Anda di halaman 1dari 13

I.

DESKRIPSI KASUS
Kunjungan I (22 Mei 2013)
Pemeriksaan Subyeki! "
Pasien datang mengeluhkan giginya berlubang besar di bagian kiri bawahnya. Pasien
merasakan linu jika digunakan untuk minum dingin namun rasa linu tersebut segera
hilang 10 detik. Selama ini pasien belum pernah merasakan sakit spontan dan
berdenyut. Pasien tidak pernah memeriksakan keluhannya tersebut ke dokter gigi.
Pemeriksaan #byeki! "
Terdapat kavitas di bagian oklusal gigi 37 dengan kedalaman dentin.
Sondasi !
Perkusi "
Palpasi "
#$ ! %linu&
Pemeriksaan Penunjang "
Iner$reasi Ra%i&gra!"
1. Terdapat area radiolusen yang luas pada mahkota gigi yang tampak sudah
sangat mendekati pulpa dan dinding distal tampak sudah sangat tipis.
'. (amina dura tampak masih utuh dan tidak terputus.
1
)* +aries media disertai pulpitis reversible
Treatment Planning
1. ,bservasi
'. Pulp -apping indire-t
3. +ontrol . pulp -apping
/. Tumpatan klas . 0esin +omposit
1. +ontrol .. pulp -apping
PE'A(A)AKSA'AA' DA' (I'DAKA' "
1. Pembersi*an Ka+ias %an A$,ikasi -a*an
a. +avitas dibuka dan dilakukan pembersihan jaringan karies se-ara perlahan dan
hati"hati hingga seluruh jaringan yang terin2eksi bersih menggunakan bur %bur
bulat& dan ekskavator endodonti- tanpa tekanan.
b. 3ersihkan kavitas dengan -avity -leanser.
-. Pada kasus ini akan dilakukan observasi terlebih dahulu menggunakan kapas dan
eugenol karena jarak pulpa dengan dasar kavitas sudah sangat dekat.
d. 4plikasikan eugenol pada -otton pelet5 lalu diperas. (etakkan -otton pellet
dengan eugenol tersebut pada kavitas5 lalu tutup kavitas dengan tumpatan
sementara %-avit&.
e. ,bservasi dilakukan selama 1"' minggu untuk melihat reaksi pulpa. 6ika dalam
masa observasi 1"' minggu tidak terdapat keluhan maka perawatan dilanjutkan
dengan pulp -apping indire-t.
2. Insruksi $a%a $asien
a. Pasien diinstruksikan untuk segera kembali lagi memeriksakan giginya 1"'
minggu keudian.
b. 6ika selama masa observasi pasien merasakan ada keluhan untuk segera datang
kembali.
'
-. Kunjungan II (21 .uni 2013)
Pemeriksaan subyeki! "
Pasien datang untuk melanjutkan perawatan pada gigi kiri bawahnya. Pasien
mengeluhkan giginya ada yang patah di dekat tambalan sementara tersebut. Pasien
tidak pernah merasakan linu pada giginya tersebut selama masa observasi.
Pemeriksaan #byeki! "
Terdapat tumpatan sementara berupa -avit dengan kapas eugenol di dalam kavitas.
Tampak pada bagian distolingual gigi 37 patah hingga ke bagian servikal.
Sondasi "
Perkusi "
Palpasi "
#$ ! %linu&
)* +aries media disertai pulpitis reversible
Penampakan klinis
Treatment Planning
1. Pulp -apping indire-t
'. 0ewalling
3. +ontrol .
/. 0estorasi ,nlay +las .. 0esin +omposit
1. +ontrol ..
3
PE'A(A)AKSA'AA' DA' (I'DAKA' "
1. A,a %an -a*an yang %ibuu*kan"
A)A( -A/A'
a. )iagnostik set
b. $kskavator endodonti-
-. 3all aplikator
d. Plastis instrument
e. +ondensor
2. 7atriks band
g. 7atriks holder
1. #avity -leanser
'. )entin -onditioner
3. )y-al #a%,8&'
/. S.+ 9uji .: %tipe'&
1. #otton pellet
;. #ontton roll
2. (a*a$an Kerja"
a. Pembersihan jaringan karies yang masih tersisa dengan menggunakan bur dan
ekskavator endodonti-. Pada kasus ini pasien merasa sangat linu sehingga
pembersihan jaringan karies dilakukan perlahan dan hati"hati jangan sampai
terjadi per2orasi karena terlihat pada gambaran radiogra2 jaringan yang tersisa
sudah sangat tipis dan sangat dekat dengan pulpa.
b. .solasi daerah kerja menggunakan -otton roll dan saliva eje-tor
-. Pasangkan matriks holder dan matrik band pada gigi 37
d. +eringkan daerah kerja5 lalu aplikasikan dentin -onditioner kurang lebih 11
detik5 lalu bersihkan menggunakan -avity -leanser.
e. 4ngina"anginkan daerah kerja hingga moist5 lalu aplikasikan bahan pulp
-apping #a%,8&' pada titik terdalam kavitas.
2. Pada kasus ini5 bahan pulp -apping diletakkan pada bagian mesiobu--al5
mesiolingual5 distobu--al5 dan distolingual.
g. 4plikasikan S.+ 9uji .: sebagai base di atas bahan -apping dan sekaligus
rewalling karena dinding bagian distal dan lingual sudah hilang.
h. 4plikasikan bahan S.+ dengan hati"hati agar tidak terjadi bubble<porus pada
bagian dalam.
i. .nstruksikan pasien untuk kontrol 1 minggu kemudian.
/
0. Kunjungan III ( 2013)
Pemeriksaan subyeki! "
Pasien datang untuk mengontrolkan giginya yang telah dilakukan perawatan 1 bulan
yang lalu dan tidak ada keluhan apapun.
Pemeriksaan #byeki! "
Terdapat tumpatan S.+ yang menutupi gigi 37 bagian distolingual dan bagian oklusal
yang tampak masih utuh.
Sondasi "
Perkusi "
Palpasi "
#$ ! %linu&
)*. =igi vital pas-a pulp -apping indire-t
Pemeriksaan Penunjang"
Iner$reasi Ra%i&gra!"
Tampak area radiopak pada bagian distal dan oklusal dari mahkota gigi dengan sedikit
area radiolusen pada bagian distal.
1
Penampakan klinis
Tampak lingual Tampak oklusal
Treatment Planning
1. +ontrol . Pulp -apping
'. 3ongkar tumpatan pada sisi distal dan dilakukan penambahan ulang S.+ 9uji
.:
3. 0estorasi ,nlay +las .. 0esin +omposit
/. +ontrol .. pulp -apping
PE'A(A)AKSA'AA' DA' (I'DAKA' "
1. Pengambilan 2oto rontgen.
'. Pembongkaran tumpatan S.+ pada sisi distal gigi 37 di daerah yang terdapat area
radiolusen pada gambaran radiogra2.
3. Penambahan S.+ 9uji .: pada sisi distal gigi 37 sebagai rewalling menggunakan
matri* to22lemire.
/. Pen-etakan study model untuk onlay indire-t.
II. PER(A'1AA' KRI(IS
1. 4pakah perbedaan antara pulpitis reversible dan pulpitis irreversible>
'. 3agaimana proses pembentukan dentin tersier>
3. 4pa yang dapat dilakukan bila terjadi per2orasi pada saat ekskavasi>
;
/. 4pa yang dimaksud dengan step wise ekskavasi>
III. )A'DASA' (E#RI
1. Perbedaan pulpitis reversible dan pulpitis irreversible
a. Pulpitis reversible
Pulpitis reversible adalah in2lamasi pulpa yang tidak parah.
6ika penyebabnya telah dihilangkan5 maka in2lamasinya akan pulih
kembali dan pulpa akan kembali normal. Pulpitis reversible dapat
ditimbulkan oleh stimuli ringan atau berjalan sebentar seperti karies
insipien5 erosi servikal5 atau atrisi oklusal5 sebagian prosedur operati25
kuretase periodontium yang dalam dan 2raktur email yang
mengakibatkan terbukanya dentin. 3iasanya pulpitis ini tidak
menimbulkan gejala5 tetapi apabila menimbulkan gejala biasanya
timbul dari pola tertentu. 4plikasi -airan atau udara dingin<panas
misalnya dapat menimbulkan nyeri tajam sementara. 6ika iritan
dihilangkan gejala biasanya akan hilang. 4kan tetapi5 jika iritasi pulpa
terus berlanjut atau intensitasnya meningkat akan timbul in2lamasi
moderat sampai parah dan menjadi pulpitis irreversible yang berakhir
dengan nekrosis %?alton5 1@@;&. Selain itu5 pulpitis reversible juga bisa
ditandai dengan
1. Timbul rasa nyeri atau sakit jika ada rangsang mekanis5 baik
yang berasal dari makanan maupun benda"benda yang
disentuhkan %misalnya pada sondasi& tetapi jika penyebabnya
diangkat<diambil rasa nyeri akan hilang.
'. Tampak adanya pulpa hiperemi didasar kavitas %akan tampak
lebih jelas dengan sinar translusensi&
3. Sangat sensitive terhadap rangsang termal dingin.
/. Tes vitalitas positi2.
7
b. Pulpitis irreversible
Pulpitis irreversible adalah in2lamasi parah yang tidak akan
pulih kembali sekalipun penyebabnya dihilangkan. Pulpa5 lambat atau
-epat akan menjadi nekrosis. Pulpitis irreversible sering merupakan
akibat atau perkembangan lebih lanjut dari pulpitis reversible.
+erusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang banyak
selama prosedur operati2 atau gangguan dalam aliran darah dalam
pulpa akibat trauma atau gerakan gigi pada perawatan ortodonsi dapat
juga menjadi penyebabnya. 3iasanya tidak menimbulkan gejala5 atau
pasien hanya mengeluhkan gejala ringan saja. 4kan tetapi5 pulpitis
irreversible dapat juga menyebabkan episode nyeri spontan yang
intermiten atau terus menerus tanpa ada stimulus eksternal. Ayerinya
bisa tajam5 tumpul5 berbatas jelas5 menyebar5 bisa hanya beberapa
menit atau berjam"jam. 4plikasi panas pada gigi dengan pulpitis
irreversible bisa menimbulkan e2ek segera5 kadang"kadang dengan
aplikasi dingin responnya tidak hilang dan berkepanjangan. 6ika
in2lamasinya hanya terbatas dalam jaringan pulpa dan tidak meluas ke
jaringan periapeks5 gigi akan bereaksi normal terhadap palpasi dan
perkusi. Perluasan in2lamasi pada ligamen periodontal akan
menyebabkan kepekaan perkusi dan penentuan lokasi nyeri yang lebih
mudah. Perawatan saluran akar atau pen-abutan merupakan indikasi
bagi gigi dengan gejala dan tanda"tanda pulpitis irreversible %?alton5
1@@;&.
'. )entin tersier %dentin irregular& merupakan lapisan dentin yang terbentuk
karena adanya suatu proses patologis seperti karies dan abrasi. 9ungsi dari
dentin tersier adalah melindungi pulpa dari adanya stimulus berbahaya dari
luar seperti karies5 prosedur operati25 abrasi5 erosi5 bahan restorative ataupun
karena trauma. )entin tersier terbagi atas
a. )entin 0eaksioneri adalah matriks dentin tersier yang terbentuk
oleh sel"sel odontoblast akibat adanya stimulus tingkat sedang.
b. )entin 0eparati2 adalah matriks dentin tersier yang terbentuk oleh
generasi baru dari odontoblast like -ells %odontoblast sekunder&
sebagai respon dari stimuli yang lebih kuat.
B

)entin reparati2 ditumpuk pada daerah yang dipengaruhi dengan rata"
rata ke-epatan yang meningkat dengan rata"rata 151 Cm tiap hari. +e-epatan5
kualitas5 dan kuantitas dentin reparati2 yang ditumpuk tergantung dari
keparahan dan lamanya injuri pada odontoblas dan biasanya dihasilkan oleh
odontoblas DpenggantiE. 6ika suatu rangsangan ringan dikenakan pada
odontoblas untuk periode waktu yang panjang5 seperti abrasi5 dentin reparati2
mungkin ditumpuk pada suatu ke-epatan lambat. 6aringan ini ditandai oleh
tubuli yang agak tidak teratur. Sebaliknya5 suatu lesi karies yang agresi2 atau
suatu rangsangan mendadak lain akan merangsang produksi dentin reparati2
dengan tubuli yang lebih sedikit dan lebih tidak teratur. Sebaliknya5 suatu lesi
karies yang agresi2 atau suatu rangsangan mendadak lain akan merangsang
produksi dentin reparati2 dengan tubuli yang lebih sedikit dan lebih tidak
teratur. 3ila odontoblas terkena injuri yang tidak dapat diperbaharui5
odontoblas yang han-ur akan meninggalkan tubuli kosong5 yang disebut dead
tra-t ke-uali kalau pulpa terlalu atro2ik. +arena dentin reparati2 mempunyai
lebih sedikit tubuli5 meskipun kurang bermineral5 dentin reparati2 mampu
ber2ungsi sebagai lapisan yang akan merintangi masuknya produk atau Fat
yang membahayakan ke dalam pulpa. 3ila karies berkembang dan bila lebih
banyak odontoblast terkena injuri yang tidak dapat di perbaiki5 lapisan dentin
reparati2 akan menjadi lebih lebih atubular dan dapat mempunyai inklusi
%in-lusion& sel5 yaitu odontoblast yang terjebak. .nklusi selular tidak umum
pada gigi manusia. Pada penghilangan karies5 sel mesenkim daerah kaya sel
akan berkembang menjadi odontoblast untuk mengganti yang mengalami
nekrosis. ,dontoblast yang baru terbentuk ini dapat menghasilkan dentin yang
teratur atau suatu dentin amor2us5 pengapurannya jelek dan permiabel. )aerah
demarkasi antara dentin sekunder dan dentin reparati2 disebut garis
kalsiotraumatik.
Sepanjang hidup dentin akan dipengaruhi oleh perubahan lingkungan5
termasuk keausan normal5 karies5 prosedur operati25 dan restorasi. Perubahan
ini seringkali menyebabkan timbulnya respons protekti2 melalui terdepositnya
dentin reparati25 tetapi pembentukan dentin ini akan terbatas pada tubulus yang
berkaitan dengan daerah iritasi. +omposisi dentin reparati2 dan dentin
@
sekunder adalah sama5 dan keduanya hanya berbeda pada lokasi deposisinya.
3ila gangguan lingkungan -ukup kuat5 odontoblas dan prosesus tubularnya
akan mati5 sehingga tubulus akan menjadi kosong. 3ila terjadi pengumpulan
tubulus"tubulus yang kosong5 tubulus akan kelihatan gelap pada gambaran
mikroskopis dan disebut sebagai saluran yang mati. Gjung pulpa dari tubulus
biasanya tertutup oleh dentin reparati25 dan setelah waktu tertentu tubulus akan
terkalsi2ikasi dan pola tubular pada dentin yang terpotong akan tersumbat.
.stilah lain yang digunakan untuk menyebut tubulus yang mengalami
kalsi2ikasi adalah dentin sklerotik.
3. Saat melakukan ekskavasi untuk membersihkan jaringan yang terin2eksi5
terkadang bisa terjadi per2orasi jika memang karies sudah sangat dalam.
8al yang dapat dilakukan oleh operator pertama kali adalah dengan
membasahi -otton pellet dengan Aa,#l 15'1H untuk menghentikan
perdarahan yang terjadi. Tekan -otton pellet pada daerah tersebut sekitar 30
detik untuk mengontrol perdarahan yang terjadi. Setelah darah berhenti5 maka
dapat dibersihkan dengan menggunakan salin5 kemudian dikeringkan. Setelah
itu segera diaplikasikan bahan pulp -apping dan ditumpat sementara %3ogen et
all5 '00B&.
/. Step wise ekskavasi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
pembersihan jaringan karies se-ara bertahap untuk menghindari terbukanya
pulpa. Pada kunjungan awal pasien5 setelah dokter telahmenetapkan bahwa
pulpa masih vital5 karies dentin nekrotik yang terin2eksi dihilangkansebagian5
sering ditandai dengan jaringan yang lunak dan dihilangkan dengan mudah
denganmenggunakan instrumen tangan. +emudian lesi karies ditutup
dengan medikamen sepertikalsium hidroksida dan menempatkan restorasi
sementara. Pada kunjungan kedua biasanya beberapa bulan setelah yang
pertama5 operator menghilangkan semua jaringan terin2eksi yang tersisa.
)asar pemikiran untuk pendekatan ini adalah bahwa bakteri yang tersisa akan
mati5 sisa dentin yang terin2eksi serta dentin terkena akan termineralisasi5 dan
dentin reparati2 akan terbentuk5 sehingga memudahkan dokter gigi untuk
menghilangkan jaringan karies yang tersisa.
10
Teknik ini adalah prosedur ekskavasi dua langkah yang diperkenalkan
oleh 7agnussondan Sundell %1@77& dan dimodi2ikasi oleh 3jorndall %1@@7&.
Prosedur ini kurang invasi2 dan bertujuan mengurangi risiko terbukanya pulpa.
Perbedaan utama adalah bahwa prosedur pulp capping indirect hampir
sepenuhnya menghilangkan dentin yang terin2eksi dan tidak dibuat re-
entry %satu langkah prosedur&5 sedangkan prosedur stepwise excavation
melibatkan re-entry pada interval yang bervariasi. )alam sebuah penelitian
observasional5 7altF dan rekannya meneliti tentang e2ek dari pembuangan
jaringan karies sebagian dari 3' gigi dengan lesi karies dalam. 3erdasarkan
bukti klinis5 radiogra2i dan mikrobiologis setelah pembukaan kembali ;"7
bulan setelah perawatan %setelah restorasi permanen&5 para peneliti
menyimpulkan remineralisasi telah terjadi dan proses karies menjadi berhenti.
)angka*2,angka* se$3ise ekska+asi"
Ekska+asi Perama Preparasi kavitas menggunakan bur ke-epatan tinggi
dengan pendinginair. 4walnya dilakukan ekskavasi dari jaringan karies yang
lunak di dinding"dinding kavitasmenggunakan excavator spoon tajam steril
diikuti dengan ekskavasi ditengah"tengah kavitas yang menghilangkan dentin
terin2eksi nekrotik terluar yang demineralised. Saat ekskavasi mendekati pulpa
harus dilakukan dengan hati"hati5 sehingga mengurangi risiko terbukanya
pulpa. 0estorasi sementara menggunakan semen Fin- o*ide eugenol dapat
dilakukan.
Ekska+asi Ke%ua" 0estorasi ini kembali dibuka dengan isolasi rubber
dam untuk melakukan ekskavasi terakhir. )entin tampak lebih kering5
lebih keras dan gelap pada tahap ini dibandingkan dengan kunjungan
sebelumnya. 0estorasi permanen dilakukan sesuai pilihan operator. Pasien
harus dihubungi kembali dengan interval ; minggu5 3 dan ; bulan untuk
evaluasi klinis dan radiogra2i.

11
I4. RE5)EKSI KASUS
3erdasarkan anamnesis5 pemeriksaan klinis5 dan uraian di atas5 maka
penatalaksaan pada kasus ini yaitu dengan melakukan pulp -apping indire-t sudah
tepat untuk menjaga vitalitas gigi tersebut. Pembersihan jaringan karies harus
dilakukan dengan hati"hati untuk menghindari terjadinya per2orasi pada pulpa
mengingat pada kasus di atas5 tampak lapisan dentin yang sudah sangat tipis.
Gntuk melihat keberhasilan perawatan pulp -apping5 operator harus
memperhatikan hal"hal dari pemeriksaan subjekti2 dan objekti25 seperti keluhan
pasien5 vitalitas gigi5 dan gambaran radiogra2.
4. KESIMPU)A'
3erdasarkan perawatan yang sudah dilakukan pada kasus ini observasi
dilakukan terlebih dahulu untuk melihat apakah gigi tersebut masih bisa
dipertahankan dengan kaping pulpa indire-t atau tidak. ,bservasi dilakukan dengan
memberikan eugenol pada kavitas untuk melihat perawatan kedepan5 karena eugenol
juga mengandung e2ek terapi pada dentin dan pulpa5 dan juga sebagai anti bakteri
%?.0. 8ume5 1@B/&
3erdasarkan hasil pemeriksaan subjekti2 dan objekti2 tersebut diatas5 maka bisa
dikatakan perawatan kaping pulpa indirek berhasil dan pasien tidak ada keluhan.
+eberhasilan dari kaping pulpa salah satunya adalah dengan terbentuknya dentin
tersier dari bahan -aping pulpa %kalsium hidroksid&5 yang memi-u terbentuknya dentin
reparative. %Peter $. 5 3.S-.5 Ph.).I .mad 53.S-.5 Ph.).I 6ean 5 dkk5'001. 0estorative
pulpal and repair responses&. +eberhasilan perawatan kaping pulpa juga dipengaruhi
oleh umur pasien5 apek pulpa terbuka atau tidak5 respon pulpa yang baik5 jaringan
yang terekspos ke-il5 dan kesehatan pasien. %Peter $. 7urray&.
1'
DA5(AR PUS(AKA
3ogen et all. 2008. Direct Pulp Capping with Mineral Trioxide Aggregate An
!servational "tud. JADA 2008#$%&'%()%0*-%$*.
) 0i-ketts5 '001. +estorative dentistry) Manage,ent o- the deep carious
lesion and the vital pulp dentine co,plex. Published 3ritish )ental 6ournal 1@15
;0; " ;10 %'001&.
=rossman dkk5 1@@1. .l,u /ndodonti0 dala, Pra0te05 $=#. 6akarta.
7altF5 7oura et all. '010. Partial Caries +e,oval in Deep 1esions) $&-%0
,onths -ollow-up study. 0ev. 9a-. ,dontol. Porto 4legre5 v. 115 n. 15 p. '0"'35
jan.<abr.5 '010.
7onari et all. '011. Avoiding pulp exposure in deep caries lesions) stepwise
excavation techni2ue. 0=, " 0ev =au-ha ,dontol.5 Porto 4legre5 v.1@5 n./5 p.
;33";3B5 out.<deF.5 '011
Peter $. 7urray
J
and (. 6a-k ?indsor. Analysis o- Pulpal +eactions to
+estorative Procedures3 Material3 Pulp Capping3 and 4uture Therapies.
Peter $. 7urray 5 3.S-.5 Ph.).I .mad 4bout 53.S-.5 Ph.).I 6ean"#laude
9ranKuin5 dkk5'001. +estorative pulpal and repair responses. 64)4.org.
?alton and Torabinejad.5 1@@;5 Principles And Practice o- /ndodontics 'ter5.(3
Penerbit 3uku +edokteran $=#5 Philadelpia P4.
13

Anda mungkin juga menyukai