01.207.5518 Humor Aquos Humor Aquos terdapat di Camera Oculi Anterior ( COA ) Pemeriksaan COA : Kedalamannya Diperiksa dengan focal ilumination Kejernihannya Diperiksa tyndall effect Dibentuk di korpus siliaris Sekresi dari prosesus siliaris Dipengaruhi oleh tekanan darah
Dikumpulkan di COP celah antara lensa dan iris (pupil) ke COA trabekulum kanalis Schlemm vena siliaris anterior Out flow tergantung pada : Lebar sudut COA Kerapatan jaringan trabekulum Fungsi Untuk mengatur tekanan bola mata Tekanan normal 10 20 mmHg Sebagai media refrakta Bila keruh penglihatan kabur (pd Iridosiklitis) Untuk nutrisi lensa dan kornea Nutrisi dengan cara difusi dan osmosis
Glaukoma Sindroma dengan TIO sebagai faktor risiko utama Ditandai dengan : TIO tinggi Pencekungan papil N II Penyempitan lapang pandangan yang spesifik Disebabkan gangguan dinamika humor aquos : Pembentukan humor aquos berlebihan Hambatan pengaliran humor aquos Blok pupil Sudut COA sempit Hambatan pembuangan ( out flow ) humor aquos Produksi berlebihan Terjadi pada iridosiklitis, tetapi biasanya kenaikan tidak nyata, karena diimbangi dengan outflow yang meningkat (selama tak ada hambatan) Hambatan pengaliran humor Blok pupil Predisposisi Lensa lebih tebal Presipitasi Synekhia posterior (occlutio pupil / seclutio pupil) Sudut COA sempit Predisposisi Sumbu mata pendek Lensa menebal Presipitasi Pupil middilatasi tonus iris tinggi, iris melipat menjadi lebih tebal iris menempel ke kornea perifer sudut menjadi tertutup Hambatan pada pembuangan cairan humor Gangguan pada trabecular meshwork Hambatan pada kanalis Schlemm Bendungan sistem vena
Pembagian Glaukoma Glaukoma primer Sudut tertutup Sudut terbuka Glaukoma sekunder Akibat obat obat tertentu, trauma atau komplikasi penyakit di bola mata / sistemik Glaukoma kongenital Glaukoma yang timbul sejak lahir / anak-anak Glaukoma primer sudut tertutup Stadium Prodromal ( subakut ) Akut / inflamasi Kronis Absolut Degeneratif Disebut juga : Inflamatoir glaucoma Narrow angle glaucoma Glaukoma kongestif Glaukoma primer sudut tertutup Stadium Prodromal Subjektif Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit (timbul pada waktu sore hari karena pupil middilatasi sehingga iris menebal dan menempel pada trabekulum out flow terhambat) Penglihatan sedikit menurun Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo) Mata merah Objektif Injeksi silier ringan Edema kornea ringan TIO meningkat Glaukoma primer sudut tertutup Stadium Akut / inflamasi Subjektif Sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit Kdg disertai mual, muntah Mata merah Penglihatan kabur Melihat hallo Objektif Injeksi silier Edema kornea COA dangkal, Tyndall effect (+) Pupil melebar / lonjong, RP (-) TIO sangat tinggi Glaukoma primer sudut tertutup Stadium Absolut Visus = 0 Sakit kepala Mata merah TIO sangat tinggi, dolorosa atau non dolorosa
Stadium Degeneratif Visus = 0 Degenerasi kornea ( bullae, vesikel ) TIO tinggi, rasa sakit timbul akibat degenerasi kornea Glaukoma primer sudut tertutup Merupakan kegawatdaruratan di bidang mata satu serabut akson mati dalam waktu 24 jam ( TIO > 30 mmHg ) TIO harus segera diturunkan dengan obat Prinsip terapi : operatif Bila segera teratasi, penurunan visus bersifat reversibel Bila berlanjut excavatio glaucomatosa penyempitan lapang pandangan Perjalanan penyakit ( stadium akut ) Glaukoma primer sudut terbuka Subjektif Tak banyak keluhan sehingga sering terlambat ditemukan Deteksi dengan tonometri rutin ( di atas 40 th ) Perlu anamnesa keluarga herediter Mekanisme Degenerasi jaringan trabekulum terlalu rapat outflow humor akuos terganggu Glaukoma primer sudut terbuka Primary open angle glaucoma Chronic simple glaucoma Perjalanan penyakit Mata tenang, tak ada tanda-tanda dari luar Perjalanan pelan-pelan tapi progresif merusak N.II terjadi excavatio glaucomatosa Tekanan bola mata tidak terlalu tinggi (border line 24 mmHg) Mulamula visus masih baik, ada skotoma sentral lanjut lapang pandangan makin sempit ( tunnel vision ) Keluhan kabur pada sore hari, sering kesandung Objektif : COA dalam. Prinsip terapi : medikamentosa
Glaukoma primer sudut terbuka Glaukoma sekunder
Kelainan cornea Leucoma adherent Kelainan di C.O.A Hyphema dan hypopyon Kelainan di iris Rubeosis iridis Kelainan di pupil Oclutio dan seclutio pupil Kelainan di lensa Cataract immatur dan hyper matur Kelainan di corpus vitreum Haemophthalmos Kelainan di retina Thrombosis vena centralis retina Glaukoma kongenital Terjadi oleh karena trabekulum tertutup membran Tanda dini : Lakrimasi Photophobia Kornea suram Diameter kornea besar Tanda lanjut Buphtalmos Terapi Goniotomi Akibat glaukoma Kerusakan pada N.II Penyempitan lapangan pandang dgn keluhan : Sering terantuk Sering nabrak meja/ kursi Buta senja Penglihatan kabur Pemeriksaan untuk glaukoma Ukur tekanan bola mata Cara digital Dengan tonometer Schiotz Dengan tonometer aplanasi Dengan tonometer non kontak Tonografi Untuk mengukur jumlah penyaluran cairan humor (outflow facility) Funduskopi Perhatikan pada papil N.II, adanya excavatio glaucomatosa Pemeriksaan lapangan pandang Dengan test konfrontasi Dengan perimeter Dengan tangent screen Gonioskopi Dengan lensa gonioskop untuk menilai lebar sudut COA Tes provokasi Dengan cara minum air Dengan masuk ke kamar gelap Dengan pemberian midriatikum Dengan cara tidur tengkurap Perbedaan tekanan 8 mmHg antara sebelum tes dan sesudah tes dianggap menderita glaukoma, harus mulai diberi terapi
Pemeriksaan Glaukoma Pengukuran tekanan bola mata Secara digital (dengan palpasi) Dengan tonometer Schiotz Dengan tonometer aplanat Pemeriksaan Glaukoma Pengukuran tekanan bola mata dengan tonometer aplanat Pengukuran tekanan bola mata Dengan tonometer aplanat Pemeriksaan Glaukoma Funduskopi Untuk menilai papil n.II Cari adanya excavatio glaucomatosa Pemeriksaan lapang pandangan Pemeriksaan lapangan pandang Dengan test konfrontasi Dengan perimeter Dengan tangent screen Terapi glaukoma Obat-obatan Karbonik anhydrase inhibitor (azetazolamide 250 mg) Miotikum (pilocarpin 2%, eserin 0,25%) Simpatomimetik (epinephrin 0,5%) Beta blocker (Timolol maleat) Operasi Iridotomi Filtrasi : trabekulektomi DEFINISI Lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya KLASIFIKASI Berdasarkan waktu perkembangannya 1. Katarak kongenital 2. Katarak juvenile 3. Katarak senilis Berdasarkan stadiumnya: 1. Katarak insipiens 2. Katarak imatur 3. Katarak matur 4. Katarak hipermatur Klasifikasi lain Katarak rubella Katarak Brunesen Katarak Komplikata Katarak Diabetik Katarak Sekunder Katarak Traumatika
PATOFISIOLOGI Perubahan kimia pada protein inti lensa pigmentasi progresif nukleus menjadi kuning atau kecokelatan penurunan konsentrasi glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium serta peningkatan hidrasi lensa. Meningkatnya usia penurunan enzim yang menyebabkan proses degenerasi pada lensa.
1. Pengurangan ketajaman penglihatan secara bertahap 2. Pandangan seperti ada kabut atau air terjun 3. Silau, sehingga penglihatan di malam hari lebih nyaman dibandingkan siang hari 4. Miopia 5. Kesulitan membaca bila tidak cukup cahaya 6. Sering berganti kacamata DIAGNOSIS ANAMNESIS : Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak) Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti : Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film Perubahan daya lihat warna Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata Lampu dan matahari sangat mengganggu Sering meminta resep ganti kacamata Penglihatan ganda (diplopia) PEMERIKSAAN KLINIS 1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan 2. Melihat lensa dengan penlight dan loop 3. Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur. 4. Slit lamp 5. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)
DIAGNOSA BANDING 1.Leukokoria 2.Oklusi pupil 3.Ablasi retina 4.Retinoblastoma PENATALAKSANAAN Pembedahan (operasi). Medikamentosa diberikan dengan tujuan: Mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit
Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan katarak traumatic. Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti blok pupil,glaukoma sudut tertutup, uveitis,retinal detachment , rupture koroid, hifema,perdarahan retrobulbar, neuropati optik traumatic
STATUS PASIEN IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Ny. T Umur : 67 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Mijen 06/01 Kudus No. RM : 519.408 Tanggal Pemeriksaan: 19 Juli 2011 Pemeriksa : Marcella Trixie Kartika .N. Moderator : dr. Djoko Heru S., Sp.M ANAMNESIS Anamnesis secara : Auto anamnesis dan allo anamnesis pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.30 WIB Keluhan Utama : Kontrol. Mata kanan terasa cekot-cekot. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 19 Juli 2011. Ini adalah kunjungan yang ke 22 kalinya. Pada kunjungan yang pertama (tanggal 26 Mei 2010), pasien mengeluh penglihatan mata kanan kabur sejak + 3 bulan yang lalu. Kemudian pasien datang kembali pada tanggal 19 Juli 2011 karena dirasakan mata kanan masih terasa cekot-cekot dan penglihatan pada mata kanan masih terasa gelap. Sebelum penglihatan menjadi gelap, penglihatan mata kanan pasien terasa kabur dan sering melihat gambaran pelangi di sekitar lampu, kemudian terdapat titik kehitaman ketika melihat dan pada akhirnya lama kelamaan penglihatan mata kanan menjadi gelap. Penglihatan mata kanan terasa gelap sejak + 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan bahwa pada mata kanan sering nrocos dan perih. Pada penglihatan mata kiri juga dirasakan kabur seperti ada kabut yang menghalangi sejak + 6 bulan yang lalu. Pasien mengaku kabur pada mata kirinya terjadi secara tiba-tiba. Kabur pada mata kiri dirasakan sepanjang waktu dan tidak semakin membaik maupun memburuk. Pasien mengatakan tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada mata yang sakit. Pada mata yang sakit tidak terdapat kotoran dan mata tidak lengket. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien mengatakan bahwa belum pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Hipertensi (+) Riwayat diabetes melitus (-) Riwayat decompensatio cordis (-) CATATAN MEDIK Tanggal Pemeriksaan Visus Keluhan Diagnosis Medikamentosa 26 Mei 2010 VOD: 0 VOS: 6/15
TIO OD: - OS: 10,6 mmHg Penglihatan OS kabur OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon, B12 14 Juni 2010 VOD: 0 VOS: 6/15 Penglihatan OD gelap, kadang kemeng OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon, B12 2 September 2010 VOD: 0 VOD: 6/12 F2 Penglihatan ODS kabur OD Glaukoma Absolut OS Retinopati Hipertensi Timolol, B12, Glukon 5 September 2010 VOD: 0 VOS: Penglihatan ODS kabur OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon 1 Oktober 2010 VOD: 0 VOS: 6/15 F2
TIO OD: - OS: 9,3 mmHg Penglihatan ODS kabur OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon 27 Oktober 2010 VOD: 0 VOS: 6/15
TIO OD: - OS: 11,3 mmHg Kontrol. Penglihatan ODS kabur. OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon 1 Desember 2010 VOD: 0 VOS: 6/15
TIO OD: 44,8 mmHg OS: 12,2 mmHg OD kemeng. OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol 10 Desember 2010 VOD: 0 VOS: 6/21 F1 ODS kemeng, gatal OD Glaukoma Absolut OS Retinopati Hipertensi Timolol 0,5%, Glukon, KCL 22 Desember 2010 VOD: 0 VOS: 6/21 Penglihatan ODS blereng OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol 5 Januari 2011 VOD: 0 VOS: 6/21
TIO OD: 43,9 mmHg OS: 8,9 mmHg Kontrol. Penglihatan ODS blereng. OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol 14 Januari 2011 VOD: 0 VOS: 6/15 Kontrol OD Glaukoma Absolut OS Katarak Senilis Imatur Glukon, Timolol 27 Januari 2011 VOD: 0 VOS: 6/21 Kontrol OD Glaukoma Absolut Timolol, B12 9 Februari 2011 VOD: 0 VOS: 6/15 Kontrol OD Glaukoma Absolut OS Katarak Senilis Imatur Timolol, Glukon, B12 25 Februari 2011 VOD: 0 VOS: 6/15 Penglihatan OD gelap, kadang terasa kemeng OD Glaukoma Absolut OS Katarak Senilis Imatur Timolol 0,5%, Glukon 11 Maret 2011 VOD: 0 VOS: 6/21 Penglihatan OD kabur OD Glaukoma Absolut OS Katarak Senilis Imatur Timolol 0,5%, Glukon, B12 23 Maret 2011 VOD: 0 VOS: 6/15 F2
TIO OD: 32 mmHg OS: 9 mmHg Kontrol. OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol 7 April 2011 VOD: 0 VOS: 6/21 OD tidak bisa melihat Penglihatan OS kabur OD Glaukoma Absolut dengan papil atrofi OS Katarak Senilis Imatur Timolol, Glukon, KCL 25 April 2011 VOD: 0 VOS: 6/21
TIO OD: 46 mmHg OS: 11 mmHg Penglihatan OD kabur OD Glaukoma Absolut Timolol 0,5%, Glukon, KCL 20 Mei 2011 VOD: 0 VOS: 6/9 F2
TIO OD: 57 mmHg OS: 16 mmHg Kontrol. OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon, B12` 26 Mei 2011 VOD: 0 VOS: 6/15 Penglihatan OD kabur. OD Glaukoma Absolut
10 Juni 2011 VOD: 0 VOS: 6/15 F2 OS kadang nrocos OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keadaan serupa.
Riwayat sosial ekonomi : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Berobat menggunakan Jamkesmas. Kesan ekonomi kurang.
Tensi (T) : 160/110 mmHg Nadi (N) : 84 kali/ menit Suhu (T) : tidak diukur Respiration Rate (RR) : 22 x / menit Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Status Gizi : Cukup
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS) 0 Visus 6/18 Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoresi Gerak bola mata normal, enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-)
Camera Oculi Anterior (COA) Jernih, dangkal, Arkus senilis (+) hipopion (-), hifema (-), Kripta(+), warna coklat,(-), edema(-), synekia (-) Iris Kripta(+), warna coklat,(-), edema(- ), synekia (-) bulat, mid-dilatasi 5 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (-), refleks pupil tak langsung (-) Pupil bulat, diameter 3 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung (+) Jernih, Intumesensi (-) Lensa Keruh tidak merata di bagian posterior lensa, Intumesensi (+) Jernih Vitreus Sulit dinilai Atrofi papil (+), CDR 0,9 Ekskavasio glaukomatosa (+), ablatio (-), eksudat (-) Retina Sulit dinilai (-) Persepsi Warna (+) (-) Light Projection (+) (+); Suram Fundus Refleks (+); Suram Tonometri digital: N+3 TIO Tonometri digital: N+1 Epifora (-), lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (+) Tidak dilakukan Shadow Test (+) Tidak dapat diperiksa Lapang Pandang (Metode Konfrontasi) Normal RESUME SUBJEKTIF Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 19 Juli 2011. Ini adalah kunjungan yang ke 22 kalinya. Pada kunjungan yang pertama (tanggal 26 Mei 2010), pasien mengeluh penglihatan mata kanan kabur sejak + 3 bulan yang lalu. Pasien datang kembali pada tanggal 19 Juli 2011 karena dirasakan mata kanan masih terasa cekot-cekot dan penglihatan pada mata kanan masih terasa gelap. Sebelum penglihatan menjadi gelap, penglihatan mata kanan pasien terasa kabur dan sering melihat gambaran pelangi di sekitar lampu, hingga lama kelamaan terdapat titik kehitaman ketika melihat dan penglihatan mata kanan menjadi gelap. Penglihatan mata kanan terasa gelap sejak + 1 tahun yang lalu. Mata kanan sering nrocos dan perih. Penglihatan mata kiri juga dirasakan kabur seperti ada kabut yang menghalangi sejak + 6 bulan yang lalu. Pasien mengaku kabur pada mata kirinya terjadi secara tiba-tiba. Kabur pada mata kirinya terjadi secara tiba-tiba, dirasakan sepanjang waktu dan tidak semakin membaik maupun memburuk. Tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada mata yang sakit. Tidak terdapat kotoran dan mata tidak lengket. Pasien belum pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat Hipertensi (+) RESUME OBJEKTIF OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS) 0 Visus 6/18 Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoresi Injeksi siliar (+) Konjungtiva Injeksi siliar (-) Edema (+) menyeluruh Kornea Edema (-) Keruh, dangkal, Arkus senilis (+) Camera Oculi Anterior (COA) Jernih, dangkal, Arkus senilis (+) bulat, mid-dilatasi 5 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (-), refleks pupil tak langsung (-)
Pupil bulat, diameter 3 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung (+) Jernih, Intumesensi (-) Lensa Keruh tidak merata di bagian posterior lensa, Intumesensi (+) Jernih Vitreus Sulit dinilai Atrofi papil (+), CDR 0,9 Ekskavasio glaukomatosa (+), ablatio (-), eksudat (-) Retina Sulit dinilai (-) Persepsi Warna (+) (-) Light Projection (+) (+); Suram Fundus Refleks (+); Suram Tonometri digital: N+3 TIO Tonometri digital: N+1 Lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Lakrimasi (+) Tidak dilakukan Shadow Test (+) Tidak dapat diperiksa Lapang Pandang (Metode Konfrontasi) Normal
OD Glaukoma primer sudut tertutup stadium absolut OD Glaukoma primer sudut tertutup stadium degeneratif OS Katarak senilis imatur OS Katarak senilis matur OS Retinoblastoma
OD Glaukoma Primer Sudut Tertutup Stadium Absolut
OS Katarak Senilis Imatur dengan Intumesensi dengan suspek glaukoma primer sudut tertutup Dasar Diagnosis OD Glaukoma Primer Sudut Tertutup Stadium Absolut
Dasar diagnosis: Gejala Subjektif: Penglihatan mata kanan terasa gelap. Cekot-cekot yang dirasakan pada mata kanan. Tanda Objektif: VOD: 0 TIO OD tinggi (45 mmHg) Mata merah, ditunjukkan dengan adanya injeksi siliar (+) pada mata kanan. COA (Camera Oculi Anterior) OD dangkal Pupil OD mid-dilatasi dengan diameter 5 mm. Refleks pupil langsung dan tak langsung pada mata kanan negatif. Atrofi papil, CDR 0,9, dan ekskavasio glaukomatosa pada mata kanan. Dasar Diagnosis OS Katarak Senilis Imatur dengan intumesensi dengan suspek glaukoma primer sudut tertutup
Dasar diagnosis: Gejala Subjetif: Penglihatan mata kiri kabur seperti ada kabut. Tanda Objektif: Terdapat kekeruhan lensa yang tidak merata di bagian posterior lensa OS. Shadow Test OS (+) Intumesensi lensa OS (+) Glaukoma primer biasanya terjadi bilateral, sehingga apabila mata kanan mengalami glaukoma primer maka mata kiri pun juga mengalami keadaan yang sama.
1. Medikamentosa: Timolol maleate 0,5 % ED 2 dd gtt II OD Glukon (acetazolamid) Tablet 250 mg 4 dd I KCL Tablet 250 mg 2 dd I Vit. B12 Tablet 60 mg 3 dd I 2. Operatif: a. Ektraksi katarak OS, baik secara EKEK maupun EKIK disertai dengan pemberian IOL (Intra Okuler Lensa). Untuk menghindari terjadinya glaukoma sudut tertutup Turunkan dahulu hipertensi pasien. b. Enukleasi OD Alasan: Visus OD sudah nol (0), persepsi warna dan light projection negatif, yang menunjukkan bahwa mata sudah tidak berfungsi lagi. Sehingga pengangkatan bola mata pun dapat menjadi terapi yang efektif. Tindakan enukleasi dapat mengurangi nyeri (cekot-cekot) pada mata kanan.
VOD VOS Quo ad visam Ad malam Dubia ad bonam Quo ad sanam Dubia ad malam Dubia ad malam Quo ad cosmeticam Ad bonam Dubia ad bonam Quo ad Vitam Ad bonam Ad bonam
Dilakukan pemeriksaan dengan gonioskopi Dilakukan pemeriksaan dengan OCT (Optical Coherence Tomography) Dilakukan pemeriksaan USG mata Pengawasan dan evaluasi TIO dengan tonometri secara rutin dan berulang pada kedua mata. Pada mata kanan (OD), untuk melihat kemajuan terapi medikamentosa. Pada mata kiri (OS), untuk mengawasi supaya jangan sampai katarak senilis imatur dengan intumesensi menyebabkan terjadinya glaukoma sudut tertutup. Dilakukan operasi EKEK + IOL OS Dilakukan operasi enukleasi OD
Gunakan tetes mata secara teratur. Konsumsi obat secara teratur. Kontrol pasca operasi EKEK dilakukan 1 minggu setelah operasi, 1 bulan setelah operasi, 2 bulan setelah operasi, maupun jika terdapat keluhan maupun masalah-masalah lain sebelum jadwal kontrol yang telah ditentukan. Lindungi mata dari debu ataupun benda asing pasca operasi untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. Melakukan pola hidup sehat serta menyarankan pasien memeriksakan diri ke bagian penyakit dalam untuk mengobati hipertensi yang diderita pasien, karena penyakit tersebut sangat berkaitan erat dengan kenaikan tekanan intra okular. TERIMA KASIH