Anda di halaman 1dari 2

PROSES ASUPAN

Oleh Fatmawati/kelas A

Proses asupan merupakan mekanisme kognitif yang sekaligus memediasi
antara berintaksi, input data, dan faktor asupan. Ketiga hal tersbut merupakan
kegiatan mental yang khusus memecahkan masalah di dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Sebagai prosedur dan operasi yang bersifat internal untuk
peserta didik proses merupakan hal yang paling penting dan sulit dipahami dalam
mata rantai input-inteke-output. Adapun proses asupan yang membentuk
pembangunan L2 dikelompokkan dalam tiga kategori yang saling tumpang tindih
yakni inferencing, structuring, dan restructuring.
Inferencing atau inferensi merupakan suatu proses penyimpulan yang lebih
banyak diperoleh berdasarkan kesimpulan yang terdahulu daripada pengamatan
sendiri. Dengan kata lain inferensi merupakan suatu proses menarik satu
kesimpulan atas dasar kesimpulan lainnya(Chaplin, 2011: 247). Kesimpulan dapat
dibuat dengan menggunakan semua yang ada dan waktu yang tidak meyakinkan,
linguistik dan nonlinguistik, baik bukti berdasarkan implisit dan eksplisit. Dapat
pula kesimpulan dengan menggunakan induktif serta penalaran deduktif.
Selain itu, peserta didik dapat mengambil manfaat dari proses generalisasi
untuk membuat kesimpulan tentang bahasa target (TL). Beberapa strategi
komunikasi yang dapat digunakan antara lain interlinguage (bahasa antara).
Bahasa antara (interlinguage) merupakan bahasa/ujaran yang digunakan
seseorang yang sedang belajar bahasa kedua pada saat tertentu, sewaktu peserta
didik belum dapat menguasai dengan baik dan sempurna bahasa kedua. (Chaer,
2009:250). Dengan menggunakan bahasa antara sebagai isyarat, peserta didik
dapat mentransfer fonologis tertentu, morfologi, sintaksis, atau bahkan fitur
pragmatik bahasa pertama.
Structuring (penataan) untuk merujuk pada proses kompleks yang
mengatur pembentukan representasi mental dari TL, dan evolusi mereka dalam
program pembangunan IL. Rivers (1991) berpendapat bahwa gagasan mental
representasi adalah inti dari proses internalisasi bahasa. Hal ini mengacu pada
bagaimana sistem L2 dibingkai dalam pikiran peserta didik yakni menggabungkan
unsur analisis dan kontol. Dengan kata lain proses asupan srtukturing (penataa)
membantu peserta didik membangun struktur dan mengatur representasi sistem
simbolik TL secara bertahap dan membuat pengetahuan eksplisit dan implisit
yang membentuk kinerja IL.
Gagasan restrukturisasi sebagai proses asupan berasal dari psikologi
kognitif karya Cheng , yang diterapkan dengan beberapa modifikasi
pembangunan L2 oleh McLaughlin. Restrukturisasi dapat ditelusuri dengan
pendekatan strukturalis. Restrukturisasi sebagai gagasan proses asupan bukan
merupakan tambahan perubahan struktur atau modifikasi srtuktur yang sudah ada,
tapi perubahan stuktur dan interpretasi yang baru sama sekali . Hal ini menandai
pergeseran strategi yang mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan
mereorganisasi komponen yang mengakibatkan pengolahan asupan lebih efektif.
.

RUJUKAN


Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kumaravadivelu, B. 2006. Understanding Language Teaching. London:
Lawrence Eelbaum Associates, Publishers.
Mar at, Samsunuwiyati. 2011. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Refika Aditama
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Psikolinguistik. Bandung: Penerbit Angkasa.
Tim Redaksi. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai