KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF/BAGIAN MATA RSUD RADEN MATTAHER / PSPD UNJA 2013 BAB I LAPORAN KASUS
Anamnese Nama : Tn. M Umur : 72 tahun Alamat : Rt.10 talang bakung Pekerjaan : Tani Status : Duda MRS : 27 mei 2013 No. MR : 728026
Keluhan Utama Mata kanan dan kiri kabur saat melihat sejak 7 bulan yang lalu Anamnese Khusus 7 bulan yang lalu pasien mengeluhkan penglihatan nya mulai kabur secara tiba-tiba dan perlahan-lahan semakin bertambah kabur saat melihat tampak seperti tertutup kabut atau seperti asap, dan berbayang-bayang bila melihat dan sering merasa silau bila terkena cahaya. 3 bulan yang lalu pasien mengeluh bertambah kabur pada kedua mata dan semakin memberat sebelah kanan hanya tampak bayangan gelap dan mata sebelah kiri hanya tampak sinar saja. sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. 2 bulan yang lalu pasien berobat ke RSU Abdul Manap dan disarankan untuk di operasi mata. dikarenakankendala dalam pembangunan rumah sakit sehingga tidak dapat melakukan operasi, maka pasien pergi berobat ke RSUD Raden Mattaher jambi. Pusing (+), Nyeri (-), Trauma(-), bengkak(-), Demam (-), mata merah(-), gatal (-).
Riwayat Penyakit Dahulu - Riwayat trauma disangkal - Riwayat hipertensi disangkal - Riwayat DM disangkal - Tidak pernah dirawat dengan penyakit yang sama Anamnese Keluarga Tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama Riwayat Gizi Baik Keadaan Sosial Menengah ke bawah Penyakit Sistemik Tidak ada keluhan I. Pemeriksaan Visus dan refraksi OD OS Visus: 1/300 1/ Pinhole: - - I. Muscle Balance Pergerakan bola mata
\ Keruh pada keseluruhan lensa Keruh pada keseluruhan lensa
Keruh pada keseluruhan lensa I. Tonometris Schiotz : tidak diperiksa Applanasi: Palpasi normal Palpasi normal I. Visuald Field : Tidak ada penyempitan lapangan pandang ODS I. Pemeriksaan pada Keadaan Midriasis Lensa: Keruh pada keseluruhan lensa Keruh pada keseluruhan lensa I. Pemeriksaan Umum: - Tinggi badan : 176 cm - Berat badan : 72 kg - Tekanan darah : 160/90 mmHg - Nadi : 84 x/menit - Suhu : Afebris - Pernapasan : 20x/menit I. Diagnosa: Katarak Senilis Stadium Matur ODS Diferensial Diagnosa: - Katarak Senilis Stadium Matur - Katarak Senilis Stadium Imatur - Glaukoma I. Anjuran Pemeriksaan: USG Mata ODS I. Pengobatan II. Pembedahan SICS + IOL I. Prognosa: Dubia ad bonam BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan Lensa suatu struktur bikonveks, avaskuler, tak berwarna dan hampir transparan sempurna. Lensa memiliki ukuran tebal sekitar 4 mm dan diameter 9 mm. Lensa terdiri dari tiga bagian, yaitu nucleus, kortek dan kapsul. Fungsi utama lensa memfokuskan berkas cahaya ke retina melalui kemampuan akomodasinya Katarak sekitar 10% orang Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Katarak suatu keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun akibat keduanya. Katarak perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidriasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa Kekeruhan ini menyebab kan cahaya tidak dapat mencapai retina sehingga penderita katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Klasifikasi katarak Menurut kejadian katarak di klasifikasikan :
Katarak Developmental Katarak Degeneratif Berdasarkan usia katarak diklasifikasikan dalam: Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia < 1 tahun. Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 30 tahun. Katarak presenil,katarak yang terlihat pada usia 30-40 tahun. Katarak senil, katarak yang mulai terjadi pada usia >40 tahun.
KATARAK SENILIS Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun. Katarak senilis merupakan katarak yang sering di jumpai, satu- satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur. Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu: Katarak insipien, Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal), Visus pada stadium ini bisa normal 6/6-6/20. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa Visus pada stadium ini 6/60-1/60.
Katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Visus pada stadium ini 1/300 Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi lembek dan mencair pada bagian korteks. Visus pada stadium ini 1/300 1/ .
Etiologi katarak Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat sehingga mempunyai efek buruk terhadap serabut-serabut lensa. Kongenital Penyakit sistemik ( misalnya DM, hipertensi, hipoparatiroidisme) Penyakit lokal pada mata (misalnya uveitis, glaukoma) Trauma Bahan Toskik (kimia dan fisik) Keracunan obat-obat tertentu ( kortikosteroid)
Patofisiologi Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa. dengan bertambahnya usia ketebalan dan berat lensa akan meningkat sementara daya akomodasinya akan menurun. Dengan terbentuknya lapisan konsentrasi baru dari kortek, inti nucleus akan mengalami penekanan dan pergeseran. Gejala klinis katarak Penurunan visus merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan katarak senilis. Silau, keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas kontras terhadap cahaya terang atau silau pada siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari. Noda, penglihatan timbul seperti berkabut / seperti asap pada lapangan pandang. Ukuran kacamata sering berubah.
Diagnosis katarak Anamnesis Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan yang merupakan gejala utama yaitu : Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau berkurang dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama. Pemeriksaan dengan menggunakan Slit lamp Pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp untuk melihat adanya kekeruhan pada lensa.
Penatalaksanaan katarak Katarak hanya dapat di atasi dengan melalui prosedur operasi. Akan tetapi bila tidak mengganggu tindakan operasi tidak diperlukan. Terdapat 2 tipe ekstraksi lensa yaitu Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE) dan Ekstra Capsuler Catract Ekstraksi (ECCE). ECCE terdiri dari 2 teknik yaitu Small Incision Cataract Surgery (SICS) dan Phakoemulsifikasi.
Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE) Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya. Penyulit yang didapat terjadi pada pembedahan ini yaitu astigmatisme, glukoma, uveitis, dan perdarahan. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE) Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu terjadi katarak sekunder.
Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan sayatan di sklera tanpa jahitan yang dapat dikerjakan secara manual. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih murah dan proses penyembuhanya lebih cepat. Pembedahan ini merupakan modifikasi dari ektraksi katarak ekstrakapsular merupakan salah satu teknik yg dipakai dalam operasi katarak dengan penanaman lensa intraokuler. Teknik ini lebih menjanjikan dengan insisi konvensional karena penyembuhan luka yang lebih cepat, astigmatisme yang rendah, dan tajamnya penglihatan tanpa koreksi yang lebih baik Phakoemulsifikasi Merupakan suatu teknik operasi ekstraksi lensa dengan memecah dan memindahkan kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil ( 2- 3mm) di kornea. Mesin phako akan menyedot massa katarak yang telah di hancurkan sampai bersih. Lensa Intra Okuler Lensa intra okuler adalah lensa buatan yang ditanam kedalam mata pasien untuk menggantikan lensa mata yang rusak. Komplikasi Glaukoma dikatakan sebagai komplikasi katarak. Glaukoma ini dapat timbul akibat intumesenensi atau pembengkakan lensa. Beberapa penyulit yang biasa didapatkan pada post operasi katarak Edema kornea Iriodialisis Ruptur koroid Endoftalmitis akut Prognosis Dengan dilakukan teknik bedah operasi, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang, hasil pembedahan yang menjadi baik dapat mencapai 95 % BAB III PEMBAHASAN
Pada tanggal 27 Mei 2013, pasien seorang laki-laki berumur 72 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUD Raden Mattaher Jambi. Dari anamnesis diketahui bahwa 7 bulan yang lalu pasien mengeluhkan penglihatan nya mulai kabur secara tiba-tiba pandangan seperti melihat berkabut/ asap, 3 bulan yang lalu pasien mengeluh melihat benda seperti bayangan gelap dan silau sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Gejala-gejala yang dialami pasien sesuai dengan kepustakan menuju kearah Katarak. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan ketajaman penglihatan Pemeriksaan fisik, Visus mata kanan pasien 1/300 dan mata kiri 1/ , Terdapat kekeruhan di keseluruhan lensa pada kedua belah mata.pergerakan bola mata baik dan reflek cahaya juga baik dan proyeksi sinar juga masih baik. Penatalaksanaan pada pasien ini, dilakukan pembedahan dilakukan tindakan operatif Small Incision Cataract Surgery (SICS) + IOL, Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih murah dan proses penyembuhanya lebih cepat Digunakan IOL (Lensa intra okuler) adalah lensa buatan yang ditanam kedalam mata pasien untuk menggantikan lensa mata yang rusak. Prognosis pada pasien ini baik dimana disebabkan karena katarak yaitu suatu kekeruhan pada lensa yang masih dapat diperbaiki sehingga membantu penglihatan dapat tajam kembali setelah di operasi TERIMAKASIH
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis