Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240


Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 1 of 17

ELIMINASI GAUSS, GAUSS-JORDAN, GAUSS-SEIDEL, SELISIH MAJU, SELISIH
MUNDUR DAN SELISIH PERTENGAHAN

Eliminasi Gauss
Penjelasan
Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks sehingga menjadi
matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi
matriks yang baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan
menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks
teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks baris, lakukan substitusi balik untuk
mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan
Metode ini digunakan dalam analisis numerik untuk meminimalkan mengisi selama eliminasi, dengan
beberapa tahap
Keuntungan :
- menentukan apakah sistem konsisten
- menghilangkan kebutuhan untuk menulis ulang variabel setiap langka
- ebih mudah untuk memecahkan
kelemahan :
- memiliki masalah akurasi saat pembulatan desimal
Contoh Soal :
Diketahui persamaan linear
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
1 2 1 6
1 3 2 9
2 1 2 12

Operasikan Matriks nya:
1 2 1 6
0 1 1 3
2 1 2 1 Baris ke-2 dikurangi baris ke-1

1 2 1 6
0 1 1 3
0 -3 0 0 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 2 of 17


1 1 1 6
0 1 1 3
0 0 3 9 Baris ke-3 ditambah 3 kali baris ke-2

1 2 1 6
0 1 1 3
0 0 1 3 Baris ke-3 dibagi dengan 3

Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu
x + 2y + z = 6
y + z = 3
z = 3

Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:
y + z = 3
y + 3 = 3
y = 0
x + 2y + z = 6
x + 0 + 3 = 6
x = 3
Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3

Eliminasi Gauss-Jordan
Penjelasan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linier adalah metode
eliminasi Gauss-Jordan. Metode ini diberi nama Gauss-Jordan untuk menghormati CarlFriedrich Gauss
dan Wilhelm Jordan. Metode ini sebenarnya adalah modifikasi dari metode eliminasi Gauss, yang
dijelaskan oleh Jordan di tahun 1887.

Metode Gauss-Jordan ini menghasilkan matriks dengan bentuk baris eselon yang tereduksi(reduced row
echelon form), sementara eliminasi Gauss hanya menghasilkan matriks sampai padabentuk baris eselon
(row echelon form).

Selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, metode eliminasi Gauss-Jordan ini dapat Metode
Eliminasi Gauss : metode yang dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu menghilangkan atau
mengurangi jumlah variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable yang bebas.

Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya lebih sederhana lagi.
Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks



UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 3 of 17

yang Eselon-baris. Ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.

Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks.
Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah
1. Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi.
2. Lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk mengubah matriks
A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi

Pengubahan dilakukan dengan membuat matriks yang elemen-elemennya adalah koefisien-
koefisien dari sistem persamaan linier..
Sedangkan langkah-langkah pada operasi baris elementer yaitu :
1.Menukar posisi dari 2 baris.
Ai A
j

2.Mengalikan baris dengan sebuah bilangan skalar positif.
A i = k * A
j

3.Menambahkan baris dengan hasil kali skalar dengan baris lainnya
Algoritma Metode Eliminasi Gauss adalah:
1. Masukkan matrik A, dan vektor B beserta ukurannya n
2. Buat augmented matrik [A|B] namakan dengan A
3. Untuk baris ke i dimana i=1 s/d n, perhatikan apakah nilai ai,i =0 :
Bila ya :
pertukarkan baris ke i dan baris ke i+kn, dimana ai+k ,i 0, bila tidak ada berarti perhitungan
tidak bisa dilanjutkan dan proses dihentikan dengan tanpa penyelesaian. Bila tidak : lanjutkan
4. Untuk baris ke j, dimana j = i+1 s/d n

Kelebihan dan Keuntungan :
Mengubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. merupakan variasi
dari eliminasi gauss dengan kebutuhan dapat mgenyelesaikan matriks invers

Contoh soal:
1. Diketahui persamaan linear
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:
Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1
1 2 3 3
0 -1 -4 -3

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 4 of 17

0 -3 -4 -1 Baris ke-3 dikurangi 2 kali baris ke-1
1 2 3 3
0 -1 -4 -4
0 0 8 8 Baris ke-3 dikurangi 3 kali baris ke-2
1 2 3 3
0 1 4 3
0 0 1 1 Baris ke-3 dibagi 8 dan baris ke-2 dibagi -1
1 2 3 3
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke-2 dikurangi 4 kali baris ke-3
1 2 0 0
0 1 0 -1
0 0 1 1 Baris ke-1 dikurangi 3 kali baris ke-3
1 0 0 2
0 1 0 -1
0 0 1 1
Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke
Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = 1 ,dan z = 1
2. A = 3 1
5 2 Tentukan Nilai dari A
-1
?
jawab
A-1 = 1 2 -1
(3)(2) (5)(1) -5 3
= 1 2 -1
6 - 5 -5 3
= 1 2 -1
1 -5 3
= 2 -1
-5 3

Eliminasi Gauss-Seidel
Penjelasan
Metode interasi Gauss-Seidel adalah metode yang menggunakan proses iterasi hingga diperoleh nilai-nilai
yang berubah-ubah. Metode iterasi Gauss-Seidel dikembangkan dari gagasan metode iterasi pada solusi
persamaan tak linier .


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 5 of 17

Rumus dari metode eliminasi Gauss-Seidel :
X
i

(k)
= 1 b
i
- a
ii
x
j
(k)
- a
ii
X
j
(k-1)
, I = 1,2,3,4,n
a
ii


Kekurangan dan Kelebihan
Metode eliminasi gauss-seidel digunakan untuk menyelesaikan SPL yg berukuran kecil karena metode ini
lebih efisien. Dengan metode iterasi Gauss-Seidel sesatan pembulatan dapat diperkecil karena dapat
meneruskan iterasi sampai solusinya seteliti mungkin sesuai dengan batas sesatan yang diperbolehkan.
Kelemahan dari metode ini adalah masalah pivot (titik tengah) yang harus benarbenar diperhatikan,
karena penyusun yang salah akan menyebabkan iterasi menjadi divergen dan tidak diperoleh hasil yang
benar.

Contoh Soal,
10 x
1
- x
2
+
2
x
3
= 6,
- X
1
+ 11 x
2
- x
3
+ 3 x
4
= 25,
2 x
1
- x
2
+ 10 x
3
- x
4
= - 11,
3 x
2
- x
3
+ 8 x
4
= 15.
Pecahkan nilai di atas menjadi x1,x2,x3,x4
x
1
= x
2
/ 10 - x
3
/ 5 +
3
/ 5,
x
2
= x
1
/ 11 + x
3
/ 11 - 3 x
4
/ 11 + 25 / 11,
x
3
= - x
1
/ 5 + x
2
/ 10 + x
4
/ 10-11 / 10,
x
4
= - 3 x
2
/ 8 + x
3
/ 8 + 15 / 8.
Nilai pendekatan awal (0,0,0,0)
x
1
= 3 / 5 = 0.6,
x
2
= (3 / 5) / 11 + 25/11 = 3 / 55 + 25/11 = 2,3272,
x
3
= - (3 / 5) / 5 + (2,3272) / 10 - 11 / 10 = - 3 / 25 + 0,23272-1,1 = - 0,9873,
x
4
= - 3 (2,3272) / 8 + (- 0,9873) / 8 + 15 / 8 = 0,8789.
Dihasilkan iterasi 4 buah :
X1 X2 X3 X4
0,6 2,327 -0,987 0,878
1,03 2,036 -1,014 0,983
1,006 2,003 - 1,002 0.998
1 2 -1 0,999

Selisih maju
Penjelasan
Metode selisih maju merupakan metode yang mengadopsi secara langsung definisi differensial, yang
dituliskan :
F(x) = f (x + h) f (x)
H


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 6 of 17

Atau :
F (x) = f1 f0
H
Kelebihan dan kelemahan
Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil. Error metode selisih maju sebesar :
E(f) = -1/2 hf (x)

Contoh soal :
Hitung nilai nilai turunan f(x)=x2 , pada x0 =2, dan x1 =2.01, dengan h=0.1
Jawab :
F (x) = f1 f0
h
F(2) = f (2.1) f (2)
0.1
F (2) = 4,41 4
0,1
= 4,1
Hitung nilai turunan dari f(x) = x2, pada x0 = 2, dan x1 = 2,0001, dengan h = 0,0001
F(2) = f (2,0001) f(2)
0,0001
F(2) = 4,00040001-4
0,0001
F(2) = 4,0001 x 10 -4
0,0001
= 4,0001

Selisih mundur
Penjelasan
Selisih mundur hampir sama dengan selisih maju, terdapat perbedaan nya pada turunan pertama, karena ini
merupakan selisih mundur maka f
0
-f
-1
. Metode selisih mundur dengan nilai x pada x0 dan x-h, dengan
nilai dua titik : (x
-1
, f
-1
) dan (x
0
,f
0
), maka f(x
0
)
F(x) = f (x + h) f (x)
H
Atau :
F (x) = f
0
f
-1

H
Kelebihan dan kelemahan
Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil. Error metode selisih maju sebesar :
E(f) = -1/2 hf (x)
Karena pada dasar nya metode selisih naju dan selisih mundur sama saja


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 7 of 17

Contoh soal :
hitung nilai turunan dari f(x)= x2, pada x0=2, dan x
-1
= 1,9999, dengan h= 0,1
jawab :
(2) = f (2) f(1,9)
0,1
F(2) = 4 3,61
0,1
F(2) = 0,39
0,1
= 3,9
Hitung nilai turunan f(x)= x2, pada x0=2, dan x
-1
= 1,9999, dengan h = 0,0001
F(2) = f (2) f(1,9)
0,0001
F(2) = 4 3,9999 x 10
-4

0,0001
= 3,9999

Selsisih Tengahan
Penjelasan
Metode selisih tengah dengan nilai x di x+h dan x-h, dengan nilai dua titik : (x
-1
,f
-1
) dan (x
1
,f
1
), maka
f(x
0
). Karena h pada metode ini terdapat dua, maka dapat dituliskan sebagai berikut :
F(x) = f (x + h) f (x-h)
2H
Atau :
F(x) = f
1
f
-1

2H

Kelebihan dan kelemahan
Pengambilan h diharapkan pada nilai yang kecil agar errornya kecil. Error metode selisih maju sebesar :
E(f) = -1/6 hf (x)

Contoh soal :
hitung nilai turunan dari f(x)= x2, pada x
-1
=1,9, dan x
-1
= 2,01, dengan h= 0,1
jawab :
F(2) = f (2,1) f(1,9)
2*0,1
F(2) = 4,41 3,61
0,2
= 4



UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 8 of 17

hitung nilai turunan dari f(x)= x2, pada x
-1
=1,9999, dan x
-1
= 2,0001, dengan h= 0,0001
jawab :
F(2) = f (2,0001) f(1,9999)
2* 0,0001
F(2) = 4,000400041 3,99960001
2,0001
F(2) = 8 x 10
-4


2 * 10
-4

=
4


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 9 of 17

APLIKASI ELIMINASI GAUSS: MODEL GARIS
Pengukuran temperatur terhadap kedalaman di bawah permukaan bumi menunjukkan bahwa semakin
dalam, temperatur semakin tinggi. Misalnya telah dilakukan sebanyak empat kali (N = 4) pengukuran
temperatur (T
i
) pada kedalaman yang berbeda beda (z
i
). Tabel pengukuran secara sederhana disajikan
seperti ini:

Pengukuran ke-i Kedalaman (m) Temperatur (
O
C)
1
2
3
4
z1 =5
z2 = 16
z3 = 25
z4 = 100
T1 = 35
T2 = 57
T3 = 75
T4 = 225
Lalu kita berasumsi bahwa variasi temperatur terhadap kedalaman ditentukan oleh rumus berikut ini:
m
1
+ m
2
z
i
= T
i

dimana m
1
dan m
2
adalah konstanta-konstanta yang akan dicari dengan proses perhi-tungan regresi
linear. Rumus di atas disebut model. Sedangkan m
1
dan m
2
disebut model parameter. Jadi pada rumus di
atas terdapat dua buah model parameter, (M = 2). Adapun yang berlaku sebagai data adalah nilai-nilai
temperatur T
1
, T
2
, T
3
dan T
4
. Berdasarkan model tersebut, kita bisa menyatakan temperatur dan
kedalaman masing-masing sebagai berikut:
m
1
+ m
2
z
1
= T
1

m
1
+ m
2
z
2
= T
2

m
1
+ m
2
z
3
= T
3

m
1
+ m
2
z
4
= T
4

Keempat persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam operasi matrik berikut ini:
1z
1
T
1

1 z
2
1
z
3

m
1
=
m2
T
2
T3
1z
4
T
4



UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 10 of 17



UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 11 of 17





UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 12 of 17

3 Interpolasi Polinom
Pencarian data titik - titik dalam suatu koordinat kartesius akan mudah dilakukan apabila kita telah memiliki
bentuk aturan fungsinya. Sebagai contoh, jika aturan fungsinya adalah f(x) = x
2
+ 1, maka titik - titik yang
berada pada koordinat kartesius adalah titik - titik yang memenuhi aturan (x, f(x)), sebagai contoh adalah (-
1, 2), (0, 1), (1, 2), dan seterus-nya. Kita dapat pula menentukan ordinat bagi absis x = 10 dengan
mensubstitusikan titik tersebut ke dalam fungsi. Sebaliknya, jika diberikan sekumpulan berhingga pasan-gan
titik - titik (x
1
, y
1
), (x
2
, y
2
), . . . , (x
n
, y
n
) tanpa diketahui bentuk aturan fungsinya, bagaimana menentukan
pasangan titik x
n+1
,y
n+1
dan seterusnya? Interpolasi polinom adalah salah satu caranya. Ada dua jenis
interpolasi yang akan dibahas di sini, yaitu interpolasi polinom Newton dan interpolasi Lagrange.
3.1 Interpolasi Polinom Newton
Misalkan terdapat pasangan dua buah titik (x
0
,f(x
0
)) dan (x
1
, f(x
1
)), maka secara seder-hana dari kedua titik
tersebut dapat dibentuk sebuah garis dengan persamaan
f(x)-f(x
0
) x-x
0

= f(x
1
)-f(x
0
) x
1
-x
0

atau dapat ditulis sebagai berikut
f(x
1
) - f(x
0
)
f(x)=f(x
0
)+ (x-x
0
) (7)
x
1
-x
0

Ini adalah rumus interpolasi linear.
Contoh: Tentukan interpolasi linear jika diberikan data sebagai berikut

x 1.4 1.25
y 3.7 3.9
Solusi: Gunakan persamaan (7) untuk memperoleh
3.9 - 3.7
p (x) = 3.7+ (x-1.4)
1.25 - 1.4
4
= 3.7- (x-1.4)
3
Dari sini dapat dihitung nilai y apabila x = 1.3, yaitu
4 p (1.3) = 3.7 - (1.3 - 1.4) 3
= 3.8333333


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 13 of 17

Dapat dilihat bahwa polinom yang terbentuk oleh dua buah titik ini berderajat satu. Persamaan (7) dapat
ditulis sebagai
f(x
1
) - f(x
0
) f(x) = f(x
0
) + c(x -
x
0
) dengan c =
x
1
-x
0

Nilai c diperoleh dari data. Lebih lanjut, jika terdapat 3 pasangan titik, secara intuisi fungsi yang terbentuk
tidak lagi berbentuk garis. Bentuk ini akan diperumum untuk dera-jat yang lebih tinggi sehingga untuk data
sebanyak 3 pasangan titik (x
0
, f(x
0
)), (x
1
, f(x
1
)) dan (x
2
,f(x
2
)) polinomnya akan berbentuk
f(x)=b
0
+b
1
(x-x
0
)+b
2
(x-x
0
)(x-x
1
) (8)
Akan tetapi seperti apakah b
0
, b
1
dan b
2
? Perhatikan bahwa f(x) melalui titik - titik (x
1
, f(x
1
)), (x
2
, f(x
2
)), (x
3
,
f(x
3
)). Substitusikan nilai - nilai ini ke persamaan (8) sebagai berikut
f(x
0
) = b
0
+ b
1
(x
0
- x
0
) + b
2
(x
0
- x
0
)(x
0
- x
1
) = b
0

b
0
= f(x
0
)
f(x
1
) = f(x
0
) + b
1
(x
1
- x
0
) + b
2
(x
1
- x
0
)(x
1
- x
0
) = f(x
0
) + b
1
(x
1
- x
0
) f(x
1
) - f(x
0
)
x
1
-x
0
f(x
1
) - f(x
0
)
f(x
2
)=f(x
0
)+ (x
2
-x
0
)+b
2
(x
2
-x
0
)(x
2
-x
1
)
f(x
2
)- f(x
0
) f(x
1
)-f(x
0
)
-
x
2
-x
0
x
1
-x
0



Untuk kemudahan komputasi, bentuk b
2
di atas diubah menjadi bentuk ekivalennya (tun-jukkan caranya!)
f(x
2
)-f(x
1
) f(x
1
)-f(x
0
)
-
x
2
-x
1
x
1
-x
0

b
2
=
x
2
-x
0

Pembilang pada b
2
ini adalah pengurangan antara bentuk - bentuk beda terbagi derajat pertama.Selanjutnya
akan diperkenalkan definisi beda terbagi untuk mempermudah penulisan dalam interpolasi Newton ini.
Definisi: Beda terbagi untuk fungsi f(x) didefinisikan sebagai berikut.
b
1
=
x
1
-x
0

b
2
=
x
2
-x
1


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 14 of 17

f[x
k
] = f(x
k
)
f[x
k-1
] - f[x
k
] f[x
k-1
, x
k
] =
xk - xk-1 f[x
k
-1,x
k
]-f[x
k
-2,x
k
-1] xk-xk-2
f[x
k-2
,x
kl
,x
k
]-f[x
k-3
,x
k-2
,x
k-1
]
xk - xk-3
f [ x k- j +1. . . , x
k
] - f [ x k- j , . . . , x k - 1]
f [x
k-j
, x
k-j+1
,..., x
k
] =
xk -xk-j
Koefisien - koefisien b
k
dalam interpolasi polinom Newton dapat ditulis sebagai
b
k
= f[x
0
,x
1
,... , x
k
]

f[x
k
-2,x
k
-
1
,x
k
] = f[xk-
3,xk-2,x
k
-
1
,x
k
] =

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 15 of 17

Klasifikasi Persamaan Differensial
Definisi Umum

Suatu persamaan yang mengandung turunan-turunan dari satu atau beberapa veriabel dependen terhadap
satu atau beberapa variabel bebas, dinamakan persamaan diferensial. Persamaan diferensial dapat dijumpai
dalam berbagai bentuk:

Persamaan Diferensial Biasa
Suatu persamaan diferensial yang mengandung turunan-turunan biasa dari satu atau beberapa variabel tak
bebas terhadap sebuah variabel bebas dinamakan persamaan diferensial biasa (ordinary differential
equations)
Persamaan Diferensial Parsial
Suatu persamaan diferensial yang mengandung turunan-turunan parsial dari satu atau beberapa variabel
tak bebas terhadap beberapa variabel bebas dinamakan persamaan diferensial parsial.
Orde Persamaan Diferensial
Turunan tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial dinamakan orde dari persamaan diferensial
tersebut. Jika turunan tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial adalah turunan kedua, maka
persamaan diferensial tersebut berorde dua.
Derajat Persamaan Diferensial
Pangkat tertinggi pada orde tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial dinamakan derajat dari
persamaan diferensial tersebut. Jika turunan tertinggi di dalam sebuah persamaan diferensial adalah
turunan kedua dan berpangkat dua, maka persamaan diferensial tersebut dikatakan persamaan diferensial
orde dua derajat dua.
Persamaan Diferensial Biasa Linier
Suatu persamaan diferensial biasa linier yang berorde n dengan variabel tak bebas y dan variabel bebas x
adalah persamaan diferensial yang dapat dinyatakan dalam bentuk

dimana a
o
tidak bernilai nol. Kedua persamaan diferensial di bawah ini adalah persamaan diferensial biasa
linier.

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 16 of 17



PDB(Persamaan Diferensial Biasa) Orde II

Bentuk umum :
y + p(x)y + g(x)y = r(x)
p(x), g(x) disebut koefisien jika r(x) = 0, maka

Persamaan Differensial diatas disebut homogen, sebaliknya disebut non homogen.

Persamaan Differensial Biasa linier orde dua homogen dengan koefisien konstan, memiliki bentuk umum :
y+ ay + by = 0
dimana a, b merupakan konstanta sebarang.

Solusi Homogen

Diketahui
y+ ay + by = 0
Misalkan
y = erx
Persamaannya berubah menjadi r2 + ar + b = 0, sebuah persamaan kuadrat.
Jadi kemungkinan akarnya ada 3 yaitu:
1. Akar real berbeda (r1,r2; dimana r1 r2)
Memiliki solusi basis y1= er1 x dan y2= er2 x dan mempunyai solusi umum y = C1er1 x + C2er2 x

2. Akar real kembar (r1,r2; dimana r = r = r2)
Memiliki solusi basis y1= er x dan y2 = x er x dan mempunyai solusi umum y = C1er x + C2x er x
Persamaan Diferensial Biasa Non Linier
Suatu persamaan diferensial biasa nonlinier adalah persamaan diferensial biasa yang tidak linier. Semua
bentuk persamaan diferensial biasa di bawah ini adalah persamaan diferensial biasa nonlinier.

Persamaan diferensial dapat muncul dalam berbagai permasalahan yang dijumpai dalam berbagai cabang
ilmu sains dan teknik, misalnya:
Masalah yang berhubungan dengan gerak peluru, roket, satelit, planet.

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
Jalan Arteri Pondok Indah No. 11, Jakarta selatan 12240
Telp. (021) 7398393 (Hunting), Fax. (021) 7200352
Website http://WWW.usni.ac.id
Metode Numerik :
Mardarul Rizal
010901573125002

Page 17 of 17

Menentukan jumlah muatan atau kuat arus listrik di dalam sebuah rangkaian listrik
Masalah perpindahan panas dalam suatu batang logam.
Masalah getaran kawat atau membran.
Masalah peluruhan radioaktif
Masalah pertumbuhan jumlah penduduk
Masalah reaksi kimia
Masalah yang berhubungan dengan kelengkungan sebuah kurva

Anda mungkin juga menyukai