Penentuan sampel merupakan langkah penting dalam penelitian kuantitatif, konsep dasar dari penentuan sampel adalah bahwa agregasi dari orang, rumah tangga atau organisasi yang sangat besar dapat dikaji secara efektif dan efisien serta akurat melalui pengkajian yang terinci dan hati-hati pada sebagian agregasi yang terpilih. Agregasi (Keseluruhan) disebut populasi atau universe yang terdiri dari unit total informasi yang ingin diketahui. Dari populasi yang ingin dikaji kemudian ditentukan sampelnya, melalui prosedur sampling yang sesuai dengan karakteristik populasinya. Penelitian bidang sosial dan Pendidikan banyak dilakukan dengan menggunakan sampel (Sampling Methods), hal ini tidak hanya karena alasan biaya dan waktu, tapi juga untuk menghindari kekeliruan akibat pengumpulan, pemrosesan dan penganalisaan data dari agregasi yang sangat besar. Dengan penarikan sampel maka estimasi dapat dilakukan serta hipotesis dapat diuji yang hasilnya dapat berlaku terhadap populasi darimana sampel itu diambil. Pengkajian terhadap sampel pada dasarnya dimaksudkan untuk menemukan generalisasi atas populasi atau karakteristik populasi (Parameter), sehingga dapat dilakukan penyimpulan (inferensi) tentang unierse, oleh karena itu penarikan sampel jangan sampai bias dan harus menggambarkan seluruh unsur dalam populasi secara proporsional, hal ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang sama pada seluruh elmen dalam populasi. !dapun langkah-langkah dalam penentuan sampel adalah " a. #endefinisikan populasi yang akan dijadikan obyek penelitian b. #enentukan prosedur sampling c. #enentukan besarnya sampel stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 38 pendefinisian populasi merupakan langkah pertama yang sangat penting, dari sini dapat tergambar bagaimana keadaan populasi, sub-sub unit populasi, karakteristik umum populasi serta keluasan dari populasi tersebut. Dalam hubungan ini perlu dibedakan antara populasi target (Target/actual population) dan populasi terjangkau (Accessible population), populasi target adalah populasi yang ingin digeneralisasi oleh peneliti, sedangkan populasi terjangkau adalah populasi yang dapat digeneralisasi oleh peneliti, target populasi merupakan pilihan ideal dan populasi terjangkau merupakan pilihan yang realistis. $esudah diperoleh gambaran tersebut kemudian ditentukan prosedur apa yang akan diambil dalam penentuan sampel, sesudah langkah ini baru kemudian ditentukan besarnya sampel yang akan dijadikan obyek penelitian. $ebagai %ontoh akan dikemukakan berikut ini" Masalah penelitian yang akan dikaji : !kibat pemanfaatan media elektronik terhadap prestasi belajar $iswa $ekolah Dasar di Kabupaten Kuningan. Populasi Target : $eluruh $iswa $ekolah Dasar di Kabupaten Kuningan Populasi Terjangkau : $eluruh $iswa $ekolah Dasar di Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Kerangka Sampel " Daftar &ama siswa yang tercatat pada Dinas Pendidikan Kecamatan Kuningan Sampel : 'ima belas persen $iswa $ekolah Dasar di Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Masalah penelitian yang akan dikaji : (ubungan antara #otiasi )erprestasi dengan Kinerja *uru di Kabupaten Kuningan. Populasi Target : $eluruh *uru di Kabupaten Kuningan Populasi Terjangkau : $eluruh *uru $#+ di Kabupaten Kuningan Kerangka Sampel " Daftar *uru $#+ yang tercatat pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan Sampel : Dua puluh persen *uru $#+ di Kabupaten Kuningan Penentuan prosedur sampling (Sampling Method) yang akan dipergunakan pada dasarnya sebagian besar tergantung pada ada tidaknya kerangka sampel (Sampling Frame daftar unit!unit analisis dari populasi yang akan diambil sampelnya") yang lengkap dan akurat, jika tidak demikian stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 39 maka diperlukan pembaruan daftar tersebut agar sampel dapat benar-benar menjadi representasi dari populasi (al yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah bahwa semakin sempit (sedikit) peneliti mendefinisikan (membatasi) populasi semakin efisien dalam waktu dan dana, namun semakin terbatas kemampuan melakukan generalisasi, untuk itu peneliti harus mencari jalan yang efisien dalam waktu dan dana serta kemampuan generalisasi yang lebih luas, dan untuk menghindari kekeliruan pembaca, maka peneliti perlu menggambarkan populasi dan sampel secara rinci, sehingga orang yang membaca hasil penelitian dapat menentukan daya terap (Aplicability) penemuan hasil penelitian terhadap situasi yang berbeda. $ebagaimana diketahui bahwa terdapat banyak metode pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan caranya sendiri-sendiri, namun dalam prakteknya cara pengambilan sampel campuran (Multistage sampling) banyak juga dipergunakan dalam penelitian, karena masing-masing cara terkadang diperlukan dalam tahap-tahap tertentu. +ntuk tujuan-tujuan penyimpulan (inference) persyaratan yang paling penting adalah perlunya sampel diambil secara random (Probability samples), dimana setiap elemen populasi punya kesempatan yang sama (Fair #hance) untuk terpilih menjadi sampel ($on%ero probability of selection), sifat random bermakna penggunaan metode probabilitas yang tidak bias dalam memilih sampel. 3.1.1Simple Random Sampling Pengambilan sampel acak sederhana adalah cara pengambilan sampel dimana setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah terdapat daptar lengkap unsur-unsur populasi. Prosedur yang cukup akurat untuk pengambilan sampel secara acak adalah dengan menggunakan tabel angka acak (Table of random numbers), disamping itu dapat pula dilakukan dengan cara mengundi. stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 40 Pengambilan sampel acak yang dilakukan sesuai prosedur sama sekali bukan jaminan bahwa suatu sampel akan menjadi representasi sempurna dari populasi, karena bisa saja terjadi pengambilan sampel secara random dalam kenyataannya menghasilkan suatu sampel yang unik, akan tetapi perlunya pengambilan sampel secara acak harus dipahami dalam konteks proses kemungkinan, apabila sampel acak diambil dari suatu populasi secara berulang-ulang, maka secara umum seluruh sampel tersebut akan mampu memberikan estimasi yang lebih akurat terhadap populasi, demikian juga ariabilitas atau kekeliruan dapat diestimasi dan uji signifikansi statistik juga menunjukan probabilitas hasil dengan mempertimbangkan kekeliruan pengambilan sampel (Sampling &rror). 3.2. Pengambilan Sampel sea!a Sis"ima"is Systematic Sampling merupakan !lternatif lain pengambilan sampel yang sangat bermanfaat untuk pengambilan sampel dari populasi yang sangat besar. Pengambilan sampel secara sistematis adalah suatu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak, sedang unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu. $ebagai contoh Kepala Dinas Pendidikan ingin mengetahui bagaimana #otiasi Kerja Kepala $ekolah di Kabupaten Kuningan yang berjumlah ,--- orang dan akan mengambil sempel ,-- orang Kepala sekolah, kemudian &ama-nama Kepala $ekolah disusun secara alpabetis, lalu dipilih sampel per sepuluh Kepala $ekolah, untuk itu disusun nomor dari , sampai ,-, lalu diundi untuk memilih satu angka, jika angka lima yang keluar, maka sampelnya adalah nomor ., ,., /., 0., dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang dikehendaki. Dalam pengambilan sampel secara sistematis dikenal dua istilah yaitu interal pengambilan sampel (Sampling intervals), yaitu perbandingan antara populasi dengan sampel yang diinginkan, dan proporsi pengambilan sampel (sampling Fraction/Sampling 'atio) yaitu perbandingan antara ukuran sampel stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 41 dengan populasi. Dari contoh di atas $ampling interalnya adalah ,--- " ,-- 1 ,-, dan sampling rationya adalah ,-- " ,--- 1 -,,. %ontoh tersebut juga dapat disebut sebagai Systematic Sampling (ith random start) dimana awal penentuan sampel dilakukan secara acak, baru sesudah itu dilakukan langkah-langkah sistematis sesuai dengan prosedurnya. %ara pengambilan sampel seperti ini menurut *ack '+ Fraenkel dan $orman & ,allen bisa dikategorikan sebagai random sampling jika daftar populasi disusun secara random dan sampel diambil dari daftar tersebut. 3.3. Pengambilan Sampel be!s"!a"a (S"!a"i#ied Sampling) Pengambilan sampel berstrata merupakan teknik pengambilan sampel dimana populasi dikelompokan dalam strata tertentu, kemudian diambil sampel secara random dengan proporsi yang seimbang sesuai dengan posisinya dalam populasi. $ebagai contoh " seorang Kepala $ekolah ingin mengetahui tanggapan $iswa tentang pelaksanaan program Keterampilan. 2umlah $iswa sebanyak /--- orang dengan komposisi kelas 0 sebanyak 3-- siswa, kelas / sebanyak 4-- siswa dan kelas , sebanyak ,--- siswa, besarnya sampel yang akan diambil adalah /-- orang, jika stratanya berdasarkan Kelas maka langkah yang harus dilakukan adalah " .a 5etapkan proporsi strata dari populasi hasilnya kelas 0 sebesar 0-6, Kelas / sebesar /-6 dan kelas , sebesar .-6. .b (itung besarnya sampel untuk masing-masing strata, hasilnya kelas 0 sebanyak 3- siswa, kelas / sebanyak 4- siswa dan kelas , sebanyak ,-- siswa . Kemudian pilih anggota sampel untuk masing-masing strata secara acak (random sample). %ara lain penentuan sampel berstrata adalah menentukan dulu proporsi sampel atas populasi, dalam kasus di atas proporsinya adalah ,- 6 kemudian proporsi ini dikalikan jumlah siswa pada tiap strata dan hasilnya akan sama dengan cara diatas. $esudah langkah tersebut dilakukan baru stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 42 instrumen penelitian disebarkan kepada anggota sampel yang sudah terpilih. !pabila jumlah sampel disamakan untuk tiap strata, cara itu disebut penarikan sampel strata tidak proporsional (-isproportional Stratified Sampling), sedangkan jika disesuaikan dengan proporsi strata dalam populasi disebut pengambilan sampel strata proporsional (Proportional Stratified Sampling) 3.$. Pengambilan sampel %elompo& ('l(s"e! Sampling) %luster $ampling adalah teknik pengambilan sampel dimana pemilihannya mengacu pada kelompok bukan pada indiidu. %ara seperti ini baik sekali untuk dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan7menemukan kerangka sampel, meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampelnya sudah ada. $ebagai contoh " Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan ingin mengetahui bagaimana $ikap *uru $'5P terhadap Kebijakan #anajemen )erbasis $ekolah (#)$), besarnya sampel adalah 0-- orang, kemudian ditentukan %lusternya, misalnya sekolah, 2umlah $'5P sebanyak 33 $ekolah dengan rata-rata jumlah *uru .- orang, maka jumlah cluster yang diambil adalah 0-- " .- 1 3, kemudian dipilih secara acak enam $ekolah dan dari enam sekolah ini dipilih secara acak .- orang *uru sebagai anggota sampel. Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas (8init), sementara itu untuk Populasi yang jumlah dan identitas anggota populasinya tidak diketahui (9nfinit) pengambilan sampel biasanya dilakukan secara tidak acak ($on random Sampling). !dapun yang termasuk pada cara ini adalah " ,. .uota Sampling " yaitu penarikan sampel yang hanya menekankan pada jumlah sampel yang harus dipenuhi. /. Purposive Sampling " pengambilan sampel hanya pada indiidu yang didasarkan pada pertimbangan dan karakteristik tertentu. stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 43 0. Accidental Sampling " pengambilan sampel dengan jalan mengambil indiidu siapa saja yang dapat dijangkau atau ditemui. 3.). Menen"(&an Besa!n*a Sampel (Sample Size) )esarnya sampel sebaiknya sebanyak mungkin: semakin besar sampel yang diambil umumnya akan semakin representatif dari populasinya dan hasil penelitian lebih dapat digeneralisasikan. #asalah besarnya sampel merupakan hal yang sulit untuk dijawab sebab terkadang dipengaruhi oleh dana yang tersedia untuk melakukan penelitian. &amun demikian hal yang penting untuk diperhatikan adalah terdapatnya alasan yang logis untuk pemilihan teknik sampling serta besarnya sampel dilihat dari sudut metodologi Penelitian. Dilihat dari substansi tujuan penarikan sampel yakni untuk memperoleh representasi populasi yang tepat, maka besarnya sampel yang akan diambil perlu mempertimbangkan karakteristik populasi serta kemampuan estimasi. Pertimbangan karakteristik populasi akan menentukan teknik pengambilan sampel, ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan bias, sementara kemampuan estimasi berkaitan dengan presisi dalam mengestimasi populasi dari sampel serta bagaimana sampel dapat digeneralisasikan atas populasinya, upaya untuk mencapai presisi yang lebih baik memerlukan penambahan sampel, seberapa besar sampel serta penambahannya akan tergantung pada variasi dalam kelompok) tingkat kesalahan yang ditoleransi serta tingkat kepercayaan+ #enurut Pamela /+ Alreck dan 'obert 0+ Seetle dalam bukunya The Survey 'esearch 1andbook untuk Populasi yang besar, sampel minimum kira-kira ,-- responden dan sampel maksimumnya adalah ,--- responden atau ,-6 dengan kisaran angka minimum dan maksimum, secara lebih rinci *ack &+ Fraenkel dan $orman &+ ,allen menyatakan (meskipun bukan ketentuan mutlak) bahwa minimum sampel adalah ,-- untuk studi deskriptif, .- untuk studi korelasional, 0- per kelompok untuk studi kausal komparatif+ stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 44 /+' 2ay dalam bukunya &ducational 'esearch menyatakan bahwa untuk riset deskriptif besarnya sampel ,-6 dari populasi, riset korelasi 0- subjek, riset kausal komparatif 0- subjek per kelompok, dan riset eksperimental .- subjek per kelompok. $ementara itu Krejcie dan Morgan menyusun ukuran besarnya sampel dalam bentuk tabel sebagai berikut " Tabel 3+4 0esarnya Sampel menurut besarnya Populasi Pop(lasi Sampel Pop(lasi Sampel Pop(lasi Sampel . . //- ,4- ,/-- /;, ,- ,- /0- ,44 ,0-- /;< ,. ,4 /4- ,4= ,4-- 0-/ /- ,; /.- ,./ ,.-- 0-3 /. /4 /3- ,.. ,3-- 0,- 0- /= /<- ,.; ,<-- 0,0 0. 0/ /=- ,3/ ,=-- 0,< 4- 03 /;- ,3. ,;-- 0/- 4. 4- 0-- ,3; /--- 0// .- 44 0/- ,<. //-- 0/< .. 4= 04- ,=, /4-- 00, 3- ./ 03- ,=3 /3-- 00. 3. .3 0=- ,;, /=-- 00= <- .; 4-- ,;/ 0--- 04, <. 30 4/- ,;3 0.-- 043 =- 33 44- /-, 4--- 0., =. <- 43- /-. 4.-- 0.4 ;- <0 4=- /,- .--- 0.< ;. <3 4=4 /,4 3--- 03, ,-- =- .-- /,< <--- 034 ,,- =3 ..- //3 =--- 03< ,/- ;/ 3-- /04 ;--- 03= ,0- ;< 3.- /4/ ,---- 0<- ,4- ,-0 <-- /4= ,.--- 0<. ,.- ,-= <.- /.4 /---- 0<< ,3- ,,0 =-- /3- 0---- 0<; ,<- ,,= =.- /3. 4---- 0=- ,=- ,/0 ;-- /3; .---- 0=, ,;- ,/< ;.- /<4 <.--- 0=/ /-- ,0/ ,--- /<= ,----- 0=/ /,- ,03 ,,-- /=. ,------ 0=4 Dikutif dari Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, ($umanto ,;;.) stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 45 3.+. %esala,an Pengambilan Sampel (Sampling Error) $ecara umum peneliti harus dapat memperoleh besarnya sampel minimum yang diperlukan agar dapat merepresentasikan populasi secara akurat, namun disadari bahwa sampel bukanlah populasi sehingga kemungkinan melakukan kesalahan dapat saja terjadi. >leh karena itu peneliti harus memandang hasil dari sampel bukanlah hasil yang pasti, tapi sebatas estimasi. Kesalahan pengambilan sampel terjadi apabila sampel yang diproleh tidak7kurang akurat dalam merepresentasikan populasi, masalahnya berapa besar kesalahan sampling yang ditoleransi agar generalisasi dari suatu penelitian sampel dapat diandalkan $ebagaimana telah diketahui bahwa besarnya sampel yang diperlukan agar dapat merepresentasikan populasi tidak hanya tergantung pada ukuran besarnya populasi tapi juga pada heterogenitas ariansi ariabel dalam populasi. $emakin besar populasi, semakin besar sampel yang diperlukan, demikian juga semakin heterogen ariabel dalam populasi semakin besar sampel yang diperlukan dalam penelitian. 5eori pengambilan sampel (Sampling Theory) menyatakan bahwa jika banyak sampel (dengan jumlah tertentu) diambil dari suatu populasi, maka sebagian besar Mean sampel akan berada dekat dengan Mean populasi , dan hanya sedikit saja yang berada jauh dari mean populasi , hal ini berarti bahwa jika sampel diambil secara tepat, maka penyimpulan atas sampel akan mendekati (akibat sampling error) penyimpulan atas populasi. Dari suatu populasi dapat digambarkan suatu distribusi sampel #ean (Sampling distribution), dan menurut 5eorema batas pusat (#entral limit Theorem) mean-mean dari sampel akan berdistribusi normal diseputar mean populasi serta mean dari mean semua sampel akan sama dengan nilai mean populasi. &amun demikian kemungkinan melakukan kekeliruan tetap saja ada, dan untuk menghitung7mengetahui kekeliruan tersebut pertama-tama perlu dilihat dulu bagaimana ariasi dalam suatu populasi, akan tetapi karena ariasi populasi secara empirik tidak diketahui, maka yang dapat digunakan stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 46 adalah nilai ariasi sampel, adapun ukuran-ukuran untuk mengetahui ariasi suatu data penelitian yang biasa dipergunakan adalah #ean Deiasi (? @ X ), Aarians (? @ X ) / 7&), dan $tandar Deiasi yaitu akar pangkat dua dari Aariance ( (? @ X ) / 7 & ). $ebelum mengetahui nilai kesalahan pengambilan sampel terlebih dahulu perlu diketahui Standard &rror) dan ukuran ariasi Standard -eviasi merupakan ukuran yang baik untuk mengetahui rata-rata penyimpangan, adapun rumus perhitungan Standard &rror adalah Standar -eviasi dibagi akar pangkat dua jumlah sampel ( $D " & (jumlah sampel) ),standar deviasi 5S-" yang digunakan dalam rumus tersebut mestinya S- populasi, tapi karena yang diteliti adalah sampel, maka S- sampel yang dipergunakan dengan asumsi S- sampel sama dengan S- populasi. $tandar Brror merupakan estimasi terbaik bagi Sampling &rror: semakin kecil $tandar deiasi,dan semakin besar jumlah sampel maka semakin kecil Standard &rror, yang berarti semakin kecil Sampling error) karena Kesalahan penarikan sampel merupakan perkalian antara Standard error dengan nilai % pada tingkat kepercayaan tertentu ( ;.6 1 ,,;3: ;;6 1 /,.=). stkip Kuningan / Lembaga Penelitian / Uhar / Penelitian Kuantitatif / 2002 47 UNTUK DIDISKUSIKAN ,. )erikan penjelasan alasan-alasan kenapa dalam suatu penelitian diperlukan pengambilan sampel yang representatif C /. dilihat dari segi keterwakilan $imple random sample merupakan cara yang baik, jelaskan kenapa C 0. berikan penjelasan pertimbangan-pertimbangan apa yang harus diperhatikan dalam penentuan besarnya sampel C 4. jelaskan apa yang dimaksud dengan $ampling error, serta cara untuk mengetahuinya C .. berikan contoh-contoh penarikan sampel secara berstrata, cluster, Duota, Purposie, dan insidental C