ELIMINASI GAUSS, GAUSS-JORDAN, GAUSS-SEIDEL, SELISIH MAJU, SELISIH MUNDUR DAN SELISIH PERTENGAHAN
Eliminasi Gauss Penjelasan Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi selama eliminasi, dengan beberapa tahap Keuntungan : - menentukan apakah sistem konsisten - menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka - ebih mudah untuk memecahkan kelemahan : - memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal Contoh Soal : Diketahui persamaan linear x + 2y + z = 6 x + 3y + 2z = 9 2x + y + 2z = 12 Tentukan Nilai x, y dan z Jawab: Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks: 1 2 1 6 1 3 2 9 2 1 2 12
Operasikan Matriks nya: 1 2 1 6 0 1 1 3 2 1 2 1 Baris ke-2 dikurangi baris ke-1
1 2 1 6 0 1 1 3 0 -3 0 0 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 2 of 17
1 1 1 6 0 1 1 3 0 0 3 9 Baris ke-3 ditambah 3 kali baris ke-2
1 2 1 6 0 1 1 3 0 0 1 3 Baris ke-3 dibagi dengan 3
Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu x + 2y + z = 6 y + z = 3 z = 3
Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan: y + z = 3 y + 3 = 3 y = 0 x + 2y + z = 6 x + 0 + 3 = 6 x = 3 Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3
Eliminasi Gauss-Jordan Penjelasan Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier adalah metode eliminasi Gauss-Jordan. Metode ini diberi nama Gauss-Jordan untuk menghormati CarlFriedrich Gauss dan Wilhelm Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi Gauss, yang dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887.
Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon yang tereduksi(reduced row echelon form), sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan matriks sampai padabentuk baris eselon (row echelon form).
Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, metode eliminasi Gauss-Jordan ini dapat Metode Eliminasi Gauss : metode yang dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu menghilangkan atau mengurangi jumlah variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas.
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 3 of 17
yang Eselon-baris. Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks.
Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks. Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah 1. Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. 2. Lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk mengubah matriks A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi
Pengubahan dilakukan dengan membuat matriks yang elemen-elemennya adalah koefisien- koefisien dari sistem persamaan linier.. Sedangkan langkah-langkah pada operasi baris elementer yaitu : 1.Menukar posisi dari 2 baris. Ai A j
2.Mengalikan baris dengan sebuah bilangan skalar positif. A i = k * A j
3.Menambahkan baris dengan hasil kali skalar dengan baris lainnya Algoritma Metode Eliminasi Gauss adalah: 1. Masukkan matrik A, dan vektor B beserta ukurannya n 2. Buat augmented matrik [A|B] namakan dengan A 3. Untuk baris ke i dimana i=1 s/d n, perhatikan apakah nilai ai,i =0 : Bila ya : pertukarkan baris ke i dan baris ke i+kn, dimana ai+k ,i 0, bila tidak ada berarti perhitungan tidak bisa dilanjutkan dan proses dihentikan dengan tanpa penyelesaian. Bila tidak : lanjutkan 4. Untuk baris ke j, dimana j = i+1 s/d n
Kelebihan dan Keuntungan : Mengubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. merupakan variasi dari eliminasi gauss dengan kebutuhan dapat mgenyelesaikan matriks invers
Contoh soal: 1. Diketahui persamaan linear x + 2y + 3z = 3 2x + 3y + 2z = 3 2x + y + 2z = 5 Tentukan Nilai x, y dan z Jawab: Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks: Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1 1 2 3 3 0 -1 -4 -3
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 4 of 17
0 -3 -4 -1 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1 1 2 3 3 0 -1 -4 -4 0 0 8 8 Baris ke-3 dikurangi 3 kali baris ke-2 1 2 3 3 0 1 4 3 0 0 1 1 Baris ke-3 dibagi 8 dan baris ke-2 dibagi -1 1 2 3 3 0 1 0 -1 0 0 1 1 Baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-3 1 2 0 0 0 1 0 -1 0 0 1 1 Baris ke-1 dikurangi 3 kali baris ke-3 1 0 0 2 0 1 0 -1 0 0 1 1 Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = 1 ,dan z = 1 2. A = 3 1 5 2 Tentukan Nilai dari A -1 ? jawab A-1 = 1 2 -1 (3)(2) (5)(1) -5 3 = 1 2 -1 6 - 5 -5 3 = 1 2 -1 1 -5 3 = 2 -1 -5 3
Eliminasi Gauss-Seidel Penjelasan Metode interasi Gauss-Seidel adalah metode yang menggunakan proses iterasi hingga diperoleh nilai-nilai yang berubah-ubah. Metode iterasi Gauss-Seidel dikembangkan dari gagasan metode iterasi pada solusi persamaan tak linier .
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 5 of 17
Rumus dari metode eliminasi Gauss-Seidel : X i
(k) = 1 b i - a ii x j (k) - a ii X j (k-1) , I = 1,2,3,4,n a ii
Kekurangan dan Kelebihan Metode eliminasi gauss-seidel digunakan untuk menyelesaikan SPL yg berukuran kecil karena metode ini lebih efisien. Dengan metode iterasi Gauss-Seidel sesatan pembulatan dapat diperkecil karena dapat meneruskan iterasi sampai solusinya seteliti mungkin sesuai dengan batas sesatan yang diperbolehkan. Kelemahan dari metode ini adalah masalah pivot (titik tengah) yang harus benarbenar diperhatikan, karena penyusun yang salah akan menyebabkan iterasi menjadi divergen dan tidak diperoleh hasil yang benar.
Contoh Soal, 10 x 1 - x 2 + 2 x 3 = 6, - X 1 + 11 x 2 - x 3 + 3 x 4 = 25, 2 x 1 - x 2 + 10 x 3 - x 4 = - 11, 3 x 2 - x 3 + 8 x 4 = 15. Pecahkan nilai di atas menjadi x1,x2,x3,x4 x 1 = x 2 / 10 - x 3 / 5 + 3 / 5, x 2 = x 1 / 11 + x 3 / 11 - 3 x 4 / 11 + 25 / 11, x 3 = - x 1 / 5 + x 2 / 10 + x 4 / 10-11 / 10, x 4 = - 3 x 2 / 8 + x 3 / 8 + 15 / 8. Nilai pendekatan awal (0,0,0,0) x 1 = 3 / 5 = 0.6, x 2 = (3 / 5) / 11 + 25/11 = 3 / 55 + 25/11 = 2,3272, x 3 = - (3 / 5) / 5 + (2,3272) / 10 - 11 / 10 = - 3 / 25 + 0,23272-1,1 = - 0,9873, x 4 = - 3 (2,3272) / 8 + (- 0,9873) / 8 + 15 / 8 = 0,8789. Dihasilkan iterasi 4 buah : X1 X2 X3 X4 0,6 2,327 -0,987 0,878 1,03 2,036 -1,014 0,983 1,006 2,003 - 1,002 0.998 1 2 -1 0,999
Selisih maju Penjelasan Metode selisih maju merupakan metode yang mengadopsi secara langsung definisi differensial, yang dituliskan : F(x) = f (x + h) f (x) H
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 6 of 17
Atau : F (x) = f1 f0 H Kelebihan dan kelemahan Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil. Error metode selisih maju sebesar : E(f) = -1/2 hf (x)
Contoh soal : Hitung nilai nilai turunan f(x)=x2 , pada x0 =2, dan x1 =2.01, dengan h=0.1 Jawab : F (x) = f1 f0 h F(2) = f (2.1) f (2) 0.1 F (2) = 4,41 4 0,1 = 4,1 Hitung nilai turunan dari f(x) = x2, pada x0 = 2, dan x1 = 2,0001, dengan h = 0,0001 F(2) = f (2,0001) f(2) 0,0001 F(2) = 4,00040001-4 0,0001 F(2) = 4,0001 x 10 -4 0,0001 = 4,0001
Selisih mundur Penjelasan Selisih mundur hampir sama dengan selisih maju, terdapat perbedaan nya pada turunan pertama, karena ini merupakan selisih mundur maka f 0 -f -1 . Metode selisih mundur dengan nilai x pada x0 dan x-h, dengan nilai dua titik : (x -1 , f -1 ) dan (x 0 ,f 0 ), maka f(x 0 ) F(x) = f (x + h) f (x) H Atau : F (x) = f 0 f -1
H Kelebihan dan kelemahan Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil. Error metode selisih maju sebesar : E(f) = -1/2 hf (x) Karena pada dasar nya metode selisih naju dan selisih mundur sama saja
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 7 of 17
Contoh soal : hitung nilai turunan dari f(x)= x2, pada x0=2, dan x -1 = 1,9999, dengan h= 0,1 jawab : (2) = f (2) f(1,9) 0,1 F(2) = 4 3,61 0,1 F(2) = 0,39 0,1 = 3,9 Hitung nilai turunan f(x)= x2, pada x0=2, dan x -1 = 1,9999, dengan h = 0,0001 F(2) = f (2) f(1,9) 0,0001 F(2) = 4 3,9999 x 10 -4
0,0001 = 3,9999
Selsisih Tengahan Penjelasan Metode selisih tengah dengan nilai x di x+h dan x-h, dengan nilai dua titik : (x -1 ,f -1 ) dan (x 1 ,f 1 ), maka f(x 0 ). Karena h pada metode ini terdapat dua, maka dapat dituliskan sebagai berikut : F(x) = f (x + h) f (x-h) 2H Atau : F(x) = f 1 f -1
2H
Kelebihan dan kelemahan Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil. Error metode selisih maju sebesar : E(f) = -1/6 hf (x)
Contoh soal : hitung nilai turunan dari f(x)= x2, pada x -1 =1,9, dan x -1 = 2,01, dengan h= 0,1 jawab : F(2) = f (2,1) f(1,9) 2*0,1 F(2) = 4,41 3,61 0,2 = 4
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 8 of 17
hitung nilai turunan dari f(x)= x2, pada x -1 =1,9999, dan x -1 = 2,0001, dengan h= 0,0001 jawab : F(2) = f (2,0001) f(1,9999) 2* 0,0001 F(2) = 4,000400041 3,99960001 2,0001 F(2) = 8 x 10 -4
2 * 10 -4
= 4
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 9 of 17
APLIKASI ELIMINASI GAUSS: MODEL GARIS Pengukuran temperatur terhadap kedalaman di bawah permukaan bumi menunjukkan bahwa semakin dalam, temperatur semakin tinggi. Misalnya telah dilakukan sebanyak empat kali (N = 4) pengukuran temperatur (T i ) pada kedalaman yang berbeda beda (z i ). Tabel pengukuran secara sederhana disajikan seperti ini:
Pengukuran ke-i Kedalaman (m) Temperatur ( O C) 1 2 3 4 z1 =5 z2 = 16 z3 = 25 z4 = 100 T1 = 35 T2 = 57 T3 = 75 T4 = 225 Lalu kita berasumsi bahwa variasi temperatur terhadap kedalaman ditentukan oleh rumus berikut ini: m 1 + m 2 z i = T i
dimana m 1 dan m 2 adalah konstanta-konstanta yang akan dicari dengan proses perhi-tungan regresi linear. Rumus di atas disebut model. Sedangkan m 1 dan m 2 disebut model parameter. Jadi pada rumus di atas terdapat dua buah model parameter, (M = 2). Adapun yang berlaku sebagai data adalah nilai-nilai temperatur T 1 , T 2 , T 3 dan T 4 . Berdasarkan model tersebut, kita bisa menyatakan temperatur dan kedalaman masing-masing sebagai berikut: m 1 + m 2 z 1 = T 1
m 1 + m 2 z 2 = T 2
m 1 + m 2 z 3 = T 3
m 1 + m 2 z 4 = T 4
Keempat persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik berikut ini: 1z 1 T 1
1 z 2 1 z 3
m 1 = m2 T 2 T3 1z 4 T 4
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 10 of 17
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 11 of 17
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 12 of 17
3 Interpolasi Polinom Pencarian data titik - titik dalam suatu koordinat kartesius akan mudah dilakukan apabila kita telah memiliki bentuk aturan fungsinya. Sebagai contoh, jika aturan fungsinya adalah f(x) = x 2 + 1, maka titik - titik yang berada pada koordinat kartesius adalah titik - titik yang memenuhi aturan (x, f(x)), sebagai contoh adalah (- 1, 2), (0, 1), (1, 2), dan seterus-nya. Kita dapat pula menentukan ordinat bagi absis x = 10 dengan mensubstitusikan titik tersebut ke dalam fungsi. Sebaliknya, jika diberikan sekumpulan berhingga pasan-gan titik - titik (x 1 , y 1 ), (x 2 , y 2 ), . . . , (x n , y n ) tanpa diketahui bentuk aturan fungsinya, bagaimana menentukan pasangan titik x n+1 ,y n+1 dan seterusnya? Interpolasi polinom adalah salah satu caranya. Ada dua jenis interpolasi yang akan dibahas di sini, yaitu interpolasi polinom Newton dan interpolasi Lagrange. 3.1 Interpolasi Polinom Newton Misalkan terdapat pasangan dua buah titik (x 0 ,f(x 0 )) dan (x 1 , f(x 1 )), maka secara seder-hana dari kedua titik tersebut dapat dibentuk sebuah garis dengan persamaan f(x)-f(x 0 ) x-x 0
= f(x 1 )-f(x 0 ) x 1 -x 0
atau dapat ditulis sebagai berikut f(x 1 ) - f(x 0 ) f(x)=f(x 0 )+ (x-x 0 ) (7) x 1 -x 0
Ini adalah rumus interpolasi linear. Contoh: Tentukan interpolasi linear jika diberikan data sebagai berikut
x 1.4 1.25 y 3.7 3.9 Solusi: Gunakan persamaan (7) untuk memperoleh 3.9 - 3.7 p (x) = 3.7+ (x-1.4) 1.25 - 1.4 4 = 3.7- (x-1.4) 3 Dari sini dapat dihitung nilai y apabila x = 1.3, yaitu 4 p (1.3) = 3.7 - (1.3 - 1.4) 3 = 3.8333333
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 13 of 17
Dapat dilihat bahwa polinom yang terbentuk oleh dua buah titik ini berderajat satu. Persamaan (7) dapat ditulis sebagai f(x 1 ) - f(x 0 ) f(x) = f(x 0 ) + c(x - x 0 ) dengan c = x 1 -x 0
Nilai c diperoleh dari data. Lebih lanjut, jika terdapat 3 pasangan titik, secara intuisi fungsi yang terbentuk tidak lagi berbentuk garis. Bentuk ini akan diperumum untuk dera-jat yang lebih tinggi sehingga untuk data sebanyak 3 pasangan titik (x 0 , f(x 0 )), (x 1 , f(x 1 )) dan (x 2 ,f(x 2 )) polinomnya akan berbentuk f(x)=b 0 +b 1 (x-x 0 )+b 2 (x-x 0 )(x-x 1 ) (8) Akan tetapi seperti apakah b 0 , b 1 dan b 2 ? Perhatikan bahwa f(x) melalui titik - titik (x 1 , f(x 1 )), (x 2 , f(x 2 )), (x 3 , f(x 3 )). Substitusikan nilai - nilai ini ke persamaan (8) sebagai berikut f(x 0 ) = b 0 + b 1 (x 0 - x 0 ) + b 2 (x 0 - x 0 )(x 0 - x 1 ) = b 0
b 0 = f(x 0 ) f(x 1 ) = f(x 0 ) + b 1 (x 1 - x 0 ) + b 2 (x 1 - x 0 )(x 1 - x 0 ) = f(x 0 ) + b 1 (x 1 - x 0 ) f(x 1 ) - f(x 0 ) x 1 -x 0 f(x 1 ) - f(x 0 ) f(x 2 )=f(x 0 )+ (x 2 -x 0 )+b 2 (x 2 -x 0 )(x 2 -x 1 ) f(x 2 )- f(x 0 ) f(x 1 )-f(x 0 ) - x 2 -x 0 x 1 -x 0
Untuk kemudahan komputasi, bentuk b 2 di atas diubah menjadi bentuk ekivalennya (tun-jukkan caranya!) f(x 2 )-f(x 1 ) f(x 1 )-f(x 0 ) - x 2 -x 1 x 1 -x 0
b 2 = x 2 -x 0
Pembilang pada b 2 ini adalah pengurangan antara bentuk - bentuk beda terbagi derajat pertama.Selanjutnya akan diperkenalkan definisi beda terbagi untuk mempermudah penulisan dalam interpolasi Newton ini. Definisi: Beda terbagi untuk fungsi f(x) didefinisikan sebagai berikut. b 1 = x 1 -x 0
b 2 = x 2 -x 1
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 14 of 17
f[x k ] = f(x k ) f[x k-1 ] - f[x k ] f[x k-1 , x k ] = xk - xk-1 f[x k -1,x k ]-f[x k -2,x k -1] xk-xk-2 f[x k-2 ,x kl ,x k ]-f[x k-3 ,x k-2 ,x k-1 ] xk - xk-3 f [ x k- j +1. . . , x k ] - f [ x k- j , . . . , x k - 1] f [x k-j , x k-j+1 ,..., x k ] = xk -xk-j Koefisien - koefisien b k dalam interpolasi polinom Newton dapat ditulis sebagai b k = f[x 0 ,x 1 ,... , x k ]
f[x k -2,x k - 1 ,x k ] = f[xk- 3,xk-2,x k - 1 ,x k ] =
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 15 of 17
Klasifikasi Persamaan Differensial Definisi Umum
Suatu persamaan yang mengandung turunan-turunan dari satu atau beberapa veriabel dependen terhadap satu atau beberapa variabel bebas, dinamakan persamaan diferensial. Persamaan diferensial dapat dijumpai dalam berbagai bentuk:
Persamaan Diferensial Biasa Suatu persamaan diferensial yang mengandung turunan-turunan biasa dari satu atau beberapa variabel tak bebas terhadap sebuah variabel bebas dinamakan persamaan diferensial biasa (ordinary differential equations) Persamaan Diferensial Parsial Suatu persamaan diferensial yang mengandung turunan-turunan parsial dari satu atau beberapa variabel tak bebas terhadap beberapa variabel bebas dinamakan persamaan diferensial parsial. Orde Persamaan Diferensial Turunan tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial dinamakan orde dari persamaan diferensial tersebut. Jika turunan tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial adalah turunan kedua, maka persamaan diferensial tersebut berorde dua. Derajat Persamaan Diferensial Pangkat tertinggi pada orde tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial dinamakan derajat dari persamaan diferensial tersebut. Jika turunan tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial adalah turunan kedua dan berpangkat dua, maka persamaan diferensial tersebut dikatakan persamaan diferensial orde dua derajat dua. Persamaan Diferensial Biasa Linier Suatu persamaan diferensial biasa linier yang berorde n dengan variabel tak bebas y dan variabel bebas x adalah persamaan diferensial yang dapat dinyatakan dalam bentuk
dimana a o tidak bernilai nol. Kedua persamaan diferensial di bawah ini adalah persamaan diferensial biasa linier.
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 16 of 17
PDB(Persamaan Diferensial Biasa) Orde II
Bentuk umum : y + p(x)y + g(x)y = r(x) p(x), g(x) disebut koefisien jika r(x) = 0, maka
Persamaan Differensial diatas disebut homogen, sebaliknya disebut non homogen.
Persamaan Differensial Biasa linier orde dua homogen dengan koefisien konstan, memiliki bentuk umum : y+ ay + by = 0 dimana a, b merupakan konstanta sebarang.
Solusi Homogen
Diketahui y+ ay + by = 0 Misalkan y = erx Persamaannya berubah menjadi r2 + ar + b = 0, sebuah persamaan kuadrat. Jadi kemungkinan akarnya ada 3 yaitu: 1. Akar real berbeda (r1,r2; dimana r1 r2) Memiliki solusi basis y1= er1 x dan y2= er2 x dan mempunyai solusi umum y = C1er1 x + C2er2 x
2. Akar real kembar (r1,r2; dimana r = r = r2) Memiliki solusi basis y1= er x dan y2 = x er x dan mempunyai solusi umum y = C1er x + C2x er x Persamaan Diferensial Biasa Non Linier Suatu persamaan diferensial biasa nonlinier adalah persamaan diferensial biasa yang tidak linier. Semua bentuk persamaan diferensial biasa di bawah ini adalah persamaan diferensial biasa nonlinier.
Persamaan diferensial dapat muncul dalam berbagai permasalahan yang dijumpai dalam berbagai cabang ilmu sains dan teknik, misalnya: Masalah yang berhubungan dengan gerak peluru, roket, satelit, planet.
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240 Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352 Website http://WWW.usni.ac.id Metode Numerik : Mardarul Rizal 010901573125002
Page 17 of 17
Menentukan jumlah muatan atau kuat arus listrik di dalam sebuah rangkaian listrik Masalah perpindahan panas dalam suatu batang logam. Masalah getaran kawat atau membran. Masalah peluruhan radioaktif Masalah pertumbuhan jumlah penduduk Masalah reaksi kimia Masalah yang berhubungan dengan kelengkungan sebuah kurva