dari liang telinga bersama dengan kotoran
telinga yang dibentuk oleh kelenjar serumen dalam bentuk serumen #tahi telinga$
yang bekerja sebagai pelindung untuk men!egah kuman masuk ke liang telinga.
(liran darah untuk telinga luar berasal dari !abang a. karotis eksterna. )ner*asi
sensoris liang telinga luar didapat dari n.+ #trigeminus$, , !abang di bagian
depan- nn.+)), )., dan . di bagian ke!il dari bagian belakang- dan /2, /, untuk
sisanya, bagian terbesar.
"elenjar getah bening terletak di belakang, ba&ah, dan menempel pada daun
telinga.
Telinga tengah
Telinga tengah #ka*um timpani$ merupakan rongga tertutup kurang lebih 1 !!, di
sebelah lateral dibatasi oleh selaput gendang-telinga dan sebagian liang telinga
yang terdiri yang terdiri dari tulang, dan di sebelah medial dibatasi oleh labirin. 0i
arah ke belakang-atas, terdapat rongga atik yang berhubungan dengan antrum,
yaitu sel pertama dan terbesar pada system sel mastoid. "e arah depan-medial
menuju ke ba&ah, terdapat tuba 'usta!hius #tuba auditi*a$ ,5mm yang
menghubungkan ka*um timpani dengan nasofaring. Muara tuba 'usta!hii
berbentuk !orong menonjol di nasofaring, disebut torus tubarius. 0i belakangnya,
terdapat !ekungan yang disebut fossa %osenmuller.
1elaput gendang dari lateral ke medial, terdiri dari epitel kulit tanpa adneksa,
jaringan ikat, dan selaput lendir. 2apisan jaringan-ikat terdiri dari susunan yang
serupa jaringan laba-laba dari serat kolagen yang terikat pada tangkai martil
#malleus$. %angkaian tulang-pendengaran ialah martil #malleus$, landasan #inkus$,
dan sanggurdi #stapes$ yang bergantung bebas-bergerak pada ligamen jaringan
ikat di sebelah !ranial atas dalam rongga atik dan merupakan penghubung antara
selaput gendang telinga dan tingkap lonjong #fenestra o*alis$. 1ebagian besar
telinga tengah dan mastoid dilapisi oleh epitel kubus- di bagian depan, tuba
'usta!hius dilapisi oleh epitel rambut getar.
3embuluh darah arteri telinga tengah berasal dari per!abangan a.karotis eksterna.
1elaput lendirnya dipersarafi oleh serabut saraf n.glosofaringeus melalui pleksus
timpanikus. 4tot telinga tengah, m.stapedius dan m.tensor timpani, masing-
masing dipersarafi oleh !abang dari n.+)) dan n.+.
Bunyi dari telinga bagian tengah diubah menjadi getaran !airan tampa banyak
kehilangan energi, hal ini terutama karena perbandingan permukaan antara
selaput-gendang dan alas-kaki stapes. Tenaga gerak dari rangkaian tulang
pendengaran serta elastisitas selaput gendang-telinga juga ikut membantu
menghantar bunyi ke telinga dalam.
Tuba 'usta!hius penting untuk mempertahankan keseimbangan antara tekanan
udara di telinga tengah dan telinga luar. Biasanya pipa ini terbuka se!ara periodi!
pada &aktu menelan, mengunyah, dan menguap. (pabila pipa ini tidak !ukup
terbuka dalam &aktu lama, udara di telinga tengah diresorpsi, sehingga tekanan di
telinga tengah menurun dan terbentuk !airan di sana. Bila terjadi perubahan
tekanan se!ara !epat di pegunungan, pesa&at terbang, atau ketika menyelam
#s!uba$, tuba 'usta!hius haruslah terbuka sempurna supaya dapat
mempertahankan tekanan di telinga tengah dan udara luar agar seimbang.
0isfungsi tuba 'usta!hius ikut menjadi penyebab kebanyakan kelainan telinga
tengah, dan kadang-kadang menyebabkan pasien mendengar suaranya sendiri,
juga napasnya #autofoni, e!hoing$.
Telinga dalam
Telinga dalam yang bertulang #selubung labirin$ membungkus !airan perilimfa- di
tempat ini terdapat labirin selaput. /airan perilimfa #kaya akan natrium$
dihubungkan dengan rongga subaraknoid oleh duktus perilimfatikus #akuaduktus
koklea$. 2abirin selaput berisi endolimfa #kaya kalium$, yang diproduksi oleh
stria *askularis. Telinga dalam meliputi alat pendengaran #koklea$ dan alat
keseimbangan #kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus$.
"oklea merupakan pipa yang melingkar 2,5 kali pada sebuah sumbu #modiolus$
yang mengandung urat saraf dan pembuluh darah. 3ipa itu dibagi menjadi dua
ruang, yaitu skala *estibuli dan skala timpani, oleh tulang lamina spiralis
#membran basal$ dan duktus koklearis. 3ada pun!ak koklea, kedua skala
berhubungan satu sama lain melalui helikotrema. 1kala timpani bermula pada
tingkap bundar #fenestra rotundum$- sedangkan skala *estibuli pada *estibulum.
0uktus koklearis, yang berhenti di helikotrema mempunyai penampang berbentuk
segitiga. 0inding atas adalah membrane %eissner- dinding luar adalah ligamentum
spirale, yang berisi stria *askularis di dalamnya- dan dinding ba&ah dengan
membrane basal. 0i atas membrane basal terdapat organ /orti. Membran basal ini
kearah helikotrema makin lebar. 0uktus koklearis dihubungkan dengan sakulus
alat keseimbangan melalui duktus reuni.
4rgan /orti terdiri dari beberapa ma!am sel penunjang, satu sel indera bagian
dalam, dan tiga sel indera bagian luar. 1el-sel indera berhubungan dengan
membran tektoria. "arena getaran akibat perpindahan tempat alas-kaki stapes
yang bergerak seperti alat penghisap, timbullah gelombang-gelombang yang
berjalan di dalam perilimfa dan endolimfa. (kibatnya, sel berambut dalam duktus
koklearis akan bergerak terhadap membrane tektoria. 3ergeseran mekanik ini akan
merangsang sel-sel rambut luar. 1e!ara berirama sel-sel rambut luar akan
berkontraksi, sehingga pergeseran antara membrane tektoria dan membrane basal
akan diperkuat dan selekti*itas frekuensi diperbesar. (kibatnya, timbul
depolarisasi dalam sinaps sel-sel rambut bagian dalam.
Membran basal bekerja sebagai dasar bunyi yang telah disesuaikan, yang saat
stimulus bunyi menerima nada tinggi pada permulaan #pada tingkap lonjong dan
bundar$dan nada rendah di bagian akhir #helikotrema$.
(lat keseimbangan, *estibulum dan kanalis semisirkularis, terletak di sebelah
posterior koklea. Terdiri dari dua bagian yang se!ara morfologis dan fungsional
berlainan. Bagian tersebut adalah organ statolit #sakulus dan utrikulus$ dan kanalis
semisirkularis. 1ebagaimana organ pendengaran, organ keseimbangan terdiri dari
bagian tulang yang berisi perilimfa dan bagian membranosa #labirin selaput$ yang
berisi endolimfa. 1akulus #di bagian koklea$ dan utrikulus #di bagian *estibulum$
berhubungan melalui duktus utrikulosakulus. 0ari sini keluar duktus
endolimfatikus #a5uaduktus *estibuli$ yang berakhir di sakus endolimfatikus. 1el-
sel indera organ statolit berkumpul di ma!ula sakuli dan ma!ula utrikuli. Ma!ula
mempunyai orientasi ruang yang spesifik. Makula utrikuli terutama untuk
orientasi horiontal, sedangkan makula sakuli *erti!al. 0i ma!ula terdapat sel-sel
rambut yang sedemikian rupa, sehingga setiap sel rambut bergerak kearah
tertentu. 1ensiti*itas spesifik organ statolit atas pergeseran linier terjadi karena
kira-kira seratus stereosilia dan satu kinosilium pada setiap sel rambut terletak
dalam suatu membrane gelatin yang berada di atas ma!ula. 0i atasnya, terletak
batu-batu ke!il kalsium karbonat, statolit dan statokonia. 4tokonia terus menerus
dibentuk dan kemudian kembali diabsorpsi #proses yang ternyata penting untuk
terjadinya *ertigo-posisi-paroksismal-jinak$
1tatolit yang bergerak lambat ketika pergeseran linier kepala tertinggal daripada
sel rambut di ma!ula, sehingga stereosilia dan kinosilium membengkok.
(kibatnya, terjadi rangsangan pada sel-sel indera. 1etiap sel rambut mempunyai
orientasi berlainan. 4leh karena itu, utrikulus dapat menerima semua gerakan di
bidang horiontal dan sakulus di bidang *erti!al.
1el-sel indera di kanalis semisirkularis terdapat di daerah yang melebar #ampula$
pada setiap kanalis semisirkularis yang terletak pada tiga bidang yang saling tegak
lurus. (mpula bermuara di *estibulum.
"analis semisirkularis lateral #horiontal$ berbatas pada dinding medial antrum.
"analis semisirkularis *erti!al paling depan membentuk eminensia arkuata di
bidang atas pyramid. "analis semisirkularis *erti!al yang palin belakang berakhir
bersamaan dengan kanalis semisirkularis yang paling depan melalui krus komune
di *estibulum. 2abirin selaput, di akhir ampula, mengandung "rista ampularis
pada utrikulus. Masing-masing sel indera dengan kira-kira 56 stereosilia dan satu
kinosilium menusuk ke luar di dalam massa serupa gelatin #kupula$ sampai
men!apai atap ampula. Hal ini membuat endolimfa tertutup rapat di labirin
selaput.
3ada saat terjadi perubahan ke!epatan sudut kepala, !airan di kanalis
semisirkularis tetap tertinggal di kanalis semisirkularis, karena gerakannya
lambat. 0engan demikian, terjadi aliran !airan relatif, sehingga sel rambut
membengkok. Hal ini menyebabkan perubahan jumlah potensial aksi, karena
system kanalis semisirkularis kanan dan kiri bersikap istirehat selama potensial
aksi terus-menerus berkurang. 3ada saat kepala berputar, timbul aliran !airan di
dalam sistem kanalis semisirkularis kanan dan kiri. 0engan demikian, potensial
aksi di satu pihak bertambah, sedangkan se!ara bersamaan di satu pihak
berkurang. 3erubahan ini diteruskan ke pusat *estibuler di batang otak yang
bergabung bersama dengan pusat okulomotor. (kibatnya, terjadi gerakan mata
kompensasi di bidang kanalis semisirkularis tertentu, yaitu refleks *estibule-
okuler yang menunjukkan stabilisasi pandangan pada &aktu gerakan kepala.
3ergeseran kupula akibat per!epatan rotatoar kepala menyebabkan timbulnya
nistagmus- setelah per!epatan berhenti, nistagmus se!ara beransur berkurang lagi.
7istagmus spontan pada kepala yang bergerak menandakan gangguan di saluran
saraf *estibuler.
7.+))) #n.*estibulokoklearis$ terdiri dari serabut saraf yang berasal dari koklea
#pars kokleris$ dan dari sistem keseimbangan #pars *estibularis$.
Masing-masing sel rambut koklea terdalam mengirim sebuah serabut aferen,
sedangkan banyak sel rambut koklea terluar setiap kali bersama-sama
mengirimkan satu serabut e gangkion spirale, sekaligus sel rambut koklea terluar
menerima serabut eferen dari nu!leus oli*aris kontralateral. 0ari ganglion spirale,
potensial aksi dipindahkan sebagian menyilang melalui berbagai inti di dalam
sumsum panjang diba&a ke kulit otak auditif. Bagian *estibuler terbentuk dari
n.*estibularis superior dan inferior.
3erdarahan arterial telinga dalam berjalan melalui a.basilaris, a.labirin #a.auditi*a
interna$ yang per!abangannya dapat berubah- pada umumnya dibagi dalam tiga
bagian8 a.*estibularis, a.koklearis, a.*estibulokoklearis. 0i antara sistem arteri dan
*ena, terdapat sistem kapiler yang di dalam stria *askularis mempunyai fungsi
metabolik penting.
Fisiologi pendengaran
3roses mendengar dia&ali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
9etaran tersebut mengetarkan membrane timpani diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui
daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrane
timpani dan tingkap lonjong. 'nergi getar yang diamplifikasi ini akan diteruskan
ke stapes yang mengerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala
*estibuli bergerak. 9etaran diteruskan melalui membrane %eissner yang
mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara
membrane basilaris dan membrane tektoria. 3roses ini merupakan rangsang
mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut,
sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel. "eadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nu!leus auditorius sampai korteks
pendengaran #area ,:-;6$ di lobus temporalis.
0efinisi
4titis eksterna adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari liang<saluran
telinga luar #meatus akustikus eksterna$. )nfeksi ini bisa menyerang seluruh
saluran #otitis eksterna generalisata$ atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul
#furunkel$ atau jera&at.
'tiologi
4titis eksterna terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu Staphylococcus
aureus, Staphylococcus albus, dan Escherichia coli. 3enyakit ini dapat juga
disebabkan oleh jamur, alergi, dan *irus. 4titis eksterna dapat juga disebabkan
oleh penyebaran luas dari proses dermatologis yang bersifat non infeksi.
=aktor predisposisi
=aktor predisposisi otitis eksterna, yaitu 8
1. >dara. >dara hangat <panas dan lembab memudahkan kuman bertambah
banyak.
2. 0erajat keasaman #pH$ liang telinga. pH basa mempermudah terjadinya
otitis eksterna. pH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.
,. Trauma mekanik. Trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga luar
#meatus akustikus eksterna$, misalnya setelah mengorek telinga
menggunakan lidi kapas atau benda lainnya.
;. Berenang dan terpapar air. 3erubahan &arna kulit liang telinga dapat
terjadi setelah terkena air. Hal ini disebabkan adanya bentuk lekukan pada
liang telinga sehingga menjadi media yang bagus buat pertumbuhan
bakteri. 4titis eksterna sering disebut sebagai swimmer's ear.
5. Benda asing. Benda asing menyebabkan sumbatan liang telinga, misalnya
manik-manik, biji-bijian, serangga, dan tertinggal kapas.
?. Bahan iritan #misalnya hair spray dan !at rambut$.
@. (lergi. (lergi obat #antibiotik topikal dan antihistamin$ dan metal #nikel$.
A. 3enyakit psoriasis.
:. 3enyakit eksim atau dermatitis pada kulit kepala.
16. 3enyakit diabetes. 4titis eksterna sirkumskripta sering timbul pada pasien
diabetes.
"lasifikasi
Berdasarkan etiologinya, otitis eksterna dapat dibahagi menjadi otitis eksterna
yang disebabkan infeksi bakteri yaitu otitis eksterna sirkumskripta #furunkel$,
otitis eksterna difus, otitis eksterna maligna, otomikosis disebabkan infeksi jamur,
manakala herpes oster otikus, dan otitis eksterna hemoragik disebabkan oleh
infeksi *irus. 1elain itu ada juga otitis eksterna yang disebabkan oleh proses
dermatologis yang bersifat radang non-infeksi termasuk dermatitis, beberapa di
antaranya merupakan kondisi primer yang langsung menyerang liang telinga.
1hapiro telah menegakan bah&a perbedaan antara otitis eksterna yang berasal dari
dermatosis dengan otitis eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas.
3atofisiologi
1aluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan !ara membuang sel-sel
kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan
saluran telinga dengan cotton bud #kapas pembersih$ bisa mengganggu
mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah
gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. 3enimbunan sel-sel kulit
yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam
saluran ketika mandi atau berenang. "ulit yang basah dan lembut pada saluran
telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Manifestasi klinis
9ejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit #otalgia$. 9ejala dan
tanda pasien otitis eksterna selengkapnya 8
1. 4talgia
2. 9atal-gatal #pruritus$
,. %asa penuh #fullness$ di liang telinga. "eluhan ini biasa terjadi pada tahap
a&al otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan
daun telinga.
;. 3endengaran berkurang atau hilang.
5. 0eskuamasi
?. Tinnitus
@. 0is!harge dan otore. /airan #dis!harge$ yang mengalir dari liang telinga
#otore$. "adangkadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret < !airan
ber&arna putih atau kuning, atau nanah. /airan tersebut berbau yang tidak
menyenangkan. Tidak ber!ampur dengan lendir #musin$
A. 0emam.
:. 7yeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut.
16. )nfiltrat dan abses #bisul$. "eduanya tampak pada otitis eksterna
sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. "etika pe!ah, darah
dan nanah dalam jumlah ke!il bisa bo!or dari telinga.
11. Hiperemis dan udem #bengkak$ pada liang telinga. "ulit liang telinga pada
otitis eksterna difus tampak hiperemis dan udem dengan batas yang tidak
jelas. Bisa tidak terjadi pembengkakan, pembengkakan ringan, atau pada
kasus yang berat menjadi bengkak yang benar -benar menutup liang
telinga.
Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telinga
tampak kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit
yang mati.
Otalgia. 4talgia merupakan keluhan paling sering ditemukan. 4talgia berat biasa
ditemukan pada otitis eksterna sirkumskripta. "eluhan ini ber*ariasi dan bisa
dimulai dari perasaan sedikit tidak enak, perasaan penuh dalam telinga, perasaan
seperti terbakar, hingga rasa sakit hebat dan berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini
tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. %asa nyeri terasa makin
hebat bila menyentuh, menarik, atau menekan daun telinga. Buga makin nyeri
ketika pasien sedang mengunyah.
Gatal-gatal. 9atal-gatal paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu
otalgia pada otitis eksterna akut. 3ada kebanyakan penderita otitis eksterna akut,
tanda peradangan dia&ali oleh rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak
pada telinga.
Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi pada otitis
eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang
telinga, sekret serous atau purulen atau penebalan kulit progresif pada otitis
eksterna lama. 1elain itu, peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan
tertutupnya lumen liang telinga oleh deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris,
dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam telinga. 9angguan pendengaran pada
otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang sudah besar dan menyumbat liang
telinga.
4titis eksterna sirkumskripta #furunkel$
4leh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti
folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu dapat
terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.
"uman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.
9ejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di
ba&ahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. %asa nyeri
dapat juga timbul spontan pada &aktu membuka mulut #sendi
temporomandibula$. 1elain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel
besar dan menyumbat liang telinga.
3enatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta 8
2okal 8 pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 16C
i!hthamol dalam gly!erine, diganti setiap hari. 3ada stadium abses
dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan ri*anol 6,1C.
1istemik 8 (ntibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang !ukup
berat. 0iberikan pada orang de&asa ampisillin 256 mg 5id, eritromisin
256 5id. (nak-anak diberikan dosis ;6-56 mg per kg BB.
(nalgetik 8 3arasetamol 566 mg 5id #de&asa$. (ntalgin 566 mg 5id
#de&asa$.
3ada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk men!ari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.
4titis eksterna difusa
)nfeksi ini juga dikenal dengan nama Ds&immerEs earF. Biasanya terjadi pada
!ua!a yang panas dan lembab, terutama disebabkan oleh kelompok Pseudomonas
dan kadang-kadang juga Staphylococcus albus, Escherichia coli dan Enterobacter
aerogenes. 0anau, laut dan kolam renang pribadi merupakan sumber potensial
untuk infeksi ini. 9ambaran diagnostik antara lain nyeri tekan tragus, nyeri hebat,
pembengkakan sebagian besar dinding kanalis, se!ret yang sedikit, pendengaran
normal atau sedikit berkurang, tidak adanya partikel jamur, dan mungkin ada
adenopati regional yang nyeri tekan.
1troma yang menutupi tulang pada duapertiga bagian dalam liang telinga sangat
tipis sehingga hanya memungkinkan pembengkakan minimal. Maka gangguan
subjektif yang dialami pasien seringkali tidak sebanding dengan beratnya penyakit
yang diamati pemeriksa. "arena edema dinding kanalis yang sirkumferensial,
maka untuk menempelkan obat pada dinding kanalis seringkali perlu memakai
sumbu. >ntuk itu dapat digunakan gulungan kasa yang ke!il. =orsep alligator
dapat dipakai untuk memasukkan sumbu telinga yang telah dibasahi terlebih
dahulu dengan solusio telinga yang dipilih. Terdapat beberapa pilihan obat telinga
untuk terapi. Tetes telinga yang sering digunakan adalah /ortisporin #polimiksin
B, neomisin, hidrokortison$, /oli-My!in 1 #kolistin, neomisin, hidrokortison$,
3yo!idin #polimiksin B, hidrokortison$, +o1ol H/ #asam asetat-nonakueus 2C
hidrokortison$, dan /hloromy!etin #kloramfenikol$
Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus-kasus berat- dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. (ntibiotik sistemik khususnya
diperlukan jika di!urigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang ra&an
telinga. 4titis eksterna difusa dapat pula timbul sekunder dari otitis media akut
atau kronik. 3ada kasus demikian, pengobatan terutama ditujukan pada penyakit
telinga tengah.
4titis eksterna maligna
3endahuluan
4titis 'ksterna Maligna #4'M$ disebut juga 4titis 'ksterna 7ekrotikan atau
4steomielitis dasar tengkorak, merupakan suatu infeksi telinga luar yang dapat
menyebabkan kematian. "asus 4'M pertama kali dilaporkan oleh Toulmou!he
#1A,A$. Melter dan "elleman #1:5:$ melaporkan kasus osteomielitis tulang
temporal yang disebabkan oleh 3. aeruginosa. /handler #1:?A$ adalah orang yang
menjelaskan penyakit ini se!ara rin!i dan menyebutnya dengan Dmalignant
external otitisF.1, ; 4titis eksterna ini maligna karena sifat kliniknya yang agresif,
hasil terapi yang jelek dan tingginya mortality rate pada penderita.
'pidemiologi dan patologi
)nfeksi telinga ini di mulai dari liang telinga luar dan meluas ke tulang temporal
hingga ke jaringan sekitarnya. "eadaan ini sering didapati pada pasien usia lanjut
dan menderita penyakit diabetes serta pasien dengan disfungsi imun selular. 4'M
juga dapat terjadi pada pasien dengan immunocompromised, seperti ()01 yang
melibatkan populasi yang lebih muda.
3atologi 4'M melibatkan otitis eksterna yang berat, nekrosis kartilago dan tulang
dari liang telinga hingga ke struktur sekitarnya yang meluas ke dasar tengkorak
yang mengenai ner*us kranial yang lebih rendah. Hal ini menyebabkan terjadinya
lower cranial neuropathies, trombosis sinus lateral, sakit kepala yang berat,
meningitis dan kematian.
7adol menjelaskan urutan progresifitas penyakit ini seperti berikut8 liang telinga
luar dengan in*asi melalui fisura 1antorini atau sutura timpanomastoid ke fossa
retromandibular, keterlibatan foramen stilomastoid dan jugularis, trombosis sepsis
dari sinus *enosus lateral dan menyebar ke apeks petrosa melalui pembuluh darah
dan lempeng fasial.
9ejala klinis
3enyakit ini dapat membahayakan dan ke!urigaan lebih tinggi ditujukan pada
pasien dengan diabetes atau immunocompromised state atau berumur lanjut.
Tanda khas yang dijumpai dari otoskopi pada penyakit ini adalah otitis eksterna
dengan jaringan granulasi sepanjang posteroinferior liang telinga luar #pada
bonycartilaginous junction$ disertai lower cranial neuropathies #n. +)), )., .,
.)$ yang biasanya juga disertai dengan nyeri pada daerah yang
dikenai #otalgia$. 'ksudat pada liang telinga dan membran timpani
intakTerjadinya paralise fasialis dan sindrom foramen jugularis #Vernet syndrome$
merupakan tanda prognostik yang buruk.
Bene!ke membagi 4'M atas , stadium, yaitu 8
). )nfeksi terbatas pada jaringan lunak dan kartilago liang telinga.
)). 0ijumpai keterlibatan jaringan lunak dan erosi tulang temporal.
))). 3erluasan intrakranial atau erosi di luar tulang temporal.
3atogen penyebab
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen penyebab yang laim pada otitis
eksterna maligna, meskipun sangat jarang juga dapat dijumpai S. aureus, Proteus
dan Aspergillus.
0iagnosis
0iagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan tanda yang dijumpai dan pemeriksaan
kultur dari !airan yang didapat dari liang telinga. Biopsi jaringan granulasi pada
liang telinga luar perlu dilakukan untuk meniadakan karsinoma liang telinga.
3emeriksaan radiologi diperlukan untuk menentukan perluasan penyakit. /T-s!an
tulang temporal direkomendasikan untuk menilai perluasan penyakit pada
e*aluasi permulaan. 1!an tulang dengan Te!hnetium T! ::m dilakukan untuk
mendeteksi adanya keterlibatan tulang. 9allium-?@ s!an merupakan indikator
yang sensitif untuk infeksi.
Terapi
3rinsip terapi adalah8
1. 0iagnosis dini pada populasi resiko tinggi.
2. 3emberian terapi antibiotik intra*ena jangka panjang.
,. 3embersihan liang telinga luar #aural toilet$
;. 3emeriksaan klinis dan s!an gallium-?@ se!ara serial untuk menilai perbaikan.
5. "ontrol yang ketat terhadap diabetes mellitus dan inter*ensi bedah.
"omplikasi
"omplikasi 4'M yang dapat terjadi meliputi lower cranial neuropathies,
meningitis, abses otak dan kematian.
4tomikosis
0efinisi
4tomikosis adalah infeksi telinga yang disebabkan oleh jamur, atau infeksi jamur
superfi!ial pada kanalis auditorius eksternus.
4tomikosis ini sering dijumpai pada daerah yang tropis. )nfeksi ini dapat bersifat
akut dan subakut, dan khas dengan adanya inflammasi, rasa gatal, dan
ketidaknyamanan. Mikosis ini menyebabkan adanya pembengkakan,
pengelupasan epitel superfisial, adanya penumpukan debris yang berbentuk hifa,
disertai suppurasi, dan nyeri.
'pidemiologi
(ngka insidensi otomikosis tidak diketahui, tetapi sering terjadi pada daerah
dengan !ua!a yang panas, juga pada orang-orang yang senang dengan olah raga
air. 1 dari A kasus infesi telinga luar disebabkan oleh jamur. :6 C infeksi jamur ini
disebabkan oleh (spergillus spp, dan selebihnya adalah /andida spp. (ngka
pre*alensi 4tomikosis ini dijumpai pada : C dari seluruh pasien yang mengalami
gejala dan tanda otitis eksterna. 4tomikosis ini lebih sering dijumpai pada daerah
dengan !ua!a panas, dan banyak literatur menyebutkan otomikosis berasal dari
negara tropis dan subtropis. 0i >nited "ingdom # >" $, diagnosis otitis eksterna
yang disebabkan oleh jamur ini sering ditegakkan pada saat berakhirnya musim
panas.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (li Garei tahun 266?, 4tomikosis
dijumpai lebih banyak pada &anita # terutama ibu rumah tangga $ daripada pria.
4tomikosis biasanya terjadi pada de&asa, dan jarang pada anak-anak. 3ada
penelitian tersebut, dijumpai otomikosis sering pada remaja laki-laki, yang juga
sesuai dengan yang dilaporkan oleh peneliti lainnya.
Tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hueso,dkk, dari 162 kasus
ditemukan 55,AC nya merupakan lelaki, sedangkan ;;,2C nya merupakan &anita.
'tiologi
=aktor predisposisi terjadinya otitis eksterna, dalam hal ini otomikosis, meliputi
ketiadaan serumen, kelembaban yang tinggi, peningkatan temperature, dan trauma
lokal, yang biasanya sering disebabkan oleh kapas telinga #!otton buds$ dan alat
bantu dengar. 1erumen sendiri memiliki pH yang berkisar antara ;-5 yang
berfungsi menekan pertumbuhan bakteri dan jamur. 4lah raga air misalnya
berenang dan berselan!ar sering dihubungkan dengan keadaan ini oleh karena
paparan ulang dengan air yang menyebabkan keluarnya serumen, dan keringnya
kanalis auditorius eksternus. Bisa juga disebabkan oleh adanya prosedur in*asif
pada telinga. 3redisposisi yang lain meliputi ri&ayat menderita eksema, rhinitis
allergika, dan asthma.
)nfeksi ini disebabkan oleh beberapa spesies dari jamur yang bersifat saprofit,
terutama (spergillus niger. (gen penyebab lainnya meliputi (. fla*us, (.
fumigatus, (lles!heria boydii, 1!opulariopsis, 3eni!illium, %hiopus, (bsidia,
dan /andida 1pp. 1ebagai tambahan, otomikosis dapat merupakan infeksi
sekunder dari predisposisi tertentu misalnya otitis eksterna yang disebabkan
bakteri yang diterapi dengan kortikosteroid dan berenang.
Banyak faktor yang menjadi penyebab perubahan jamur saprofit ini mejadi jamur
yang patogenik, tetapi bagaimana mekanismenya sampai sekarang belum
dimengerti. Beberapa dari faktor diba&ah ini dianggap berperan dalam terjadinya
infeksi, seperti perubahan epitel, peningkatan kadar pH, gangguan kualitatif dan
kuantitatif dari serumen, faktor sistemik # seperti gangguan imun tubuh,
kortikosteroid, antibiotik, sitostatik, neoplasia $, faktor lingkungan #panas,
kelembaban$, ri&ayat otomikosis sebelumnya, 4titis media sekretorik kronik, post
mastoidektomi, atau penggunaan substansi seperti antibiotika spe!trum luas pada
telinga.
(spergillus niger dilaporkan sebagai penyebab paling terbanyak dari otomikosis
ini. 3ada dua penelitian di Babol dan barat laut )ran, (.niger dilaporkan sebagai
penyebab utama. 4!an dkk, dan Hurst melaporkan (.niger , juga sebagai
penyebab terbanyak otomikosis di Turki dan (ustralia. Tetapi, "aur, dkk,
menemukan bah&a (.fumigatus sebagai penyebab terbanyak diikuti dengan
(.niger. 1pesies (spergillus lainnya yang dihubungkan dengan otomikosis adalah
(.fla*us. 3eni!illum juga dilaporkan oleh 3a*alenko. Bamur lainnya yang
berhubungan dengan terjadinya otomikosis adalah /.albi!ans dan /.parapsilosis.
pada penelitian yang dilakukan (li Garei di 3akistan tahun 266?, dijumpai (.niger
sebagai penyebab utama diikuti dengan (.fla*us.
(spergillus niger, juga telah dilaporkan sebagai otomikosis pada pasien
immunokompromis, yang tidak berespons terhadap berbagai regimen terapi yang
telah diberikan. #(spergillus 4tomikosis$.
9ejala klinis
0apat ditemukan gejala dan tanda, antara lain8
9atal-gatal pada otomokosis
Hal ini disebabkan terjadinya eksfoliasi kulit oleh jamur yang tumbuh sehingga
terjadi pengelupasan kulit yang kemudian ber!ampur dengan jamur itu sendiri
membentuk masa debris yang basah. Massa basah ini selanjutnya mengiritasi kulit
liang telinga yang sudah terkelupas tadi sehingga timbul rasa gatal. 0engan
digaruk akan memperberat rasa gatal tersebut. 1eperti disebutkan rasa gatal ini
merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh pasien.
1akit pada telinga
"eluhan sakit pada dasarnya merupakan keluhan lanjutan setelah gatal dan liang
telinga dikorek-korek, sehingga membuat trauma dan menimbulkan reaksi radang
yang diikuti infeksi bakteri. "eluhan ini merupakan keluhan kedua terbanyak.
3erasaan tidak enak
3erasaan tak enak pada liang telinga ini dirasakan difusi sehingga penderita
sendiri sukar untuk menerangkannya.
9angguan 3endengaran
9angguan pendengaran biasanya ringan saja akibat adanya massa seperti busa yang
besar pada liang telinga yang terutama disebabkan oleh jamur (spergillus niger.
Telinga berair
/airan telinga dapat ber*ariasi mulai dari serous seropurulent sampai pada !airan
ber&arna krem dan kehitam-hitaman.
Tinitus
"eluhan ini sering menetap dan sangat mengganggu penderita sehingga sering
menyebabkan penderita datang berobat tanpa disertai gejala atau lainya yang
berarti. Tinitus ini mungkin hanya disebabkan oleh sumbatan debris dalam liang
telinga yang menekan gendang telinga. "eluhan ini akan hilang setelah debris ini
diangkat.
3ada pemeriksaan klinis umumnya tidak menunjukan kelainan yang berarti pada
daun telinga, ke!uali sedikit rasa nyeri saat daun telinga ditarik serta ulserasi
ringan dengan pembentukan krusta. . 3ada liang telinga akan tampak ber&arna
merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini ke bagian luar akan dapat meluas
sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam. 3ada liang telinga
dapat terjadi penyempitan dalam berbagai derajat. 3enyempitan disebabkan reaksi
peradangan pada lapisan kulit liang telinga luar karena infeksi jamur. 0idapati
adanya akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang
ber&ana putih dan panjang dari permukaan kulit. 1edangkan pada membrana
tympani dapat dijumpai kongesti dan peradangan pada gendang telinga meskipun
pada kebanyakan kasus tidak ditemukan kelainan Tempat yang terinfeksi menjadi
merah dan ditutupi skuama halus. Bila meluas sampai kedalam, sampai ke
membran timpani, maka akan dapat mengeluarkan !airan serosanguinos.
3ada pemeriksaan telinga yang di!urigai otomikosis, didapati adanya akumulasi
debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa berfilamen yang ber&ana putih dan
panjang dari permukaan kulit, hilangnya pembengkakan signifikan pada dinding
kanalis, dan area melingkar dari jaringan granulasi diantara kanalis eksterna atau
pada membran timpani.
3enatalaksanaan
3engobatan ditujukan untuk menjaga agar liang telinga tetap kering, jangan
lembab, dan disarankan untuk tidak mengorek-ngorek telinga dengan barang-
barang yang kotor seperti korek api, garukan telinga, atau kapas. "otoran-kotoran
telinga harus sering dibersihkan.15
3engobatan yang dapat diberikan seperti 8
2arutan asam asetat 2-5 C dalam alkohol yang diteteskan kedalam liang
telinga biasanya dapat menyembuhkan.;,15
Tetes telinga siap beli seperti +o1ol # asam asetat nonakueus 2 C $,
/resylate # m-kresil asetat $ dan 4ti! 0omeboro # asam asetat 2 C $
bermanfaat bagi banyak kasus.1?
2arutan timol 2 C dalam spiritus dilutes # alkohol @6 C $ atau meneteskan
larutan burro&i 5 C satu atau dua tetes dan selanjutnya dibersihkan
dengan desinfektan biasanya memberi hasil pengobatan yang
memuaskan.A
0apat juga diberikan 7eosporin dan larutan gentian *iolet 1-2 C.A
(khir-akhir ini yang sering dipakai adalah fungisida topikal spesifik,
seperti preparat yang mengandung nystatin , ketokonaole, klotrimaole,
dan anti jamur yang diberikan se!ara sistemik.2,1?
Beberapa penelitian menyebutkan bah&a penggunaan anti jamur tidak se!ara
komplit mengobati proses dari otomikosis ini, oleh karena agen-agen diatas tidak
menunjukkan keefektifan untuk men!egah otomikosis ini relaps kembali. Hal ini
menjadi penting untuk diingat bah&a, selain memberikan anti jamur topikal, juga
harus dipahami fisiologi dari kanalis auditorius eksternus itu sendiri, yakni dengan
tidak melakukan manu*er-manu*er pada daerah tersebut, mengurangi paparan
dengan air agar tidak menambah kelembaban, mendapatkan terapi yang adekuat
ketika menderita otitis media, juga menghindari situasi apapun yang dapat
merubah homeostasis lokal. "esemuanya apabila dijalankan dengan baik, maka
akan memba&a kepada resolusi komplit dari penyakit ini.
"omplikasi
"omplikasi dari otomikosis yang pernah dilaporkan adalah perforasi dari
membran timpani dan otitis media serosa, tetapi hal tersebut sangat jarang terjadi,
dan !enderung sembuh dengan pengobatan. 3atofisiologi dari perforasi membran
timpani mungkin berhubungan dengan nekrosis a*askular dari membran timpani
sebagai akibat dari trombosis pada pembuluh darah. (ngka insiden terjadinya
perforasi membran yang dilaporkan dari berbagai penelitian berkisar antara 12-1?
C dari seluruh kasus otomikosis. Tidak terdapat gejala dini untuk memprediksi
terjadinya perforasi tersebut, keterlibatan membran timpani sepertinya merupakan
konsekuensi inokulasi jamur pada aspek medial dari telinga luar ataupun
merupakan ekstensi langsung infeksi tersebut dari kulit sekitarnya.
Herpes oster otikus
0efinisi
Herpes Goster 4tikus adalah infeksi *irus pada telinga dalam, telinga tengah dan t
elinga luar.
HG4 manifestasinya berupa otalgia berat yang disertai dengan erupsi kulit
biasanya pada /(' #!analis akustikus eksternus$ dan pinna. Bila disertai
dengan paralisis n.+)) maka disebut sebagai %amsay Hunt 1indrome.
%amsay Hunt 1yndrome adalah Herpes oster yang mengenai saraf auditori
us dan fasialis yang disertai paralisis fasial ipsilateral dan biasanya hanya be
rlangsung sebentar, serta
*esikel telinga luar atau membrana tympani yang juga dapat atau tidak dap
at disertai
dengan tinitus, *ertigo, dan gangguan pendengaran. 0isebut juga geniculate
neuralgia atauotalgia, herpes !oster auricularis atau oticus, otic neuralgia, dan
Hunt"s syndrome, disease atau neuralgia.
%amsay Hunt 1yndrome adalah suatu kelainan neurologi yang disebabkan ol
eh suatu *irus
yang disebut Varicella oster, yang dapat menginfeksi beberapa saraf di kepala
sehingga
menyebabkan paralysis fasial dan ruam baik di telinga, lidah, atau langit-
langit mulut. 2okasi yang paling umum dari infeksi oster adalah pada kepa
la dan leher, setelah !oster herpes ophthalmicus terjadi, lalu mempengaruhi
bagian telinga. +irus
Varicella oster menyebabkan dua jenis penyakit, sindrom %amsay Hunt dan pe
nyakit lain
yang menyebabkan paralysis fasial, yaitu #ell's Palsy. +irus ini diyakini meng
infeksi saraf
fasial dekat labirin, yang pada kondisi tertentu mengakibatkan peradangan loka
l berupa iritasi dan bengkak.
9ejala-gejala yang timbul
menggambarkan tingkat keparahan dari inflamasi saraf yang terjadi.
9ejala
3enyakit ini ditandai oleh *esikel-penyakit ini ditandai oleh *asikel-*esikel
herpetik yang multipel, tersusun berkelompok di telinga bagian luar, saluran telin
ga bagian luar, dan adakalanya di membrana tympani. 0i dalam kasus kasus yan
g berat, kerusakan
pendengaran dan keseimbangan, serta paralysis fasial dapat terjadi. 7er*us a
!usti!us yang terinfeksi *irus akan terganggu fungsinya. 1elain keluhan nyer
i telinga, mun!ul kelumpuhan &ajah, penurunan pendengaran, dan *ertigo. 9ejala
dan keluhan ini khas mun!ul beberapa
minggu setelah terserang *irus Herpes oster. 3enurunan pendengaran dan k
elumpuhan
&ajah biasanya menetap sebagai gejala sisa. Bika khas dan lengkap, maka i
ni mun!ul
sebagai %amsay Hunt 1yndrome. Herpes oster $ticus dapat terjadi pada sega
la usia, tetap
sebagian besar terjadi antara umur ;6 dan ?6 tahun.
3enderita se!ara umum sakit dengan suhu febris atau subfebris.
'ritema dan *esikel-*esikel dapat dilihat di telinga bagian luar dan saluran
telinga
bagian luar.
2ymphadenitis regional #terpisah$.
7yeri saraf yang berat dapat ditemukan.
3aralysis fasial bagian perifer ditemukan pada ?6C-:6C kasus.
"etulian retro!o!hlear yang berat timbul pada ;6C kasus.
+ertigo dan kehilangan keseimbangan terjadi pada ;6C kasus dengan
nistagmus
kearah sisi yang sehat.
3atofisiologi
%eaktifasi dari *ari!ella-oster *irus #+G+$ yang terdistribus sepanjang saraf
sensoris
yang menginer*asi telinga, termasuk didalamnya ganglion genikulatum. (pabila
gejala disertai
kurang pendengaran dan *ertigo, maka ini adalah akibat penjalaran infeksi *irus l
angsung pada 7. +))) pada posisi sudut serebelo pontin, atau melalui *asa *asoru
m.
0iagnosis dan pemeriksaan
3emeriksaan dan otos!opy menunjukkan *esikel-*esikel di dalam saluran ata
u di membran
timpani. (udiogram menunjukkan ketulian retro!o!hlear, dan tes *estibular m
enunjukkan
nistagmus spontan dan penekanan pada respon suhu labyrinthine. 'le!trodiagnosi
s dari fungsi
saraf fasial dan test 1!hirmer juga dilakukan. 3emeriksaan tambahan, termas
uk serologi
dan pemeriksaan pada !airan !erebrospinal belakangan ini menunjukkan suat
u peningkatan
yang sedikit pada jumlah sel-sel dan kadar protein, yang disebabkan oleh meningi
tis serosa.
3enyakit ini sering kali meluas sampai labirin dan menyebabkan suatu neurolabyri
nthitis.
0iagnosa se!ara umum ditentukan oleh adanya paralysis fasial dan ruam *esi!ular
yang terjadi.
(dakalanya, suatu pemeriksaan hantaran saraf dilakukan untuk menentukan t
ingkat dari
kerusakan saraf fasial dan untuk mengetahui potensi untuk penyembuhan. 1
emakin berat
kerusakan, maka lebih lama penyembuhan terjadi dan menurunkan kesempatan un
tuk kembali kefungsi yang normal.
3emeriksaan darah dilakukan untuk menentukan benar atau tidaknya telah terjadi i
nfeksi oleh
*irus Varicella oster. 1uatu teknik laboratorium lain yaitu 3/%, dapat men
deteksi
sejumlah *irus 07( yang sangat ke!il. Teknik ini sekarang banyak digunakan.
3enggunaan neuroimaging #gambar-gambar dari otak$, terutama sekali M%) #
Magneti!
%esonan!e )maging$ kadang-kadang dapat menunjukkan tanda peradangan pa
da saraf
fasial dan menentukan penyebar infeksi ke saraf lain atau otak.
3emeriksaan Spinal %ap dapat membantu untuk menentukan daerah-daerah l
ain dari
sistem saraf yang telah terkena infeksi. Tetapi Spinal %ap jarang digunakan,
khususnya
pada kasus-kasus yang diagnosisnya belum pasti.
"omplikasi
3aralisis berat akan mengakibatkan tidak lengkap atau tidak sempunanya ke
sembuhan
dan berpotensi untuk menjadi paralysis fasial yang permanen dan synkinesis. (da
kalanya,
*irus dapat menyebar ke saraf-saraf lain atau bahkan ke otak dan jaringan s
araf dalam
tulang punggung, menyebabkan sakit kepala, sakit punggung, kebingungan, k
elesuan, dan
kelemahan. 1erangan sempoyongan atau *ertigo bisa mun!ul sebagai kompl
ikasi Herpes oster di &ajah.
3enatalaksanaan
3enatalaksanaannya yaitu dengan pengobatan anti*iral, seperti a!y!lo*ir atau fam
!i!lo*ir yang
direkomendasikan selama @-16 hari, beserta obat anti-inflamasi kuat yang disebut
steroid
#seperti prednison$ selama , -5 hari.
(!y!lo*ir merupakan suatu anti*irus yang men!egah sintese 07( dari tipe ) dan
)) H1+ seperti
juga pada *ari!ella-oster *irus. 3enatalaksanaan selanjutnya sebagian besar simpt
omatik
dengan obat analgesik, *itamin B kompleks, dan ele!trotherapy saraf fasial
untuk
men!egah atropi.
4titis eksterna hemoragika
3enyakit ini ditandai dengan pembentukan bula hemoragik pada membran timpani
dan liang telinga bagian dalam. 3enyakit ini berasal dari *irus dan dapat dilihat
dalam epidemi influena. "ondisi ini menyebabkan sakit hebat didalam telinga,
dan keluarnya darah bila bula pe!ah. 3engobatan dengan analgesik adalah
ditujukan untuk menghilangkan dari rasa sakit. (ntibiotik diberikan untuk infeksi
sekunder pada saluran telinga atau telinga tengah, atau jika bula telah pe!ah ke
dalam telinga tengah.
4titis eksterna reaktif #non-infeksi$
4titis eksterna eksema #0ermatitis 'kematosa$
Hal ini adalah akibat dari hipersensitifitas terhadap organisme infeksi atau
terhadap obat tetes telinga topikal seperti !hloromy!etin atau neomisin. Hal ini
ditandai dengan iritasi, pembentukan *esikel, keluarnya !airan dan pengerasan
kulit dalam liang telinga. 3engobatan adalah dengan menghentikan penggunaan
antibiotik topikal yang menyebabkan sensiti*itas, dan menggunakan krim steroid.
4titis eksterna seboroik #
3enyakit ini berhubungan dengan seboroik dermatitis pada kulit kepala. "eluhan
utama adalah gatal. Terlihat sisik ber&arna kuning berminyak didalam liang
telinga luar, lobule, serta di sulkus postaurikular. pengobatan terdiri dari
pembersihan telinga, menggunakan krim yang mengandung asam salisilat dan
sulfur, serta pengobatan pada seboroik kulit kepala.
7eurodermatitis
Hal ini disebabkan oleh garukan bersifat kompulsif akibat dari faktor psikologis.
"eluhan utama pasien adalah gatal. 4titis eksterna dari jenis bakteri
dapat menyebabkan infeksi pada ka&asan luka garukan. 3engobatan ditujukan
pada psikoterapi simpatik dan infeksi sekunder. 'ar pa!k dan perban telinga
sangat membantu untuk men!egah kompulsif menggaruk.
)nfeksi dan radang kronik
)nfeksi bakteri pada liang telina dapat menjadi kronik karena tidak diobati,
pengobatan yang kurang memadai, trauma berulang, adanya benda asing seperti
!etakan alat bantu dengar, atau otitis media yang terus menerus mengeluarkan
se!ret. 0alam penatalaksanaan perlu dilakukan identifikasi organism penyebab
dan faktor-faktor yang mendukung sifat kroniknya.
"asus-kasus yang berlangsung lama lambat laun dapat menyebabkan stenosis
liang telinga akibat penebalan fibroti! dinding kanalis. 1uatu tindakan bedah
berupa reseksi jaringan yang menebal dan pen!angkokan telah berhasil mengatasi
kondisi yang sebelumnya ire*ersibel ini.
)nfeksi jamur kronik yang paling sering dijumpai oleh THT adalah infeksi pada
rongga mastoid yang memerlukan pembersihan. 1etelah pengangkatan debris
infeksi, rongga mastoid perlu diterapi dengan obat tetes antijamur atau dibedaki
dengan kombinasi neomisin dan asam borat.
3rinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe otitis
eksterna antara lain8
1. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan berhati-
hati
2. 3enilaian terhadap se!ret,edema dinding kanalis, dan membrane timpani
bilamana mungkin
,. 3emilihan pengobatan topi!al
3enatalaksanaan otitis eksterna bertujuan 8
1. Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari liang telinga.
Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas kering.
2. Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang mengandung
antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi bakterial akut
dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu.
,. Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan obat golongan
kortikosteroid misalnya metil prednisolon.
;. Menghilangkan rasa tidak enak.
5. Memulihkan pendengaran.
?. Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang. Terapi antifungal
untuk menghindari infeksi jamur.
@. Terapi antialergi dan antiparasit.
3enatalaksanaan otitis eksterna kronik yaitu operasi rekonstruksi liang telinga.

3enggunaan 4tolin tetes telinga pada otitis eksterna
0efinisi tetes telinga
9uttae (uri!ulares, tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk
telinga dengan !ara meneteskan obat ke dalam telinga. "e!uali dinyatakan
lain, tetes telinga dibuat menggunakan !airan pemba&a bukan air #=) )))$.
Tetes telinga adalah bentuk larutan, suspensi atau salep yang digunakan pada
telinga dengan !ara diteteskan atau dimasukkan dalam jumlah ke!il ke dalam
saluran telinga untuk melepaskan kotoran telinga #lilin telinga$ atau untuk
mengobati infeksi, peradangan atau rasa sakit #(nsel$
Tetes telinga adalah bahan obat yang dimasukkan ke dalam saluran telinga,
yang dimaksudkan untuk efek lokal, dimana bahan H bahan obat tersebut
dapat berupa anestetik lokal, peroksida, bahan H bahan antibakteri dan
fungisida, yang berbentuk larutan, digunakan untuk membersihkan,
menghangatkan, atau mengeringkan telinga bagian luar.
Tetes telinga adalah bentuk dari obat yang digunakan untuk mengobati dan
men!egah infeksi telinga, khususnya infeksi pada telinga bagian luar dan
saluran telinga #otitis eksterna$.
3reparat untuk melepaskan kotoran telinga
"otoran telinga adalah !ampuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
dari saluran telinga bagian luar. Tumpukan kotoran telinga yang berlebihan dalam
telinga dapat menimbulkan gatal, rasa sakit, gangguan pendengaran dan
merupakan penghalang bagi pemeriksaan se!ara otologik. Telah bertahun-tahun
minyak mineral en!er, minyak nabati, dan hydrogen peroksida digunakan untuk
melunakkan kotoran telinga yang terjepit agar dapat dikeluarkan. Baru-baru ini,
larutan surfaktan sintetik dikembangkan untuk akti*itas !erumenolitik dalam
melepaskan lilin telinga. 1alah satu bahan ini, kondensat dari trietanolamin
polipeptida oleat, dalam perdagangan diformulasikan dalam propilen glikol, yang
digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu
pengeluarannya. Tata !ara dalam membuang lilin atau kotoran telinga biasanya
dimulai dengan menempatkan larutan otik pada saluran telinga dengan posisi
kepala pasien miring ;5
o
, lalu memasukkan gumpalan kapas untuk menahan obat
dalam telinga selama 15 H ,6 menit, disusul dengan menyemprot saluran telinga
dengan air hangat perlahan-lahan memakai penyemprot telinga dari karet yang
lunak.
3reparat telinga untuk antiinfeksi, antiradang, dan analgetik
4bat-obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk mela&an
infeksi adalah at H at seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin
B sulfat dan nistatin. 3ada umumnya at H at ini diformulasikan ke dalam bentuk
tetes telinga #larutan atau suspensi$ dalam gliserin anhidrida atau propilen glikol.
3emba&a yang kental ini memungkinkan kontak antara obat dengan jaringan
telinga yang lebih lama. 1elain itu karena sifat higroskopisnya, memungkinkan
menarik kelembaban dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan
membuang lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang
ada. >ntuk membantu mengurangi rasa sakit yang sering menyertai infeksi
telinga, beberapa preparat otik antiinfeksi juga mengandung bahan analgetika
seperti antipirin dan anestetika lo!al seperti lidokain dan benokain. pH optimum
untuk larutan berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH
asam. =abri!ant dan 3erlstein menemukan range pH antara 5 H @,A. keefektifan
obat telinga sering bergantung pada pH-nya. 2arutan alkali biasanya tidak
diinginkan karena tidak fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk
penggandaan infeksi. "etika pH telinga berubah dari asam menjadi alkali, bakteri
dan fungi akan tumbuh lebih !epat. 1ering perbedaan dalam keefektifan antara
dua obat yang sama itu adalah karena kenyataan bah&a yang satu asam sedangkan
yang lainnya basa #1!o*illeEs 8 25@$ 2arutan untuk telinga biasanya memakai
&adah botol drop dan harus jernih atau dalam bentuk suspensi yang seragam
#1!o*illeEs 8 25@$
4tolin
KOMPOSISI / KANDUNGAN
Tiap ml Otolin mengandung :
Kloramfenikol 5%,
Polimiksin B. Sulfat 10.000 I,
Ben!o"aine 1%, dan
#ipagin 1%.
)ndikasi
)ndikasi 4tolin adalah pengobatan otitis eksterna akut dan kronik yang
disebabkan oleh bakteri yang peka terhada kloramfenikol dan polimiksin.
"loramfenikol
"loramfenikol diisolasi pertama kali dari 1treptomy!es *eneuelae.
Mekanisme kerja
"loramfenikol bekerja dengan mengikat sub unit 561 ribosom bakteri dan
menghambat sintesis protein kuman. Iang dihambat ialah enim peptidil
trasferase yang merupakan katalisator untuk pembentukan ikatan-ikatan peptida
pada proses sintesis protein kuman.
1pektrum antibakteri
1pektrum antibakterinya meliputi 0.pneumoniae, 1treptomy!es pyogenes,
1treptomy!es*iridans, 7eiserria, Haemophilus, Ba!illus sp, 2isteria, Bartonella,
Bru!ella, 3.multo!ida, /.diphtheriae, /hlamydia, My!oplasma, %i!kettsia,
Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob.
Beberapa strain 0.pneumoniae, H.influenae dan 7.meningitidis bersifat resisten-
1.aureus umumnya sensitif, sedang 'nteroba!teri!eae banyak yang telah resisten.
4bat ini juga efektif terhadap kebanyakan strain '.!oli, ".pneumoniae dan
3r.mirabilis . "ebanyakan strain 1erratia, 3ro*iden!ia, dan 3roteus rettgerii
resisten, juga kebanyakan strain 3seudomonas aeruginosa dan strain tertentu
1almonella typhi.

Anda mungkin juga menyukai