Anda di halaman 1dari 73

Pengantar Ilmu Pendidikan

HAKIKAT PENDIDIKAN
Kelompok 1 :
Ayu Rezky Yulita
Bening Puspa Dewi
Farah Fajriani
Inggrid Ayu Putri

Pendidikan
Suatu usaha yang sadar, teratur, dan sistematis, yang
dilakukan oleh orang orang yang diserahi tanggung
jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat
dan tabiat sesuai dengan cita cita pendidikan.
Bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak
dalam dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya
untuk mencapai tingkat kedewasaannya.

Sumber : Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu
Pendidikan. Malang : Usaha Nasional

Mengajar
Menyerahkan atau menyampaikan ilmu pengetahuan
ataupun keterampilan dan lain sebagainya kepada orang
lain dengan menggunakan cara cara tertentu, sehingga
pengetahuan ataupun keterampilan dan sebagainya itu
dapat menjadi milik orang tersebut.

Sumber : Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Malang: Usaha Nasional.

Mendidik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mendidik
berasal dari kata didik yaitu memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari
pengalaman yang tidak dicirikan oleh kondisi diri yang
sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit,
kelelahan, atau obat obatan.

Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi
Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.


Belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam pegetahuan dan
perilaku seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman.

Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi
Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.


Belajar adalah upaya untuk memeroleh
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi
Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.


Belajar memiliki pengertian memeroleh
pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman,
mengingat, menguasai pengalaman, dan
mendapatkan informasi atau
menemukan.


Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi
Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.


Belajar merupakan upaya yang sengaja
untuk memeroleh perubahan tingkah
laku, baik yang berupa pengetahuan
maupun keterampilan.

Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi
Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media.

Sintesa Belajar
Belajar adalah suatu upaya atau usaha
seseorang untuk memperoleh sikap dan
perilaku yang sesuai akhlak yang baik
agar dapat menjalani kehidupan yang
lebih baik lagi sesuai dengan
pengalaman yang pernah dialami.
TAHAPAN BELAJAR
Informasi
Transformasi
Evaluasi
Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori
Belajar dan Aplikasi Pembelajaran
Motorik. Bandung: Nusa Media.
Skema Proses Belajar dan hasil akhir yang
seharusnya dicapai.
Sumber : Sumber : Rahyubi, H. 2012. Teori - Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.
Bandung: Nusa Media.

Contoh Belajar - Mengajar







Guru yang sedang mengajar didepan kelas Murid yang sedang belajar
Studi
Kasus
SUNGGUMINASA, FAJAR -- Perkelahian dua murid SD Negeri Datara Kecamatan
Biringbulu, Desember 2013 lalu berbuntut panjang. Orang tua murid melaporkan kepala
sekolah, Hasyim ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gowa untuk
segera ditindaklanjuti.

Orangtua murid, Hamsinah menyatakan keberatan atas perlakuan Kepala SD Negeri Datara,
Hasyim yang dianggapnya telah memukul anaknya, Zulfikar, 11 tahun. Sementara lawannya
berkelahi tidak dihukum.

Zulfikar dipukul dengan ditampar dua kali dan ditendang tiga kali di pantat. Kejadian tersebut
membuat gusar Hamsinah setelah melapor ke Kepala UPTD Dikpora Biringbulu, Fatahuddin,
Hasyim hanya ditegur. Tidak ada tindakan.

''Saya tidak terima kepala sekolah hanya ditegur. Seharusnya diberi efek jera agar tidak lagi
mengulang kekerasan yang sama pada anak lain," ujarnya.

Perkelahian murid diakui Hamsinah masih wajar. Tidak wajar kalau guru atau kepala sekolah
menghukum murid di luar batas. Anak saya masih kecil, masa ditendang kayak orang
dewasa saja,'' ungkapnya seraya berharap persoalan tersebut diselesaikan secara baik-baik.


Di tempat terpisah, Sekretaris Disdikpora Gowa, H Sappe Mangiriang di ruang kerjanya,
Senin 17 Februari menyebutkan, sebenarnya masalah tersebut sudah tidak ada
masalah. Orang tua kedua murid sudah didamaikan. Namun, belakangan muncul
keberatan orang tua Zulfikar.

Padahal, persoalan bermula dari ulahnya, melempari batu murid lain. Tidak terima
anaknya dilempari batu, orang tua murid tersebut mulanya ingin membalas. Namun,
kepala sekolah turun tangan memisahkan mereka hingga keributan bisa dihindarkan.

"Pukulan tidak seperti disampaikan Hamsinah, melainkan sekadarnya saja dengan
tujuan mereda kemarahan orang tua korban pelemparan batu. Itu hasil klarifikasi Kepala
SD Negeri Datara," tutur Sappe.

Sekretaris Disdikpora mengimbau Hamsinah tidak membesar-besarkan persoalan yang
sebenarnya sudah beres. "Sebenarnya mereka sudah berdamai, tapi belakangan
muncul lagi dengan cerita macam-macam," tandasnya. (jai/bas)

Sumber : http://www.fajar.co.id/sulawesiselatan/3139034_5663.html diterbitkan
pada Selasa, 18 Februari 2014
Input

Dari kasus diatas dapat diketahui bahwa
permasalahan bermula dari seorang siswa yang
melempari temannya dengan batu. Hal ini adalah
salah satu dari perilaku siswa yang tidak
mencerminkan suatu perilaku budi pekerti yang luhur.
Proses
Pemukulan yang dilakukan kepala sekolah kepada
muridnya sebenarnya karena ingin menghukum
murid yang melempar batu pada temannya. Tetapi,
orang tua pelaku pelemparan batu tidak terima atas
pemukulan kepalah sekolah.
Sekretaris Disdikpora mengimbau Hamsinah (orang
tua pelaku) tidak membesar-besarkan persoalan
yang sebenarnya sudah selesai.
Output
Orang tua pelaku pelemparan batu seharusnya juga
mengerti bahwa perilaku yang dilakukan anaknya
tidak dibenarkan dan seharusnya tidak
membesarkan masalah.
Kepala Sekolah pun seharusnya tidak berlaku
melampaui batas dengan memukul dan
menendang.
Pengertian Batas Awal dan
Akhir Proses Pendidikan
kapankah anak
selesai dididik?
Kapankan anak
mulai dapat
dididik ?
Dr. M.J. Langeveld






Prof.Drs. Brodjonagoro

Pendapat Lain dari Tokoh- Tokoh
Pendidikan

Ki Hajdar Dewantara




Garis-Garis Besar Haluan Negara

Sumber : Barnadib, Imam, Sutari. 1987. Pengantar
Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi
Offset.

Sintesa dari Batas-Batas
Pendidikan



D
D
D
D
D
M
M
M
M

3Th
L
S
L
S
K
S
K
S
L
L

3Th
S.K = Sebelum Kawin
S.L = Sebelum Lahir
L. = Lahir
D. = Dewasa
M. = Mati
1
2
3
4
5
6
7
8
Pendidikan Sepanjang Hayat
A. Orientasi Umum : Karakteristik Dan Faktor-
Faktor Yang Mendorong Perlunya Pendidikan
Seumur Hidup

1.
Batasan
2.
Karakteristik
3. Perlunya
Pendidikan
Seumur
Hidup
a. Hidup, Seumur
Hidup dan
Pendidikan
c. Pendidikan Seumur
Hidup tidak diartikan
sebagai pendidikan
orang dewasa.
b. Pendidikan tidak
selesai setalah
berakhir masa
sekolah
Sumber : Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendididikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di
Indonesia. Jakarta:Rajawali Press.
3. Perlunya
Pendidikan
Seumur Hidup
A. Keterbatasan Kemampuan
Pendidikan Sekolah
B. Perubahan
Masyarakat dan
Peranan
peranan Sosial

C. Pendayagunaan sumber yang
belum optimal
D. Perkembangan
pendidikan Luar
Sekolah yang
Sangat Pesat

Sumber : Mudyahardjo, Redja.
2008. Pengantar Pendididikan
Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-
Dasar Pendidikan pada Umumnya
dan Pendidikan di Indonesia.
Jakarta:Rajawali Press.
a. Keterbatasan Kemampuan
Pendidikan Sekolah
Redja Mudyahardjo,
2008 hal 171-172
a. Banyak Lulusan
Terdidik yang Tidak dapat
Diserap di Dunia Kerja
b. Kegiatan Belajar
mengajar Tidak Optimal
c. Pengangguran
Sejak Dini
Sumber :
a. www.republika.co.id
b. www.merdeka.com
c. www.kompasiana.com






Perubahan Gaya Hidup dan Peranan Peranan
Sosial







Perubahan Gaya Hidup Petani
Sumber : www.viva.co.id





Pendayagunaan Sumber yang Belum
Optimal

1. Penghematan dan optimalisasi dalam penggunaan
sumber yang telah tersedia bagi pendidikan.
2. Perlu digali sumber-sumber baru yang terpendam
dalam masyarakat.
Sumber : Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendididikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:Rajawali Press.
D. Perkembangan Pendidikan Luar
Sekolah yang Sangat Pesat
Sumber : Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendididikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:Rajawali Press.
Gambar : a. http://pramuka.or.id/news/
b. http://www.karangtarunabanten.com

Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dirancang untuk memberi pengetahuan
warga agar mempunyai jenis keterampilan dan atau pengetahuan serta pengalaman yang
dilaksanakan di luar jalur pendidikan formal
a. Pramuka
b. Karang Taruna
B. Kerangka kerja Teoritis Pendidikan Sepanjang Hayat
1.Hidup :
a. Individu
b. Masyarakat
c. Lingkungan
Fisik
3. Pendidikan :
a. Landasan-
Landasan
Pendidikan
b. Cara-Cara
Komunikasi
c. Isi Pendidikan
2. Seumur Hidup :
a.Perkembangan Keribadian
b. Tahap-Tahap
Perkembangan
c. Peranan-Peranan Umum
dan Unik
Sumber : Mudyahardjo, Redja. 2008. Pengantar Pendididikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta:Rajawali Press.
Orientasi Umum :
1. Hidup
2. Seumur Hidup
3. Pendidikan
Beginilah Nasib Pendidikan di Perbatasan...
A. Paparan
Jumat, 25 November 2011 | 14:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com Guru adalah profesi mulia. Akan tetapi, perjalanan
para guru tak semulus tujuannya. Ada banyak hambatan yang mereka hadapi dalam
menjalani profesinya. Sejumlah persoalan yang mencuat adalah keluhan akan
kesenjangan yang dialami guru yang mengajar di kota dan non perkotaan, sulitnya
memeroleh sertifikasi, tepatnya penyaluran dana tunjangan, dan berbagai persoalan
yang lebih kompleks yang dihadapi para guru di daerah terluar, terdepan dan tertinggal
(daerah 3T).

Daerah 3T adalah daerah-daerah yang berbatasan langsung dengan negara-
negara tetangga seperti Malaysia. Untuk daerah-daerah ini, masalah yang muncul
seperti letak geografis dan minimnya sarana serta prasarana. Persoalan-persoalan ini
menjadi hambatan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Potret pendidikan
di perbatasan pun terkuak dalam diskusi Mencari Solusi Problematika Pendidikan dan
Guru di Perbatasan yang digelar sejumlah anggota Komisi X, Jumat (25/11/2011), di
Gedung DPR, Jakarta.


"Wajah" pendidikan perbatasan sangat berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di
kota-kota besar, dan negara tetangga yang lokasinya memang tak begitu jauh dan sangat terlihat
jelas.

Seorang guru SMAN Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Agustinus
mengungkapkan, sekolah tempatnya mengajar hanya berjarak sekitar 100 meter dari batas
negara Indonesia dan Malaysia.
Menurutnya, guru-guru yang berada di daerah tersebut harus menelan kenyataan yang
kurang baik. Setiap harinya mereka harus menahan rasa "cemburu" ketika melihat negara
tetangga memberikan jaminan yang lebih baik dan menjanjikan kepada para gurunya demi
pembangunan pendidikan yang berkualitas.
"Negara tetangga jauh lebih baik dan menjanjikan. Sementara fasilitas yang kami terima
sangat terbatas, buku penunjang yang minim, dan ada juga sekolah yang harus meminta listrik
dari negara tetangga," kata Agustinus, yang hadir dalam diskusi tersebut.

Ia menambahkan, dari sisi kesejahteraan, guru-guru di daerah perbatasan juga sangat
memprihatinkan. Tunjangan yang diberikan oleh pemerintah melalui tunjangan profesi dan
tunjangan khusus guru daerah perbatasan masih bias dan tidak jelas.

Agustinus menjelaskan, untuk sertifikasi tahun 2011, seluruh Kalimantan Barat
mendapat alokasi 2146 orang. Dari jumlah tersebut, tidak semua guru di Kampas Hulu
mendapatkan kesempatan sertifikasi karena hanya mendapat "jatah" 430 orang. Ketika ditanya
alasannya kepada pemerintah pusat dan daerah, jawabannya tidak pernah memuaskan karena
mereka saling melempar tanggung jawab.


"Di sana ada kesenjangan dan gejolak sosial. Di tujuh kecamatan
ada beberapa sekolah yang tidak mendapatkan sama sekali," ujarnya.

Di Kampas Hulu terdapat tiga kecamatan yang berbatasan
langsung dengan Malaysia, yaitu Kecamatan Badau, Kecamatan
Empana, dan Kecamatan Puring Kencana. Dan hanya ada satu SMA di
tiga kecamatan tersebut.

"Maka tak heran jika ada anak-anak yang kemudian sekolah ke
Malaysia. Selain menjanjikan, tamatan SMA di sana juga mendapatkan
sertifikat life skill dan bisa kerja di Malaysia dengan gaji yang
lumayan," kata Agustinus.
Penulis : Indra Akuntono
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Sumber : www.kompas.com

B. Input
Daerah perbatasan merupakan teras atau beranda depan dari
suatu negara yang langsung bisa dinilai oleh negara tetangga.
Seharusnya hal ini menjadi intropeksi pemerintah karena pada
dasarnya semua warga negara memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan. Bagaimana pemerintah mau memajukan
sumber daya manusia kalau sistem pendidikan yang tidak merata ini
terus dibiarkan. Rakyat perbatasan membutuhkan pendidikan yang
terjamin, dan layak sebagai warga negara yang memiliki hak dan
kewajiban yang sama. Masyarakat perbatasan adalah juga saudara-
saudara kita yang berhak mendapatkan masa depan yang lebih
baik.
Peningkatan kualitas dan akses pembelajaran di daerah
perbatasan merupakan bagian penting dari sistem ketahanan
nasional. Sistem pertahanan sebenarnya tak hanya berupa
kekuatan militer, namun juga datang dari kekuatan kebudayaan.
Kekuatan budaya itu akan muncul jika manusia mampu mengenali,
memahami dan merasakan kekayaan lingkungan, yang didukung
oleh proses pembelajaran seperti yang dikembangkan dalam
kearifan lokal.

C. Proses
Peningkatan kualitas pendidikan di perbatasan juga akan menjadi salah satu benteng
untuk mengukuhkan sistem pertahanan nasional Indonesia.
Peningkatan kualitas pendidikan di perbatasan merupakan langkah penting untuk
mengokohkan sistem pertahanan nasional di wilayah beranda depan bangsa melalui pendidikan
dan budaya.
Sebaiknya model sekolah di perbatasan itu dibuat mirip dengan sekolah di negara
tetangga, yaitu berbentuk sekolah berasrama, dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah
menengah atas. Pada hari Senin hingga Jumat mereka bersekolah dari pukul 7.00 hingga pukul
14.00. hari Sabtu dan Minggu libur. Sore hari selepas istirahat, pukul 16.00-18.00, siswa
melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Setelah makan malam, jam19.30, mereka belajar di ruang
baca. Menjelang pukul 22.00 semua murid harus meninggalkan ruang baca dengan diajak
melakukan doa malam bersama lebih dahulu. Pukul 22.00 mereka harus sudah masuk ke kamar
masing-masing untuk tidur malam. Bangun pagi pukul 5.30.
Di asrama mereka juga diajak mengikuti program-program untuk meningkatkan
keterampilan hidup yang dirancang baik dan terpadu dengan kurikulum sekolah maupun yang
khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Tentu pendidikan karakter,
wirausaha, wawasan nusantara tidak boleh ditinggalkan. Rasanya, sekolah berasrama seperti ini
banyak keuntungannya. Para orang tua akan merasa terbantu dengan meninggalkan anak-
anaknya di asrama. Sehingga, mereka akan lebih fokus,lebih tenang dan lebih konsentrasi
bekerja. Bagi orangtua siswa yang bekerja sebagai petani (ke ladang) tanpa harus repot
memikirkan sekolah anak-anaknya. Bagi orangtua yang ingin berkumpul dengan anak-anaknya,
mereka dapat menjemputnya di hari Sabtu pagi dan mengantarkan kembali ke asrama pada hari
Minggu sore.


Bagi para guru yang juga bertempat tingal di dalam
kompleks sekolah akan terbantu dalam mengusir rasa
sepi. Selama 24 jam sejak Senin hingga Senin berikutnya,
sekolah tidak sepi. Tentu, banyak aktivitas yang dapat
dilakukan dalam membekali para siswa untuk memasuki
masa depan yang lebih baik. Bagi Pemerintah, rasanya
juga dapat menghemat anggaran. Ketimbang membuat
banyak sekolah dasar terpencil dengan hanya satu atau
dua orang guru lebih baik menyelenggarakan sebuah
sekolah besar yang menampung siswa dari beberapa
kampong dan dilayani oleh banyak guru. Semoga konsep
pemikiran ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
membangun pendidikan masa depan .



D. Output
Peningkatan kualitas pendidikan di perbatasan merupakan langkah
penting untuk mengokohkan sistem pertahanan nasional di wilayah beranda
depan bangsa melalui pendidikan dan budaya. Peningkatan akses pendidikan
di perbatasan juga dapat meningkatkan sumber daya dan infrastruktur, serta
menjadikan warga di daerah perbatasan merasa menjadi bagian dari negara
kesatuan Indonesia. Peningkatan kualitas pendidikan di perbatasan akan
menjadi salah satu benteng untuk mengukuhkan sistem pertahanan nasional
Indonesia.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia
yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa
ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
Semangat nasionalisme dan meningkat dan adanya kemajuan
pembangunan di daerah perbatasan. Daerah perbatasan merupakan beranda
depan negara (outward looking), sehingga kedepan diharapkan mendapat
perhatian dalam pembangunan segala bidang.



Pendidikan Sebagai Ilmu


Ilmu pendidikan harus memenuhi syarat sebagai suatu ilmu
pengetahuan. Dalam hal ini dapat ditelaah melalui objeknya, metodenya
dan sistematiknya.
1. Tentang objek
Terdapat dua objek ilmu pengetahuan, yaitu objek material dan
objek formal.
Objek material : anak (manusia)
Objek formal : usaha untuk membentuk anak menjadi manusia beradab.
Ditinjau dari segi objek ini, ilmu pendidikan telah memenuhi salah
satu syarat sebagai ilmu pengetahuan
Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang :
Usaha Nasional

2. Tentang metode
Dalam suatu ilmu pengetahuan harus mempergunakan metode-metode
yang ilmiah. Metode-metode dalam ilmu pendidikan di antaranya ialah :
a) Metode observasi : mengadakan penyelidikan tentang pengaruh-
pengaruh sosial keluarga, pengaruh lingkungan masalah kenakalan
anak/pemuda.
b) Metode angket : misalnya dipergunakan untuk menyelidiki tanggapan
para guru terhadap pemakaian buku atau metode baru dalam
pengajaran.

Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang : Usaha Nasional
c) Metode eksperiment : misalnya dipergunakan untuk
mengadakan penyelidikan dalam metode pengajaran, tentang
sistem pendidikan yang ideal.
d) Metode testing : dipergunakan untuk mengadakan penyelidikan
tentang kecerdasan anak.
Maka ditinjau dari segi metode, ilmu pendidikan telah
memenuhi persyaratan tersebut.


Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang : Usaha Nasional


3. Tentang sistematika
Dengan menggolong-golongkan ke dalam berbagai masalah
dan dengan pembahasan masalah demi masalah dalam ilmu
pendidikan, ini menunjukkan bahwa penyusunan ilmu
pendidikan itu telah menggunakan sistematika.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan
telah memenuhi persyaratan-persyaratan pokok sebagai suatu
ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang : Usaha Nasional
Objek-objek Ilmu Pendidikan
a) Anak didik b) Pendidik










Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang : Usaha
Nasional
Anak didik saat sedang melakukan
kegiatan belajar di dalam kelas
Guru sedang mengajar di dalam kelas
c) Materi pendidikan

Perkembangan kurikulum di Indonesia. Di dalam setiap kurikulum terdapat
bahan-bahan sebagai materi pendidikan.

Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang : Usaha
Nasional
d) Metodologi Pengajaran
Cara-cara bagaimana menyajikan materi pendidikan kepada
anak didik.
e) Evaluasi pendidikan
Cara-cara bagaimana mengadakan penilaian terhadap hasil-
hasil belajar murid.

Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan.
Malang : Usaha Nasional
f) Alat-alat pendidikan

Contoh alat-alat pendidikan dalam bidang IPA
g)Lingkungan sekitar
Keadaan yang berpengaruh terhadap hasil pendidikan.
h)Dasar dan tujuan pendidikan
Landasan yang menjadi fondament dari segala kegiatan pendidikan
dan kearah mana anak didik dibawa.
Sumber : Drs.Amir Daien Indrakusuma. 1973. Pengantar Ilmu pendidikan. Malang : Usaha
Nasional
Studi Kasus
Ingat... "Online Learning" Bukan Kelas Kacangan!

KOMPAS.com Selama ini, memang, stereotipe yang muncul pada sistem
pendidikan online adalah jauh tertinggal dibandingkan sistem pembelajaran kelas
konvensional atau tatap muka. Bahkan, metode online dianggap "kelas kacangan".

"Banyak yang melihat kalau sistem pendidikan online itu low quality alias kacangan.
Nah, stereotipe itulah yang harus kami edukasi ke masyarakat," kata Program
Director MM Executive BINUS Business School, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, saat
berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, akhir Januari lalu.

Hanafi berpijak pada sebuah survei di salah satu universitas di Amerika Serikat yang
menyebutkan, jika murid kelas konvensional dengan murid kelas online diuji bersama-
sama, maka ditemukan hasil sebanyak 90-100 persen siswa kelas online memperoleh
nilai di atas C dan hanya 60 persen siswa kelas konvensional yang mendapatkan nilai
di atas C. Sumber : KOMPAS.com, Selasa, 4 Februari 2014 | 12:15 WIB


Berdasarkan survei itu, siswa kelas online terbukti memiliki banyak keunggulan.
Semua materi dan diskusi mengenai pembelajaran dapat diulang kembali.

Sistem ini jelas berbeda dengan kelas konvensional, di mana siswa harus
mencatat. Apabila lupa mencatat, maka materi yang diberikan ke siswa hanya
"masuk telinga kanan, keluar telinga kiri".

"Karena itulah, BINUS Business School meluncurkan program kuliah berbasis
teknologi, yaitu MM Online. MM Online ini merupakan program Master in
Management atau MM yang sebagian besar proses belajar mengajarnya
menggunakan teknologi atau online," kata Hanafi.

Hanafi menjelaskan bahwa program sudah mulai diuji coba pada Desember 2013
dan mulai aktif dijalankan pada Februari 2014 ini memiliki beberapa target
pencapaian. Ia melihat terbentuknya MM Online ini sebagai sebuah tantangan
sekaligus peluang.

"Salah satunya itu tadi, untuk menghapus stereotipe masyarakat mengenai sistem
pendidikan online dan mahasiswanya yang jauh tertinggal dengan mahasiswa
kelas konvensional. Padahal sebaliknya, mereka lebih unggul," kata Hanafi.
Sumber : KOMPAS.com, Selasa, 4 Februari 2014 | 12:15 WIB


Input
Dari kasus di atas didapat bahwa sistem
pendidikan online learning tidak lebih baik dari kelas
konvensional.
Proses-proses
Pada sebuah survei di salah satu universitas di Amerika
Serikat yang menyebutkan, jika murid kelas konvensional
dengan murid kelas online diuji bersama-sama, maka ditemukan
hasil sebanyak 90-100 persen siswa kelas online memperoleh
nilai di atas C dan hanya 60 persen siswa kelas konvensional
yang mendapatkan nilai di atas C.
Berdasarkan survei itu, siswa kelas online terbukti memiliki
banyak keunggulan. Semua materi dan diskusi mengenai
pembelajaran dapat diulang kembali.
Selanjutnya dengan menyosialisasikan ke masyarakat bahwa
edukasi dengan sistem online itu sama dengan edukasi yang
telah ada sebelumnya. Bahkan memiliki kemungkinan
menghasilkan nilai lebih bagus dibandingkan dengan kelas face
to face.
Ada dua pendekatan yang dilakukan oleh pihak universitas untuk
menjalankan metode MM (Master in Management ) Online ini :
Pendekatan kemampuan analitikal situasi yaitu menerapkannya
dengan menggunakan studi kasus yang ada di sekitar kita. Misalnya,
studi kasus marketing Indonesia, seperti Coca-Cola, Indosat, maupun
Astra.
Pendekatan kreativitas, mahasiswa akan dipaksa membuat sebuah
proyek yang akan menonjolkan daya juang mereka, kreativitas mereka.
Selain menggunakan powerpoint, mahasiswa diwajibkan membeli buku
referensi atau pegangan sepanjang kuliah.
Output
Sistem pendidikan online tidak tertinggal jauh dengan sistem
pengajaran konvensional. Karena sudah ditemukan bukti melalui
survei yang telah dilakukan bahwa kelas online terbukti memiliki
banyak keunggulan. Semua materi dan diskusi mengenai
pembelajaran dapat diulang kembali.
Melalui MM Online ini, diharapkan dapat menambah aksesibilitas
perusahaan atau industri terhadap pendidikan. Dengan
sistem online, mahasiswa tak lagi akan mempermasalahkan jadwal
kuliah maupun kondisi jalan macet yang selalu mendera Jakarta.
Selain mahasiswanya akan mendapat gelar, mereka juga akan
memiliki network dan efektif berbisnis di Indonesia



Sintesa
Pendidikan merupakan suatu ilmu pengetahuan
tersendiri karena sudah memenuhi syarat untuk
menjadi ilmu pengetahuan.
Syarat-syarat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
dapat ditelaah melalui objek, metode, dan
sistematikanya.
Objek-objek ilmu pendidikan yaitu anak didik,
pendidik, materi pendidikan, metodologi
pembelajaran, evaluai pendidikan, alat-alat
pendidikan, lingkungan sekitar serta dasar dan
tujuan pendidikan.
Macam-Macam Ilmu Pendidikan
1. Ilmu pendidikan normatif
2. Ilmu pendidikan deskriptif
3. Ilmu pendidikan teoritis
4. Ilmu pendidikan praktis
TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset.
Ilmu pendidikan bersifat normatif
Ilmu pendidikan ini selalu berurusan dengan
siapakah manusia itu. Pembahan ini termasuk ke
dalam bidang filsafat yaitu filsafat antropologi.

TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya:
Usaha Offset.
Untuk menjelaskan bahwa sistem nilai-nilai menjadi norma bagi
pendidikan, perhatikan uraian di bawah ini :
1.
Kisah Yunani
Tujuan pendidikan Yunani yakni pembentukan
rakyat yang kuat jasmaninya. Mereka berpandangan
bahwa manusia adalah mahluk bermain (homo
ludens). Mereka berpandangan bahwa pendidikan
jasmani adalah pendidikan utama.

TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG.Pengantar Dasar-dasar Pendidikan.Surabaya: Usaha
Offset.
2. Kisah Rasionalisme; pengaruhnya terhadap Eropa
Barat


Pandangan manusia menurut mereka adalah mahluk berfikir
(homo sapiens). Akal dijadikannya pangkal tolak. Rakyatnya
sangat menjunjung akal, baik akal teoritis maupun praktis.
Dengan akal, manusia menghasilkan pengetahuan. Dengan
pengetahuan maka manusia dapat berbuat baik dalam arti
sempurna.

TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG.Pengantar Dasar-dasar Pendidikan.Surabaya: Usaha Offset
Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat
desktiptif.

Ilmu pendidikan bersifat deskriptif menggambarkan
seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak
dimanipulasi dari mulai siapa siswa, apa yang telah
diajarkan sampai nilai yang diberikan harus betul
betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.

TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG.Pengantar Dasar-dasar Pendidikan.Surabaya: Usaha Offset
Ilmu pendidikan teoritis dan praktis
Perhatikan bagan dibawah ini :
1) Teoritis Sistematis

Historis

2) Praktis



Sumber : TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset.

Pendidikan ilmu teoritis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai
mengatur dan mensistematiskan di dalam
pemikiranya apa yang tersusun sebagai pola
pemikiran pedidikan. Jadi dari praktik-praktik
pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara
teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu
sistem pendidikan dan biasanya disebut ilmu
mendidik teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut
juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya
kedua istilah itu mempunyai arti yang sama, yaitu
teoritis sama saja dengan sistematis.
Sumber : TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset.
1-Pendidikan bersifat sistematis
Disebut juga ilmu pendidikan teoritis karena menguraikan
masalah teori-teori yang digunakan sebagai landasan
dalam melaksanakan pendidikan.
Jadi ilmu pendidikan teoritis merupakan konsep-konsep
tentang teori yang digunakan sebagai landasan dalam
melaksanakan pendidikan.
Sumber : TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset.
2. Ilmu pendidikan bersifat historis.
Usaha-usaha pendiidikan itu telah ada sejak dahulu kala.
Usaha-usaha ini berjalan terus sampai sekarang.
Perkembangan usaha-usaha sangat perlu diketahui dan
dikaji untuk dicari manfaat bagi usaha pendidikan dimasa
sekarang.

Pengkajian atau studi tentang usaha-usaha pendidikan
dimasa lampau dilakukan oleh ilmu pendidikan historis.
Sumber : TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset.
Hubungan antara ilmu pendidikan sistematis dan
historis
Dapat disimpulkan bahwa ilmu mendidik sistematis
mendahului ilmu mendidik historis. Akan tetapi ilmu
mendidik historis memberikan bantuan dan
memperkaya ilmu mendidik sistematis. Kedua-
duanya membantu para pendidik agar berhati hati
dalam praktik praktik pendidikan.

Sumber : TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan.
Surabaya: Usaha Offset.


Dapat disimpulkan bahwa ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik historis. Akan tetapi ilmu mendidik historis memberikan bantuan dan memperkaya ilmu mendidik sistematis. Kedua-duanya membantu para pendidik agar berhati hati dalam praktik praktik pendidikan. (TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG.1987. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset halaman 23 )

Murid tertidur saat guru mendongeng di kelas.
Contoh jika metode
pendidikan dilakukan
hanya secara teoritis
sehingga membuat
anak didik bosan.






http://3.bp.blogspot.com/-3qke745AV-k/Tk9nyex-qGI/AAAAAAAAAE0/IkKdTQ8PhWU/s200/bosan.jpg
Ilmu pendidikan praktis
Pada umumnya ilmu mendidik tidak hanya mencari
pengetahuan diskriptif tentang objek pendidikan,
melainkan ingin juga mengetahui bagaimana cara
sebaiknya untuk berfaedah terhadap objek didiknya. Jadi
dilihat dari maksut dan tujuanya, ilmu mendidik boleh
disebut ilmu yang praktis, sebab ditujukan kepada
praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi
anak didiknya.
Sumber : TIM DOSEN FIP-IKIP MALANG. Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset.
Hubungan Antara Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis

Menurut Langeveld dalam bukunya dikatakan
bahwa praktek yang tidak dibimbing oleh hipotesa
atau teori-teori tertentu, maka akan berakhir sebagai
pemborosan dana, tenaga dan waktu karena hanya
didasarkan pada percobaan yang tidak terarah dan
tidak menentu.

Sumber : Barnadib, Imam, Sutari. 1987. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.
J.M Gunning pernah berkata: teori tanpa praktik
adalah baik pada kaum cerdik cendekiawan dan
praktik tanpa teori hanya terdapat pada orang gila
dan para penjahat. Akan tetapi pada kebanyakan
pendidik diperlukan teori dan praktik berjalan
bersama-sama.
Sumber: Barnadib, Imam, Sutari. 1987. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi
Offset.
STUDI KASUS
JAYAPURA - Kota Jayapura digegerkan dengan
beredarnya video seorang guru yang memukul anak
didiknya di SMK 3 Jayapura.
Video ini menggambarkan seorang guru laki-laki yang
belakangan ketahuan berinisial DS yang memukul para
muridnya dalam ruang kelas sambil merokok di kelas.
Dalam video itu tidak ada aksi perlawanan dari para
muridnya. Aksi tak terpuji sang guru itu baru ketahuan
setelah salah seorang paman dari murid yang dipukul
bernama Ya curiga, ponakannya tidak pernah ke
sekolah setiap mata pelajaran yang diajarkan guru DS
tersebut.
Sergius Sapari,.
Sumber : Liputanberita
Dipublikasikan pada 24 Okt 2013

http://www.youtube.com/watch?v=fQmghvwmo2E
Paman korban menceritakan ponakannya selalu ke sekolah, tetapi tidak
pernah masuk kelas pada saat mata pelajaran Energi Terbarukan


Kemudian, dirinya menanyakan hal itu kepada ponakannya dan didapati
perihal perilaku gurunya itu. Menurutnya ponakannya ini selalu takut dan
trauma masuk kelas, karena kerap mendapatkan tindakan seperti itu dari
gurunya itu, apalagi mengajar dalam keadaan merokok yang tentunya
bukan memberikan contoh yang baik bagi siswa/i nya.

Sambil merokok baru ngajar dalam kelas dan pukul. Kami minta
ketegasan dari dinas terkait untuk memberikan teguran. Dalam rekaman
itu ada tiga rekan korban yang terekam sedang dipukul sang guru. Tetapi
kawan mereka yang lainnya tidak sempat terekam," bebernya kepada
wartawan di Kantor Gubernur Papua, Rabu, (23/10).

Sumber : Liputanberita
Dipublikasikan pada 24 Okt 2013

http://www.youtube.com/watch?v=fQmghvwmo2E

Ditempat yang sama, Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano begitu kesal
dan marah ketika menonton video tersebut, dan menyatakan akan turun
langsung untuk mengecek kebenaran video tersebut, dan dirinya akan
meminta masalah itu diproses hukum.

Baginya, seorang guru harusnya tidak berperilaku seperti itu, sebab guru
sebagai orang tua, teman, dan pembimbing, sehingga tidak pantas merokok
dan memukul siswanya, apalagi saat ini bukannya jaman main pukul karena
itu sang guru bersangkutan perlu dilakukan tindakan.


Sumber : Liputanberita
Dipublikasikan pada 24 Okt 2013

http://www.youtube.com/watch?v=fQmghvwmo2E
INPUT
Setelah membaca kasus diatas, kita mengetahui
bahwa masih banyak kekerasan di dalam kelas
yang dilakukan oleh oknum pendidik kepada anak
didiknya sendiri.



PROSES
Aksi kekerasan guru terhadap murid ini
disebabkan karena proses pendidikan hanya
berpacu pada teori saja,maka banyak yang tidak
dapat mengaplikasikannya ke kehidupan nyata.
Sehingga saat murid tidak dapat menjawab
pertanyaan,sang guru marah dan tidak sadar bahwa
yang dilakukannya itu tidak mencerminkan sosok
seorang pendidik.

OUTPUT
Seorang guru harusnya tidak berperilaku seperti
itu, sebab guru sebagai orang tua, teman, dan
pembimbing, sehingga tidak pantas merokok dan
memukul siswanya, apalagi saat ini bukannya
jaman main pukul karena itu sang guru
bersangkutan perlu dilakukan tindakan.
Oleh karna itu seorang pendidik tidak hanya
mengajarkan apa aja itu moral kepada anak
didiknya namun pendidik harus mempraktekkan
bagaimana pendidikan moral itu dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai