Anda di halaman 1dari 66

Glaukoma

Marcella Trixie Kartika .N.


01.207.5518
Humor Aquos
Humor Aquos terdapat di Camera
Oculi Anterior ( COA )
Pemeriksaan COA :
Kedalamannya
Diperiksa dengan
focal ilumination
Kejernihannya
Diperiksa tyndall
effect
Dibentuk di korpus siliaris
Sekresi dari prosesus siliaris
Dipengaruhi oleh tekanan
darah


Dikumpulkan di COP celah antara lensa dan iris (pupil)
ke COA trabekulum kanalis Schlemm vena siliaris
anterior
Out flow tergantung pada :
Lebar sudut COA
Kerapatan jaringan trabekulum
Fungsi
Untuk mengatur tekanan bola mata
Tekanan normal 10 20 mmHg
Sebagai media refrakta
Bila keruh penglihatan kabur (pd Iridosiklitis)
Untuk nutrisi lensa dan kornea
Nutrisi dengan cara difusi dan osmosis

Glaukoma
Sindroma dengan TIO sebagai faktor risiko utama
Ditandai dengan :
TIO tinggi
Pencekungan papil N II
Penyempitan lapang pandangan yang spesifik
Disebabkan gangguan dinamika humor aquos :
Pembentukan humor aquos berlebihan
Hambatan pengaliran humor aquos
Blok pupil
Sudut COA sempit
Hambatan pembuangan ( out flow ) humor aquos
Produksi berlebihan
Terjadi pada iridosiklitis, tetapi biasanya kenaikan
tidak nyata, karena diimbangi dengan outflow yang
meningkat (selama tak ada hambatan)
Hambatan pengaliran humor
Blok pupil
Predisposisi
Lensa lebih tebal
Presipitasi
Synekhia posterior (occlutio pupil /
seclutio pupil)
Sudut COA sempit
Predisposisi
Sumbu mata pendek
Lensa menebal
Presipitasi
Pupil middilatasi tonus iris tinggi, iris
melipat menjadi lebih tebal iris menempel
ke kornea perifer sudut menjadi tertutup
Hambatan pada pembuangan cairan humor
Gangguan pada trabecular meshwork
Hambatan pada kanalis Schlemm
Bendungan sistem vena

Pembagian Glaukoma
Glaukoma primer
Sudut tertutup
Sudut terbuka
Glaukoma sekunder
Akibat obat obat tertentu, trauma atau
komplikasi penyakit di bola mata / sistemik
Glaukoma kongenital
Glaukoma yang timbul sejak lahir / anak-anak
Glaukoma primer sudut tertutup
Stadium
Prodromal ( subakut )
Akut / inflamasi
Kronis
Absolut
Degeneratif
Disebut juga :
Inflamatoir glaucoma
Narrow angle glaucoma
Glaukoma kongestif
Glaukoma primer sudut tertutup
Stadium Prodromal
Subjektif
Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit
(timbul pada waktu sore hari karena pupil
middilatasi sehingga iris menebal dan
menempel pada trabekulum out flow
terhambat)
Penglihatan sedikit menurun
Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo)
Mata merah
Objektif
Injeksi silier ringan
Edema kornea ringan
TIO meningkat
Glaukoma primer sudut tertutup
Stadium Akut / inflamasi
Subjektif
Sakit kepala hebat sebelah pada
mata yang sakit
Kdg disertai mual, muntah
Mata merah
Penglihatan kabur
Melihat hallo
Objektif
Injeksi silier
Edema kornea
COA dangkal, Tyndall effect (+)
Pupil melebar / lonjong, RP (-)
TIO sangat tinggi
Glaukoma primer sudut tertutup
Stadium Absolut
Visus = 0
Sakit kepala
Mata merah
TIO sangat tinggi, dolorosa atau non dolorosa

Stadium Degeneratif
Visus = 0
Degenerasi kornea ( bullae, vesikel )
TIO tinggi, rasa sakit timbul akibat degenerasi
kornea
Glaukoma primer sudut tertutup
Merupakan kegawatdaruratan di bidang mata satu
serabut akson mati dalam waktu 24 jam ( TIO > 30
mmHg )
TIO harus segera diturunkan dengan obat
Prinsip terapi : operatif
Bila segera teratasi, penurunan visus bersifat
reversibel
Bila berlanjut excavatio glaucomatosa
penyempitan lapang pandangan
Perjalanan penyakit ( stadium akut )
Glaukoma primer sudut terbuka
Subjektif
Tak banyak keluhan sehingga sering terlambat
ditemukan
Deteksi dengan tonometri rutin ( di atas 40 th )
Perlu anamnesa keluarga herediter
Mekanisme
Degenerasi jaringan trabekulum terlalu rapat
outflow humor akuos terganggu
Glaukoma primer sudut terbuka
Primary open angle glaucoma
Chronic simple glaucoma
Perjalanan penyakit
Mata tenang, tak ada tanda-tanda dari luar
Perjalanan pelan-pelan tapi progresif merusak
N.II terjadi excavatio glaucomatosa
Tekanan bola mata tidak terlalu tinggi (border line
24 mmHg)
Mulamula visus masih baik, ada skotoma sentral
lanjut lapang pandangan makin sempit ( tunnel
vision )
Keluhan kabur pada sore hari, sering kesandung
Objektif : COA dalam.
Prinsip terapi : medikamentosa


Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma sekunder

Kelainan cornea
Leucoma adherent
Kelainan di C.O.A
Hyphema dan hypopyon
Kelainan di iris
Rubeosis iridis
Kelainan di pupil
Oclutio dan seclutio pupil
Kelainan di lensa
Cataract immatur dan hyper
matur
Kelainan di corpus vitreum
Haemophthalmos
Kelainan di retina
Thrombosis vena centralis
retina
Glaukoma kongenital
Terjadi oleh karena trabekulum
tertutup membran
Tanda dini :
Lakrimasi
Photophobia
Kornea suram
Diameter kornea besar
Tanda lanjut
Buphtalmos
Terapi
Goniotomi
Akibat glaukoma
Kerusakan pada N.II
Penyempitan lapangan
pandang dgn keluhan :
Sering terantuk
Sering nabrak meja/
kursi
Buta senja
Penglihatan kabur
Pemeriksaan untuk glaukoma
Ukur tekanan bola mata
Cara digital
Dengan tonometer Schiotz
Dengan tonometer aplanasi
Dengan tonometer non kontak
Tonografi
Untuk mengukur jumlah penyaluran cairan humor
(outflow facility)
Funduskopi
Perhatikan pada papil N.II, adanya excavatio
glaucomatosa
Pemeriksaan lapangan pandang
Dengan test konfrontasi
Dengan perimeter
Dengan tangent screen
Gonioskopi
Dengan lensa gonioskop untuk menilai lebar sudut COA
Tes provokasi
Dengan cara minum air
Dengan masuk ke kamar gelap
Dengan pemberian midriatikum
Dengan cara tidur tengkurap
Perbedaan tekanan 8 mmHg antara sebelum tes dan
sesudah tes dianggap menderita glaukoma, harus mulai
diberi terapi

Pemeriksaan Glaukoma
Pengukuran tekanan bola mata
Secara digital (dengan palpasi)
Dengan tonometer Schiotz
Dengan tonometer aplanat
Pemeriksaan Glaukoma
Pengukuran tekanan
bola mata dengan
tonometer aplanat
Pengukuran tekanan bola mata
Dengan tonometer aplanat
Pemeriksaan Glaukoma
Funduskopi
Untuk menilai papil n.II
Cari adanya excavatio
glaucomatosa
Pemeriksaan lapang pandangan
Pemeriksaan lapangan
pandang
Dengan test konfrontasi
Dengan perimeter
Dengan tangent screen
Terapi glaukoma
Obat-obatan
Karbonik anhydrase inhibitor
(azetazolamide 250 mg)
Miotikum (pilocarpin 2%, eserin
0,25%)
Simpatomimetik (epinephrin 0,5%)
Beta blocker (Timolol maleat)
Operasi
Iridotomi
Filtrasi : trabekulektomi
DEFINISI
Lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh. Katarak berasal dari bahasa
Yunani cataracta yang berarti air terjun.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa, atau keduanya
KLASIFIKASI
Berdasarkan waktu perkembangannya
1. Katarak kongenital
2. Katarak juvenile
3. Katarak senilis
Berdasarkan stadiumnya:
1. Katarak insipiens
2. Katarak imatur
3. Katarak matur
4. Katarak hipermatur
Klasifikasi lain
Katarak rubella
Katarak Brunesen
Katarak Komplikata
Katarak Diabetik
Katarak Sekunder
Katarak Traumatika

PATOFISIOLOGI
Perubahan kimia pada protein inti lensa
pigmentasi progresif nukleus menjadi
kuning atau kecokelatan penurunan
konsentrasi glutation dan kalium, peningkatan
konsentrasi natrium dan kalsium serta
peningkatan hidrasi lensa.
Meningkatnya usia penurunan enzim yang
menyebabkan proses degenerasi pada lensa.

1. Pengurangan ketajaman penglihatan
secara bertahap
2. Pandangan seperti ada kabut atau air terjun
3. Silau, sehingga penglihatan di malam hari
lebih nyaman dibandingkan siang hari
4. Miopia
5. Kesulitan membaca bila tidak cukup cahaya
6. Sering berganti kacamata
DIAGNOSIS
ANAMNESIS :
Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama
katarak)
Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah
Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti :
Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
Perubahan daya lihat warna
Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu
besar sangat menyilaukan mata
Lampu dan matahari sangat mengganggu
Sering meminta resep ganti kacamata
Penglihatan ganda (diplopia)
PEMERIKSAAN KLINIS
1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
2. Melihat lensa dengan penlight dan loop
3. Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros
mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan
mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh
(iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar
berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat
dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur.
4. Slit lamp
5. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi)

DIAGNOSA BANDING
1.Leukokoria
2.Oklusi pupil
3.Ablasi retina
4.Retinoblastoma
PENATALAKSANAAN
Pembedahan (operasi).
Medikamentosa diberikan dengan
tujuan:
Mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh
penyulit


Dislokasi lensa dan subluksasi sering
ditemukan bersamaan dengan
katarak traumatic.
Komplikasi lain yang dapat berhubungan,
seperti blok pupil,glaukoma sudut
tertutup, uveitis,retinal detachment ,
rupture koroid, hifema,perdarahan
retrobulbar, neuropati optik traumatic

STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. T
Umur : 67 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Mijen 06/01 Kudus
No. RM : 519.408
Tanggal Pemeriksaan: 19 Juli 2011
Pemeriksa : Marcella Trixie Kartika
.N.
Moderator : dr. Djoko Heru S., Sp.M
ANAMNESIS
Anamnesis secara :
Auto anamnesis dan allo anamnesis
pada tanggal 19 Juli 2011 pukul 10.30
WIB
Keluhan Utama :
Kontrol. Mata kanan terasa cekot-cekot.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 19 Juli 2011. Ini adalah
kunjungan yang ke 22 kalinya.
Pada kunjungan yang pertama (tanggal 26 Mei 2010), pasien mengeluh
penglihatan mata kanan kabur sejak + 3 bulan yang lalu.
Kemudian pasien datang kembali pada tanggal 19 Juli 2011 karena
dirasakan mata kanan masih terasa cekot-cekot dan penglihatan
pada mata kanan masih terasa gelap. Sebelum penglihatan menjadi
gelap, penglihatan mata kanan pasien terasa kabur dan sering
melihat gambaran pelangi di sekitar lampu, kemudian terdapat titik
kehitaman ketika melihat dan pada akhirnya lama kelamaan
penglihatan mata kanan menjadi gelap. Penglihatan mata kanan terasa
gelap sejak + 1 tahun yang lalu. Pasien juga mengatakan bahwa pada
mata kanan sering nrocos dan perih. Pada penglihatan mata kiri juga
dirasakan kabur seperti ada kabut yang menghalangi sejak + 6 bulan
yang lalu. Pasien mengaku kabur pada mata kirinya terjadi secara
tiba-tiba. Kabur pada mata kiri dirasakan sepanjang waktu dan tidak
semakin membaik maupun memburuk. Pasien mengatakan tidak ada
riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau
riwayat trauma pada mata yang sakit. Pada mata yang sakit tidak
terdapat kotoran dan mata tidak lengket.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien mengatakan bahwa belum pernah
merasakan sakit seperti ini sebelumnya.

Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat decompensatio cordis (-)
CATATAN MEDIK
Tanggal
Pemeriksaan
Visus Keluhan Diagnosis Medikamentosa
26 Mei 2010
VOD: 0
VOS: 6/15

TIO
OD: -
OS: 10,6 mmHg
Penglihatan OS
kabur
OD Glaukoma
Absolut
Timolol, Glukon,
B12
14 Juni 2010
VOD: 0
VOS: 6/15
Penglihatan OD
gelap, kadang
kemeng
OD Glaukoma
Absolut
Timolol, Glukon,
B12
2 September 2010
VOD: 0
VOD: 6/12 F2
Penglihatan ODS
kabur
OD Glaukoma
Absolut
OS Retinopati
Hipertensi
Timolol, B12,
Glukon
5 September 2010
VOD: 0
VOS:
Penglihatan ODS
kabur
OD Glaukoma
Absolut
Timolol, Glukon
1 Oktober 2010 VOD: 0
VOS: 6/15 F2

TIO
OD: -
OS: 9,3 mmHg
Penglihatan ODS
kabur
OD Glaukoma Absolut Timolol,
Glukon
27 Oktober 2010 VOD: 0
VOS: 6/15

TIO
OD: -
OS: 11,3 mmHg
Kontrol. Penglihatan
ODS kabur.
OD Glaukoma Absolut Timolol, Glukon
1 Desember 2010 VOD: 0
VOS: 6/15

TIO
OD: 44,8 mmHg
OS: 12,2 mmHg
OD kemeng. OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol
10 Desember 2010 VOD: 0
VOS: 6/21 F1
ODS kemeng, gatal OD Glaukoma
Absolut
OS Retinopati
Hipertensi
Timolol 0,5%,
Glukon, KCL
22 Desember 2010 VOD: 0
VOS: 6/21
Penglihatan ODS
blereng
OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol
5 Januari 2011 VOD: 0
VOS: 6/21

TIO
OD: 43,9 mmHg
OS: 8,9 mmHg
Kontrol. Penglihatan
ODS blereng.
OD Glaukoma Absolut Glukon, Timolol
14 Januari 2011 VOD: 0
VOS: 6/15
Kontrol OD Glaukoma Absolut
OS Katarak Senilis
Imatur
Glukon, Timolol
27 Januari 2011 VOD: 0
VOS: 6/21
Kontrol OD Glaukoma Absolut Timolol, B12
9 Februari 2011 VOD: 0
VOS: 6/15
Kontrol OD Glaukoma Absolut
OS Katarak Senilis
Imatur
Timolol, Glukon, B12
25 Februari 2011 VOD: 0
VOS: 6/15
Penglihatan OD
gelap, kadang
terasa kemeng
OD Glaukoma
Absolut
OS Katarak
Senilis Imatur
Timolol 0,5%,
Glukon
11 Maret 2011 VOD: 0
VOS: 6/21
Penglihatan OD
kabur
OD Glaukoma
Absolut
OS Katarak Senilis
Imatur
Timolol 0,5%,
Glukon, B12
23 Maret 2011 VOD: 0
VOS: 6/15 F2

TIO
OD: 32 mmHg
OS: 9 mmHg
Kontrol. OD Glaukoma
Absolut
Glukon, Timolol
7 April 2011 VOD: 0
VOS: 6/21
OD tidak bisa
melihat
Penglihatan OS
kabur
OD Glaukoma
Absolut dengan
papil atrofi
OS Katarak Senilis
Imatur
Timolol, Glukon,
KCL
25 April 2011 VOD: 0
VOS: 6/21

TIO
OD: 46 mmHg
OS: 11 mmHg
Penglihatan OD
kabur
OD Glaukoma
Absolut
Timolol 0,5%,
Glukon, KCL
20 Mei 2011 VOD: 0
VOS: 6/9 F2

TIO
OD: 57 mmHg
OS: 16 mmHg
Kontrol. OD Glaukoma
Absolut
Timolol, Glukon,
B12`
26 Mei 2011 VOD: 0
VOS: 6/15
Penglihatan OD
kabur.
OD Glaukoma
Absolut

10 Juni 2011 VOD: 0
VOS: 6/15 F2
OS kadang nrocos OD Glaukoma
Absolut
Timolol, Glukon
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
keadaan serupa.

Riwayat sosial ekonomi :
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
Berobat menggunakan Jamkesmas. Kesan
ekonomi kurang.

Tensi (T) : 160/110 mmHg
Nadi (N) : 84 kali/ menit
Suhu (T) : tidak diukur
Respiration Rate (RR) : 22 x / menit
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup

OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
0 Visus 6/18
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoresi
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)


Bulbus okuli
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-),
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),
ektropion (-),
entropion (-)
Palpebra
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-),
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-)
ektropion (-),
entropion (-)
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (+),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Konjungtiva
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Bulat, jernih, edema (+)
menyeluruh,
keratik presipitat (-), infiltrat (-
), sikatriks (-)

Kornea
Bulat, edema (-),
keratik presipitat (-), infiltrat (-),
sikatriks (-)
Keruh, dangkal,
Arkus senilis (+),
hipopion (-),
hifema (-),

Camera Oculi Anterior
(COA)
Jernih, dangkal,
Arkus senilis (+)
hipopion (-),
hifema (-),
Kripta(+), warna coklat,(-),
edema(-), synekia (-)
Iris
Kripta(+), warna coklat,(-), edema(-
), synekia (-)
bulat, mid-dilatasi 5 mm, letak
sentral,
refleks pupil langsung (-),
refleks pupil tak langsung (-)
Pupil
bulat, diameter 3 mm, letak
sentral,
refleks pupil langsung (+), refleks
pupil tak langsung (+)
Jernih, Intumesensi (-)
Lensa
Keruh tidak merata di bagian
posterior lensa, Intumesensi (+)
Jernih Vitreus Sulit dinilai
Atrofi papil (+), CDR 0,9
Ekskavasio glaukomatosa (+),
ablatio (-), eksudat (-)
Retina Sulit dinilai
(-) Persepsi Warna (+)
(-) Light Projection (+)
(+); Suram Fundus Refleks (+); Suram
Tonometri digital: N+3 TIO Tonometri digital: N+1
Epifora (-), lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (+)
Tidak dilakukan Shadow Test (+)
Tidak dapat diperiksa Lapang Pandang (Metode
Konfrontasi)
Normal
RESUME SUBJEKTIF
Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 19 Juli 2011. Ini adalah
kunjungan yang ke 22 kalinya.
Pada kunjungan yang pertama (tanggal 26 Mei 2010), pasien mengeluh
penglihatan mata kanan kabur sejak + 3 bulan yang lalu.
Pasien datang kembali pada tanggal 19 Juli 2011 karena dirasakan mata
kanan masih terasa cekot-cekot dan penglihatan pada mata kanan masih
terasa gelap.
Sebelum penglihatan menjadi gelap, penglihatan mata kanan pasien terasa
kabur dan sering melihat gambaran pelangi di sekitar lampu, hingga lama
kelamaan terdapat titik kehitaman ketika melihat dan penglihatan mata
kanan menjadi gelap. Penglihatan mata kanan terasa gelap sejak + 1 tahun
yang lalu.
Mata kanan sering nrocos dan perih.
Penglihatan mata kiri juga dirasakan kabur seperti ada kabut yang
menghalangi sejak + 6 bulan yang lalu. Pasien mengaku kabur pada mata
kirinya terjadi secara tiba-tiba.
Kabur pada mata kirinya terjadi secara tiba-tiba, dirasakan sepanjang
waktu dan tidak semakin membaik maupun memburuk.
Tidak ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau
riwayat trauma pada mata yang sakit.
Tidak terdapat kotoran dan mata tidak lengket.
Pasien belum pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Hipertensi (+)
RESUME OBJEKTIF
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
0 Visus 6/18
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoresi
Injeksi siliar (+)
Konjungtiva
Injeksi siliar (-)
Edema (+) menyeluruh Kornea Edema (-)
Keruh, dangkal,
Arkus senilis (+)
Camera Oculi Anterior
(COA)
Jernih, dangkal,
Arkus senilis (+)
bulat, mid-dilatasi 5 mm, letak
sentral,
refleks pupil langsung (-),
refleks pupil tak langsung (-)

Pupil
bulat, diameter 3 mm, letak
sentral,
refleks pupil langsung (+), refleks
pupil tak langsung (+)
Jernih, Intumesensi (-)
Lensa
Keruh tidak merata di bagian
posterior lensa, Intumesensi (+)
Jernih Vitreus Sulit dinilai
Atrofi papil (+), CDR 0,9
Ekskavasio glaukomatosa
(+), ablatio (-), eksudat (-)
Retina Sulit dinilai
(-)
Persepsi Warna
(+)
(-)
Light Projection
(+)
(+); Suram Fundus Refleks (+); Suram
Tonometri digital: N+3 TIO Tonometri digital: N+1
Lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Lakrimasi (+)
Tidak dilakukan Shadow Test (+)
Tidak dapat diperiksa Lapang Pandang (Metode
Konfrontasi)
Normal

OD Glaukoma primer sudut tertutup
stadium absolut
OD Glaukoma primer sudut tertutup
stadium degeneratif
OS Katarak senilis imatur
OS Katarak senilis matur
OS Retinoblastoma

OD Glaukoma Primer Sudut
Tertutup Stadium Absolut

OS Katarak Senilis Imatur
dengan Intumesensi dengan
suspek glaukoma primer
sudut tertutup
Dasar Diagnosis
OD Glaukoma Primer Sudut Tertutup Stadium Absolut

Dasar diagnosis:
Gejala Subjektif:
Penglihatan mata kanan terasa gelap.
Cekot-cekot yang dirasakan pada mata kanan.
Tanda Objektif:
VOD: 0
TIO OD tinggi (45 mmHg)
Mata merah, ditunjukkan dengan adanya injeksi siliar (+) pada mata
kanan.
COA (Camera Oculi Anterior) OD dangkal
Pupil OD mid-dilatasi dengan diameter 5 mm.
Refleks pupil langsung dan tak langsung pada mata kanan negatif.
Atrofi papil, CDR 0,9, dan ekskavasio glaukomatosa pada mata kanan.
Dasar Diagnosis
OS Katarak Senilis Imatur dengan intumesensi
dengan suspek glaukoma primer sudut tertutup

Dasar diagnosis:
Gejala Subjetif:
Penglihatan mata kiri kabur seperti ada kabut.
Tanda Objektif:
Terdapat kekeruhan lensa yang tidak merata di bagian
posterior lensa OS.
Shadow Test OS (+)
Intumesensi lensa OS (+)
Glaukoma primer biasanya terjadi bilateral, sehingga apabila mata kanan
mengalami glaukoma primer maka mata kiri pun juga mengalami
keadaan yang sama.



1. Medikamentosa:
Timolol maleate 0,5 % ED 2 dd gtt II OD
Glukon (acetazolamid) Tablet 250 mg 4 dd I
KCL Tablet 250 mg 2 dd I
Vit. B12 Tablet 60 mg 3 dd I
2. Operatif:
a. Ektraksi katarak OS, baik secara EKEK maupun EKIK
disertai dengan pemberian IOL (Intra Okuler Lensa).
Untuk menghindari terjadinya glaukoma sudut tertutup
Turunkan dahulu hipertensi pasien.
b. Enukleasi OD
Alasan:
Visus OD sudah nol (0), persepsi warna dan light projection negatif,
yang menunjukkan bahwa mata sudah tidak berfungsi lagi.
Sehingga pengangkatan bola mata pun dapat menjadi terapi yang
efektif.
Tindakan enukleasi dapat mengurangi nyeri (cekot-cekot) pada
mata kanan.


VOD VOS
Quo ad visam Ad malam Dubia ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad malam Dubia ad malam
Quo ad cosmeticam Ad bonam Dubia ad bonam
Quo ad Vitam Ad bonam Ad bonam

Dilakukan pemeriksaan dengan gonioskopi
Dilakukan pemeriksaan dengan OCT (Optical
Coherence Tomography)
Dilakukan pemeriksaan USG mata
Pengawasan dan evaluasi TIO dengan tonometri
secara rutin dan berulang pada kedua mata.
Pada mata kanan (OD), untuk melihat kemajuan terapi
medikamentosa.
Pada mata kiri (OS), untuk mengawasi supaya jangan
sampai katarak senilis imatur dengan intumesensi
menyebabkan terjadinya glaukoma sudut tertutup.
Dilakukan operasi EKEK + IOL OS
Dilakukan operasi enukleasi OD

Gunakan tetes mata secara teratur.
Konsumsi obat secara teratur.
Kontrol pasca operasi EKEK dilakukan 1 minggu
setelah operasi, 1 bulan setelah operasi, 2 bulan
setelah operasi, maupun jika terdapat keluhan
maupun masalah-masalah lain sebelum jadwal kontrol
yang telah ditentukan.
Lindungi mata dari debu ataupun benda asing pasca
operasi untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.
Melakukan pola hidup sehat serta menyarankan
pasien memeriksakan diri ke bagian penyakit dalam
untuk mengobati hipertensi yang diderita pasien,
karena penyakit tersebut sangat berkaitan erat dengan
kenaikan tekanan intra okular.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai