DISUSUN OLEH:
C E C I L I A E VA N 1 2 1 5 0 5 2
L I L I A N A H A N D R A N ATA N 1 2 1 5 1 7 0
N A U RA H A L ZE N A 1 2 1 5 0 0 5
N ATA S H A H E L E N S . 1 2 1 5 0 2 7
E LT O N F R E D Y K . 1 2 1 5 0 8 8
P R E C E P T O R : D R . A B R A H A M A . S . , S P. M . ,
FIACLE
DEFINISI
Penyakit neuropati optik kronik yang ditandai
dengan cupping diskus optikus dan penurunan
lapang pandang, biasanya disertai juga dengan
peningkatan tekanan intraocular.
Akut :
TTIO mendadak sangat tinggi kedaruratan okuler
Dapat terjadi bilateral, menyebabkan kebutaan
Kronis :
Sudut COA tertutup akibat pembentukan sinekhia
anterior perifer lambat dan progresif
1. Pretrabecular membranes
a. Neovascular glaucoma
b. Epithelial downgrowth
c. ICE syndrome
c. Intumescent lens
2. Kelainan trabekular
a. Primary open-angle glaucoma
b. Congenital glaucoma
c. Pigmentary glaucoma
d. Exfoliation syndrome
c. Posterior scleritis
e. Steroid-induced glaucoma
f. Hyphema
3. Angle crowding
a. Plateau iris
h. Iridocyclitis (uveitis)
b. Intumescent lens
i. Phacolytic glaucoma
3. Kelainan posttrabekular
B. Glaukoma
D.
Primer
Kongenital
penyakit lain)
Glaukoma
Absolut
1. Open-angle
1. Primary congenital
1. Pigmentary glaucoma
7. Postoperative
glaucoma
glaucoma
2. Exfoliation
a. Ciliary block
a. Primary open-
2. Glaucoma associated
angle glaucoma
with other
3. Phacogenic
glaucoma)
(chronic open-angle
developmental ocular
a. Dislocation
b. Peripheral anterior
glaucoma, chronic
abnormalities
b. Intumescence
synechiae
simple glaucoma)
a. Anterior chamber
c. Phacolytic
c. Epithelial
b. Normal-tension
cleavage syndromes
4. Karena perubahan
downgrowth
glaucoma (low-tension
Axenfeld's
traktus uveal
d. Following corneal
glaucoma)
syndrome
a. Uveitis
graft surgery
2. Angle-closure
Reiger's syndrome
b. Posterior
e. Following retinal
glaucoma
Peter's syndrome
synechiae (seclusio
detachment surgery
a. Acute
b. Aniridia
pupillae)
8. Neovascular glaucoma
b. Subacute
a. Diabetes mellitus
c. Chronic
with extraocular
d. Ciliary body
d. Plateau iris
developmental
swelling
occlusion
abnormalities
5.
c. Intraocular tumor
a. Sturge-Weber
Iridocorneoendothelial
9. Peningkatan tekanan
syndrome
(ICE) syndrome
vena episclera
b. Marfan's
6. Trauma
a. Carotid-cavernous
syndrome
glaucoma (malignant
Hasil akhir
semua
glaukoma yang
tidak terkontrol
mata keras,
tidak dapar
melihat, sering
nyeri
Glaukoma
Kongenital
EPIDEMIOLOGI
GSTaP :
GSTuP :
Ras kulit putih (Asia dan suku Inuit)
Dekade 6-7 kehidupan
ETIOLOGI
GSTaP :
Gangguan aliran keluar humor aqueous akibat kelainan
drainage sudut bilik mata depan
Degenerasi anyaman trabekular endapan materi
ekstrasel di ayaman trabekular dan di bawah lapisan
endotel canalis schleem
TTIO kelainan diskus optikus dan penyempitan lapang
pandang
FAKTOR RISIKO
Tekanan Intraokular
Usia
Ras
Riwayat Keluarga
Diabetes mellitus
Myopia
Pil Kontrasepsi
Penyakit vaskuler
Gradien tekanan translaminar
Luas diskus optikus
Tekanan perfusi okular
PATOGENESIS
Glaukoma sudut terbuka
Terjadi karena pembendungan aliran keluar aqueous humor akibat :
Blokade pupil
tekanan di belakang iris bagian perifer iris bombe menutup sudut
Peningkatan ketebalan iris
Dilatasi iris
Hipermetropia
Fakomorfik
Obat-obatan
Glaukoma kogenital
Disebabkan kelainan perkembangan struktur anatomi mata yang
menghalangi aliran keluar aqueous humor
Iris bombe
Teori vascular :
tekanan intraokular yang tinggi mengganggu aliran
axoplasma discus opticus gangguan distribusi nutrisi
serabut saraf & pembuangan sisa metabolik
kerusakan serabut saraf discus opticus.
PATOFISIOLOGI
Penurunan lapang pandang & scotoma : TIO kerusakan
saraf optikus
Nyeri tumpul : TIO menekan nervus oftalmikus
Nausea dan vomiting : iritasi nervus vagus
Gangguan penglihatan (halo, pelangi, visus menurun) : oedem
kornea
Mata merah : oedem kornea
Hard eye ball : TIO
Pupil midriasis : TIO paralisis muskulus konstriktor pupil
Spiral like configuration iris : TIO pigmen iris terlepas dan
iris menjadi pucat
Krukenberg spindle : TIO pigmen iris terlepas dan
menempel pada kornea
Glaucomatous flecken : TIO menekan lensa, cairan masuk ke
kapsul anterior hingga korteks lensa, merusak pompa Na-K
GEJALA KLINIK
Glaukoma sudut terbuka :
Asimptomatik
lapang pandang
Mata terasa pegal
Slit lamp : Krukenberg spindle, COA dangkal, atrofi iris,
iris bombe, fakolitik,
TIO : 20-30 mmHg
Oftalmoskop : glaucomatous cupping, bayonette sign,
CDR
Genioskop : normal
Perimetri : scotoma
Nyeri tumpul
Nausea & vomiting
Gangguan penglihatan (halo, pelangi, visus)
Mata merah
Hard eyeball
Pupil midriasis
Slit lamp : injeksi konjungtiva, COA dangkal
TIO : 40-80 mmHg
Oftalmoskop : glaucomatous cupping, bayonette sign,
CDR
Genioskop : sudut tertutup
Perimetri : lapang pandang
DIAGNOSIS BANDING
Iritis akut
Conjungtivitis akut
Glaucomatocylitic cirsis (posner-Scloss-man
syndrome): peningkatan tekanan intraokuler
berulang, dan terdapat flare dengan atau tanpa fine
keratic precipitaes.
Inflamasi glaukoma sudut terbuka
Perdarahan retrobulbar
Carotid cavernous fistula
Glaukoma e.c trauma
Pigmentary glaukoma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Slitlamp
Gonioscopy antara sudut COA: edema kornea
dapat dihilangkan dengan agen topikal
hiperosmolar (gliserin).
Pemeriksaan fundus: atrofi nervus optikus
B-Scan/ US biomicroscopy (UBM) (glaukoma sudut
tertutup sekunder)
Tonometry
T E RA P I B E DA H & L A S E R
TRABEKULOPLASTI LASER
Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan
bakaran melalui suatu lensa-gonio ke anyaman
trabecular akan memudahkan aliran keluar aqueous
humor disebabkan adanya proses selular yang
meningkatkan fungsi anyaman trabekular. Dapat
digunakan dalam terapi awal glaucoma sudut terbuka
primer
TINDAKAN SIKLODESTRUKTIF
Dilakukan pada kegagalan terapi medis dan
bedah pada glaucoma lanjut, destruksi corpus
ciliare dilakukan denan laser atau pembedaham.
Krioterapi, diatermi,terapi laser YAG, atau laser
diode dapat digunakan. Terapi diberikan dari luar
melalui sclera
PENCEGAHAN
Pemeriksaan Skrining untuk
Glaukoma
Sebaiknya dilakukan pada populasi yg
memiliki risiko tinggi seperti pasien
berusia lanjut, / dg riwayat keluarga
glaukoma.
Metode skrining:
Pengukuran TIO: bukan metode efektif (batas
nilai normal TIO 21 mmHg sensitivitas
47,1%, spesifitas 92,4%)
PENCEGAHAN CONTD
Pemeriksaan papil nervus optikus:
sensitivitas &spesifitas tinggi, namun
butuh tenaga kesehatan ahli.
Pemeriksaan lapang pandang: dapat
utk skrining massal, namun
sensitivitas/spesifitasnya belum
diketahui dg pasti (Kapita Selekta UI,
2014).
PENCEGAHAN CONTD
Oftalmoskopi u/ deteksi cupping diskus
optikus & tonometri pemeriksaan
oftalmologi rutin semua pasien > 35
tahun.
Pasien dg risiko tinggi (riwayat keluarga
glukoma, ras kulit hitam) dianjurkan
skrining teratur tiap 2 tahun sekali sejak
usia 35 tahun dan setahun sekali sejak
usia 50 tahun (Whitcher, 2007).
PROGNOSIS
Tanpa pengobatan, glaukoma kebutaan
total.
Apabila obat tetes anti glaukoma dapat
mengontrol TIO pd mata yg belum
mengalami kerusakan glaukomatosa luas,
prognosis akan baik.
Apabila proses penyakit terdeteksi dini
sebagian besar pasien glaukoma dapat
ditangani dengan baik (Gerstenblith &
Rabinowitz, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Brad, B. (2016). Glaucoma. In B. Brad, Kanski's
Clinical Ophthalmology A Systematic Approach 8th
ed. (pp. 306-394). Elsevier.
Gerstenblith, A. T., & Rabinowitz, M. P. (2012).
Glaucoma. In A. T. Gerstenblith, & M. P. Rabinowitz,
The Wills Eye Manual: Office and Emergency Room
Diagnosis and Treatment of Eye Disease 6th Ed. (pp.
204-210). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Whitcher, J. P. (2007). Glaucoma. In W. J. P., & J. P.
Whitcher, Vaughan & Asbury's General
Ophthalmology 17th ed. McGraw Hill.