Anda di halaman 1dari 16

Skala kekerasan mineral Mohs mengklasifikasikan resistensi goresan terhadap

berbagai mineral melalui kemampuan suatu bahan keras menggores bahan yang lebih lunak.
Skala ini diciptakan tahun 1812 oleh geolog dan mineralog Jerman Friedrich Mohs dan
merupakan satu dari beberapa definisi kekerasan dalam teknik material.
[1]
Metode perbandingan
kekerasan dengan melihat mineral mana yang mampu menggores mineral lain sudah lama ada,
pertama kali disebutkan oleh Theophrastus dalam tulisannyaTentang Batuan sekitar tahun 200
SM, diikuti Plinius yang Tua dalam Naturalis Historia sekitar tahun 77 M.
kala kekerasan mineral Mohs didasarkan pada kemampuan satu sampel materi alami untuk
menggores materi yang lain. Sampel materi yang digunakan Mohs adalah semua mineral.
Mineral adalah zat murni yang ditemukan di alam sekitar. Batuan teruat dari satu atau beberapa
mineral.
[5]
Sebagai zat alami terkeras yang pernah ada ketika skala ini dibuat, intan ditempatkan
di puncak skala. Kekerasan bahan diukur terhadap skala ini dengan menemukan bahan terkeras
yang dapat menggores suatu bahan lunak atau sebaliknya. Misalnya, jika beberapa bahan
mampu digores oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs
dapat menempati nilai 4 dan 5.
[6]

Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum (9) dua kali lebih keras
daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras daripada korundum. Tabel di
bawah memperlihatkan perbandingan dengan kekerasan absolut yang diukur
menggunakan sklerometer dengan contoh gambar.
[7][8]

Kekerasan
Mohs
Mineral Formula kimia
Kekerasan
absolut
Gambar
1 Talek Mg
3
Si
4
O
10
(OH)
2
1

2 Gipsum CaSO
4
2H
2
O 3

3 Kalsit CaCO
3
9

Kekerasan
Mohs
Mineral Formula kimia
Kekerasan
absolut
Gambar
4 Fluorit CaF
2
21

5 Apatit
Ca
5
(PO
4
)
3
(OH

,Cl

,F

)
48

6
Feldspar
Ortoklas
KAlSi
3
O
8
72

7 Kuarsa SiO
2
100

8 Topaz Al
2
SiO
4
(OH

,F

)
2
200

9 Korundum Al
2
O
3
400

10 Intan C 1600

Pada skala Mohs, grafit (bagian utama dari "timbal" pensil) memiliki tingkat kekerasan
1,5; kuku 2,22,5; koin tembaga 3,23,5; pisau saku 5,1; badan pisau 5,5; kaca jendela 5,5;
dan file 6,5.
[9]
Sebuah pelat garis (porselen non-kaca) memiliki tingkat kekerasan 7,0.
Penggunaan bahan-bahan biasa dengan kekerasan yang sudah diketahui dapat menjadi cara
sederhana untuk memperkirakan posisi suatu mineral pada skala ini.
[1]

Daftar mineral[sunting | sunting sumber]
Tabel di bawah berisi daftar mineral dan skala Mohsnya:
Kekerasan Zat atau mineral
0.20.3 sesium, rubidium
0.50.6 litium, natrium, kalium
1 talk
1.5 galium, stronsium, indium, timah, barium, talium, timbal, grafit
2 boron nitrida heksagonal,
[10]
kalsium, selenium, kadmium, sulfur, telurium, bismut
2.53 magnesium, emas, perak, aluminium, seng, lantanum, serium, jet (lignit)
3 kalsit, tembaga, arsenik, antimon, torium, dentin
4 fluorit, besi, nikel
44.5 platinum, baja
5 apatit, kobal, zirkonium, paladium, tooth enamel, obsidian (kaca vulkanik)
5.5 berilium, molibdenum, hafnium
6 ortoklas, titanium, mangan, germanium, niobium, rodium, uranium
67 kaca, kuarsa gabungan, besi pirit, silikon, rutenium, iridium, tantalum, opal
7 kuarsa, vanadium, osmium, renium
7.58 baja keras, tungsten, zamrud, spinel, Phenakite, beril, Euclase, zirkon
8 topas, zirkonia kubik
8.5 krisoberil, kromium, Yttrium aluminium garnet (YAG)
99.5
korundum (rubi, safir), silikon karbida (karborundum), tungsten karbida, titanium
karbida, stisovit
9.510 renium diborida, tantalum karbida, titanium diborida, boron
[11][12][13]

10 intan/berlian, karbonado (berlian hitam)
>10 intan nanokristalin (hiperintan, fulerit ultrakeras)
Kekerasan (Vickers)[sunting | sunting sumber]
Perbandingan antara Kekerasan (Mohs) dan Kekerasan (Vickers):
[14]

Nama
mineral
Kekerasan (Mohs)
Kekerasan (Vickers)
kg/mm
2

Grafit 1 - 2 VHN
10
=7 - 11
Tin 1 - 2 VHN
10
=7 - 9
Bismut 2 - 2 VHN
100
=16 - 18
Emas 2 - 3 VHN
10
=30 - 34
Perak 2 - 3 VHN
100
=61 - 65
Kalkosit 2 - 3 VHN
100
=84 - 87
Tembaga 2 - 3 VHN
100
=77 - 99
Galena 2 VHN
100
=79 - 104
Spalerit 3 - 4 VHN
100
=208 - 224
Heazlewoodit 4 VHN
100
=230 - 254
Karolit 4 - 5 VHN
100
=507 - 586
Goetit 5 - 5 VHN
100
=667
Hematit 5 - 6 VHN
100
=1,000 - 1,100
Kromit 5 VHN
100
=1,278 - 1,456
Anatas 5 - 6 VHN
100
=616 - 698
Rutil 6 - 6 VHN
100
=894 - 974
Pirit 6 - 6 VHN
100
=1,505 - 1,520
Bowieit 7 VHN
100
=858 - 1,288
Euklas 7 VHN
100
=1,310
Kromium 9 VHN
100
=1,875 - 2,000


Skala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral dengan jalan
membandingkannya dengan mineral lain. Skala Mohs ditemukan pertama kali oleh ilmuwan
Jerman, Friedrich Mohs pada tahun 1812. Pada waktu itu, sang geologis membagi kekerasan suatu
mineral menjadi 10 tingkatan, dengan jalan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan
yang diukur, dan/atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang diukur. Maka terciptalah
skala Mohs yang kita gunakan sekarang.

Skala kekerasan mineral Mohs didasarkan pada kemampuan satu sampel materi alami untuk
menggores materi yang lain. Sampel materi yang digunakan Mohs adalah semua mineral. Mineral
adalah zat murni yang ditemukan di alam sekitar. Batuan teruat dari satu atau beberapa
mineral.Sebagai zat alami terkeras yang pernah ada ketika skala ini dibuat,intan ditempatkan di
puncak skala. Kekerasan bahan diukur terhadap skala ini dengan menemukan bahan terkeras yang
dapat menggores suatu bahan lunak atau sebaliknya. Misalnya, jika beberapa bahan mampu digores
oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai
4 dan 5.
Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum (9) dua kali lebih keras
daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras dari pada korundum.

Urutan Skala Mohs adalah sebagai berikut :

1. Talc (Mg3Si4O10(OH)2)
Merupakan sustansi berbentuk bedak.Talc memiliki bentuk kristal monoklin. Memiliki belahan
sempurna dan non elastis tetapi fleksibel. Talc sangatlah lembut dan nersifat sectile (dapat dipotong
dengan pisau). Talc dapat tergores oleh kuku dan memiliki berat jenis 2,5 2,8. Talc tidak larut dalam
air tapi agak kenyal jika dimasukan larutan asam.warnanya berkisar dari putih ke abu-abuan atau
kehijau-hijauan. Talc memiliki goresan (streak) berwarna putih. Mineral ini banyak ditemukan pada
batuan Soapstone pada batuan metamorf.

TAMBAHAN
Bersifat silikat
Kilap Mutiara (pearly luster)
Cerat berwarna putih
Pecahan tidak rata (uneven)
Belahan sempurna (perfect)



2. Gypsum (CaSO42H2O)
Mineral ini memiliki sistem kristal monoklin dengan belahan sempurna dan 2 arah. Jika gypsum tidak
dikotori oleh chronophores (mineral pengotor) maka warnanya adalah putih. Bentuk mineral gypsum
umumnya prismatik. gypsum itu concoidal maka saat pecah akan berbentuk seperti gelas yang
pecah. berat jenis gypsum antara 2,31 2,33, gypsum memiliki gores berwarna putih dan kilaunya
adalah vitreous untuk sutera, mutiara dan lilin.

TAMBAHAN
Bersifat sulfat
Kilap Kaca (vitreous luster)
Cerat berwarna putih
Pecahan (splintery)
Belahan sempurna (perfect)



3. Calcite (CaCO3)
Calcite adalah mineral karbonat paling stabil. Sistem kristalnya trigonal. Calcite memiliki belahan
sempurna dan 3 arah belah. Kilaunya vitreous untuk mutiara dan sutera, warna goresnya putih. Jika
ia dimasukkan dalam larutan asam maka ia akan larut.

TAMBAHAN
Bersifat karbonat
Kilap Kaca (vitreous luster)
Cerat berwarna putih
Pecahan (concoidal)
Belahan sempurna (perfect)



4. Fluorite (CaF2)
Mineral ini termasuk mineral Halida dengan ditandai unsur F dalam unsur kimianya. sistem
kristalnya adalah isometric. Sebenarnya mineral ini tidak berwarna(colourless) namun selalu
terlihat berwarna akibat pengotor yang mengenainya. Kilapnya vitreous luster(kilap kaca),
pecahannya conchoidal, ceratnya putih dan belahannya sempurna



5. Apatite (Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,F-))
Mineral ini termasuk dalam kelompok mineral fosfat. Apaptite biasa berbentuk tabular, prismatik.
Apatite memiliki sistem kristal hexagonal. Belahannya tidak jelas, dan jika pecah akan membentuk
concoidal. Warna apatite transparan tergantung pengotor, warna goresnya putih. Berat jenisnya 3,16-
3,22



6. Felspar (KAlSi3O8)
Felspar merupakan mineral paling melimpah di bumi. Felspar memiliki warna asli merah muda, putih,
abu, coklat. Ia memiliki sistem kristal trinklin atau monoklin. Kilapnya kaca.

TAMBAHAN
Bersifat silikat
Kilap Kaca (vitreous luster)
Pecahan tidak rata (uneven)
Belahan tidak sempurna (district)



7. Quartz (SiO2)
Quartz merupakan mineral terbanyak kedua setelah felspar yang ada di bumi kita ini. Quartz memiliki
belahan tidak jelas dengan sistem kristal Hexagonal. Jika pecah ia membentuk pecahan concoidal.
Warna gores nya putih dan kilau quartz adalah vitreous lilin yang membosankan jika sudah
besar.Quartz memiliki berat jenis 2,65; 2,59-2,63



8. Topaz (Al2SiO4(OH-,F-)2)
Topaz termasuk dalam golongan mineral silika. Topaz memiliki sistem kristal Orthorombik. Belahan
sempurna dan memiliki pecahan concoidal. Jika kita gores Topaz maka akan nampak warna putih.
Topaz memiliki berat jenis 3,49-3,57.



9. Corundum (Al2O3)
Corundum masuk pada kelompok mineral Oksida. Sistem kristal Corundum ialah trigonal. Pecahan
Corundum concoidal, goresnya putih, berat jenis 3,95-4,10



10. Diamond (C)
Mineral ini adalah Native mineral. Sistem krital diamond adalah isometrik dan hexagonal. Jika kita
menggores diamond maka ia tetap tanpa warna. Berat jenisnya adalah. 3,52 0,01. Diamond
merupakan mineral terkuat, terkompak yang pernah ditemukan. Maka mineral ini sering dimanfaatkan
sebagai mata bor yang tentunya sangat mahal.
Diamond juga sering dimanfaatkan sebagai perhiasan karena keindahannya yang mempesona.




enis Dan Ciri Batuan
Jenis Dan Ciri Batuan - Kulit bumi terdiri dari zat padat yang disebut batuan, dengan berbagai jenis
dan ciri batuan yang ada di bumi. Pembentukan berbagai jenis batuan tertentu berasal dari berbagai
macam mineral di alam. Berbagai jenis batuan beku yang terbentuk awalnya berasal dari magma.
Magma merupakan batuan cair yang terletak di bawah permukaan bumi, magma dapat mendingin
dan membeku di bawah maupun di atas permukaan bumi.
Setiap batuan memiliki jenis dan ciri batuan yang khusus. Sifat batuan meliputi bentuk, warna,
kekerasan, kasar atau halus, dan mengilap atau tidaknya permukaan batuan. Ada yang berasal dari
proses letusan gunung berapi, proses penghancuran atau disintegrasu batuab, proses pelapukan
kimia, proses penguapan dan masih banyak pula yang berasal dari berbagai proses pembentuan
jenis dan ciri batuan yang ada di bumi.
Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)

Batu Obsidian Merupakan Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan beku terjadi dari
magma cair pijar yang rnernbeku karena mengalami pendinginan (penurunan temperatur). Magma
merupakan benda cair yang sangat panas dan terdapat di perut bumi. Magma yang mencapai
permukaan bumi disebut lava. Semula batuan beku berupa lelehan magma yang besar.
Berikut adalah beberapa jenis dan ciri batuan beku (batuan magma/vulkanik) :
Batu Obsidian
Batu obsidian disebut juga batu kaca, memiliki warna hitam atau cokelat tua, memiliki permukaan
yang halus dan mengkilap. Dimanfaatkan untuk alat pemotong dan mata. Proses terjadinya
berasal dari magma yang membeku dengan cepat di permukaan bumi, maka itu termasuk dalam
jenis batuan beku luar atau batuan beku efusit.
Batu Granit
Batu granit terbentuk atas butiran yang kasar. Ada yang memiliki warna putih dan ada yang
memiliki warna keabu-abuan. Sering digunakan untuk bahan bangunan. Proses terjadi berasal dari
magma yang membeku di dalam kerak bumi. Proses pembekuan ini berlangsung secara perlahan,
maka itu termasuk dalam jenis batuan beku dalam.
Batu Basal
Batu basal disebut juga batu lava, memiliki warna hijau keabu-abuan dan terdiri dari butiran yang
kecil. Biasa digunakan untuk bahan bangunan juga. Berasal dari magma yang membeku di bawah
lapisan kerak bumi, bercampur dengan gas yang menyebabkan memiliki rongga-rongga kecil.
Proses terjadinya berasal dari magma yang keluar dari dapur magma dan mencapai permukaan
bumi yang membeku dengan cepat di permukaan bumi, sebab dari itu masuk dalam jenis batuan
beku luar atau batuan beku efusit.

Batu Andesit
Batu andesit memiliki warna putih keabu-abuan dan butirannya kecil seperti ciri pada batu basal.
Digunakan dalam pembuatan arca dan bangunan candi. Berasal dari magma yang membeku
dengan sangat cepat di bawah kerak bumi, termasuk jenis batuan beku luar atau batuan beku
efusit.

Batu Apung
Batu apung memiliki ciri bewarna cokelt bercampur abu-abu muda dan berongga-rongga.
Digunakan untuk mengampelas kayu dan juga digunakan untuk bahan penggosok. Berasal dari
magma yang membeku di permukaan bumi, termasuk jenis batuan beku luar atau batuan beku
efusit.
Batuan Endapan (Batuan Sedimen)

Batu Kapur Merupakan Batuan Endapan
Batuan endapan merupakan batuan yang terbentuk dari hasil endapan pelapukan batuan. Batuan
jenis seperti ini dapat pula terbentuk dari batuan yang terkikis ataupun dari hasil endapan sisa-sisa
binatang dan tumbuhan.
Berikut adalah beberapa jenis dan ciri batuan Endapan (Batuan Sedimen) :
Batu Breksi
Batu breksi terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya sangat tajam. Batuan seperti ini banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku.
Batu Kapur
Batu kapur terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus, memiliki warna putih sedikit keabu-abuan,
biasa digunakan sebagai bahan campuran pembuatan semen. Berasal dari endapan hasil dari
pelapukan tulang dan cangkang hewan-hewan laut.
Batu Konglomerat
Batu konglomerat terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tumpul. Batuan seperti ini banyak
digunakan sebagai bahan bangunan. Berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku.
Batu Pasir
Batu pasir terdiri atas butiran-butiran pasir, memiliki warna bermacam-macam meliputi abu-abu,
merah, kunung atau putih. Batuan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Berasal dari
endapan hasil pelapukan batuan beku yang butirannya kecil-kecil.
Batu Serpih
Batu serpih terdiri dari butiran-butiran batu lempung atau yang biasa disebut dengan tanah liat,
memiliki warna abu-abu kehijauan, merah atau kuning. Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
dan berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah.
Batuan Malihan (Metamorf)

Batu Marmer Merupakan Batuan Malihan
Batuan malihan (metamorf) berasal dari batuan sedimen yang mengalami perubahan (metamorfosis).
Batuan sedimen mengalami perubahan karena mendapat panas dan tekanan dari dalam Bumi. Kalau
mendapat panas terus menerus, batuan sedimen akan berubah menjadi batuan malihan.
Berikut adalah beberapa jenis dan ciri batuan malihan (metamorf) :
Batu Genes
Batu genes memiliki warna putih keabu-abuan dan keras. Batu genes dimanfaatkan untuk barang
kerajinan seperti asbak, pot bunga dan patung. Berasal dari batuan pluto granit yang mengalami
metamorfosis karena panas dan tekanan.
Batu Marmer
Batu marmer memiliki warna putih dan juga ada yang berwarna hitam, keras dan permukaannya
halus. Marmer biasanya digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan dan pelapis
dinding bangunan. Berasal dari batuan kapur yang mengalami metamorfosis karena terkena panas
dan tekanan.
Batu Sabak
Batu sabak berwarna abu-abu tua, mudah terbelah tipis-tipis dan memiliki permukaan yang kasar.
Sebelum ada kertas, batu sabak dimanfaatkan sebagai papan untuk menulis. Berasal dari batuan
serpih yang mengalami metamorfosis.



BATUAN : BEKU, SEDIMEN, METAMORF


BATUAN BEKU
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras
dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif
maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku dalam bahasa latin
dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini
bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Batuan beku plutonik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-
mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan
granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api)
sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering
dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

Batuan beku insteusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi
kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku
di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton.
Nama Pluto diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga
disebut sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusif. Sedangkan batuan belu
ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan
menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai
batuan.

Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari
proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan
komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar
batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Berdasarkan keterangan dari para ahli seperti Bapak Turner dan Verhoogen tahun 1960,
Bapak F.F Groun Tahun 1947, Bapak Takeda Tahun 1970, Magma didefinisikan atau
diartikan sebagai cairan silikat kental pijar yang terbentuk secara alami, memiliki temperatur
yang sangat tinggi yaitu antara 1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius serta memiliki sifat
yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian bawah. Dalam magma terdapat bahan-
bahan yang terlarut di dalamnya yang bersifat volatile / gas (antara lain air, CO2, chlorine,
fluorine, iro, sulphur dan bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile / non
gas yang merupakan pembentuk mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam
perjalanan menuju bumi magma mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun
akan terbentuk. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa penghabluran.

Tekstur Batuan Beku
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas,
Granularitas dan Bentuk Kristal.

1. Kritalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak
yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat
maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya
akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.

a. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
- Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.
- Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
- Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.

2. Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal -
kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan
mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis
mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :
- Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
- Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk
diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara
0,01 0,002 mm.
- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara
keseluruhan.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
- Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
- Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal atau
mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi
menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut :
- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran
sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga,
yaitu:

a. Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral - mineral yang euhedral.
b. Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral - mineral yang subhedral.
c. Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya terdiri
dari mineral - mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik
yang bisa berupa mineral atau gelas.

Struktur Batuan Beku
Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan saja, misalnya,
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut,
membentuk struktur seperti bantal.
Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara
teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat dilihat pada contoh-contoh
batuan (hand speciment sample), yaitu:
Masif, yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan
adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam
tubuh batuan beku.
Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada
waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.
Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar
dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang
masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada
pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan (fracture) dan pembekuan magma,
misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).






Isya Ansyari blog http://learnmine.blogspot.com/2013/05/batuan-beku-sedimen-
metamorf.html#ixzz3DwnSZzmd
semoga bermanfaat
Follow us: @_ansyari_ on Twitter | learnmine.blogspot on Facebook

http://tambangunp.blogspot.com/2013/07/struktur-dan-tekstur-batuan.html
http://geo-smamta.blogspot.com/2012/01/tekstur-batuan-sedimen.html
http://ptbudie.wordpress.com/2012/04/11/struktur-dan-tekstur-batuan-metamorf/
http://www.echogeo.net/2013/09/tekstur-batuan-beku.html

Anda mungkin juga menyukai