Anda di halaman 1dari 33

BENDERA INDONESIA

Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang secara singkat


disebut Bendera Negara, adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara
Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran
lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bahagian atas berwarna
merah dan bahagian bawah berwarna putih yang kedua bahagiannya
berukuran sama.
Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah bererti berani,
putih bererti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan
putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan
menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan
putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan
warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna
nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia,
terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di
Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih
(umbul-umbul abang putih).

BENDERA MALAYSIA



Jalur Gemilang bercorak 14 garis (jalur) merah dan putih (melintang)
yang sama lebar, di mana jumlah 14 melambangkan jumlah negara
bagian atau persekutuan, iaitu Johor, Kedah, Kelantan, Melaka,
Negeri Sembilan, Pahang, Pulau Pinang, Perak, Perlis, Sabah,
Sarawak, Selangor ,Wilayah Persekutuan dan Terengganu
Bahagian yang berwarna biru tua di atas sebelah kiri membawa ke
bawah hingga atas jalur merah yang kelima melambangkan perpaduan
rakyat Malaysia. Bagian biru tua memuat gambar bulan sabit
melambangkan Agama Islam agama resmi Malaysia.
Bintang pecah 14 adalah tanda perpaduan 14 buah negeri dan
Kerajaan Persekutuan. Warna kuning pada anak bulan dan bintang
adalah warna Diraja bagi Duli-duli Yang Maha Mulia Raja-raja.




BENDERA BRUNEI



Diperkenalkan pada 29 September 1959 semasa Brunei merupakan
protektorat Britania Raya dan ditetapkan saat Brunei mencapai
kemerdekaan pada 1 Januari 1984. Bendera ini terdiri dari lambang
negara di bahagian tengah dengan latar belakang warna kuning dan
garis hitam dan putih di bidang bendera.
Lambang negara terdiri dari bulan sabit (lambang Islam),
dicantumkan dengan payung obor-obor (lambang pemerintahan di
bawah seorang sultan). Di bawah payung adalah sayap yang
melambangkan keadilan, kedamaian, kemakmuran dan keamanan. Di
sebelah kiri dan kanan terdapat sepasang tangan yang menadah. Di
bulan sabit terdapat motto dalam huruf Jawi, Sentiasa berkhidmat
dengan panduan Tuhan dan di bawah bulan sabit, tertulis Negara
Brunei Darussalam juga dalam tulisan Jawi.
Di Nusantara, warna kuning adalah warna tradisional untuk raja-raja.
Ini dapat dilihat di panji-panji kerajaan Malaysia dan Thailand dan
juga bendera presiden Indonesia.

BENDERA SINGAPURA


Diperkenalkan pada 3 Desember 1959 sewaktu pelantikan Yang di-
Pertuan Negara yang pertama, Encik Yusof bin Ishak. Diciptakan oleh
sebuah komite yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri pada masa
itu, Dr. Toh Chin Chye. Bendera ini menggantikan bendera Union
Jack yang telah berkibar di Singapura selama 140 tahun (1819-1959)
dan hingga kini digunakan sejak Singapura merdeka dari Malaysia
pada 9 Agustus 1965.
Bendera Singapura mirip bendera Indonesia, hanya saja pada
bahagian warna merah ada bulan sabit dan 5 bintang yang disusun
bundar. Setiap ciri yang ada pada bendera tersebut mempunyai makna
yang tersendiri.
Warna merah bermakna persaudaraan dan kesamaan segala manusia.
Putih melambangkan kesucian dan kebaikan. Bulan sabit
melambangkan sebuah negara muda yang sedang maju. Kelima
bintang melambangkan lima prinsip yang dipegang oleh Singapura:
demokrasi, keamanan, kemajuan, keadilan dan kesaksamaan.
Bendera Singapura dikibarkan oleh sebahagian besar rakyatnya pada
bulan ogos selama satu bulan untuk merayakan hari kebangsaan
mereka.
BENDERA FILIPINA






Tanggal 12 Juni 1898. Bendera ini merupakan bendera 2 warna biru
dan merah dengan sebuah segitiga sama sisi putih di sisi tiang. Di
tengah-tengah segitiga tersebut terdapat simbol matahari kuning
dengan delapan sinar, masing-masing terbahagi menjadi tiga; di sudut
segitiga terdapat bintang bersegi lima kuning.
Bendera ini dipasang dengan warna biru di atas pada masa damai, dan
warna merah di bawah pada masa perang.






BENDERA KAMBOJA





Dikembalikan kembali pada tahun 1993 setelah sebuah pemilu yang
mengembalikan pemerintahan monarki di negara tersebut. Reka
bentuk bendera ini telah ada sejak 1850 dan tidak berubah hingga
sekarang. Terdiri dari jalur biru di atas dan bawah dan jalur merah di
tengah (rasio 1:2:1) yang diisi dengan gambar Angkor Wat. Bendera
berbidang merah dengan gambar Angkor Wat di tengah digunakan
semasa pemerintahan Khmer Rouge






BENDERA THAILAND




Dalam bahasa Thai: Thong Trairong, yang bermakna, bendera tiga
warna. Bendera ini menunjukkan lima jalur yang mendatar dengan
warna merah, putih, biru, putih dan merah, dengan ukuran jalur biru
yang ada di tengah dua kali lebih besar dari jalur-jalur yang lain.
Warna merah-putih-biru secara berurutan melambangkan negara-
agama-raja, semboyan tidak resmi negara Thai. Bendera ini
diresmikan pada 28 September 1917.
Bendera pertama yang digunakan di Siam berwarna merah dan tidak
bercorak, digunakan masa pemerintahan Raja Narai (1656-1688).
Kemudiannya berbagai jenis simbol dirancang di latar belakang
tersebut seperti, chakra putih (roda yang berkaitan dengan agama
Buddha), seekor gajah putih di dalam chakra atau cakra putih dengan
matahari di dalamnya.




BENDERA MYANMAR


Bendera yang baru, diperkenalkan pada tanggal 21 Oktober 2010
menggantikan bendera sosialis sebelumnya yang telah digunakan
sejak tahun 1974. Bendera yang baru ini terdiri dari tiga jalur warna
horizontal: kuning, hijau, merah, dengan sebuah bintang segilima
bewarna putih di tengah-tengahnya.
Bendera Myanmar sebelumnya diperkenalkan pada 3 Januari 1974
setelah melakukan deklarasi republik sosialis di Burma oleh Ne Win.
Sosialis menyimbolkan berada untuk karyawan dan petani. 14
bintang menyimbolkan Pembagian Administrasi Myanmar. Bendera
ini terdiri dari gantang beras pada sebuah latar belakang berwarna
biru.





BENDERA VIETNAM



Diperkenalkan pada 30 November 1955. Bintang kuning di tengah
melambangkan kepimpinan Partai Komunis Vietnam di negara itu.
Pecahan di bintang melambangkan para buruh, petani, tentara,
cendekiawan dan pemuda. Warna merah melambangkan kejayaan dan
revolusi









BENDERA LAOS




Diperkenalkan pada 2 Desember 1975.
Bendera ini terdiri dari tiga jalur yang mendatar. Ukuran jalur yang
ada di tengah dua kali lebih besar dari jalur yang lain. Di tengah
terdapat cakra putih, dengan ukuran diameter 0,8 kali ketinggian jalur
warna biru.
Warna merah melambangkan darah mereka yang terkorban untuk
kemerdekaan Laos dan biru melambangkan kekayaan sumber daya
alam. Cakra putih melambangkan bulan yang mengembang di atas
Sungai Mekong dan juga kerukunan negara di bawah pemerintahan
komunis







Logo dan Bendera ASEAN
Assosiation of Southeast Asian Nation merupakan kepanjangan dari ASEAN itu sendiri. Pada
prinsipnya adalah ASEAN adalah persatuan negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN
memiliki logo dan bendera.




Logo ASEAN Bendera ASEAN

Logo dari ASEAN ini mempunyai 4 warna yang berada didalam satu kesatuan logo
tersebut. Logo ASEAN ini terdiri dari warna Merah, Biru, Putih dan Kuning. Warna ini
mempunyai arti masing-masing sebagai berikut :

Maksud warna pada logo ASEAN

Warna Merah pada logo ASEAN :
Merah merupakan lambang dari semangat dan dinamisme.

Warna Biru pada Logo ASEAN :
Biru melambangkan keamanan dan kestabilan.
(kenapa yah, apa karena bendera Amerika itu biru ? jadi biru dikatakan keamanan dan
kestabilan ?).

Warna Putih Pada Logo ASEAN :
Warna putih tersebut melambangkan ketulenan.

Warna Kuning pada Logo ASEAN :
Warna kuning ini melambangkan kemakmuran.

Jadi secara keseluruhan makna dari logo ASEAN ini adalah Stabil, aman, bersatu dan
Dinamik.

Jenis tulisan pada logo ASEAN ini menggunakan font Helvetica. Dan juga symbol gambar
yang terdapat didalam lingkarang ASEAN itu merupakan gambar 10 tangkai padi yang
merupakan lambang impian Bapak penemuan yang kesepuluh Negara di Asia Tenggara
bersatu dan bersahabat.


Saiz Bendera sebagai berikut :

- Bendera dimeja 10 x 15 cm
- Bendera didalam bilik 100 x 150 cm
- Bendera untuk kereta /lori 10 x 30 cm
- Bendera di Padang atau dilapangan 200 x 300 cm.

Tujuan dari didirikan negara ASEAN ini bisa kita lihat didalam website resminya atau disini.
Jadi kita bisa melihat betapa sebuah symbol dan warna pada sebuah logo bisa dipastikan
mempunyai arti dan maksud dari terbuatnya logo tersebut.


PENGASAS ASEAN

Tokoh pengagas dari ASEAN itu ada 5 orang, yang masing-masing mewakili negaranya
lewat Deklarasi Bangkok, iaitu :

- Indonesia diwakili oleh Adam Malik
- Malaysia diwakili oleh Tun Abdul Razak
- Thailand diwakili oleh Thanat Koman
- Filipina diwakili oleh Nacisco Ramos
- Singapura diwakili oleh S.Rajaratman

Anggota Negara-Negara ASEAN

Anggota ASEAN ini terdiri dari 11 Negara pada saat sekarang, Yaitu :

1. Indonesia
2. Filipina
3. Brunei Darusalam
4. Kamboja
5. Laos
6. Malaysia
7. Myanmar
8. Singapura
9. Thailand
10. Vietnam

Terakhir masuk sebagai negara ASEAN baru adalah Timur Leste. Selain logo ASEAN pun
mempunyai bendera sendiri s ebagai lambang dari persatuan negara-negara Asia Tenggara
tersebut. Kita lihat benderanya pada gambar dibawah ini.






SEJARAH PENUBUHAN ASEAN

PENGENALAN
Sebelum penubuhan ASEAN sebenarnya sudah terdapat beberapa cubaan lebih awal untuk
mewujudkan pertubuhan serantau walaupun tidak dianggotai oleh keseluruhan negara Asia
Tenggara. Paling awal adalah cubaan untuk menubuhkan Association of South East Asia
(ASA) pada bulan Julai 1961. ASA pada ketika itu dianggotai oleh hanya tiga buah negara
iaitu Malaysia, Thailand dan Filipina. Sejak awal penubuhannya, pertubuhan ini menghadapi
masalah terutama dari segi keanggotaannya yang agak terhad. Di samping itu ASA juga
dituduh sebagai sebuah pertubuhan yang pro-Barat. Masa depan ASA musnah dengan
pembentukan Malaysia dalam tahun 1963 apabila Filipina menentang penubuhan persekutuan
baru ini kerana mendakwa Sabah sebagai sebahagian wilayah mereka. Indonesia
kemudiannya turut memburukkan lagi keadaan apabila melancarkan konfrontasi terhadap
Malaysia.

Pertubuhan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) telah ditubuhkan pada tahun 1967 oleh
negara-negara pengasas yang terdiri daripada Malaysia, Filipina, Singapura, Indonesia dan
Thailand. Pada tahap ini anggota ASEAN menerajui wawasan bahawa setiap negara di Asia
Tenggara bekerjasama secara aktif ke arah keamanan, kestabilan, kemajuan serta
kesejahteraan rantau tersebut. Ini merupakan satu wawasan yang berani memandangkan
keadaan di Asia Tenggara pada masa itu yang amat terpisah akibat konflik ideologi dan
peperangan.

Terputusnya hubungan diplomatik di antara Kuala Lumpur dan Manila (1962), konfrantasi
Malaysia Indonesia (1963), pemisahan Singapura daripada Malaysia (1965), Perang
Vietnam dan Revolusi Kebudayaan di Negara China, kesemuanya telah memisah dan
menimbulkan rasa sangsi di kalangan negara di rantau itu. Namun dengan usaha gigih
negara-negara anggota, ASEAN telah ditubuhkan bagi menyediakan rangka kerja dan
mekanisma untuk kerjasama serantau melalui Deklarasi ASEAN di Bangkok pada 8 Ogos
1967.

Pertubuhan ini mewakili kehendak bersama negara-negara Asia Tenggara untuk bersatu
dalam semangat persahabatan serta kerjasama dan melalui usaha serta pengorbanan bersama
memastikan keamanan dan kesejahteraan untuk setiap rakyat.

Deklarasi ASEAN 8 Ogos 1967







SEJARAH PENUBUHAN ASEAN

Pada hakikatnya usaha ke arah kerjasama serantau telahpun bermula selepas
Perang Dunia Kedua dengan terbentuknya beberapa kesatuan atau pakatan di
antara negara-negara di Asia tenggara. Di peringkat ini kerjasama serantau
adalah ke arah usaha bagi mengekalkan kestabilan politik dan memulihkan
ekonomi yang musnah akibat peperangan. Namun jangka hayat pertubuhan
serta pakatan ini adalah singkat oleh kerana konflik antara negara anggota. Di
antara pertubuhan yang dibentuk pada masa itu ialah pertubuhan Asia tenggara
(ASA), MAPHILINDO, dan The Asian and Pasific Council (ASPAC).

ASA

Pada 30 Julai 1961, ASA telah dibentuk hasil pertemuan Menteri-menteri Luar
Tanah Melayu, Filipina dan Thailand di Bangkok. Tujuan utama
pembentukannya ialah untuk meningkatkan kerjasama sosio-ekonomi,
kebudayaan serta pentadbiran. Walau bagaimanapun ASA telah gagal bertahan
lama akibat daripada kelemahan struktur organisasi serta konflik yang kian
memuncak di antara negara-negara anggota terutamanya tuntutan Filipina ke
atas Sabah dan konfrantasi Malaysia-Indonesia pada tahun 1963.


MAPHILINDO

MAPHILINDO telah ditubuhkan pada 31 Julai 1963 hasil cadangan Presiden
Macapagal dari Filipina dan dianggotai oleh Malaya, Filipina dan Indonesia.
Namun akibat daripada timbulnya konflik dalaman dan luaran antara negara-
negara anggota telah membawa kepada kegagalan MAPHILINDO. Penubuhan
Malaysia telah membawa tentangan hebat daripada Filipina yang menuntut
haknya ke atas Sabah yang didakwa sebagai wilayah warisan Kesultanan Sulu.
Begitu juga Indonesia yang turut menentang oleh kerana adanya cita-cita
Presiden Sukarno untuk mewujudkan Indonesia Raya melalui penggabungan
semua kepulauan Melayu. Pembentukkan Malaysia dilihat sebagai halangan
utama cita-cita beliau dan dianggap sebagai satu bentuk Imperialisme dan dasar
Kolonialism barat ke atas negara-negara di Asia Tenggara. Konflik semakin
nampak dengan pemisahan Singapura daripada Malaysia di atas alasan
perbezaan sistem dan keinginan untuk mencapai kemerdekaan. Lantaran itu
akibat konflik yang berlanjutan, MAPHILINDO akhirnya turut berkubur.




ASPAC

Tahun 1966 menyaksikan pembentukan satu lagi pertubuhan baru iaitu ASPAC
yang dianggotai oleh Malaysia, Filipina, Thailand, Australia, Jepun, Taiwan,
New Zealand, Korea Selatan dan Vietnam Selatan. Tumpuan pertubuhan ini
ialah untuk menggalakkan kerjasama serantau di dalam bidang ekonomi, sosial
dan kebudayaan di kalangan negara-negara Asia Pasifik. Seperti pertubuhan
lain, ASPAC juga mengalami kegagalan, oleh kerana pertubuhan ini dikatakan
tidak menggambarkan kerjasama serantau yang sebenarnya dengan adanya
keanggotaan negara luar dari Asia Tenggara. Pada tahun 1975, ASPAC telah
dibubarkan, namun ia telah memberi idea bagi pembentukan pertubuhan
kerjasama serantau yang lebih mantap di Asia Tenggara.



SENARIO POLITIK

Beberapa senario politik di Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1960 an
telah menjadi faktor pendorong ke arah pembentukan pertubuhan serantau.
Tercetusnya perang Vietnam pada tahun 1965 telah menyedarkan negara-negara
di Asia Tenggara tentang peri pentingnya kerjasama dan perpaduan serantau
bagi mengelakkan campurtangan kuasa luar. Perubahan pucuk pimpinan di
Indonesia yang seterusnya menamatkan konfrantasi Malaysia-Indonesia telah
berjaya mengurangkan ketegangan di Asia Tenggara. Begitu juga dengan
perlantikan Marcos sebagai Presiden Filipina telah mendinginkan isu tuntutan
ke atas Sabah.

Justeru ini memungkinkan lagi wujudnya kerjasama sosio-ekonomi di kalangan
negara-negara serantau. Ini ditambahkan lagi dengan keinginan untuk
menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan aman dan stabil serta bebas
daripada campurtangan kuasa-kuasa besar yang mahu meluaskan pengaruh
masing-masing.

















PENUBUHAN ASEAN

Hasil daripada senario politik yang telah dinyatakan satu perbincangan rasmi telah diadakan
di antara wakil kerajaan Malaysia, Indonesia, dan Thailand di Bangkok pada 29 Mei hingga 1
Jun 1966. Tujuan perbincangan ini adalah untuk mewujudkan hubungan dan kerjasama yang
lebih erat di kalangan negara-negara Asia Tenggara. Perbincangan seterusnya di antara
menteri-menteri Luar Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina dan Thailand pada awal tahun
1967 di Bangkok telah merintis jalan ke arah pembentukan satu pertubuhan kerjasama
serantau. Akhirnya ASEAN telah ditubuhkan melalui Deklarasi Bangkok pada 8 ogos 1967
dengan tujuan utama untuk mewujudkan kerjasama dua hala dalam bidang ekonomi, sosial
dan kebudayaan demi kestabilan dan keamanan rantau Asia Tenggara. Keahlian ASEAN
pada ketika itu hanyalah lima buah negara iaitu Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, dan
Thailand.


































OBJEKTIF PENUBUHAN ASEAN


ASEAN ditubuhkan dengan matlamat utama untuk kepentingan bersama serta
mewujudkan kerjasama serantau dari segi politik, ekonomi, sosial dan
kebudayaan. Melalui konsep kolektif ini, negara-negara anggota ASEAN
berkongsi tanggungjawab untuk memajukan tingkat sosio-ekonomi dan
memastikan kestabilan serta keamanan serantau yang bebas daripada ancaman
dan pengaruh kuasa luar.

Deklarasi Bangkok yang ditandatangani pada 8 Ogos 1967 telah menggariskan
objektif utama ASEAN iaitu :-

Mempercepatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pembangunan
kebudayaan serantau melalui usahasama dalam semangat keamanan dan
persahabatan demi mengukuhkan keamanan dan kesejahteraan seluruh komuniti
di Asia Tenggara.

Mewujudkan keamanan dan kestabilan serantau menghormati keadilan dan
undang-undang di dalam hubungan antara negara serta mematuhi prinsip-
prinsip carta Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu.

Mewujudkan kerjasama aktif dan saling membantu ke atas perkara-perkara
kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknikal,
saintifik dan pentadbiran.

Mengadakan kerjasama yang lebih berkesan untuk meningkatkan lagi aktiviti
pertanian dan industri, meluaskan perdagangan dan komoditi antarabangsa,
meningkatkan pengangkutan serta komunikasi dan taraf rakyat.

Menggalakkan kajian tentang Asia Tenggara.

Mengekalkan kerjasama erat dengan organisasi antarabangsa dan serantau yang
mempunyai matlamat sama serta mencari jalan merapatkan lagi kerjasama
dengan mereka.










STRUKTUR ORGANISASI ASEAN



ASEAN Heads of Government

Ia merupakan kuasa tertinggi di dalam ASEAN diwakili oleh persidangan
Ketua-ketua kerajaan ASEAN yang digelar sebagai ASEAN Summit atau
persidangan Kemuncak ASEAN. Ia merupakan persidangan formal yang
diadakan setiap tiga tahun sementara persidangan secara tidak formal diadakan
sekali di antara persidangan formal.

ASEAN Ministerial Meeting (AMM)

Ia merupakan persidangan bagi Menteri-menteri Luar ASEAN. Persidangan ini
dijalankan setiap tahun di mana ianya bertanggungjawab di dalam membentuk
garis panduan dasar-dasar dan aktiviti-aktiviti ASEAN.

ASEAN Economic Ministers (AEM)

Ia dibentuk semasa Persidangan Kemuncak di kuala Lumpur pada tahun 1977.
Ia bersidang setiap tahun secara formal atau tidak formal untuk mengarah
kerjasama ekonomi ASEAN.

Terdapat banyak lagi badan yang telah ditubuhkan di bawah struktur ASEAN
seperti; Joint Ministerial Meeting (JMM), ASEAN Standing Committee (ASC),
Senior Officials Meeting (SOM), Senior Economic officials Meeting (SEOM)
dan banyak lagi.







PERSIDANGAN KEMUNCAK ASEAN (ASEAN
SUMMIT)

1 Persidangan Kemuncak ASEAN Pertama

ASEAN SUMMIT yang pertama telah diadakan di Bali, Indonesia pada 23-24 Februari 1976.
Persidangan ini telah mencapai beberapa resolusi dan kejayaan. Di antaranya ialah ;
Pengisytiharan ASEAN CONCORD
Di dalam pengisytiharan ini apa yang dapat dipersetujui oleh negara-negara ASEAN pada
ketika itu ialah menegakkan komitmen mereka terhadap Deklarasi Bandung, Bangkok, Kuala
Lumpur dan Piagam PBB. Selain itu, ASEAN CONCORD juga berusaha mewujudkan
keamanan, kemajuan dan kemakmuran di kalangan rakyat negara anggota. Ianya juga mahu
meluaskan kerjasama ASEAN dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan dan politik di
kalangan negara anggota ASEAN.

Treaty of Amity and Coorporation in SEA
Di dalam perjanjian ini ia menekankan usaha mewujudkan keamanan dan kestabilan dengan
menghormati undang-undang di dalam perhubungan mereka. Selain itu perjanjian ini juga
menekankan penyelesaian perselisihan melalui cara-cara aman seperti rundingan damai dan
sebagainya. Di dalam perjanjian ini turut menekankan tentang kerjasama di antara Negara-
negara di Asia Tenggara dan Negara-negara luar perlu diperluaskan.

Pembentukan Sekretariat ASEAN (ASEAN Secretariat)
Sekretariat ini telah dibentuk melalui perjanjian yang ditandatangani oleh menteri-menteri
luar ASEAN semasa Persidangan Kemuncak di Bali pada tahun 1976. Sekretariat ini
bertujuan untuk meningkatkan penyelarasan dan implementasi dasar-dasar, projek-projek dan
aktiviti badan-badan di bawah ASEAN. Pernyataan misinya mencerminkan semangat dan
matlamat Persidangan Kemuncak ke-4 iaitu ke arah memperkukuhkan serta memperhebatkan
lagi kerjasama di kalangan Negara anggota ASEAN. Terdapat 4 biro di dalam Sekretariat
ASEAN iaitu ;

1. Biro AFTA bertanggungjawab menguruskan hal-hal berkaitan dengan ASEAN
Free Trade AREA

2. Biro Kerjasama Ekonomi (Bureau of Economic Cooporation)- menangani perkara-
perkara berkaitan dengan pelaburan, kewangan, perbankan, makanan, pertanian,
pengangkutan, tenaga dan lain-lain lagi.

3 Biro Kerjasama Fungsional (Bureau of Functional Cooporation) - bertanggungjawab
menggariskan dan menyelaras implementasi pelan bertindak berhubung dengan sains
dan teknologi, alam sekitar, kebudayaan dan maklumat, pembangunan sosial serta
pengawalan penyalahgunaan dadah.
4. Biro Kerjasama dan Perhubungan Dialog ASEAN (Bureau for ASEAN Cooporation
and Dialogue Relations) - bertanggungjawab melaksanakan sistem penilaian projek
yang diguna zpakai oleh Jawatankuasa tetap ASEAN.







2 Persidangan kemuncak ASEAN Kedua

Diadakan di Kuala Lumpur pada 4-5 Ogos 1977 di mana resolusi yang dicapai ialah dengan
pembentukan ASEAN Economic Ministers (AEM). Selain itu Ketua-ketua ASEAN bersetuju
untuk memanggil menteri-menteri lain yang relevan di dalam ASEAN Ministerial Meeting
(AMM).



3 Persidangan kemuncak ASEAN Ketiga

Ianya telah diadakan di Manila pada 14-15 Disember 1987 dan resolusi yang dicapai ialah
dengan terbentuknya Joint Ministerial meeting (JMM),
Senior Officials Meeting (SOM), Senior Economic Officials Meeting (SEOM), dan Joint
Consultative Meeting (JCM). Selain itu persidangan kali ketiga ini turut meminda terhadap
Treaty of Amity and Cooporation in SEA(TAC) bagi menampung kemasukan Papua New
Guinea dan lain-lain negara di Asia Tenggara.



4.Persidangan Kemuncak ASEAN Keempat

Persidangan kemuncak ini telah diadakan di Singapura pada tahun 1992. di antara resolusi
dan kejayaan yang dicapai ialah terbentuknya Majlis AFTA(AFTA Council) yang bertujuan
untuk menyelenggara, menyelaras dan menilai semula Common Effective Preferential Tariff
(CEPT) Scheme. Selain itu persidangan kemuncak kali keempat ini juga bertujuan untuk
mencapai kata sepakat untuk memperteguhkan lagi Sekretariat ASEAN supaya ia dapat
menyokong inisiatif persidangan ini dengan efektif. Ia juga mencapai resolusi iaitu
memperhebatkan lagi kerjasama ekonomi ASEAN bagi menampung pertumbuhan dan
pembangunan ASEAN.



5.Persidangan Kemuncak ASEAN Kelima

Persidangan Kemuncak ASEAN kelima ini telah berlangsung pada 14 dan 15 Disember 1995
di Bangkok. Di antara kejayaan persidangan ini ialah termeterainya perjanjian Treaty on the
SEA Nuclear Weapon Free Zone atau Zone of Peace Freedom, and Neutrality (ZOPFAN).
Selain itu ia memastikan keamanan dan keselamatan antarabangsa melalui nuclear
disarmament. Persidangan kelima ini juga melakar sejarah apabila ianya merupakan
pertemuan pertama di antara ketujuh-tujuh Ketua Negara ASEAN dengan Ketua Negara
Kemboja, Laos dan Myanmar selepas kemasukan Brunei dan Vietnam sebagai anggota
ASEAN. Pada persidangan yang keenam Kemboja telah diterima sebagai anggota kesepuluh
ASEAN.


8. KERJASAMA POLITIK DAN KESELAMATAN SERANTAU ASEAN
Isu politik dan keselamatan telah membawa kepada beberapa resolusi penting yang
digunapakai oleh negara anggota ASEAN. Di antaranya ialah Zon of Peace, Freedom and
Neutrality (ZOPFAN), Treaty of Amity and Cooperation in SEA (TAC), Declaration of
ASEAN CONCORD dan Treaty on the South East Asia Nuclear Weapon-Frees Zone
(SEANWFZ).

ZOPFAN misalnya telah diisytiharkan dalam tahun 1971 dengan menekankan semangat
keamanan serta komitmen ASEAN untuk menjadikan rantau ini bebas daripada sebarang
campurtangan negara luar rantau. TAC pula merupakan a code of international conduct
yang memberi garis panduan perhubungan di antara negara-negara di rantau ini mengikut
ketetapan Piagam PBB. ASEAN Concord pula yang diisytiharkan pada 1976 mengandungi
prinsip-prinsip serta rangka kerja bagi kerjasama ASEAN dalam bidang politik, keselamatan,
ekonomi dan fungsional. Sementara SEANWFZ merupakan sumbangan ASEAN ke arah
usaha mengadakan perlucutan senjata nuklear sepenuhnya.

8.1 ASEAN Regional Forum (ARF)
ARF telah dibentuk pada tahun 1994 dan berperanan sebagai forum perundingan bertujuan ke
arah mewujudkan preventive diplomacy dan membina keyakinan di kalangan negara-negara
di Asia Pasifik. Forum ini diwakili oleh sembilan ahli anggota ASEAN, Kemboja sebagai
pemerhati, sepuluh sekutu dialog serta Papua New Guinea sebagai pemerhati jemputan.
Senior Official Meeting (SOM) untuk ARF (ARF SOM) juga telah diadakan bagi
menyediakan sokongan dan tindakan susulan ke atas aktiviti-aktiviti ARF. ARF telah
bersejutu dengan tiga peringkat pendekatan ke arah kerjasama iaitu :-
i) Membina keyakinan;
ii) Mewujudkan preventive diplomacy ; dan
iii) Mempertimbangkan pendekatan menangani konflik.


8.2 Special SOM
Di peringkat intra-ASEAN, Special Meeting of ASEAN Senior Officials (Special SOM) telah
dibentuk yang diwakili oelh pegawai Kementerian Luar dan Kementerian Pertahanan Negara
anggota ASEAN. Persidangan ini membincangkan tentang bidang kerjasama yang sedang
dan mungkin diadakan dari segi politik dan keselamatan.

8.3 ASEAN-ISIS
Dalam usaha mengukuhkan keamanan, kestabilan dan kesejahteraan rantau Asia Tenggara,
ASEAN juga mengadakan kerjasama dengan pertubuhan bukan kerajaan. Perbincangan-
perbincangan tentang hal-ehwal politik dan keselamatan sering diadakan misalnya dengan
ASEAN-Institutes of Strategic and International Studies (ASEAN-ISIS) yang terdapat di
setiap negara anggota ASEAN.

8.4 Pertubuhan Bangsa-bangsa bersatu (PBB)
Negara-negara ASEAN juga mengadakan kerjasama dalam mencari jalan dan cara
meningkatkan usahasama dengan PBB dalam mewujudkan rantau aman dan stabil. ASEAN
juga sepakat untuk berusaha ke arah menjadikan PBB sebuah badan yang efektif dalam
mewujudkan keamanan dan kesejahteraan di rantau ini dan di peringkat dunia di dalam era
pasca Perang Dingin.


9. KERJASAMA EKONOMI ASEAN
Bermula dengan beberapa aktiviti ekonomi di tahun-tahun 1960-an, kini kerjasama ekonomi
semakin meluas di kalangan negara anggota ASEAN. Ini jelas terlibat dari komitmen yang
kuat negara-negara ASEAN untuk menjadikan rantau ini sebagai kuasa ekonomi yang kuat
dan dinamik.

Kerjasama ekonomi ASEAN meliputi usaha-usaha liberalisasi dan kemudahan perdagangan
serta aktiviti pelaburan. Keputusan-keputusan tegas juga telah diambil untuk meningkatkan
dan mengukuhkan kerjasama industri melalui satu skim baru yang mengambilkira keperluan
industri serta keadaan ekonomi serantau ASEAN. Kemajuan juga telah dicapai di dalam
kerjasama untuk memajukan sektor swasta dan perniagaan bersaiz kecil serta pertengahan.

Matlamat kerjasama ekonomi ASEAN di tahun 1990 an adalah untuk;-

i) Melaksanakan ASEAN Free Trade Area (AFTA) sepenuhnya.
ii) Membangunkan rantau ini sebagai global base bagi pengeluaran barangan yang bermutu
dan menggunakan teknologi canggih untuk pasaran di Asia Tenggara.
iii) Meningkatkan keberkesanan industri rantau ini berdasarkan prinsip-prinsip market
sharing dan resource pooling
iv) Meningkatkan daya tarikan rantau ini sebagai kawasan pelaburan serta destinasi
pelancongan.
v) Bekerjasama untuk meningkat lagi pembangunan infrastruktur yang dapat menyumbang ke
arah suasana perdagangan yang lebih berkesan.
vi) Memastikan sumber-sumber yang banyak di rantau ini digunakan dengan efektif dan
efisyen.

Kejayaan kerjasama ekonomi ASEAN merupakan hasil daripada kebijaksanaan dan
ketegasan keputusan yang diambil semasa Deklarasi Bangkok pada tahun 1967. Deklarasi ini
telah meletakkan asas kepada kerjasama ekonomi dan di antara lain telah menekankan
matlamat serta tujuan berikut :-

Mempercepatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan social dan pembangunan kebudayaan
di arantau ini.

Menggalakkan kerjasama aktif serta saling membantu di dalam hal-hal kepentingan
bersama di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknikal, saintifik dan pentadbiran.

Bekerjasama secara lebih efektif untuk meningkatkan penggunaan sumber pertanian dan
industri di rantau ini, meluaskan perdagangan, memperbaiki kemudahan pengangkutan serta
komunikasi dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya.

Langkah yang paling signifikan untuk meningkatkan perdagangan di ASEAN merupakan
pembentukan AFTA semasa Persidangan Kemuncak Keempat pada tahun 1992.
Objektif utama AFTA adalah untuk meningkatkan kedudukan ASEAN sebagai competitive
production base untuk memenuhi pasaran dunia. Ini diharapkan dapat dicapai melalui
perluasan perdagangan intra-ASEAN dan juga pengaliran masuk pelaburan luar secara terus.

The Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme merupakan mekanisma utama
dalam merealisasikan AFTA. CEPT telah dilancarkan pada 1 januari 1993 dan meliputi
produk pengeluaran serta pertanian. Skim ini memerlukan pengurangan tariff bagi semua
produk di dalam Inclusion List. Pengurangan tariff ini bermula semenjak tahun 1994 dan
menjelang tahun 2003 tarif untuk semula produk di dalam Inclusion List seharusnya tidak
melebihi 5%.

10. HUBUNGAN LUAR ASEAN
Komitmen ASEAN untuk meluaskan hubungan luarnya telah dimulakan semenjak
Persidangan Ketua-ketua Negara ASEAN yang pertama di Bali pada tahun 1976. Di sini
ASEAN telah melahirkan kesediaannya untuk mengadakan hubungan dan kerjasama yang
akan memberi keuntungan bersama dengan negara-negara lain di rantau ini. Persidangan
Kemuncak yang Kedua pada tahun 1977 sekali lagi menegaskan usaha ASEAN untuk
memperluaskan dan mengukuhkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara ketiga atau
kumpulan negara-negara.

Kumpulan Negara pertama yang menjadi fokus hubungan luar ASEAN merupakan negara
rakan perdagangan utamanya. ASEAN telah mengadakan hubungan dialog sepenuhnya
dengan Australia, Jepun, New Zealand, USA, EU, Canada dan Republik Korea. India yang
telah menjadi sectoral dialogue partner ASEAN semenjak 1993 telah ditingkatkan ke
kedudukan Rakan Dialog (Dialogue partner) pada tahun 1995. Begitu juga China dan Russia
yang mengadakan hubungan baik dengan ASEAN telah diberikan status Rakan Dialog pada
tahun 1996. Pakistan pula telah mengadakan sectoral dialogue relations dengan ASEAN
dalam tahun 1977.

Hubungan dialog ASEAN telah berjaya menggalakkan perdagangan serta pelaburan,
memberi kemudahan pemindahan teknologi dan pengetahuan, juga memudahkan kemasukan
produk ASEAN ke dalam pasaran rakan-rakan dialognya. Ia juga membolehkan ASEAN
mengadakan dialog tentang isu-isu serantau dan global dengan negara-negara utama dunia.
Selain daripada itu hubungan tersebut telah dapat memastikan ASEAN mendapat bantuan
pembangunan dan teknikal.

Kerjasama ekonomi telah menjadi bidang kerjasama yang paling penting di dalam hubungan
ASEAN dengan rakan dialognya. Kerjasama ekonomi ASEAN meliputi bidang perdagangan
dan pelaburan, pembangunan industri, pemindahan teknologi, tenaga, komunikasi,
pengangkutan dan pelancongan.

Kerjasama pembangunan ASEAN dengan rakan dialognya adalah dikaitkan dengan
kepentingan ekonomi kedua-dua belah pihak. Lantaran itu kebanyakan daripada program-
program dan projek-projek pembangunan telah direka bagi tujuan memenuhi objektif ini.
Kerjasama ini adalah berasaskan rakan kongsi (partnership) dalam bidang sains dan
teknologi, HRD, alam sekitar, pembangunan sosial dan kebudayaan serta kawalan narkotik.

Kerjasama pembangunan ini berakar umbi daripada usaha di kalangan negara anggota
ASEAN dan juga bantuan daripada rakan dialognya. Adanya kesedaran tentang peri
pentingnya pengurusan berhemah demi untuk mendapat faedah maksimum daripada bantuan
luar ini, telah membawa kepada pembentukan ASEAN Coorperation Unit (ACU) semasa
ASEAN Ministerial Meetings (AMM) ke-22. Unit ini bertanggungjawab ke atas semua aspek
penilaian projek dan pengurusan.

Selain daripada mengadapan hubungan dialog dengan rakan dialog yang sedia ada,
persidangan Kemuncak ASEAN yang keempat pada tahun 1992, juga bersetuju untuk
meningkatkan lagi hubungan kerjasama ASEAN dengan negara-negara lain yang berminat
serta pertubuhan-pertubuhan antarabangsa.

10.1 ASEAN dan Negara Luar
v ASEAN Amerika Syarikat (AS)
Dialog ASEAN AS telah diwujudkan secara formal pada tahun 1977. Ia menumpukan
kepada menyertaan aktif sektor swasta di dalam meningkatkan kerjasama. Melalui projek
ASEAN Private Investment and Trade Opportunities (PITO), kerjasama pembangunan serta
perdagangan dan pelaburan telah dapat diperkukuhkan.

Pada penghujung tahun 1996, pelaburan AS di Asia Tenggara bernilai lebih daripada
USD$35 billion. Pelaburan AS juga telah mengalami diversifikasi di rantau ini. Di
pertengahan tahun 1980 an kebanyakan daripada pelaburan AS adalah di dalam sektor
minyak dan gas. Kini sektor pengeluaran (manufacturing) menjadi pelaburan terbesar AS di
ASEAN.

Sementara itu ASEAN kekal sebagai pasaran luar negara yang ketiga terbesar bagi eksport
AS selepas UE dan Jepun. Dari tahun 1977-1990 eksport AS ke ASEAN meningkat ke 155%
dengan kadar pertumbuhan eksport terbesar berbanding dengan pertumbuhan di Hong Kong,
Mexico, Korea dan pasaran-pasaran utama yang lain.

Perdagangan ASEAN AS dirancakkan lagi dengan pembentukan US-ASEAN Business
Council. Majlis ini merupakan organisasi swasta utama yang mewakili kepentingan sektor
swasta di Amerika Syarikat. Majlis ini bertujuan untuk meluaskan kedudukan persaingan AS
dalam bidang perdagangan dan pelaburan di rantau Asia Tenggara. Ia menyediakan
maklumat penting, serta mengadakan program-program untuk meningkatkan perdagangan
dan pelaburan sektor swasta di negara anggota ASEAN.

AS juga menyalurkan bantuan di dalam bidang pemindahan teknologi, HRD, alam sekitar,
sains dan teknologi dan juga kawalan narkotik. Dialog ASEAN-AS ini juga merupakan satu
forum di mana perbincangan tentang isu-isu politik serta keselamatan di peringkat serantau
dan antarabangsa diadakan.

v ASEAN Australia
Pada tahun 1974, the ASEAN Australian Economic Cooperation Programme (AAECP)
telah dibentuk dan menjadi titik tolak hubungan ASEAN Australia. Kini AAECP Phase II
menyambung usaha ke arah meningkatkan peluang-peluang perdagangan dan pelaburan di
antara ASEAN Australia melalui aktiviti-aktiviti Project Streams.

AAECP menekankan kemajuan sains dan teknologi serta HRD dengan membina rangkaian di
antara sektor swasta ASEAN Australia melalui apa yang dikenali sebagai The Linkages
Stream.

v ASEAN India
Di awal tahun 1993, ASEAN India telah memulakan sectoral dialogue di dalam bidang
perdagangan, pelaburan, pelancongan serta sains dan teknologi. Sebuah tabung ASEAN
India Fund telah ditubuhkan bagi menaja aktivit-aktiviti kerjasama di antara kedua-dua pihak.

Di persidangan Kemuncak Kelima pada bulan Disember 1995 di Bangkok, keputusan telah
dicapai untuk memberikan India status rakan dialog (Full Dialogue Partner).

Semenjak itu ASEAN dan India telah membentuk Joint Cooperation Committee (JCC) dan
telah mengadakan pertemuan pertamanya di New Delhi pada bulan November 1996. kedua-
dua belah pihak bersetuju untuk meluaskan lagi bidang kerjasama mereka hingga
merangkumi HRD dan hubungan antara rakyat. ASEAN India juga telah bersetuju untuk
memulakan dialog politik di peringkat SOM.

v ASEAN Jepun
Hubungan ASEAN Jepun telah dimulakan pada tahun 1973 dan di Institusikan pada tahun
1977. Melalui ASEAN Japan Forum, kedua-dua pihak telah membincangkan pelbagai isu
kepentingan bersama termasuk perdagangan, komoditi, pelaburan, pemindahan teknologi,
kerjasama kebudayaan dan kerjasama pembangunan.

Jepun telah mengeluarkan sumbangan bagi penubuhan ASEAN Cultural Fund dengan
tabungan berjumlah USD$40 juta pada tahun 1977. Tabung ini juga adalah untuk
mengadakan Japan ASEAN Exchange Programmed an Inter ASEAN Techincal Exchange
Programme.

Di dalam Forum Meeting Ke-15 di Tokyo pada bulan Mei 1977, ASEAN dan Jepun bersetuju
supaya forum tersebut memainkan peranan utama di dalam dialog mereka. Mereka juga
bersetuju mengadakan pertemuan forum itu sekali setahun sebelum ASEAN Post Ministrerial
Conference.

10.2 ASEAN Pertubuhan Serantau
v ASEAN Europian Union (EU)
Sebagaimana yang telah dinyatakan, EU merupakan salah satu daripada rakan dialog
ASEAN. Selain daripada aktiviti-aktiviti yang telah disebutkan, hubungan ASEAn EU juga
terjelma melalui European Commision Supported Programmes. Program-program ini
menggalakkan kerjasama perdagangan dan perniagaan di antara syarikat-syarikat di EU
dengan ASEAN.

Di antara program-program di bawah naungan European Commission ini ialah :-
1) Asia Invest
Asia Invest merupakan program lima tahun yang diadakan dengan tujuan memberi
kemudahan pelaburan serta membantu syarikat-syarikat bersaiz kecil dan sederhana di
Eropah dan Asia untuk mengadakan perkongsian perniagaan serta berkembang di peringkat
antarabangsa.

Asia Invest membekalkan maklumat-maklumat relevan bagi memudahkan syarikat-syarikat
ini membuat keputusan tentang perkongsian, pasaran dan pelaburan. Program ini juga
memecah halangan-halangan yang menghalang syarikat-syarikat ini daripada mencari
pasaran serta rakan kongsi baru.

Asia Invest merangkumi negara-negara di EU, Asia Tenggara, Asia Selatan dan China. Ia
akan menghubungkan European Business Information Centres (EBICs) di Asia dengan Euro
Info Centres serta badan-badan perniagaan dan industri di Eropah.

2) Standards, Quality and Conformity Assessment Program
Ini merupakan program yang bertujuan untuk meningkat lagi kerjasama ekonomi
EU/ASEAN dengan menggunapakai tingkat kepiawaian dan kualiti yang sesuai bagi kedua-
dua belah pihak.

Program ini mempunyai 5 years regional component yang bertujuan ke arah membantu
mengadakan pasaran dalaman ASEAN di mana barangan bebas bergerak serta terbuka
kepada Produks EU.

Ia juga mempunyai 3 years national component yang bertujuan mengukuhkan kualiti
infrastruktur di negara-negara ASEAN. Selain daripada itu komponen ini juga menggalakkan
pertukaran amalan-amalan yang baik dan berkualiti di kalangan sektor-sektor ekonomi,
organisasi dan syarikat-syarikat di EU dan ASEAN. Ini diharapkan dapat menyumbang ke
arah perkembangan hubungan jangka panjang ASEAN EU.

v ASEAN United Nation Development Program (UNDP)
Kerjasama di antara ASEAN UNDP telah bermula semenjak tahun 1970an dengan adanya
Kansu Report (1972) yang menjadi asas pembentukan program-program serantau yang
lain. Sejak itu UNDP telah menjadi organisasi multilateral aid serta rakan dialog bukan
kerajaan yang terbesar bagi ASEAN.

ASP 5 atau ASEAN UNDP Sub-regional Programme for the Fifth Cycle (1992-1996)
menyediakan bantuan teknikal di dalam lima bidang utama iaitu:-

a) Pembangunan manusia dengan menekankan elemen-elemen perubahan sosio-ekonomi dan
kesannya ke atas masyarakat, keadilan dalam pengagihan sumber bagi golongan minoriti dan
kurang bernasib baik, pendidikan serta masalah dadah dan AIDS.

b) "Capacity Building yang memberi bantuan dari segi meningkatkan keupayaan
pengurusan program-program kerjasama ASEAN serta menambah kemahiran dan
pengetahuan kakitangan professional dan sokongan dalam secretariat ASEAN.

c) Liberalisasi perdagangan dan pelaburan yang meletakkan piawai serta memudahkan
perdagangan intra-ASEAN, meningkatkan kecekapan serta keberkesanan dalam perlaksanaan
CEPT, membentuk strategi dan rancangan untuk mengukuhkan industri-industri tertentu serta
menggalakkan pelaburan.

d) Perdagangan dan alam sekitar yang menekankan isu-isu perdagangan dan kaitannya
dengan alam sekitar.

e) Sains dan teknologi yang menyediakan bantuan dari segi aktiviti-aktiviti sains dan
teknologi serta teknologi dan alam sekitar.

11. KESIMPULAN
Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan yang diwarnai dengan pelbagai bangsa, agama,
bahasa dan budaya. Namun walaupun adanya diversifikasi ini, ia mampu untuk menjadi
sebuah rantau yang maju, dinamik dan berwawasan. Dengan adanya kerjasama di antara
negara-negara di dalamnya Asia Tenggara pasti mempunyai masa depan yang cerah serta
dapat menyaingi negara-negara maju yang lain.

Sebagai badan yang penting di rantau ini ASEAN tidak pernah bebas ataupun sunyi daripada
cabaran. Ketika ASEAN mengorak langkah ke arah mencapai satu identiti, satu matlamat dan
satu komuniti, ia kini semakin terdedah kepada isu-isu sensitif seperti konflik politik
dalaman, demokrasi, tadbir urus yang cekap, malapetaka semula jadi, dan hak-hak asasi iaitu
isu-isu yang sebelum ini kurang mendapat perhatian.

Bagaimanapun, dalam mengimbas kembali perjalanan selama empat dekad, sebenarnya
ASEAN telah melakarkan segmen kejayaan tersendiri. Kejayaan ini boleh digambarkan
menerusi pembentukan perjanjian dan kata sepakat seperti Deklarasi Zon Aman, Bebas dan
Berkecuali atau ZOPFAN (1971), Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara
(1976), Deklarasi ASEAN Mengenai Laut China Selatan (1992) dan Perjanjian Zon Asia
Tenggara Bebas Senjata Nuklear (1995), dan Forum Serantau ASEAN. Ini adalah kejayaan
yang unik.

Justeru, ASEAN sentiasa menjadi tarikan dan dilihat sebagai contoh kerjasama ekonomi yang
berdaya maju. Jika dilihat dari sudut yang lebih luas, hampir kesemua kuasa ekonomi dunia
sekarang ini menjadi rakan dialog ASEAN, dan negara-negara lain juga ingin berbuat
demikian. Malahan, Taiwan telah melahirkan minat untuk menjadi anggota ASEAN. Rusia
dan Taiwan juga memperlihatkan keinginan untuk bersama ASEAN.

Usaha sedemikian telah menyumbang kepada tindakan mengekalkan keamanan dan
keselamatan serantau menerusi langkah-langkah membina kepercayaan walaupun terdapat
cabaran. Dalam pelbagai kejayaan yang direkodkan, keamanan dan kestabilan mengambil
kedudukan utama.

Mengenai kejayaan dalam bidang ekonomi pula, ASEAN menjalin kerjasama di pelbagai
peringkat, antaranya mewujudkan Pelan Projek-Projek Perindustrian ASEAN dan Skim
Usaha Sama Perindustrian ASEAN. Pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN
(AFTA) pula merupakan satu lagi kejayaan penting ASEAN dalam proses globalisasi.

Satu lagi ialah semangat bersatu yang wujud kesan daripada krisis kewangan 1997-1998 yang
membolehkan negara-negara ASEAN kembali pulih walaupun masalah ekonomi yang
dihadapi ketika itu amat serius.

ASEAN pernah dilabelkan sebagai tidak relevan dengan perkembangan semasa. Sepanjang
sedekad yang lalu pertumbuhan serantau ini telah mengatasi banyak isu berkaitan dan
kembali kukuh di arena antarabangsa. Pertambahan anggota dan rakan dialog bukan sahaja
menjadikan ASEAN semakin dinamik, malah boleh mengundang masalah jika tidak diurus
dengan baik.

Pokoknya, ASEAN merupakan salah satu entiti global yang tidak boleh memisahkan diri
daripada rantau-rantau lain. ASEAN telah menyesuaikan diri dengan cabaran masa lalu, dan
sudah pasti akan berbuat demikian pada masa-masa mendatang.

Di sebalik peredaran zaman, ASEAN tetap relevan dan dinamik lagi kukuh dengan
memasyarakatkan ASEAN sebagai badan yang unggul di peringkat global dalam jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai