Anda di halaman 1dari 3

Laporan Koasistensi

Penyakit Interna Hewan Besar



INDIGESTI SIMPLEK

Pembimbing :
Drh. Analis Wisnu Wardhana, M.Biomed


Diajeng Galuh Riesanti, S.KH
130130100111025









BAGIAN INTERNA HEWAN BESAR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
A. Signalement
Jenis ternak : Sapi
Bangsa : FH
Jenis Kelamin : Betina
Umur : 1,5 tahun
Berat badan : 400 kg

B. Gejala Klinis
1. Konstipasi (fesesnya padat bolus)
2. Anorexia
3. Temperatur tinggi
4. Tidak ada proses memamah biak
5. Kaki kiri belakang pincang

C. Anamnesa :
1. Sejak kapan tidak mau makan ?
Kemarin pagi
2. Diberi pakan apa ? Minumnya bagaimana ?
Hijauan (rumput) dan konsentrat, mau sedikit

D. Diagnosa
Indigesti simplek

E. Diagnosa banding
Intoksikasi

F. Terapi :
- Analgesik Antipiretik (Lidocaine HCl) dosis ________________
- Vitamin B complex dosis _________________
- Anti histamine (duradryl) dosis ______________

G. Advice :
- Sapi disediakan air ad libitum
- Konsentrat ditambahkan air lebih banyak

H. Etiologi :
1. Perubahan pakan mendadak
2. Pakan mengandung serat kasar tinggi, tidak diimbangi air yang cukup
3. Hewan kekenyangan / mengkonsumsi pakan yang terlalu tinggi protein

I. Pembahasan
Indigesti simplek adalah sindrom gangguan pencernaan yang berasal dari rumen atau
retikulum ditandai dengan penurunan atau hilangnya gerak rumen, lemahnya tonus kedua
lambung, maupun adanya timbunan ingesta di dalamnya disertai dengan konstipasi.Proses
indigesti ini terjadi cepat dan berlangsung beberapa jam sampai kurang lebih dua hari jika cepat
ditangani.
Pada kasus ini, hewan terlihat tidak mau makan (anorexia), tidak ada proses memamah biak
serta feses yang berwarna gelap dan keras, hal ini terjadi karena adanya timbunan dalam rumen
atau re

Kebanyakan indigesti timbul akibat perubahan pakan dengan serat yang terlalu tinggi namun
tidak diikuti dengan pemberian minum yang cukup. Pemberian pakan dengan serat tinggi akan
menimbulkan kontraksi otot rumen bekerja keras hingga menimbulkan kelelahan otot rumen.
Kelelahan ini mengakibatkan hipotonia (penurunan gerak rumen) hingga atonia (hilangnya gerak
rumen). Berkurang hingga hilangnya gerak rumen mengakibatkan makanan yang masuk dalam
rumen tidak tercerna secara maksimal dan tertimbun menyebabkan penyumbatan saluran
pencernaan. Timbunan ingesta ini apabila keluar dalam bentuk feses akan terlihat agak gelap dan
keras.

Anda mungkin juga menyukai