Anda di halaman 1dari 50

NOSTALGIA KELUARGA BESAR ISMAIL

PENGEMBARAAN 100 TAHUN

Dari Culturstelsel ke Era


Globalisasi

Epy Buchari
Februari 1997

9
sebagai “Hadiah Lebaran”
1 Syawal 1417 H
bagi Remaja KBI,
yang akan menjalankan perannya
di pentas zaman abad ke 21.
Bermodal warisan berharga nilai moral
yang tercermin dari pengembaraan hidup
generasi Ismail sebelumnya,
serta ketajaman fikir dan dzikirnya,
semoga mereka dapat dengan cara yang lebih baik dan benar
merespons setiap tantangan zaman yang berubah
dari waktu ke waktu.
Ya Allah,
dalam mencoba menapaki kembali
peranan, perjalanan dan perjuangan hidup para orang tua kami,
hanya rasa syukur yang dapat kami panjatkan kepadaMu
atas limpahan Rahmat dan RahimMu kepada mereka,
yang masih dapat kami rasakan sampai hari ini.
Dan atas segala jasa dan pengorbanan mereka untuk kami,
kami mohonkan kepadaMu Ya Allah
ampunilah dosa dan kesalahan mereka, dan berikanlah
bagi mereka tempat yang baik disisiMu,
Amin, Amin, Amin, ya Rabbal Alamin.

Jakarta
25 Ramadhan 1417 H
Epy Buchari

Pengantar

Dipersembahkan

10
pendahulu kita ini, dengan target bahwa “sesuatu”, walau belum
bersifat final, telah dapat dihasilkan menjelang Halal bil Halal IKBI pada
16 Februari 1997.
Disebut “upaya coba-coba”, karena sangat minimnya bahan penulisan,
makin terbatasnya narasumber yang dapat diwawancarai, dan terutama
sempitnya waktu yang tersedia untuk mencapai target tersebut.
Bahan yang ada terbatas pada beberapa tulisan Bpk. Arif Ismail (bahan
Pada awal Ramadhan 1417 H, dalam rapat keluarga yang antara lain sejarah pembentukan TT II Sriwijaya) dan Bpk. Rais Ismail (bahan
membahas rencana acara Halal bil Halal IKBI, Remaja KBI (RKBI) sejarah Pasukan Harimau Kumbang), dan memori kisah-kisah keluarga
mengajukan gagasan bahwa topik Halal bil Halal tahun ini adalah yang harus di “remind” dan di “rewind” kembali dari relung-relung otak
Nostalgia Keluarga Besar Ismail. Guna menunjang topik tersebut, RKBI Penulis yang juga sudah mulai terkorosi oleh perjalanan waktu.
dalam acara tersebut akan menggelar semacam pameran/expose yang Beberapa data dan informasi diupayakan kemudian untuk diperoleh
menunjukkan barang-barang peninggalan generasi sebelumnya, serta dan di cross check dengan beberapa anggota keluarga yang lain.
foto-foto lama yang tentunya bak kata orang pandai : “dapat berbicara
lebih dari seribu kata-kata”. Kalau ada rangkuman sejarah yang dicantumkan pada setiap awal
perubahan zaman, ini bukan berarti Penulis sok tahu sejarah atau sok
Ini adalah ide yang sangat baik, yang mengindikasikan bahwa ada ilmiah. Peranan, sikap mental, dan perilaku para pendahulu kita ini,
suatu kepedulian dari para remaja ini untuk mengetahui dan mengenal memang baru dapat difahami dan tampak menonjol jika dikaitkan
para pendahulunya. dengan seting sejarah dan situasi dan kondisi zaman, pada saat itu.
Dari tinjauan latar belakang sejarah ini, diharapkan pula akan dapat
Menjelang medio Ramadhan, sambil membantu Remaja dibuktikan hypotesa awal yang Penulis gunakan dalam menyusun
mengidentifikasikan wajah-wajah “lugu” dan “innocent” pada setumpuk tulisan ini, bahwa : setiap orang memang perlu mampu untuk
foto-foto lama, pentas sejarah pada waktu gambar tersebut direkam, mengidentifikasikan perubahan zaman, mengenal tuntutan (demand)
dan lokasi pemotretan, hati Penulis mulai tergetar : alangkah dari perubahan tersebut, untuk kemudian memilih dan menentukan
panjangnya ternyata perjalanan hidup keluarga besar ini dalam peran yang tepat dan sesuai untuk digelutinya dalam melintasi zaman
melintasi pelbagai pentas sejarah yang diwarnai oleh berbagai yang bersangkutan.
perubahan zaman yang bersifat radikal ! Satu pertanyaan pokok mulai
mengusik : bagaimana caranya para pendahulu kita ini mengantisipasi Dalam berkisah tentang seseorang, sejauh mungkin Penulis hanya
dan merespons berbagai perubahan yang penuh dengan gejolak dan menyorot sisi positif yang menonjol dari pribadi yang bersangkutan.
tantangan itu ? Penulis berpendapat bahwa jika kita berbicara tentang gading, masalah
Satu rasa pun mulai tumbuh : alangkah banyaknya (mestinya) “retak”nya tidak lagi perlu dipermasalahkan karena kalau tidak ada
pelajaran yang dapat diserap dari perjuangan hidup, penderitaan, “retak” nya berarti itu bukan “gading”. Kekurangan, kesalahan dan
keuletan, dan survivenya para founding fathers ini dalam perjalanan kelemahan adalah “pakaian” harian manusia yang tidak perlu
lintas sejarah tersebut. dibahas dalam tinjauan singkat sejarah panjang keluarga ini.
Terngiang di gendang telinga Penulis bait terakhir sajak Chairil Anwar
yang berupa pesan sunyi berasal dari dimensi alam lain, dari mereka Perlu pula digaris bawahi, bahwa penggambaran tentang pribadi,
yang telah mengorbankan miliknya yang paling berharga untuk kita : ” karakter, keberhasilan, dan lain sejenisnya, tentunya sangat bersifat
kenang, kenanglah kami……………!” subjektif. Yang penulis sampaikan dalam tulisan ini adalah pandangan
dan kesimpulan pribadi penulis, yang mungkin saja berbeda dengan
Pada 18 Ramadhan (27 Januari 1997), Penulis berketetapan hati untuk pandangan orang lain.
memulai suatu “upaya coba-coba” penelusuran perjalanan hidup para

11
Disamping itu, kalau rincian uraian tentang para anggota keluarga ini Penulis,
tampak ada yang kurang berimbang - ada yang panjang, ada yang
terlalu singkat - semata-mata ini hanyalah akibat ketidak mampuan
Penulis untuk mengumpulkan data dan informasi rinci seluruh anggota
keluarga besar ini dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu.
“Rewinding” memori, perenungan, pengetikan, editing dan re-editing,
reproduksi dan binding dilakukan di sela-sela jam kantor, sambil Epy Buchari
“ngabuburit” menunggu waktu buka, atau sambil begadang menunggu
sahur dan “malam penuh hikmah” di pertigaan akhir Ramadhan, serta
disela aktivitas ber Idul Fitri.

Pada kesempatan ini pula perlu Penulis tekankan bahwa Bab VII yang
mungkin terkesan agak menggurui, khusus ditujukan bagi para Remaja
KBI. Ini lebih merupakan pendapat dan saran dari seorang ayah
kepada anak dan keponakannya, atau seorang kakak kepada adiknya.
Tulisan ini dibuat dan dipersembahkan terutama untuk mereka, para
Remaja KBI. Merekalah yang akan berkiprah pada abad mendatang
yang sudah di ambang pintu. Perubahan zaman dan perubahan
demand sudah tercium baunya dari sekarang.
Mari kita menoleh sejenak ke belakang untuk belajar secara efektif dari
pengalaman dan nilai moral dan kehidupan berharga yang diwariskan
para pendahulu kita, melakukan persiapan yang memadai hari ini,
untuk dijadikan bekal dalam menempuh serta memperjuangkan hari
esok yang syogianya harus lebih baik daripada hari ini !

Akhirul kata, Penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang


telah memberikan data dan informasi dalam rangka penulisan ini, serta
mohon maaf yang sebesar-besarnya sekiranya dalam tulisan yang
penuh kekurangan ini, terdapat kata-kata atau data dan informasi yang
tidak/kurang tepat atau kurang akurat yang bersifat mengganggu atau Daftar Isi
merugikan seseorang. Tulisan ini jauh dari niat yang demikian, dan jika
terjadi, ini hanya karena kekhilafan Penulis semata.

Semoga Allah SWT selalu memberikan Hidayah, Taufik, Rahim dan


RahmatNya pada seluruh anggota keluarga besar ini. Amin. 1. INDONESIA
DI PENGHUJUNG ABAD KE 19

Jakarta, 15 Februari 1997 1.1 Culturstelsel


1

12
1.2 Politik Etis
1
4. KEMERDEKAAN ITU
1.3 Kelahiran Diperalihan Abad PERLU DIPERTAHANKAN
2
4.1 Merdeka & Tantangan Yang Harus Dihadapi 10
1.4 Perkembangan Pendidikan
2 4.2 Letnan Kolonel Arif 11

4.3 Harimau Kumbang


2. PENGEMBARAAN SEBAGAI GURU 12
DI “ZAMAN NORMAL”
4.4 Yang Tertembak Di Jembatan Bunga Mas
2.1 Kweekschool/Sekolah Raja 3 12

2.2 Menjadi Murid Sekolah Raja 4.5 Yang Berjuang Di Sumatera Barat
4 13

2.3 “Zaman Normal” & Kebangkitan Nasional


4 5. KEMERDEKAAN ITU
PERLU DIISI
2.4 Pengembaraan Hidup & Kekompakan Keluarga
Tahap Pertama 5 5.1 Indonesia Di Pertengahan Abad Ke 20
15

3. ZAMAN PRA 5.2 Migrasi Ke Dua Keluarga Ismail


KEMERDEKAAN 15

3.1 Menjelang Perang Dunia Ke II 6 5.3 Dari Baju Hijau Ke Kewirausahaan


17
3.2 Migrasi Pertama Anak-anak Ismail
6 5.4 Dwi Warna & Entrepreneurship
18
3.3 “Beach-head” & Sikap Hidup Tolong Menolong
8 5.5 Yang Memilih Notaris Sebagai Bidang Kiprahnya
19
3.4 Mereka Yang Merantau Ke Palembang
8 5.6 Dari Militer Ke Jiwasraya Dan Eresindo
20
3.5 Yang Memeutuskan Untuk Mengadu Nasib Ke Pulau Jawa
10

13
5.7 Dari Veteran Kembali Ke Profesi GuruI
21 6.9 Yang Tiap Hari Ngurusin Uang
32
5.8 Polisi Yang Lembut Hati
22 6.10 Ragam Profesi Lainnya Yang Menjadi Pilihan 32
5.9 Yang Setia Di Jalur Konstruksi
23 6.11 Para General Manager Di Front Belakang
33
5.10 Adikarya Sebagai Wadah Pengabdiannya 23 7. MENYAMBUT ABAD KE 21
7.1 Indonesia Dan Era Dunia Baru
5.11 Perusahaan Negara Sebagai Wadah Pengabdiannya 24 34

5.12 Yang Berkiprah Di Perbankan 25 7.2 Yang Sedang Menyiapkan Diri


34
5.13 Cangkul, Cangkul, Cangkul Yang Dalam…. 25
7.3 Perubahan Zaman Dan Tuntunan Agama
5.14 Profesi Lain Yang Jadi Pilihan 35
25
7.4 The Show Must Go On
36
6. MENGISI ERA PEMBANGUNAN
7.5 Potensi Gen & Silaturahmi
6.1 Dari Orde Lama Ke Orde Baru 26 36

6.2 Bangkitnya Generasi Ke 3 dan Ke 4 27

6.3 Di Laut Kita Jaya


27

6.4 Yang Melihat Potensi Pariwisata


28

6.5 Langit Biru Menawan Hati Mereka


28

6.6 Kuda Laut Logo Mereka


29

6.7 Yang Lebih Tertarik Menjadi Wirausahawan 30

6.8 Berminat Membuat Mobnas ? 32

14
1
INDONESIA
DI PENGHUJUNG ABAD KE 19

1.1 CULTURSTELSEL

Pelajaran sejarah mengisahkan bahwa pada tahun 1830


negeri Belanda menghadapi keadaan ekonomi yang sangat
buruk. Keadaan ini disebabkan oleh pemberontakan Belgia
dan perang Diponegoro yang banyak memakan biaya,
sehingga kas negara mengalami kekosongan.

Untuk menyelamatkan negara dari kehancuran, raja Willem I


mengambil langkah penyelamatan dengan mengangkat Van
den Bosch sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia dengan

15
tugas mengisi kekosongan kas negara. Untuk menjalankan Praktek kolonial yang dijalankan oleh pemerintah Belanda
tugas berat tersebut Van den Bosch mengusulkan agar tanah dari tahun 1870 sampai 1900 semakin memperburuk
jajahan di Indonesia ditanami dengan tanaman yang laku di kehidupan rakyat Indonesia. Rakyat hidup miskin dan
pasaran Eropa dengan mengerahkan tenaga rakyat jajahan. sengsara, padahal mereka telah bekerja untuk menghasilkan
Gagasan Van den Bosch kemudan dikenal dengan nama keuntungan bagi negara Belanda. Sebaliknya bagi Belanda
Sistim Tanaman Paksa atau Culturstelsel. praktek kolonial tersebut telah membawa keuntungan yang
besar.
Dalam ketentuan Tanaman Paksa ini ditetapkan antara lain
bahwa penduduk desa diwajibkan menyediakan 1/5 dari
tanahnya atau lebih untuk ditanami tanaman wajib. Hasil 1.2 POLITIK ETIS
tanaman harus dijual kepada Belanda dengan harga yang
telah ditentukan. Rakyat yang tidak memiliki tanah diwajibkan Sistim Tanaman Paksa yang menimbulkan kemelaratan rakyat
bekerja selama 65 hari dalam setahun di perkebunan milik ini, ternyata juga ditentang oleh sejumlah tokoh-tokoh di
pemerintah. negeri Belanda sendiri seperti Van de Venter, Baron van
Dalam pelaksanaannya, banyak penyimpangan yang terjadi. Hoevell, Vitalis, dan lain-lain. Mereka adalah orang Belanda
Tanah yang seharusnya hanya 1/5 untuk ditanami melebihi yang berfikiran maju dan sebagian berasal dari kaum liberal.
1/5, yaitu 1/3 atau Pada waktu ini pula E. Douwes Dekker menulis buku “Max
1/2 dan tidak jarang seluruh tanah harus ditanami tanaman Havelaar “ yang mengisahkan penderitaan penduduk Jawa
paksa. disebabkan tanaman paksa.
Sumatera Baratpun terkena kewajiban tanaman paksa ini,
walau pada tahap awalnya tidak dapat berlangsung efektif Berkat kecaman kaum liberal ini, secara berangsur tanaman
dengan adanya Perang Paderi. Komoditi primadona untuk paksa mulai dikurangi/dihapus. Tanaman paksa kopi
Sumatera Barat adalah kopi. dihapuskan di Sumatera Barat pada tahun 1908.
Sejarah menunjukkan bahwa Sistim Tanaman Paksa ini Pada penghujung abad ke 19, pemerintah kolonial Belanda
berjalan alot di Sumatera Barat karena banyaknya tantangan mengeluarkan kebijaksanaan yang disebut “Politik Etis” atau
dari rakyat. Tahun 1847 Gubernur Michiels menetapkan politik balas budi. Gagasan politik etis lahir dari Van de Venter
bahwa semua hasil tanaman kopi harus dijual kepada yang menyatakan bahwa negara Belanda mempunyai hutang
pemerintah. Ini bertentangan dengan isi Plakat Panjang yang kehormatan kepada rakyat Indonesia. Untuk membalas
antara lain membebaskan rakyat dari segala bentuk pajak kebaikan rakyat Indonesia, pemerintah Belanda harus
dan kerja paksa tanpa bayaran, dan bahwa penjualan kopi mengadakan perbaikan dalam bidang edukasi, irigasi, dan
pada pemerintah adalah bersifat sukarela. transmigrasi.
Terdapat 80 buah pakhuis/gudang pengumpulan kopi di
Sumatera Barat. Setiap pakhuis dikepalai oleh seorang Politik Etis ini dijalankan Belanda bukan semata-mata untuk
pakhuismeester, yang umum dikenal sebagai “pakuih”. kepentingan rakyat Indonesia, tapi sebenarnya untuk
kepentingan Belanda sendiri. Pendidikan diadakan karena
Tanaman Paksa ini menimbulkan kesengsaraan dan Belanda memang memerlukan tenaga yang murah dan
kemelaratan di Sumatera Barat. Tenaga kerja banyak terhisap terampil, irigasi memang diperlukan untuk perkebunan tebu,
ke kebun kopi sehingga banyak sawah yang menjadi sedangkan transmigrasi diadakan karena Belanda
terbengkalai.

16
memerlukan para pekerja untuk perkebunan-perkebunan
yang ada di Sumatera. Hubungan adatpun mulai berubah, dengan penghulu adat
Walau demikian, politik etis ini berdampak baik bagi rakyat yang kedudukannya tidak lagi sekuat masa sebelumnya.
Indonesia, yaitu lahirnya kelompok elit nasional yang menjadi Akibat positif dari Perang Padri adalah peranan kaum agama
pelopor lahirnya pergerakan nasional. yang lebih kuat atas adat sebagaimana dinyatakan dalam
pepatah “Adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabbullah”.
Inilah situasi dan kondisi yang dihadapi langsung oleh kedua
1.3 KELAHIRAN DI PERALIHAN ABAD orang tua Ismail pada penghujung abad ke 19 tersebut.
Suatu masa sulit bagi rata-rata rakyat Sumatera Barat
Tinjauan diatas mencoba untuk menggambarkan ataupun rakyat Indonesia pada masa itu. Sulit, tapi “wind of
seting/tatanan sejarah sewaktu Ismail dilahirkan pada tanggal changes” sudah mulai bertiup sepoi-sepoi, yang tentunya
14 Mei 1891, dari ayah bernama Dt. Majo Labiah dan ibu menumbuhkan harapan pada setiap orangtua pada zaman
bernama Nomi. Beliau lahir pada peralihan abad ke 19 itu, harapan akan terbukanya peluang bagi anak-anak mereka
menuju ke abad ke 20, di negeri jajahan yang belum pulih untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada yang
dari akibat Perang Paderi dan Sistim Tanaman Paksa diatas. mereka hadapi selama ini.

Akibat positif dari Politik Etis, pada penghujung abad tersebut


suatu proses perubahan menuju ke sesuatu yang lebih baik 1.4 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
sedang berlangsung !
Letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang Salah satu hal yang perlu dicatat secara khusus sebagai
mengirimkan gelombang, abu dan getaran ke seluruh penjuru akibat dari politik etis, adalah perhatian Belanda yang lebih
dunia seakan mengisyaratkan bahwa suatu perubahan besar pada pendidikan rakyat yang terjadi pada penghujung
mendasar yang perlu diperhitungkan negara-negara lain, abad ke 19.
akan terjadi di wilayah ini pada abad ke 20 yang sudah Pemerintah Hindia Belanda sendiri pada umumnya sejak
diambang pintu. semula telah menaruh perhatian pada masalah pendidikan,
Pada waktu Ismail dilahirkan, situasi ekonomi di Sumatera tetapi terbatas hanya bagi anak-anak Eropa atau yang
Barat sedang berada pada puncak kemelaratan akibat dari berdarah Eropa saja, yang umumnya adalah anak-anak
Sisitim Tanaman Paksa. Tapi di sisi lain terdapat pula pegawai mereka sendiri.
sejumlah perubahan mendasar yang punya arti penting Sejarah mencatat bahwa di Sumatera Barat, sekolah dasar
dalam pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat untuk masa pertama arau resminya disebut “lembaga pendidikan
yang akan datang. Karena keharusan pembayaran pajak pemerintah untuk anak-anak berdarah Eropa” didirikan oleh
kepada Belanda, masyarakat mulai mengenal ekonomi uang. Gubernur De Stuers pada tahun 1826.
Mereka berupaya secara giat untuk mencari/mendapatkan Usaha merintis pendidikan Barat bagi anak-anak pribumi di
alat tukar yang bernama uang tersebut. darek/Padangsche bovenlanden, diadakan sewaktu Steinmetz
Ini ternyata mampu menumbuhkan beraneka bidang industri menjadi residen. Ini dikerjakannya atas inisiatifnya sendiri
rakyat, penanaman komoditi yang laku di pasaran, tanpa bantuan pemerintah. Semua biaya ditanggung oleh
berdagang, merantau, menjual tenaga sebagai pekerja dan rakyat.
lain sebagainya.Hidup ekonomi yang dulunya statis, sekarang Upaya ini cukup berhasil, sehingga dibandingkan dengan kota
mengambil bentuk yang lebih dinamis. Padang, pendidikan barat di darek jauh lebih meluas, lebih

17
demokratis, dan populer karena rakyat diikut sertakan.Tidak
mengherankan jika anak-anak dari bovenlanden jauh lebih
maju, lebih tekun, dan banyak yang berhasil dibandingkan
dengan saudara-saudaranya di daerah pesisir.
2
Pada kira-kira medio abad ke 19 di Sumatera Barat telah
terdapat 28 Sekolah Nagari. Pada tahun 1872 terjadi PENGEMBARAAN SEBAGAI
perubahan yang membawa pengaruh baik, yaitu perubahan
status sekolah-sekolah ini menjadi Sekolah Dasar Pemerintah,
GURU
yang membuat banyak sekolah Nagari bermunculan dan
mengajukan permintaan subsidi kepada Pemerintah. Antara
DI “ZAMAN NORMAL”
1871 dan 1877 dibuka sekolah Nagari baru di Sulitair,
Tanjungbalit, Supayang, Talang, Sungailasi, Padangpanjang,
Matua, Balaiselasa dan Painan.
2.1 KWEEKSCHOOL/SEKOLAH RAJA
Pada awal abad ke 20 minat rakyat Sumatera Barat untuk
belajar telah menjadi begitu keras. Sekolah-sekolah swasta
Akibat kuatnya minat untuk belajar yang diikuti dengan
bermunculan dalam jumlah yang mengejutkan. Jumlah murid
pertumbuhan jumlah sekolah Nagari dan swasta di Sumatera
sekolah swasta ini pada tahun 1910 telah menjadi dua kali
Barat, maka Pemerintah Hindia Belanda mengadakan dinas
lebih banyak dari jumlah murid sekolah pemerintah.
khusus, dengan nama Pendidikan Rakyat (Volksonderwijs)
Salah satu daerah di Sumatera Barat yang rakyatnya sangat
yang dikepalai oleh seorang kontrolir BB berkedudukan di
antusias dengan terbukanya fasilitas pendidikan ini adalah
Bukittinggi. Perhatian pemerintah ditujukan kepada para
Koto Gadang.
pengajar, baik mutu ataupun kepercayaan yang dapat
Minat belajar mereka sangat tinggi, disamping peluang yang
diberikan kepada yang bersangkutan.
lebih besar yang dimilikinya karena telah banyaknya orang
Koto Gadang yang menjadi pegawai waktu itu.
Diputuskan tanggal 1 April 1856 untuk mendirikan sebuah
Dari daerah inilah banyak berasal para cerdik pandai, kaum
sekolah pemerintah khusus untuk mendidik guru-guru
intelek, dan pemimpin bangsa pada masa - masa selanjutnya.
(kweekschool) di Fort de Kock /Bukittinggi di bawah pimpinan
Inipun merupakan suatu teladan dari orang-orang yang
Asisten Residen Solok, Van Ophuysen. Selama hampir selama
tanggap atas peluang yang terbuka karena terjadinya
20 tahun, perkembangan sekolah ini tidak terlalu
perubahan zaman.
menggembirakan dan mendapat sejumlah kritik pedas
menyangkut cara mengajar, materi pengajaran, buku yang
digunakan, sekolah yang kotor, disiplin yang kurang, dan lain-
lain.
Pada tahun 1873 pemerintah mengambil langkah tegas.
Ditetapkan bahwa setiap Sekolah Guru di Hindia Belanda
harus menghasilkan 50 orang guru. Para pengajar ditetapkan
harus terdiri atas guru kepala berbangsa Belanda, begitu pula
guru ke dua dan ke tiga ditambah beberapa orang pribumi.

18
Oleh karena perubahan-perubahan mendasar ini, Sekolah sebagaimana dikutip dalam buku “Sumatera Barat Plakat
Rajo yang sebenarnya dianggap dimulai pada tahun 1873 itu. Panjang” yang disebutkan diatas. “Gedung Sekolah Rajo dan
tangsi tentara di Bukittinggi, disamping rumah residen,
Sekolah dipindahkan ke gedung baru dan siswa harus tinggal merupakan gedung-gedung besar dan bagus. Kedua gedung
dalam asrama. Pada tahun 1904 lama pelajaran dijadikan 5 itu, mula-mula didirikan ditengah-tengah persawahan agak ke
tahun, dan pada tahun 1908 dinaikkan menjadi 6 tahun. selatan sebuah bukit. Banyak gedung lain kemudian didirikan
Sekolah ini juga membuka kesempatan mendidik calon-calon dekat Sekolah Rajo itu. Gedungnya waktu itu merupakan
pegawai pemerintah untuk Sumatera Barat dan Aceh. Banyak hiasan permai kota Bukittinggi. Termasuk asrama, rumah-
dari mereka kemudian menjadi pejabat-pejabat pemerintah di rumah para guru dan sekolah rendah untuk berpraktek.
berbagai daerah di Sumatera Barat dan Tapanuli. Yang Ongkos pembikinan semua, lebih dari tiga ratus ribu gulden.
menjadi guru bisa ditempatkan di seluruh Sumatera dan Bagian depan, tinggi dan luas dengan tangga yang lebar,
Kalimantan Barat. kamar-kamar sehat dan penuh cahaya. Begitu pula gang-
gang cukup luas, tidak kalah dengan gedung terbagus di
Khusus untuk Minangkabau, lepasan Sekolah Rajo inilah yang negeri Belanda sendiri. Juga tersedia perpustakaan cukup
menjadi para pengajar terkenal dan hampir setiap orang asal besar dan alat-alat pelajaran ilmu alam “.
Minang dari generasi tua, mendapat didikan dari bekas-bekas
murid Sekolah Rajo di Bukittinggi ini. Ismail menyelesaikan pendidikannya pada kira-kira tahun
Umumnya mereka menjadi pendidik yang baik, penuh 1914, dan dengan ini peluang untuk menjadi guru di seluruh
dedikasi, apalagi disiplin, dan mendapat penghormatan cukup Sumatera dan Kalimantan Baratpun terbuka baginya. Sekolah
tinggi dari rakyat. Hidup mereka yang teratur dan rapih betul- Rajo telah memberi bekal yang cukup baginya untuk
betul menjadi teladan bagi murid-muridnya. (Disarikan dari melakukan pengembaraan hidup, menjadi guru, dan sekaligus
Buku “Sumatera Barat Plakat Panjang” oleh Rusli Amran). menjadi pionir pendidikan di berbagai kota dan pelosok
terpencil di pulau Sumatera.

2.2 MENJADI MURID SEKOLAH RAJO


2.3 “ZAMAN NORMAL” & KEBANGKITAN NASIONAL
Kira-kira pada dekade pertama abad ke 20, Ismail masuk dan
menempuh pendidikan di Sekolah Rajo yang menjadi “Zaman Normal” adalah terminologi yang umum digunakan
dambaan bagi sebagian rakyat Minang pada masa itu. kaum tua dalam mengenang zaman penjajahan Belanda.
Mengingat terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada pada Untuk masa sekarang istilah tersebut tentunya terasa ganjil.
masa itu, dapatlah diperkirakan bahwa peluang untuk dapat Ini mungkin juga digunakan untuk membedakannya dengan
masuk Sekolah Rajo tidaklah mudah. Catatan pada tahun zaman sekarang yang digolongkan “zaman edan”. Atau juga
1866 mengenai murid yang belajar disana menunjukkan mungkin zaman itu terasa sebagai ‘normal” dalam pengertian
bahwa jabatan orangtua mereka berkisar antara penghulu adanya ketertiban dan disiplin, penghasilan sedikit tapi
suku, penghulu andiko, kepala lareh,penghulu kampung, terasa cukup, jika dibandingkan dengan berbagai situasi dan
penghulu kepala, pedagang dan pandai emas (terbatas). Ayah kondisi yang traumatik pada zaman penjajahan Jepang,
Ismail seorang penghulu kepala. situasi ekonomi dan keamanan yang berat pada awal masa
Gambaran tentang kondisi fisik Sekolah Rajo dapat diperoleh kemerdekaan, dan berbagai situasi politik yang tidak
dari kesan seorang pengunjung, M. Buys dari Amsterdam menentu pada tahun limapuluhan.

19
Sebagai akibat mulai terbukanya mata sejumlah pemuda
Indonesia setelah memperoleh pendidikan yang lebih baik 2.4 PENGEMBARAAN HIDUP GURU ISMAIL &
pada awal abad ke 20, kesadaran tentang hidup berbangsa KEKOMPAKAN KELUARGA TAHAP PERTAMA
dan bernegara sendiri lepas dari penjajahan sesuatu bangsa,
telah mulai tumbuh dan berkembang. Kemenangan Jepang Untuk Sementara ini Penulis tidak memiliki bahan catatan
atas Rusia pada masa itu juga memberi keyakinan bahwa yang lengkap mengenai kota-kota tempat Ismail
orang Asia (kulit berwarna) dapat memenangkan suatu menjalankan tugasnya sebagai guru.
peperangan besar atas bangsa Eropa (kulit putih). Beberapa kota yang sering disebut di lingkungan keluarga
Karena pengaruh gagasan-gagasan moderen, anggota elit antara lain
nasional baru menyadari bahwa perjuangan untuk adalah : Pariaman, Pangkalan, Langsa, Tapaktuan, Curup,
memajukan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan Matur dan Bukittinggi.
menggunakan organisasi moderen. Baik pendidikan, Putera beliau Muslim Dalidd mengisahkan bahwa Ismail juga
perjuangan politik, perjuangan ekonomi maupun perjuangan bersimpati dan bersikap mendukung pergerakan nasional .
sosial budaya memerlukan organisasi. Dalam posisinya sebagai guru sekolah pemerintah, Belanda
Dengan didasari oleh keyakinan tersebut, maka golongan tidak menyukai hal ini, dan sebagai konsekuensinya beliau
terpelajar saat itu mulai mengadakan gerakan dengan tidak pernah menetap lama di sesuatu tempat, untuk
membentuk organisasi-organisasi seperti, Boedi Oetomo, selanjutnya ditugaskan lagi di tempat yang baru. Mengingat
Perhimpunan Indonesia, Syarikat Islam, Partai Nasional situasi & kondisi sarana dan prasarana transportasi pada
Indonesia, Parindra, dan lain-lain. Kegiatan organisasi masa itu, dapatlah dibayangkan cukup beratnya perpindahan
pergerakan nasional dalam memperjuangkan kemerdekaan beliau ini bersama keluarga dari satu tempat ke tempat lain
Indonesia banyak ditentukan oleh corak organisasi itu sendiri. yang cukup jauh tersebut. Salah Satu alat transportasi antar
Kegiatan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kota di Sumatera Barat pada zaman itu adalah pedati yang
ekonomi akan berbeda dengan organisasi pergerakan yang ditarik oleh kerbau.
bercorak politik. Beliau sering bertentangan/melawan Belanda atasannya,
sehingga menjelang pecahnya perang dunia ke 2, beliau
Pada hakekatnya kegiatan ini dapat dikelompokkan dalam dipensiunkan oleh Belanda.
dua kategori, yaitu kegiatan yang bersifat radikal dan Guru Ismail memasuki kehidupan berumah tangga dengan
kegiatan yang bersifat moderat. Kegiatan organisasi yang Rafiah pada sekitar tahun 1913. Anak pertama Rais lahir pada
bersifat radikal ditandai dengan perjuangan non-cooperation, tahun 1914, disusul dengan Arif pada tahun 1916, Buchari
yaitu perjuangan yang tidak mau bekerja sama dengan pada tahun 1917, Jusniar pada tahun 1920, Muslim Dalidd
pemerintahan kolonial. Sedangkan perjuangan yang bersifat pada tahun 1922, Rohani pada tahun 1924, dan Muslim Ismail
moderat ditandai oleh perjuangan dengan menggunakan pada tahun 1925. Rafiah meninggal pada penghujung tahun
taktik cooperation yaitu bekerja sama dengan pemerintahan duapuluhan, dan dari perkawinan Ismail dengan Djalinah lahir
kolonial melalui badan perwakilan rakyat. Anys pada tahun 1932, Zid pada tahun 1934, Alamsyah tahun
1935, Atof tahun 1937, Zulyana pada tahun 1939, Junidar
Situasi dan kondisi bangkitnya kesadaran kebangsaan ini, pada tahun 1942, Erinal pada tahun 1945, Djumiati pada
ternyata juga ada pengaruh dan akibatnya pada perjalanan tahun 1947, dan Dunanthia pada tahun 1953.
karier Ismail sebagai guru sekolah pemerintah.

20
Sampai tahun 1937, sebagian anak beliau masih berstatus dibelikannya untuk anak-anaknya, karena ternyata anak-anak
balita dan sebagian lagi sedang merampungkan tersebut saling bertengkar memperebutkan sepeda tersebut.
pendidikannya. Perjalanan pengembaraan hidup dengan Lebih baik tidak bersepeda, kalau keberadaan sepeda hanya
tanggungan keluarga yang cukup besar ini, tentunya akan membuat mereka saling bertengkar ! Sejak awal Ismail
bukanlah sesuatu yang mudah. sudah menekankan sikap hidupnya tentang materi dalam
Anak-anak ditempa dengan pendidikan dan disiplin keras dari kaitannya dengan kerukunan dan rasa persaudaraan.
seorang tamatan Sekolah Rajo yang terkenal berdisiplin
tinggi. Sejarah panjang keluarga besar ini menunjukkan bahwa
Dilihat dari segi ekonomi, kehidupan keluarga beliau tidak penderitaan justru mendekatkan hati mereka, dan pangkat,
termasuk ringan, mengingat pada “zaman normal” tersebut derajat serta harta tidak pernah menyilaukan mata mereka,
belum dikenal istilah “penghasilan sampingan” dari seorang dan tidak pula pernah mengurangi sedikitpun kerukunan,
guru untuk penambah gaji resmi yang terbatas itu. Tapi Allah rasa persaudaraan dan kegotongroyongan antar mereka.
bersifat Rahman, Rahim, dan Adil. Apapun yang diturunkan Inilah warisan berharga dari Ismail dan anak-anaknya,
olehNya untuk makhluk-makhlukNya selalu mengandung kepada anak cucu dan keturunannya.
hikmah tersendiri.

Pada tahun tigapuluhan tujuh orang anak ditinggalkan oleh


ibu yang disayanginya dan menjadi berstatus berstatus piatu,
dengan adik-adik yang masih balita.

Penderitaan hidup ini ternyata mengandung hikmah yang


besar. Rasa dan sikap “saling asuh” dan saling asih” telah
mulai tumbuh dan berkembang sejak masa itu, dan tetap
mereka pertahankan secara mengesankan pada masa-masa
selanjutnya sampai akhir hayat sebagian dari mereka.
Dalam penderitaan mereka menunjukkan kerukunan,
kekompakan dan cinta kasih dalam rasa persaudaraan yang
tulus. Maha Suci Allah, yang telah memberi pencerahan pada
hati dan kalbu mereka sejak usia muda mereka, yang kelak
dalam masa kehidupannya masing-masing mereka dijauhkan
dari sifat angkuh dan riya atas berbagai nikmat Allah yang
mereka terima.

Semua ini tentunya ada keterkaitannya dengan penanaman


disiplin terhadap anak-anak beliau, dan penanaman sikap
3
saling menyayangi, saling mengasuh, dan saling melindungi ZAMAN PRA
antar mereka.
Buchari Ismail pernah bercerita kepada anaknya kisah Ismail KEMERDEKAAN
yang menghancurkan dengan cangkul sepeda yang

21
dari usia mudanya yang paling potensial dirangsang untuk
menyebar ke segala penjuru angin memenuhi tugasnya
sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Mereka telah
3.1 MENJELANG PERANG DUNIA KE II memiliki kemampuan untuk mendeteksi globalisasi berabad
abad yang lampau sebelum para pakar masa kini meributkan
Setelah usainya Perang Dunia ke I, Nazi Jerman dibawah Hitler yang satu ini.
lahir sebagai negara dengan politik “lebensraum” yaitu politik
mencari daerah hidup yang lebih luas. Bagi yang punya rasa percaya diri, merantau adalah pilihan
Fasis Italia dibawah Benito Mussolini menerapkan cita-cita yang terbaik. Rantau mengandung harapan. Di rantau, setiap
Italia la Prima, dan Jepang dibawah Hirohito dengan semangat lelaki berpeluang untuk mengoptimalkan potensi yang
Hakko Ichiu bermaksud merebut pasaran dan wilayah Asia dimilikinya, meraih berbagai peluang yang mungkin saja
Pasifik. menghampirinya, atau memperjuangkan sesuatu yang telah
Nazi Jerman mencaplok negeri-negeri sekitarnya mulai tahun ditekadkannya sebagai sasaran hidupnya.
1938, fasis Italia menduduki Tripoli/Lybia dan Abessinia pada Bagi lelaki Minang, rantau adalah alternatif solusi dari
tahun 1935, serta Albania pada tahun 1938. Fasis Jepang permasalahan hidupnya, baik hari ini ataupun persiapan
menduduki Manchuria pada tahun 1931 dan menyerang merajut dan memperjuangkan hari esok yang lebih baik dari
Tiongkok pada tahun 1937. hari ini (ini perintah Allah).
Pada 8 Desember 1941 Jepang menyerang pangkalan
Amerika Serikat Pearl Harbour yang menandai pecahnya Aplikasi ratusan tahun dari pengaturan adat yang tegas ini,
Perang Dunia ke II. secara langsung membentuk pribadi lelaki Minang dan
Belanda bertekuk lutut tanpa syarat kepada balatentara melebur dalam nalurinya sikap hidup dan mental pionir,
Jepang pada tanggal 3 Maret 1942. entrepreneurship, fighting spirit, dan menegakkan silaturahmi
dalam berhablum minanas (dimana bumi dipijak, disitu langit
dijunjung). Bumi Allah ini luas, mereka siap untuk sewaktu-
3.2 MIGRASI PERTAMA ANAK-ANAK ISMAIL waktu “berhijrah” dari satu tempat ke tempat lain, jika
dipertimbangkan langkah ini diperlukan untuk
Bagi laki-laki Minang yang telah mencapai usia dewasa dan memperjuangkan sesuatu yang lebih baik. Merantau dalam
tinggal di kampung, terdapat dua pilihan yang menyangkut pengertian luas adalah ciri khas dari dinamika hidup orang
masa depannya : tinggal di kampung dan kalau nanti Minang.
berumah tangga bekerja di sawah isterinya, atau…… pergi Pada tahun tigapuluhan, sejumlah anak-anak beliau mulai
merantau mengadu nasib di negeri orang dengan beragam memasuki usia remajanya dan telah berhasil menyelesaikan
kemungkinan yang dapat terjadi. pendidikan maksimal yang mungkin untuk diraihnya pada
Di lingkungan keluarga isterinya, sang lelaki berstatus urang zaman penjajahan yang serba terbatas tersebut. Awal tahun
sumando dengan kondisi bak abu diateh tungku. tigapuluhan adalah zaman yang disebut zaman “malaise”,
zaman resesi ekonomi yang melanda seluruh dunia. Ini zaman
Para tetua arif bijaksana Minang zaman baheula telah sejak sulit.
awal punya kemampuan untuk melihat bahwa negeri Minang
adalah terlalu kecil untuk lahan berkiprah anak cucunya Pada sekitar paruh tahun tigapuluhan sampai menjelang
kelak. Melalui adat, mereka mengatur agar para lelaki mulai tahun 1940 inilah beberapa remaja tersebut menempuh pola

22
hidup pemuda Minang diatas : mereka mulai memutuskan Inilah migrasi pertama anak-anak Ismail. Inilah keputusan
untuk merantau !. yang mengandung sejarah, yang kelak sangat menentukan
Salah satu daerah rantau yang cukup menjanjikan pada masa perjalanan hidup anak cucu keturunan Ismail ini !
itu adalah Palembang ! Sejumlah persahabatan antar manusia terbentuk di daerah
Disana bercokol dua perusahaan perminyakan multinasional rantau tersebut, dan ada yang berlanjut menjadi hubungan
yang sedang gigih-gigihnya melakukan eksplorasi dan kekeluargaan.
eksploitasi minyak : British Petroleum Matschapij (BPM) dan Untuk Keluarga Besar Ismail, mereka inilah pembuka jalan.
Standard Vacuum Petroleum Matshapij (SVPM/Stanvac). Kisah dan pengalaman hidup mereka di rantau menimbulkan
Minyak sangat diperlukan karena Perang Dunia ke 2 sedang inspirasi, menghilangkan was-was, dan menggugah
diambang pintu. Disamping kedua perusahaan raksasa keberanian dan keyakinan saudara-saudara mereka yang lain
minyak tersebut, di Palembang terdapat berbagai perusahaan kelak untuk mengikuti jejak mereka dan membuktikan
dagang besar, perusahaan perkebunan, industri, dan lain-lain. bahwa : bumi Allah ini memang luas !
Hasyim Ning, Dasaad, Kiagoos, dan Bakri juga mulai
mengembangkan bisnisnya pada masa-masa tersebut.
Di Sumatera bagian Selatan, selain Palembang, Bangka
mempunyai daya tarik tersendiri. Inilah tempat tambang 3.3 “BEACH-HEAD” & SIKAP HIDUP TOLONG
timah yang tergolong besar untuk ukuran dunia pada masa MENOLONG
itu. Timah erat kaitannya dengan industri peluru, dan peluru Dari kisah-kisah pionir migrasi yang pertama diatas,
adalah salah satu komoditi utama yang perlu dihimpun jika disamping nilai historisnya, dapat pula disimpulkan bahwa
perang besar sedang dipersiapkan. sejak fase yang paling awal merekapun telah menetapkan
dan mengembangkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang
Para tokoh pergerakan Nasional pun sejak tahun duapuluhan memberikan warna yang dominan pada perjalanan hidup
telah mampu untuk membaca tanda-tanda zaman ini. keluarga besar ini.
Sukarno sebagai top figure ketika itu dengan ketajaman
analisa politiknya telah meramalkan akan terjadinya perang Dalam teori perang, dikenal suatu istilah yang disebut
antar bangsa tersebut. “beach-head” yang kurang lebih berarti posisi awal yang
Kesatuan Nasional telah mulai digalang melalui sumpah dibentuk/dimantapkan di pantai musuh (dalam suatu
Pemuda pada tahun 1928, dan berbagai partai politik mulai pendaratan marinir umpamanya), yang kemudian dijadikan
terbentuk dan berkembang sebagai wadah persatuan dan sebagai basis untuk penyerangan selanjutnya.
pergerakan Nasional guna mengantisipasi perubahan yang Sejarah (keluarga) menunjukkan bahwa anak-anak Ismail
dapat terjadi sewaktu-waktu. yang merantau ini, pada hakekatnya juga membentuk
“beach-head” ini di tempat perantauan mereka. Tempat-
Inilah pentas sejarah sewaktu beberapa remaja yang ber bin tempat kediaman mereka juga berfungsi sebagai tempat
Ismail tersebut membulatkan tekad mereka untuk penampungan pertama bagi saudara-saudara mereka yang
meninggalkan kampung halaman, orang tua dan saudara- kemudian datang menyusul untuk mengadu nasib, dan
saudara yang disayanginya. Sayang kampung, tinggalkan ! bahkan juga menampung kerabat dan perantau Minang
Itulah bunyi pepatah Minang. lainnya yang membutuhkannya !

23
“Beach-head” berupa kediaman mereka ini kemudian Disana sejak tahun 1936 beliau bekerja di Kantor Residen di
berkembang menjadi “Terminal” dan “Halte” yang kaya dan Palembang sebagai Klerk klas I. Pekerjaan ini beliau tekuni
padat dengan nilai kehidupan yang luhur : kasih sayang, sampai masuknya penjajahan Jepang ke Indonesia pada
tolong menolong, dan hubungan silaturahmi yang hangat.. tahun 1942. Posisi sebagai Klerk tersebut merupakan posisi
Dari Terminal dan Halte ini kemudian mereka kemudian yang cukup baik secara ekonomis, yang memungkinkan
menyebar, setelah mampu untuk mandiri. beliau membantu saudara, famili, kawan, ataupun sesama
Yang mandiri ini dalam perjalanan waktu selanjutnya ada perantau Minang di kota itu.
pula yang hidupnya menjadi mapan. Rumah kediaman Kediaman beliau di Bedeng Gemeente merupakan
merekapun kemudian berfungsi pula sebagai Terminal atau “terminal” bagi orang-orang yang memerlukan bantuan
Halte baru. Alangkah gamblangnya contoh kegotong- tersebut. Beliau memiliki pergaulan yang luas di Palembang,
royongan yang mereka tunjukkan. aktif dalam kepengurusan sepak bola, dan sangat dikenal di
lingkungan perantau Minang di sana.
Dalam perjalanan hidup Ismail dan anak-anaknya, mereka
diberi berbagai nikmat Allah. Mereka mencontohkan dalam Buchari Ismail setelah menamatkan pendidikannya di
berbagai perbuatan nyata, bagaimana sebagian dari nikmat Ambacht School, menyusul mengikuti jejak saudaranya
itu mereka berikan kepada saudara, kerabat, dan sahabatnya merantau ke kota yang sama pada tahun 1938, dan bekerja di
dengan lapang dada. bagian konstruksi BPM di Plaju.
Mereka yang tidak berlebih dalam materi tetap berupaya
memberikan nikmat lain yang dimilikinya : ilmu, Rais Ismail pun pernah merantau ke Palembang, untuk
kebijaksanaan/wisdom, pendapat & pertimbangan, dorongan kemudian bekerja di Bangka.
moral, ataupun atensi/perhatian.
Muslim Dalidd juga mencoba merantau ke Palembang sekitar
tahun 1938, dan bekerja di laboratorium BPM di Plaju. Karena
gangguan kesehatan, beliau kembali ke Padang tahun 1939.

3.4 MEREKA YANG MERANTAU KE PALEMBANG Junir Intan berangkat merantau ke Palembang pada tahun
1938 dan bekerja laboratorium STANVAC, Sungai Gerong.
Arif Ismail menamatkan sekolah MULO nya di Bukittinggi Posisi beliau di perusahaan Amerika ini cukup baik. Salah satu
pada tahun 1935. Melihat kondisi ekonomi keluarga Ismail dari rekan sekerjanya yang kemudian menjadi kawannya
sebagaimana diuraikan pada sub-bab 2.4 diatas, adalah berat adalah Dahlan Jambek.
bagi beliau untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi dengan segala persyaratannya pada masa itu. Semula bersama Buchari Ismail, Junir Intan dan sejumlah
Dengan telah adanya bekal ilmu untuk mengarungi kawan mereka yang lain tinggal dirumah Arif Ismail di
kehidupan selanjutnya, beliau memutuskan untuk merantau bedeng Gemeente. Terminal ini merupakan 2 unit rumah
ke Palembang, kota dengan segala daya tarik dan prospek (kopel).
yang dikandungnya. Sesudah agak mapan, Junir Intan, Buchari Ismail, dan
beberapa kawan Bas, Adiil, Menong menyewa rumah di
Kebun Duku. Ini merupakan Terminal baru. Pembantu setia

24
mereka berasal dari Batu Ceper, Jakarta yang lazim disebut Si yang dirusak dan ditinggalkan oleh Belanda. Untuk keperluan
Mbok. ini, pada tahun 1943 beliau ditugaskan Jepang untuk mencari
dan memanggil kembali tenaga perminyakan yang pulang ke
[Si Mbok ini punya riwayat yang unik yang menunjukkan Sumatera Barat karena pendudukan Jepang.
bagaimana sikap hidup generasi pendahulu tersebut. Pada tahun itu pula untuk kedua kalinya beliau pulang ke
Mengingat jasa dan kesetiaannya, pada tahun limapuluhan, Si Sumatera Barat untuk melangsungkan pernikahan dengan
Mbok dibawa oleh Bas ke Medan jadi pembantu di rumahnya. Rohani Ismail di Matur. Pengantin baru ini kemudian kembali
Tahun 1960 dia ikut keluarga ke Palembang dan tinggal di Plaju.
Buchari Ismail di Batu Itam, Palembang, dan selanjutnya terus Sewaktu Sungai Gerong dan Plaju menjelang tahun 1945
mengikuti perjalanan hidup keluarga ini ke Pakanbaru, mulai menjadi bulan-bulanan serangan udara sekutu, Junir
Padang, dan Matur. Di Matur Si Mbok tinggal sampai masa Intan dan keluarga pulang ke Padang.
tuanya , sampai matanya buta kedua-duanya. Beliau
meninggal pada umur kira-kira 80 tahun dan dimakamkan Anak-anak yang lahir di Palembang/Sumatera Selatan
disana. Pada kurun waktu 10 terakhir dari kehidupannya, sebelum proklamasi kemerdekaan adalah Mahani Arif
pada masa uzurnya, ex majikannya berganti fungsi secara (1938), Thamrin Rais (1939), Azhar Arif (1940), dan Arwin Arif
telaten melayani keperluan hidupnya sehari-hari.] (1942). Taty Rahayu Junir lahir di Plaju pada tahun 1946.

Pada masa-masa inilah terbentuk dan terbina persahabatan Rantau pertama ke Palembang ini punya arti penting. Mereka
yang erat antara Arif Ismail, Buchari Ismail, Rais Ismail, dan yang pernah ke Palembang ini tampaknya punya kesan yang
Muslim Dalidd dengan Junir Intan, Sulaiman Efendi (ayah Leila baik tentang kota ini, karena pada masa selanjutnya, kota ini
Arwin), Bustal, Nazwar Yakub/Rabbit, Adil, dan lain-lain. tetap menjadi salah satu pilihan dalam merantau.
Persahabatan ini kemudian ditingkatkan menjadi hubungan Kisah-kisah mereka di Palembang, penuh dengan kisah
keluarga dengan perkawinan antara Junir Intan ini dengan kekompakan orang bersudara, kekompakkan antar kawan,
Rohani Ismail. terutama dengan sesama perantau Minang disana.

Setelah Jepang menduduki Palembang, Arif Ismail pada tahun


1943-1944 bekerja di Baturaja, untuk selanjutnya pada tahun
1944-1945 mengikuti latihan opsir (Gyugun/Peta) di
Pagaralam.

Buchari Ismail beberapa bulan setelah pendudukan Jepang,


kembali ke Bukittinggi dan bekerja sebagai 3.5 YANG MEMUTUSKAN UNTUK MENGADU NASIB DI
Anemer/Kontraktor di kota tersebut. Anak beliau Epy Buchari PULAU JAWA
lahir di sana pada tahun 1943.
Rais Ismail memutuskan untuk merantau ke tanah Jawa untuk
Junir Intan setelah pendudukan Jepang, ditugaskan di melanjutkan sekolahnya. Beliau bersekolah di sekolah Taman
Technical Department Sungai Gerong dan Plaju (keduanya Siswa di Tegalega, Bandung. Salah satu guru beliau di sana
digabung pada masa pendudukan Jepang). Beliau termasuk adalah Ir. Rooseno.
dalam kelompok yang merehabilitasi Sungai Gerong dan Plaju

25
Setelah menamatkan pendidikannya di sekolah tersebut,
beliau pindah ke Palembang, untuk kemudian meneruskan
rantaunya ke Pangkalpinang, Bangka.

Muslim Dalidd nekad menjual sepedanya di Padang untuk


ongkos kapal ke Batavia pada awal tahun 1942. Di kota ini
tidak ada tempat yang dituju, dan untuk sementara beliau
menginap di suatu hotel di Kemayoran.
4
Pada waktu itulah beliau menyaksikan bala tentara Jepang
menduduki Batavia.
KEMERDEKAAN ITU
Beliau kemudian melanjutkan rantaunya ke Malang. Di kota PERLU DIPERTAHANKAN
ini beliau berkiprah sampai masa pensiunnya.

4.1 MERDEKA & TANTANGAN YANG HARUS DIHADAPI

Pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia


sebagaimana yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945, ternyata tidak dapat berjalan dengan mulus. Pada saat
negara muda ini mulai menata organisasi pemerintahannya,
Belanda masuk kembali ke negeri ini dengan mendompleng
pada tentara sekutu yang bertugas untuk melucuti sisa-sisa
tentara Jepang.

Seluruh pemuda merasa terpanggil untuk mempertahankan


kemerdekaan yang telah berhasil diperoleh bangsanya dari
ancaman tentara Belanda yang dengan berbagai cara
mencoba untuk kembali menguasai bekas jajahannya ini.
Semangat yang menyala-nyala, kerelaan untuk berkorban
(termasuk nyawa), rasa persatuan dan kekompakan yang
tinggi, dan keengganan untuk dijajah kembali oleh bangsa
lain, ternyata dapat mengatasi berbagai hambatan dan
tantangan yang tidak dapat dihindari sebagai suatu negara
baru yang sedang mencoba mengatur dan menata organisasi
negara dan pemerintahannya.
Perjuangan fisik berupa berbagai pertempuran yang terjadi
diseluruh bagian Nusantara, dibarengi dengan berbagai
perundingan diplomasi untuk mendesak Belanda di mata

26
negara-negara dunia yang sedang cenderung untuk Seluruh pasukan di kota Palembang berada dibawah
menghabisi era kolonialisme. Setiap suatu perundingan telah pimpinan Kolonel Hasan Kasim dengan wakilnya Letnan
mencapai sejumlah kesepakatan (Malino, Renville, Kolonel Arif. Beliau terlibat aktif dalam berbagai aktivitas dan
Linggarjati), Belanda kembali melanggar kesepakatan proses pembentukan organisasi militer di Palembang.
tersebut, yang berujung pada serangan Belanda ke daerah-
daerah Republik. Pemerintahan mulai ditata. Tokoh-tokoh Sumatera Selatan
Ini terjadi dua kali, dan lazim disebut sebagai Agresi I (1947) seperti Dr. AK Gani, Dr. M. Isa, Abdulrozak, dan lain-lain
dan Agresi ke II (1948). adalah merupakan rekan-rekan seperjuangan beliau pada
Melalui Konferensi Meja Bundar, akhirnya pada 31 Desember masa itu, sebagaimana juga halnya dengan rekan
1949 Belanda mengakui kedaulatan Negara Republik seperjuangan beliau di bidang kemiliteran seperti Simbolon,
Indonesia. Syamaun Gaharu, Nurdin, Barlian, Alamsyah, Makmun Murod,
dan lain-lain. Sebagian besar dari mereka ini adalah rekan
Sejumlah warga Ismail ikut berpartisipasi secara aktif dalam beliau sesama Gyugun di Pagaralam.
perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini.
Tahun 1946 beliau diangkat menjadi Komandan Resimen
Lampung dengan pangkat Letnan Kolonel. Di daerah inilah
4.2 LETNAN KOLONEL ARIF beliau mengorganisir berbagai kesatuan dalam pertempuran
melawan Belanda pada Agresi I.
Nama Arif Ismail tidak dapat dilepaskan dari sejarah
perjuangan mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda Dua hari sebelum Agresi Belanda yang ke II, sejumlah kadet
di Sumatera bagian Selatan, serta pembentukan organisasi Republik dikirim dengan pesawat Catalina RI 006 ke Sumatera
Tentara Nasional Indonesia di wilayah tersebut. Beliau adalah dan ditutunkan di Tanjungkarang. Kadet-kadet ini dengan
salah satu pelaku aktif sejarah perjuangan mempertahankan berjalan kaki menuju ke tempat tugasnya masing-masing di
kemerdekaan di bagian Selatan pulau Sumatera ini. seluruh Sumatera, dan malahan ada yang sampai ke Aceh.
Segera setelah mendengar berita proklamasi yang dibawa Mereka berjuang selama Agresi ke II tersebut.
utusan pemuda dari Jakarta, pemuda Palembang langsung Dengan kembalinya Catalina RI 006 ke Jogya, Letnan Kolonel
memasang bendera merah putih di keempat sisi menara Arif ditugaskan oleh Syamaun Gaharu turut ke Jogya untuk
Waterleiding di Palembang. mengurus penukaran senjata dengan pasukan Siliwangi yang
Badan Keamanan pun dibentuk dengan dipelopori oleh berada si Jogya.
pemuda-pemuda bekas opsir Gyugun, dengan Hasan Kasim Pesawat ini berangakat pada tanggal 19 Desember 1948,
sebagai Ketuanya dan Arif Ismail sebagai wakilnya.. Mereka tepat pada hari pertama Belanda menjalankan Agresi ke II
kemudian menyatukan berbagai kelompok pemuda yang tersebut. Lapangan terbang Maguwo telah diduduki Belanda
sudah mulai bergerak di semua bagian wilayah Sumatera pada jam 10.30. Begitu mendarat seluruh crew dan
bagian Selatan. Pemuda-pemuda ini kemudian dilatih penumpang Catalina ini langsung ditangkap Belanda. Mereka,
kemiliteran oleh Badan Keamanan ini. termasuk Letnan Kolonel Arif ditawan sebagai tawanan
Badan Keamanan kemudian berubah nama menjadi BKR dan perang di Nusakambangan sampai berakhirnya Agresi ke II
kemudian menjadi TKR . Pangkat dan jabatan kemiliteranpun (akhir 1949).
ditetapkan kemudian.

27
Bagaimana dengan keluarga beliau selama kurun waktu Kisah sejarah ini berlangsung pada pentas yang sama :
tersebut ? Ini merupakan kisah heroik tersendiri. Bersama Lampung, dan pada kurun waktu yang sama pula dengan
keluarga Rais Ismail (yang juga sedang aktif bergerilya, lihat kisah diatas.
sub-bab 4.3 bawah), keluarga Arif Ismail terpaksa mengungsi Pada masa awal kemerdekaan, di Lampung telah banyak
ke hutan si daerah Lampung. bermukim para perantau Minang yang bekerja pada berbagai
Pengungsian keluarga pejuang yang berpindah pindah dari bidang pekerjaan, terutama berdagang. Sebahagian mereka
satu tempat ke tempat lain ini, sarat dengan beragam inipun cukup tanggap dengan arti penting dari kemerdekaan
kesulitan dan penderitaan , dengan para suami yang sedang yang baru diproklamirkan tersebut, serta tuntutan situasi
menyabung nyawa bertempur melawan tentara Belanda. untuk mempertahankannya dari Belanda yang ingin
Disinilah kembali kerukunan, kekompakan dan kegotong merebutnya kembali. Mereka menghimpun anggota-anggota
royongan terbukti merupakan faktor yang menunjang yang bersedia untuk melawan Belanda dibawah pimpinan
kelompok manusia untuk dapat mengatasi permasalahannya. Bagindo Torak. Kepada Letnan Kolonel Arif, Komandan
Resimen Lampung pada waktu itu, mereka meminta agar
Dalam pengungsian inilah Ibnu Pinsma lahir di Pringsewu pasukan mereka dapat dikirim ke front pertempuran untuk
pada 27 Juli 1947, dan Meisny Arif lahir di desa Ngarib pada 2 melawan Belanda. Disarankan agar pasukan mereka ini
Mei 1949. memiliki nama pengenal, dan untuk pertama kali nama yang
digunakan adalah Barisan Bagindo Torak”. Nama ini
Mereka yang turut dalam pengungsian ini antara lain adalah, kemudian berubah menjadi “Barisan Sumatera Barat”, dan
Ibu Suwarni Arif bersama Mahani Arif, Azhar Arif, Arwin Arif ; selanjutnya bernama Pasukan Harimau Minang”.
Ibu Roslela Rais Thamrin Rais, dan Alamsyah Ismail.
Penderitaan bersama dalam situasi dikejar-kejar pasukan Dari perkembangan yang terjadi, ternyata kemudian bahwa
Belanda ini, merupakan pupuk yang menyuburkan rasa saling selain berasal dari Minangkabau, juga terdapat anggota
asuh, saling asih, kekompakan dan kegotong royongan pasukan yang berasal dari suku lain. Nama ini kemudian
keluarga yang telah terbentuk sejak masa sebelumnya. dirubah lagi menjadi “Pasukan Harimau Kumbang”, dengan
Letnan Muda Rais Ismail sebagai Ketua Umum/Komandan dan
Ini tidak hanya terbatas pada keluarga Ismail saja, hablum Bagindo Torak sebagai Komandan Pertempuran. Selama
minanas yang terbentuk dengan sejumlah besar manusia lain perjuangan menghadapi Belanda pada Agresi I dan Agresi II
pada periode ini, ternyata terus dibina dan dikembangkan Pasukan Harimau Kumbang ini bahu membahu dengan
sampai pada masa-masa selanjutnya, yang turut memberi tentara dan terlibat dalam berbagai penyerangan dan
warna yang cukup dominan pada kehidupan sebagian pertempuran di daerah Lampung. Banyak anggota pasukan
keturunan Ismail sampai saat ini. ini yang gugur dalam berbagai pertempuran tersebut,
Inilah bukti nyata dari Allah untuk keluarga Ismail atas disamping banyaknya korban dan kerugian pada pihak
kebenaran perintahNya untuk menegakkan silaturahmi antar Belanda yang diakibatkan oleh pertempuran dengan Pasukan
umatNya. Harimau Kumbang” ini. Pasukan ini dibubarkan pada tanggal
13 Januari 1950, setelah berlangsungnya penyerahan
kedaulatan dari Belanda kepada pemerintah Republik
4.3 HARIMAU KUMBANG Indonesia.

28
Sebelum terjun dalam perjuangan di Lampung dengan Beliau kemudian di tugaskan ke Sumatera Barat. Perjalanan
Harimau Kumbangnya ini, Rais Ismail telah melibatkan diri ditempuh dengan berjalan kaki sepanjang pantai Barat
dalam perjuangan di Sumatera Barat. Dari Sekolah Opsir di Sumatera. Rekan seperjalanannya antara lain adalah Basri,
Bukittinggi beliau menggabungkan diri dengan Bengkel Anas, Agam, dan Khadam. Mereka kemudian tertahan di
Persenjataan Sawahlunto. Di sanalah beliau turut dalam Surian karena putusnya jembatan, dan bergabung dengan
proses percobaan dan produksi berbagai jenis senjata yang para pejuang di sana.
digunakan untuk menunjang perjuangan bersama Junir Intan, Di kota kecamatan ini pula beliau bertemu dengan Rabiah
Marimin, dan Yasin. Halil yang beberapa bulan kemudian menjadi isterinya.
Menjelang berakhirnya Agresi ke II, beliau diikur sertakan
Atas jasa-jasanya Rais Ismail dianugerahi Tanda Jasa dalam team yang melakukan perundingan dengan Belanda di
Pahlawan dan Bintang Gerilya oleh Pemerintah. Sama halnya Alahan Panjang dan Muara Labuah.
dengan kisah adiknya diatas, Rais Ismail pun tanggap atas
tuntutan sejarah atas dirinya. Kisah beliau adalah kisah Beliau adalah satu-satunya anggota Keluarga Besar Ismail
seorang guru yang menjadi komandan pasukan gerilya. yang turut bertempur melawan Belanda yang merasakan
Manusia bila perlu dapat merubah perannya sesuai dengan panas dan perihnya terjangan peluru Belanda yang sangat
tuntutan sejarah ! nyaris dapat mencabut nyawanya. Dia benar-benar telah
meneteskan darahnya secara heroik dalam mempertahankan
kemerdekaan bangsa ini !. Ini juga dilakukan tanpa pamrih.
4.4 YANG TERTEMBAK DI JEMBATAN BUNGA MAS

Muslim Ismail, yang dulu bernama Munzier turut bergabung 4.5 YANG BERJUANG DI SUMATERA BARAT
dengan kesatuan tentara di Lampung dan memperoleh
pangkat Letnan Muda. Anak dan menantu Ismail yang pada masa itu berada di
Sumatera Barat pun tanggap atas tuntutan sejarah untuk
Dalam suatu pertempuran dengan pasukan Belanda di turut berpartisipasi aktif dalam mempertahankan
Jembatan Bunga Mas, Lahat beliau diterjang peluru Belanda kemerdekaan bangsanya yang baru diraih tersebut.
yang menembus dada dan lehernya. Beliau tergeletak Sewaktu berita proklamasi kemerdekaan sampai ke Solok,
berlumuran darah di medan pertempuran tersebut, dan Junir Intan mengambil inisiatif membentuk Pemuda Republik
sesudah pasukan mengundurkan diri, ia diduga tewas. Indonesia (PRI) Kabupaten Solok, dimana beliau kemudian
Ternyata Allah SWT memberi umur panjang kepada beliau. diangkat menjadi Ketuanya.
Dalam keadaan luka parah tersebut ia diselamatkan dan Pada waktu itu pasukan Jepang yang sudah takluk oleh
dirawat oleh sebuah keluarga petani disana sampai Sekutu, sebagian besar dikumpulkan di Solok, masih lengkap
kesehatannya pulih kembali. Berita yang sampai kepada dengan persenjataan dan perbekalannya. Dengan akal dan
keluarga di Matur adalah bahwa beliau telah gugur dalam diplomasinya, Junir Intan berhasil tanpa pertumpahan darah
pertempuran. Dapat dibayangkan bagaimana kagetnya mengambil alih sebagian perbekalan dan persenjataan ini
keluarga ketika n kemudian beliau tiba-tiba muncul dalam sebelum diserahkan ke pihak sekutu di Padang.
keadaan sehat walafiat di Matur. Temannya di Sungai Gerong dulu, Dahlan Jambek, sebagai
Setelah sembuh dari lukanya, beliau kembali ke kesatuannya bekas Gyugun sudah menjadi pimpinan tentara di Sumatera
di Lampung.

29
Barat, kemudian mengajak Junir Intan untuk bergabung di Sewaktu mulainya Agresi ke II, Junir Intan mundur ke arah
ketentaraan. Payakumbuh dan terus sampai ke Koto Tinggi. Disini beliau
Mengingat pengalaman panjangnya di laboratorium, dengan bertemu/berkumpul kembali dengan Buchari Ismail dan
pangkat Letnan Satu kemudian Junir Intan ditempatkan di Wowo.
Bengkel Persenjataan Sawahlunto, sebagai Kepala Di Koto Tinggi ini Junir Intan membentuk KMK, dan beliau
Persenjataan bagian Bahan Peledak. menjabat sebagai Wakil Komandannya.
Bengkel sejata ini memproduksi mortir, granat tangan,
amunisi, dan lain-lain. Bahan mesiu diambil dari bom sekutu Beberapa bulan sebelum berakhirnya Agresi ke II, Junir Intan,
yang tidak meledak yang dikumpulkan dari pantai Pariaman, Buchari Ismail, dan Wowo memutuskan untuk bergabung
Sibolga dan lain-lain. dengan pasukan yang berada di Matur.
Senjata produksi Bengkel inilah yang banyak digunakan Dari Koto Tinggi mereka berjalan kaki melalui medan yang
dalam perjuangan di Sumatera Barat, dan malahan ada juga berat ke Matur. Melintasi hutan lebat, menyeberangi bukit dan
yang dikirimkan ke Palembang. lurah menuju Matur, dimana keluarga mereka berada.
Di Matur inilah mereka berada bersama pasukan lain sampai
Rais Ismail karena tidak betah di Sekolah Opsir Bukittinggi berakhirnya Agresi ke II.
kemudian juga ditugaskan di Bengkel Persenjataan ini. Rekan
Junir Intan yang lain di Bengkel ini adalah Marimin dan Yasin. Disinilah pula warga Ismail ini dan iparnya secara kompak
Dalam suatu uji coba prototype granat yang diproduksi mencoba bertani di persembunyian mereka di sekitar
terjadi kecelakaan, dimana Marimin kehilangan satu mata dan Palimbayan, dan terakhir di Air Badarun : Buchari Ismail, Junir
satu tangannya. Dalam percobaan lain, pecahan kecil granat Intan, Nasrun Intan, dan Zulfelix Rasid.
masuk ke mata Junir Intan, dan tetap berada di sana sampai
sekarang. Warga Ismail yang lain, Inspektur Polisi Chaidir Rasid
merupakan anggota awal dari angkatan kepolisian Republik
Tahun 1947, Bagian Persenjataan dibagi dua menjadi Bagian ini di Sumatera Barat.
Persenjataan dan Bagian Bangunan.
Dengan reorganisasi ini, Junir Intan tetap ditugaskan di DSKT Dari fakta-fakta diatas, dapatlah disimpulkan bahwa hampir
(Intendans), dan Yasin menjabat Kepala Bagian Bangunan semua anak laki-laki dan menantu Ismail yang telah cukup
(Zeni) tersebut. umur, turut dalam perjuangan mempertahankan
Ini berlangsung sampai pecahnya Agresi ke II. kemerdekaan Indonesia, sesuai dengan kemampuan mereka
Selama menjalankan tugasnya di sini, Junir Intan pernah masing-masing.
ditugaskan ke Singapura untuk membeli sejata dengan sistim
barter dengan karet, dan lain-lain. Yang tidak dapat dilupakan tentunya adalah perjuangan
hidup dan penderitaan para isteri mereka dalam zaman serba
Di Bagian Bangunan (Zeni) inilah Letnan Buchari Ismail dan sulit tersebut. Mereka merupakan ibu-ibu muda dengan anak-
Letnan Ruzuar (Wowo) ditempatkan. anak yang masih kecil, yang terpaksa ditinggalkan oleh
Salah satu tugas Bagian Bangunan ini adalah untuk suaminya yang sedang bertugas.
menghancurkan jembatan-jembatan untuk menghambat
serangan Belanda.

30
Dalam situasi perang demikian, sangat terbatas yang dapat Kisah sejumlah warga Ismail dalam turut aktif dalam
dilakukan untuk menyambung hidup. Pakaian dan makanan perjuangan mempertahankan kemerdekaan diatas, adalah
bukanlah sesuatu yang mudah didapat pada zaman itu. kisah keteladanan anak bangsa yang tanggap atas tuntutan
Penderitaan hidup ini sudah dimulai sejak zaman pendudukan perubahan zaman atas dirinya, cepat mengidentifikasikan
Jepang. Atikah Buchari wafat di Bukittinggi pada tahun 1947 peranan yang dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan
sewaktu melahirkan anaknya yang kedua. yang dimilikinya.
Jusniar Chaidir dan Rohani Junir berjuang mempertahankan
hidup di Matur dengan menanggung anak-anak yang masih Dan semuanya ini dilakukan tanpa pamrih ! Pada zaman itu
kecil. Dengan berjalan kaki mereka pulang pergi ke daerah tidak ada orang yang bertanya tentang berapa atau apa
Palimbayan membeli minyak elapa, dan berjalan kaki pula imbalan yang akan diperolehnya, berapa premi, bonus
liwat Sungai Jariang dan Sianok ke Bukittinggi untuk tahunan atau fringe benefits lain yang akan diperolehnya
menjualnya. Hasil yang didapat inilah yang digunakan untuk sebagai pembayaran atas kesediaannya untuk menghadapi
menunjang kehidupan sehari-hari. penderitaan serta menyerahkan jiwa dan raganya bagi
bangsa, negara, dan kemerdekaan yang baru diploklamirkan
Keluarga Bapak Ismail sendiri sejak zaman pendudukan itu.
Jepang sampai pada zaman perjuangan mempertahankan
kemerdekaan sudah menetap di Bukittinggi. Pada masa itu
beliau masuk Persatuan Guru Indonesia (PGI, kemudian
menjadi PGRI).
Pada masa genting Agresi I dan ke II, beliau dan keluarga
mengungsi ke Matur dengan anak-anak yang sebagian
beranjak remaja (Anys Ismail, Zid Ismail, Alamsyah Ismail dan
Atof Ismail), dan sebagian lagi masih kecil dan balita.
Alamsyah Ismail menjelang Agresi ke II ikut ke Lampung 5
bersama keluarga Rais Ismail.
KEMERDEKAAN ITU
Dalam situasi dan kondisi seperti ini, kembali sifat saling
asuh, saling asih dan kekompakkan keluarga tumbuh dengan
subur. Orang tua, anak, menantu, dan ipar hidup rukun tolong
PERLU DIISI
menolong dalam penderitaan hidup. Pada zaman agresi
Belanda itu Zulfelix Rasid, Epok Intan, dan Nasrun Intan juga
hidup bersama dalam pengungsian di Matur.
5.1 INDONESIA DI PERTENGAHAN ABAD KE 20
Mereka yang dilahirkan di Sumatera Barat pada zaman
perang mempertahankan kemerdekaan ini adalah : Erinal
Masa sesudah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada
Ismail (1945), Djumiati Ismail (1947), Zunaida Buchari (1948),
pemerintah Indonesia pada tahun 1950 adalah masa
Jetty Chaidir (1945), Rum Chaidir (1947), Ernella Junir (1947),
kegembiraan dan tumbuhnya sejumlah harapan dari seluruh
dan Syahdarma Junir (1949).
rakyat.

31
Sejumlah aspirasi tumbuh dan berkembang dari berbagai
pihak, dan berbagai upayapun dilakukan pemerintah untuk 5.2 MIGRASI KEDUA KELUARGA ISMAIL
mulai menata dan mengisi kemerdekaan yang telah direbut
dan dipertahankan itu. Pada awal tahun 1950 keluarga Arif Ismail pindah ke
Alangkah banyaknya hal yang perlu dibenahi, digerakkan, Palembang dan menetap di Jalan Hang Tuah, yang terletak
dibangun, dan dikembangkan oleh negara muda ini. Alangkah di daerah elit Talang Semut bersebelahan dengan rumah “ex-
banyaknya persoalan yang harus dihadapi oleh negara besar Presiden Negara Bagian Sumatera Selatan”, Malik (pada
yang terdiri dari sejumlah besar pulau ini, dengan penduduk zaman Republik Indonesia Serikat/RIS).
yang terdiri dari sejumlah besar suku, dan ternyata masih Pola yang sama dengan yang diuraikan pada sub-bab 3.3
harus pula menghadapi sejumlah rongrongan, ancaman dan yang lalu pun terulang kembali. Dengan kepindahan “Ismail”
hambatan. yang satu ini “beach-head” pun didirikan di Jalan Hang Tuah
ini.
Belanda masih melakukan berbagai upaya untuk merongrong
dan menjatuhkan negara yang baru tumbuh ini. Menyusul pada tahun itu keluarga Buchari Ismail pindah ke
Pemberontakan APRA dan RMS ditulangpunggungi oleh Palembang, dan sambil menunggu penyelesaian
Belanda. Pemberontakan DI/TII serta pergolakan daerah PRRI pembangunan rumah di Batu Itam, untuk sementara tinggal
dan PERMESTA menimbulkan ketegangan di berbagai daerah. dulu bersama di rumah Hang Tuah. Pada waktu itu Muslim
Perjuangan merebut Irian Barat, ketegangan dengan Ismail juga sudah hijrah ke Palembang tapi belum membawa
Malaysia, pemberontakan G30S PKI merupakan permasalahan keluarga. Beliupun tinggal di rumah Hang Tuah.
permasalahan berat yang harus dihadapi Pemerintah.
Roda pemerintahan tidak dapat berjalan dengan lancar, Segera setelah selesainya pembangunan rumah Batu Itam
demikian juga halnya dengan roda perekonomian. Antara pada penghujung tahun 1950, keluarga Buchari Ismail pindah
tahun 1950 sampai tahun 1966, adalah sangat terbatas kesana.
kemajuan yang dicapai oleh negara muda yang tak putus-
putusnya dirundung dan dirongrong oleh berbagai kemelut Keluarga Rais Ismail pada tahun yang sama pindah
ini. seluruhnya ke Palembang bersama Alamsyah Ismail, disusul
kemudian dengan keluarga Muslim Ismail dan keluarga
Walau demikian sejumlah kondisi sudah berubah menjadi Ismail pada tahun berikutnya. Seluruh keluarga ini tinggal
lebih baik dibandingkan dengan masa penjajahan. Harga diri bersama di Batu Itam !
sebagai suatu bangsa tumbuh dengan subur, sejumlah Disamping “warga Ismail” tersebut, pada awal tahun
lapangan kerja dan usaha sudah terbuka dan berkembang, limapuluhan itu sejumlah famili, kerabat, dan beberapa orang
sarana dan prasarana pendidikan terus bertambah dari waktu Minang juga berkumpul tinggal di “Terminal” Batu Itam,
ke waktu, dan keberadaan dan potensi yang dikandung seperti keluarga Moher Malano, keluarga Sahab, dan lain-lain.
bangsa dan negara ini mulai dikenal dunia luar. “Kompleks” Batu Itam ini semula terdiri dari 1 buah rumah, 1
Kembali zaman berubah. Kembali tumbuh tuntutan baru, bedeng terdiri dari 2 rumah, dan 2 bekas gudang yang
disamping tumbuhnya pula sejumlah peluang. kemudian juga berfungsi sebagai rumah. Menyusul kemudian
Bagaimana anggota keluarga Ismail mengantisipasi dibuat suatu rumah contoh pre-fab, yang kemudian ditempati
perubahan zaman ini ? oleh keluarga Rais Ismail.

32
Keluarga Muslim Ismail pindah ke jalan Yayasan I, Sei. Buah Pada tahun 1954, keluarga Junir Intan hijrah pula dari Padang
pada tahun 1954. Anys Ismail kemudian tinggal bersama ke Jakarta, dan pertama kali mereka menetap di Hotel Polona,
keluarga ini di rumah tersebut. pindah ke Budi Kemuliaan pada tahun 1956, dan pada tahun
1958 menetap di Jalan Bulungan.
Pada penghujung tahun itu pula Letnan Kolonel Arif Ismail
ditugaskan sebagai perwira di MBAD Jakarta. Beliau pindah Keluarga Arif Ismail sekitar tahun 1956 pindah ke Bendungan
dengan seluruh keluarga, kecuali Azhar Arif yang tinggal di Hilir, dan pada tahun 1958 pindah dan menetap Jalan
Batu Itam karena tidak dapat/sayang meninggalkan Tirtayasa.
pendidikannya di sekolah Methodist Palembang yang tidak
dapat dilanjutkan di Jakarta ( Methodist English School ini Pada tahun yang sama keluarga Ismail pindah ke Jalan
sekolah khusus berbahasa pengantar Bahasa Inggris, hanya Sepakat, Bendungan Hilir.
terdapat di Palembang dan Medan , dengan lama pendidikan
12 tahun). Pada tahun 1961 keluarga Muslim Ismail juga pindah dan
menetap di Pegangsaan Timur, Jakarta. Pada tahun 1962
Di Jakarta keluarga Arif Ismail tinggal di Jalan Mangga Besar, mereka pindah ke Kwitang.
dan kembali “beach-head” baru dibangun disini.
Pada tahun 1952 keluarga Ismail pindah dari Palembang ke Pada tahun limapuluhan tersebut yang masih tinggal di
Jakarta, dan tinggal di rumah Jalan Mangga Besar. Alamsyah Sumatera Barat (dulu namanya Sumatera Tengah) hanyalah
Ismail dan Atof Ismail tetap tinggal di Batu Itam. tinggal keluarga Chaidir Rasid saja, yang dalam tugas
kepolisiannya dalam kurun waktu tersebut berpindah tugas
Anys Ismail dan Zid Ismail pada awal limapuluhan itu tidak antara lain ke Lubuk Sikaping, Teluk Kuantan, Rengat, dan
ikut dengan keluarga Ismail hijrah ke Palembang. Mereka Bukittinggi. Pada awal tahun 1960 keluarga ini pindah ke
sedang menyelesaikan SMAnya di Bukittingi. Mereka tinggal daerah Sumatera Selatan, berpindah-pindah karena tugas ke
di Bukit Cangang bersama Arifin Syafril (adik Anna Buchari) kota Martapura, Tanjung Enim, dan kemudian Palembang.
dengan kondisi pas-pasan.
Sekitar tahun 1952 Anys Ismail pindah ke Jakarta dan tinggal Keluarga Muslim Dalidd tetap berdiam di kota Malang.
di Terminal Mangga Besar yang sudah cukup “padat”. Rekan
sesama bujangan di sana adalah Achmad Bakri, kakak Roslela Inilah migrasi ke 2 keluarga Ismail yang punya arti penting
Rais yang pada masa itu bekerja di gudang militer di Priok. mengingat pengaruhnya atas kehidupan keluarga besar ini
nantinya.
Tahun 1954, Anys Ismail hijrah ke Palembang, ngumpul di Pada masa itu, yang hidup bersama dalam satu rumah atau
Terminal Batu Itam dan mulai berkiprah di bidang perkayuan satu kota, hidup dalam ikatan tali persaudaraan yang kental.
di Dwi Warna. Yang berlainan kota selalu menjaga komunikasi liwat surat.
Zid Ismail setamatnya dari SMA, berangkat ke Bandung dan Anak-anak pada masa liburan disuruh berlibur ke kota yang
masuk ke ITB, menyusul Arifin Syafril yang telah lebih dulu ada saudaranya, dan dari tahapan anak-anak sudah
masuk di sana setahun sebelumnya. Arifin Syafril ini ditekankan sekali oleh para orang tua untuk mengenal dan
meninggal pada tahun 1955 tersebut di rumah kostnya akrab dengan saudaranya.
karena sakit. Sejumlah rumah yang disebutkan diatas adalah Terminal dan
Halte keluarga, tempat mereka berbagi susah dan senang.

33
Pada rumah-rumah tersebut keluarga dan kerabat, datang import export. Perusahaan ini maju pesat dan punya cabang
dan pergi dari waktu ke waktu. Eratnya hubungan silaturahmi di berbagai ibu kota propinsi di Indonesia.
sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.
Kehidupan bersama dalam kerukunan dan kekompakan Peralihan kiprah dari kemiliteran ke kewirausahaan beliau
keluarga inilah yang turut membentuk karakter, mental, dan jalani dengan baik. Tidak ada tampak gejala post power
sikap hidup anggota keluarga besar ini dikemudian hari. syndrome dalam peralihan jalan hidup ini.
Migrasi ini merupakan jawaban warga Ismail terhadap Masa terus bergulir, dan zaman juga berubah dari waktu ke
perubahan dan tantangan zaman pada masa itu. waktu. Tatanan ekonomi berubah dengan dimulainya era
Apa yang mereka lakukan di berbagai tempat tersebut ? Orde Baru pada tahun 1967.
PT Indonex tampaknya kurang dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan ini, dan mulai menurun aktivitasnya tahun
5.3 DARI BAJU HIJAU KE KEWIRAUSAHAAN demi tahun. Pada masa itu pula kesehatan beliau mulai
terganggu, sampai akhir hayatnya (6 Januari 1971).
Melanjutkan karier militernya, pada tahun 1951 Arif Ismail
dipindahkan ke Jakarta menjabat sebagai Asiten Kepala Bagaimana perhatian beliau terhadap saudara dan kerabat
DPLAD, untuk kemudian menjadi Kepala DPLAD, dan pada selama karier militer dan swastanya diatas ? Dari masa muda
tahun 1957 bertugas di Deputy II KSAD. sampai akhir hayatnya, pribadi beliau menyangkut perhatian
terhadap saudara, kerabat, kenalan, atau orang sekampung
Pada tahun 1957 itu pula beliau diajak oleh sahabatnya ini tidak pernah berubah ! Pekerjaan, usaha, pendidikan, dan
Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk merintis pembangunan kehidupan saudara-saudara, kerabat, dan lain-lain itu selalu
Perusahaan Tambang Minyak Sumatera Utara yang kemudian mendapat perhatian dari beliau.
berubah nama menjadi PERMINA (cikal bakal PERTAMINA), Buchari Ismail dibantu penuh sewaktu mendirikan perusahaan
dimana beliau menjabat sebagai Direktur Utamanya. Arif kayu di Palembang melalui rekan dan anak buahnya di Zeni
Ismail sejak tahun itu diangkat sebagai General Manager Angkatan Darat di sana (antara lain Kapten Patiasina).
PERMINA dan berkedudukan di Pangkalan Berandan. Pada Sewaktu beliau di PT Indonex, Buchari Ismail diangkat untuk
waktu beliau bertugas tahun 1957 itulah terjadi pergolakan mengelola kantor cabang di Padang, Alamsyah Ismail
PRRI/PERMESTA. ditugaskan untuk membuka kantor Cabang Palembang,
Syafril Ali ikut dengan beliau di kantor Jakarta, dan Atof Ismail
Kesalah pahaman/fitnah yang menyangkut peristiwa diikutkan pada kantor cabang Surabaya.
pergolakan tersebut menyebabkan beliau dipensiunkan dari Sangat banyak uluran tangan, bantuan dan atensi beliau dan
Angkatan Darat pada tahun 1961 dengan pangkat Letnan isteri, Suwarni Arif, kepada orang lain untuk dirinci satu
Kolonel. persatu.
Rumah kediaman keluarga ini, baik yang di Mangga Besar
Keadaan ini tidak membuat beliau kecewa. Dengan penuh maupun
semangat beliau memulai hidup baru sebagai usahawan dan yang di Tirtayasa, merupakan tempat persinggahan
aktif di Yayasan Ikrar Bhakti yang diketuai oleh Ibu AH keluarga dan kerabat, tempat untuk bersilaturahmi, juga
Nasution dan bergerak dalam berbagai bidang usaha. tempat untuk meminta pendapat dan jalan keluar dari
Pada tahun 1963 beliau pindah menjadi Managing Director PT permasalahan.
Indonex yang bergerak dalam bidang perdagangan dan

34
Sebagai pemimpin beliau punya wibawa tinggi, dan terkesan Seluruh pekerjaan di fabrik ini dikerjakan dengan bantuan
angker. Tapi jauh dari kesan otoriter atau bergaya “bossy”. mesin.
Beliau adalah sahabat bagi semua orang, termasuk
bawahannya. Dan sesuatu yang langka untuk masa sekarang, Sejak awal berdirinya, Dwi Warna menyediakan lapangan
dalam berbagai posisi, kekuasaan dan peluang yang kerja bagi sejumlah besar penduduk di sekitar lokasi fabrik,
dimilikinya, beliau jauh dari sifat memanfaatkan semuanya itu dan terutama sekali menampung sejumlah besar perantau
guna menumpuk harta dan materi. Yang terjadi adalah bahwa Minang yang mencoba mengadu nasib di Palembang.
beliau menggunakan nikmat yang diperolehnya itu untuk
membantu orang lain !. Alangkah banyaknya sikap mental, Pada masa itu Dwi Warna merupakan tempat penampungan
nilai moral dan nilai kehidupan yang dapat diteladani dari bin atau salah satu batu loncatan bagi perantau Minang yang
Ismail yang satu ini. berstatus pemula dalam merantau. Selain mereka tentunya
saudara dan kerabat mendapat perhatian yang utama. Dalam
pengelolaan terlibat Rais Ismail, Muslim Ismail, dan Anys
Ismail.
5.4 DWI WARNA & ENTREPRENEURSHIP
Dengan bekal ilmu bangunan dan pengalaman yang Pada lima tahun pendiriannya, perusahaan berjalan dengan
dimilikinya, serta dorongan dan bantuan dari saudaranya Arif baik. Tapi situasi pembangunan tidaklah sesuai dengan
Ismail, pada tahun 1950 Buchari Ismail dengan semangat perhitungan semula. Karena situasi dan perkembangan
entrepreneur mendirikan sebuah perusahaan kayu modern perekonomian negara, pembangunan perumahan rakyat
dan perusahaan kontraktor di daerah Gandus, Palembang secara besar-besaran ternyata tidak terjadi.
yang diberi nama Firma Dwi Warna. Sejumlah saudaranya Gagasan pendirian fabrik ini ternyata lahir prematur,
dilibatkan dalam bentuk saham kepemilikan diberikan kepada kebutuhan dan pembangunan sebagaimana yang
mereka. diperkirakan baru terjadi 40 tahun kemudian !.
Perusahaan ini didirikan dalam gairah seorang pemuda
Indonesia yang ingin mengantisipasi tumbuhnya demand Disamping itu, Buchari Ismail bersikap teguh
akan perumahan dan bangunan seiring dengan mulai mempertahankan prinsip dan idealismenya untuk tidak mau
dibangunnya negara yang baru memperoleh kembali ikut larut dalam berbagai sikap mental negatif dan permainan
kedaulatannya yang tadinya dicoba untuk dikuasai kembali dalam memperoleh dan menangani pekerjaan, yang sudah
oleh Belanda. mulai tumbuh pada dekade tahun limapuluhan tersebut. Sel-
Tahun 1950 adalah tahun yang sarat oleh berbagai harapan sel awal bibit kanker korupsi telah mulai berjangkit satu
dari seluruh anak bangsa yang terjajah selama 350 tahun. dekade setelah kemerdekaan negara dan bangsa ini
diproklamirkan. Perusahaan ini akhirnya bangkrut menjelang
Perusahaan kayu ini dilengkapi dengan berbagai peralatan tahun 1960.
pengolahan kayu modern, terbaik di Palembang, dan
termasuk salah satu dari beberapa yang terbaik di Indonesia. Sesudah tutupnya Dwi Warna, Buchari Ismail tetap berkiprah
Konstruksi fabrik dan pemasangan mesin-mesin dilakukan sebagai Kontraktor dan hijrah ke Aceh untuk menangani
oleh beliau dan anak buahnya, dengan bantuan beberapa proyek pembuatan gudang mesiu Angkatan Darat di Mata Iie,
orang tenaga ahli Belanda. di pinggiran kota Banda Aceh. Tantangan berat disana adalah

35
lokasi proyek yang terletak di daerah yang masih dikuasai dalam menghadapi sesama manusia dan problematika
pasukan Darul Islam (DI). kehidupan.
Keseharian beliau merefleksikan kesederhanaan dalam
Beberapa tahun setelah selesai baiknya proyek tersebut, pada kehangatan dan kedekatan hati dengan sesama manusia.
tahun 1962 beliau pindah ke Pakanbaru untuk membangun
sejumlah bangunan AURI di pangkalan AU Simpang Tiga dan Bekerja dan berupaya dalam hidup ini merupakan suatu
beberapa proyek perumahan di sana. proses. Hasil dari bekerja dan berupaya adalah output dari
proses tersebut. Beliau tampaknya tidak terlalu berorientasi
Sekitar tahun 1965 beliau meninggalkan dunia contracting pada output yang merupakan konsekuensi logis dari proses.
yang sudah makin “poluted” dengan bermacam “aturan Beliau lebih menikmati/enjoying proses itu sendiri. Ibarat
main” yang tidak sesuai dengan idealismenya, dan pindah ke bermain olahraga, outputnya adalah kelelahan fisik.
Padang mengelola aktivitas kantor PT Indonex di sana. Prosesnya yang berupa permainan itulah yang layak untuk
dinikmati. Kehidupan adalah rentetan dan kepindahan dari
Dengan merosotnya bisnis PT Indonex pada awal suatu proses ke proses lainnya, dari lahir sampai maut
tujuhpuluhan, beliau memutuskan untuk menetap di menjemput disuatu hari yang tidak dapat ditentukan dan
kampung halamannya, Matur. Dengan semangat wirausaha diduga.
yang tinggi, beliau beralih profesi menjadi petani dan
peternak ayam. Sebagai hobby, kedua bidang ini sudah Rumah Batu Itam adalah salah satu terminal keluarga yang
disenanginya sejak lama. sarat dengan berbagai kenangan yang diwarnai dengan sikap
Di Matur, dibawah berbagai tantangan dan rintangan dengan hidup dan kepribadian putra Ismail yang satu ini. Rumah yang
segala keuletan dan semangat tinggi beliau mencoba dihuni oleh berbagai saudara, kerabat, dan perantau Minang.
berkebun jeruk, nilam, kopi dan cengkeh, serta beternak Silih berganti, dari tahun ke tahun. Hidup dalam kerukunan
ayam petelur. Beliaupun mencoba menanam beberapa pohon suatu keluarga besar.
apel sebagai percobaan di Matur dan ternyata dapat berbuah Isteri beliau Anna Buchari merupakan “ibu asrama” yang
dengan baik. mengelola keperluan harian keluarga besar ini. Beliaulah
Kehidupan di kampung yang jauh dari segala kemudahan yang mengelola dapur yang sekelas dengan dapur asrama,
yang ada di kota, tidak sedikitpun mempengaruhi gairah dengan setumpuk besar persediaan kayu api yang harus
hidup dan kebahagiaannya sampai akhir hayatnya (2 Januari selalu ada.
1977).
Dwi Warna yang dikelolanya merupakan wahana untuk
Ismail yang satu ini dari masa muda sampai akhir hayatnya, “learning-by-doing” kewirausahaan bagi beberapa warga
konsisten bertahan pada jalur kewirausahaan. Dengan muda Ismail masa itu : Muslim Ismail dan Anys Ismail, dan
caranya sendiri, beliau seakan mendemonstrasikan bahwa sejumlah warga perantau Minang.
dengan segala anugerah Allah SWT berupa raga dengan
segala anggotanya, akal, dan qalbu, manusia tidak perlu Dinamika kehidupan dan kekompakan keluarga yang dihadapi
punya sesuatu kekhawatiran dalam mengarungi kehidupan dalam kehidupan keseharian di Batu Itam dan lingkungan
ini. Dengan usaha dan upaya yang optimal, terlalu banyak fabrik Dwi Warna, menimbulkan kesan mendalam bagi
peluang yang dapat digeluti. Hidup ini harus dihadapi dengan sejumlah anak dan remaja warga Ismail seperti Alamsyah
optimisme, sikap serius dalam bekerja tapi relax dan bijak Ismail, Atof Ismail, Thamrin Rais, Azhar Arif, Zulyana Ismail,

36
Junidar Ismail, Epy Buchari dan lain-lainnya yang pernah Dengan hati yang mantap beliau mengikuti pendidikan
bermukim di sana. Sebagian besar dari kisah nostalgia Notaris, tanpa meninggalkan pekerjaannya di kantor
Palembang yang sering jadi bahan pembicaraan antar kotamadya.
mereka, mengambil seting di kedua tempat tersebut.
Pendidikan Notaris ini dapat beliau selesaikan dengan baik,
dan setelah itu barulah beliau memutuskan untuk
mengundurkan diri dari kantor kotamadya, dan mulai bekerja
sebagai Notaris. Beliau sukses dalam profesi barunya ini,
5.5 YANG MEMILIH NOTARIS SEBAGAI BIDANG sampai masa pensiunnya di awal tahun sembilanpuluhan.
KIPRAHNYA
Beliau menetap di Malang sampai tahun 1995, dan pada
Pada awal tahun limapuluhan, Muslim Dalidd berstatus tahun tersebut beliau pindah ke Jakarta menyusul anak-anak
pegawai negeri di kantor kotamadya Malang, kota indah dan beliau yang seluruhnya sudah lebih dahulu meninggalkan
sejuk di Jawa Timur. kota Malang.
Di Malang beliau dan keluarganya bermukim di Jalan
Negara yang baru merdeka dan sarat dengan berbagai Singkep. Rumah inipun punya arti penting bagi warga Ismail.
harapan, rencana dan program pembangunan tentunya akan Bukan hanya sebagai tempat persinggahan, tapi erat
berakibat pada peningkatan aktivitas ekonomi dan kaitannya dengan aspek pendidikan beberapa anggota
perdagangan. Aspek hukum/legal aspect merupakan ikutan keluarga besar ini.
yang tidak dapat dipisahkan dalam berbagai aktivitas
ekonomi, dagang, industri, dan hubungan-hubungan tertentu Malang terkenal sebagai kota pendidikan karena ketenangan,
antar manusia yang bersifat mengikat. kenyamanan, keakraban pergaulan, dan kualitas sekolah-
sekolah disana.
Muslim Dalidd yang memang memiliki kepribadian serius,
tekun, dan punya awerness/kepedulian tinggi terhadap Warga Ismail yang pernah bersekolah di sana adalah Zid
idealisme kehidupan ini, mampu melihat peluang berharga Ismail (SMA), Thamrin Rais (STM), Epy Buchari (SMA), dan
yang terbuka ini. Peluang ini ada, tapi diperlukan perjuangan Arwin Arif (SMA).
dan keuletan untuk meraihnya. Dia bukan bak kata orang Keluarga Chaidir Rasid juga pernah bermukim di Malang
Minang : “seperti pisang takubak”, yang sudah tersajikan dan (1970-1973). Anak-anak beliau) yang bersekolah di sana pada
tinggal dilahap saja. kurun waktu tersebut adalah Firza Chaidir (SMA & Fakultas
Dia perlu diraih dengan upaya. Dan upaya ini layak untuk Pertanian), Jenny Chaidir (SMEA), Rinny Chaidir (SMP/SMEA),
dilakukan, karena peluang ini mengandung peluang lain : dan Asril Chaidir (SD/SMP.
peluang untuk mengembangkan kemampuan, yang untuk
selanjutnya berpeluang pula untuk membuka cakrawala Keluarga Azhar Arif juga akrab dengan rumah Jalan Singkep
kehidupan yang lebih luas. ini sewaktu beliau bertugas sebagai penerbang AL di
Dalam bahasa entrepreneur, beliau mampu melihat peluang pangkalan Juanda/Surabaya.
(opportunity), menganalisa risikonya (risk), dan atas dasar
analisa tersebut memutuskan untuk berupaya meraih peluang Bagi mereka yang pernah bersekolah disana, perhatian,
tersebut. pengawasan, dan dorongan moral dari keluarga Muslim

37
Dalidd merupakan kenangan baik yang perlu disyukuri. Isteri Pada tahun 1960 karena merasa bahwa karier militer tidak
beliau, Harisasi Dalidd dan saudara serta kerabat mereka di sesuai dengan pribadi dan kondisi keluarganya, beliau
Malang dengan keakraban dan atensinya, memperluas mengajukan permohonan pensiun pada tahun 1960. Beliau
wawasan persaudaraan, dan membuat Malang bukan menjadi pensiun dengan pangkat Kapten, dengan pangkat
kota yang asing bagi warga Ismail yang pernah menetap di kehormatan Mayor.
sana.
Walau pensiun beliau tetap berkiprah di Jiwasraya sampai
Kegigihan Muslim Dalidd dalam meningkatkan ilmu dan tahun 1970 dengan jabatan Direktur Muda.
kemampuannya sambil tetap bekerja, dapat dijadikan teladan Pada tahun tersebut beliau mengundurkan diri dari Jiwasraya.
bagi generasi muda Ismail, sebagaimana halnya juga dengan
sikap beliau yang selalu memberi dorongan untuk belajar dan Ketika itulah beliau bertemu dengan sobat lamanya orang
menuntut ilmu sebaik-baiknya. Belanda, Mr. Rene, yang mengajaknya mendirikan
perusahaan dagang di Indonesia. Perusahaan ini diberi nama
Eresindo dan secara legal Junir Intan merupakan pemegang
5.6 DARI MILITER KE JIWASRAYA DAN ERESINDO saham tunggal di perusahaan yang terutama bergerak di
bidang import makanan kaleng ini. Pada masa selanjutnya,
Setelah penyerahan kedaulatan, Letnan dua Junir Intan saham ini juga diberikan kepada beberapa staff yang loyal
ditempatkan pada Brigade EE, Divisi Banteng, Sumatera kepada perusahaan.
Tengah (Letnan satu Suleiman Efendi, ayah dari Leila Arwin
juga menjadi anggota dari Brigade EE). Dengan pribadi beliau yang enerjik, hangat,tegas, dan luwes
Beliau bertugas disini sampai tahun 1954. Pada tahun dalam pergaulan, beliau sangat berperan dalam
tersebut beliau pindah ke Jakarta untuk mengikuti pendidikan pengembangan perusahaan ini. Tenaga dan pemikiran beliau
di Akademi Hukum Militer (AHM). Beliau seangkatan antara diperlukan mereka sampai usia beliau berusia 76 tahun.
lain dengan Durmawel (jaksa penuntut yang terkenal pada Tahun 1993 beliau pensiun dari Eresindo.
masa pengadilan tokoh-tokoh G30S PKI). Kerukunan dan kekompakan keluarga besar ini tampak
menonjol sewaktu keluarga beliau tinggal di jalan Bulungan.
Sewaktu beliau kuliah inilah terjadi pengambila alihan Rumah ini tidak pernah sepi dari kunjungan keluarga, kerabat,
(nasionalisasi) perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia perantau Minang, dan kenalan. Boleh dikatakan, tiada hari
dalam rangka perjuangan merebut Irian Barat. Pimpinan tanpa tamu. Bukan hanya berkunjung, tapi juga menginap
perusahaan-perusahaan ini banyak diambil dari PTIK dan dan menetap sementara.
AHM.
Pribadi beliau dan isteri, Rohani Junir saling mengisi dan
Pada tahun 1958 beliau ditugaskan pada Perusahaan Negara melengkapi dalam hal yang menyangkut silaturahmi yang
Jiwasraya (sebelumnya bernama Nilmij), semula sebagai luar biasa ini. Uluran tangan, bantuan, perhatian dan atensi
Perwira Penguasa, kemudian jabatan ini dirubah menjadi keluarga ini dalam membantu keluarga, kerabat, dan
tugas kekaryaan. Pada perusahaan asuransi besar milik sejumlah besar manusia lain sulit untuk digambarkan.
negara inilah beliau berkiprah sampai pada masa Orde Baru
(1970). Rumah Bulungan merupakan Terminal kenangan indah yang
tidak akan pernah dilupakan oleh mereka yang pernah

38
singgah dan berbagi rasa senang dan susah di kediaman silaturahmi keluarga besar ini. Secara rutin beliau berkunjung
keluarga Junir Intan ini. dari rumah ke rumah adik dan kemenakan/keponakannya,
Terminal ini akan selalu diingat, selalu dibicarakan, selalu menanyakan keadaan mereka, berbincang-bincang, dan
dijadikan contoh keeratan silaturahmi zaman itu. menyampaikan berita yang perlu diketahui bersama seperti
sakitnya si A, atau musibah lain yang menimpa si B.

5.7 DARI VETERAN KEMBALI KE PROFESI GURU Dengan kekerasan sikap dan tanggung jawab seorang anak
sulung, beliaupun dengan tegas selalu mengingatkan mereka
Setelah Pasukan Harimau Kumbang dibubarkan pada tahun yang memang perlu diingatkan.
1950, Rais Ismail bergabung bersama saudaranya yang lain Pribadi beliau adalah pribadi yang lugas, katakan apa yang
dalam pengelolaan Dwi Warna. perlu dikatakan dan marah bila perlu marah, lepaskan apa-
apa yang mengganjal di hati.
Sambil bekerja ini, beliau aktif dalam organisasi Legiun Di balik sikap keras yang sering ditunjukkannya, beliau
Veteran Sumatera Selatan, dan menjadi salah satu tokoh di memiliki rasa kasih sayang yang tinggi terhadap setiap
sana. anggota keluarga besar ini. Dengan sikap ramah dan sayang
Setelah Dwi Warna bubar, beliau sepenuhnya aktif sebagai beliau selalu menyapa dan menanyakan sekolah, pekerjaan,
pengurus Legiun Veteran dan sejak awal tahun enampuluhan atau keadaan adik, kemenakan, keponakan, atau cucu-
beliau diangkat sebagai Ketua Legiun Veteran Sumatera cucunya.
Selatan.
Dalam menjaga dan mengembangkan silaturahmi keluarga,
Beliau pindah ke Jakarta pada tahun 1966, dan seluruh beliaulah yang paling gigih dari tahap awal mengusulkan
keluarga menyusul pindah pada tahun 1968. agar anak cucu Ismail ini membentuk suatu organisasi
Di Jakarta beliau lama bermukim di Jalan Dwijaya sebelum keluarga sebagai wadah silaturahmi, tolong menolong dan
pindah ke rumah di Pondok Pinang. Tempat kediaman gotong royong keluarga.
beliau ini merupakan tempat bertemunya anggota keluarga Beliau selalu mengingatkan dan mengusulkan dari waktu ke
besar ini karena fungsi beliau sebagai sesepuh warga Ismail waktu untuk mengadakan acara-acara silaturahmi keluarga,
di kota ini. Isteri beliau Roslela Rais harus siap-siap untuk seperti acara memasuki Ramadhan, Halal bil Halal, dan lain
sewaktu-waktu dikunjungi anggota keluarga yang sebagainya.
bersilaturahmi ke kediaman beliau ini. Jika ber andai-andai, dapatlah dikatakan sekiranya Ismail
Di sebelah rumah Jalan Dwijaya inilah terdapat sekolah SD, masih berada di tengah kita, beliaupun akan melakukan hal
SMP, dan SMA yang dikelola oleh Yayasan Dwijaya. Disinilah yang sama dengan yang dilakukan oleh anak sulungnya Rais
beliau berkiprah sebagai pengurus Yayasan dan Kepala Ismail ini.
Sekolah SD di sana. Pada masa tua beliau, memasuki tahun sembilan puluhan,
Profesi guru adalah profesi yang pernah beliau jalani sebelum seratus tahun setelah kelahiran Ismail yang merupakan cikal
zaman kemerdekaan. Profesi inilah yang gigih beliau tekuni bakal keluarga besar ini, beliau dapat menyaksikan sendiri
sampai masa tua beliau. bahwa cita-cita dan keinginannya menyangkut silaturahmi
anak cucu Ismail ini, kurang lebih telah dapat dilaksanakan.
Sebagai anak laki-laki tertua Ismail, beliau menunjukkan
peranan yang sangat baik sebagai penggagas dan penggerak

39
5.8 POLISI YANG LEMBUT HATI
Dalam banyak hal, anak buah senang punya atasan yang
Setelah penyerahan kedaulatan, Chaidir Rasid memilih untuk berhati lembut dan jujur seperti ini. Tapi bagi sesama rekan
meneruskan kariernya di bidang kepolisian. dan atasan, sikap seperti ini sering dianggap sebagai
Pada awal tahun limapuluhan, beliau mengikuti pendidikan “gangguan”.
kepolisian di Ungaran, Semarang. Chaidir Rasid adalah tipikal fenomena orang lurus yang hidup
di tengah masyarakat yang sedang “sakit”.
Karier beliau merupakan perjalanan panjang perpindahan
tugas dari satu kota ke kota lain di Sumatera bagian Tengah Yang menarik, beliau mampu secara konsisten
dan Selatan. mempertahankan sikap hidupnya yang lurus itu sampai akhir
Sejak awal tahun limapuluhan tersebut, beliau bertugas masa tugasnya, dan beliau bahagia dan puas dengan masa
sebagai Kepala Polisi di berbagai ibu kota Kabupaten pengabdiannya yang cukup panjang di lingkungan Kepolisian
(Kapolres, pada masa sekarang). Beliau antara lain bertugas RI.
di Lubuk Sikaping, Teluk Kuantan, Rengat, Bukittinggi,
Martapura, Muara Enim, sebelum bertugas di kantor POLDA Isteri beliau Jusniar Chaidir dapat memahami sepenuhnya
Palembang, dan mengakhiri tugasnya pensiun dengan sikap hidup dan kepribadian beliau ini. Situasi dan kondisi
pangkat Mayor semasa bertugas di Malang (1973). sebagai konsekuensi dari suami yang “melawan arus” di
Sebagai polisi di Republik ini, Chaidir Rasid memiliki pribadi lingkungan pekerjaannya ini beliau hadapi dengan tabah,
yang unik. yang membuat kebahagiaan dan keharmonisan keluarga
Citra umum polisi di negara kita ini, dari dulu sampai dapat dijaga dan dipertahankan sampai masa tua mereka.
sekarang, tidak pernah sepi dari kisah-kisah mineur yang
berkaitan dengan kekerasan yang terkadang mengarah ke
kesewenangan, penyelewengan jabatan, atau ketidak jujuran.
Menyangkut hal-hal yang negatif tersebut, Chaidir Rasid
merupakan kekecualian, dan mampu mempertahankan sikap
tersebut dari awal sampai akhir tugasnya di dinas kepolisian !
Sikap ini sering dinilai sebagai sikap yang “aneh”. Pada 5.9 YANG SETIA DI JALUR KONSTRUKSI
musim celana “cut-bray”/bell-bottom, orang bercelana sempit
tampak “aneh”, pada zaman orang berambut gondrong, yang Muslim Ismail memulai masa kerjanya di Dwi Warna, dan
berpotongan crew-cut tampak “tidak dapat menyesuaikan setelah tutupnya perusahaan ini, beliau memulai kariernya
diri”. Chaidir Rasid adalah gambaran orang jujur di zaman sebagai pemborong/kontraktor di Palembang.
edan.
Dalam posisi sebagai pimpinan/atasan/kepala yang biasanya Sesudah meninggalkan Palembang untuk hijrah ke Jakarta,
akrab dengan tumbuhnya berbagai “peluang”, beliau beliau menerusan profesinya itu di Jakarta. Profesi sebagai
bertahan untuk tetap hidup dalam kejujuran. kontraktor adalah profesi yang menarik sejak dulu sampai
Sebagai polisi yang biasanya berwatak keras dan punya sekarang di negara yang terus memerlukan berbagai sarana
hobby membentak-bentak, penampilan beliau kembali dan prasarana fisik ini.
tampak “aneh” karena justru untuk marah inilah beliau yang
tidak bisa..

40
Beliau sebagai wirausahawan menangani berbagai pekerjaan “merantau” ke Palu menjelang tahun 1970, bekerja pada PT
di bidang bangunan di Jakarta dan sekitarnya seperti Adi Karya di sana.
perumahan, kantor, pekerjaan pengairan dan lain-lain. Disana beliau dipercaya untuk menangani berbagai proyek
Dalam bidang contracting, beliau belajar secara autodidak pemerintah di bidang bangunan, jembatan dan pengairan
dari pengalaman langsung dalam menangani berbagai sampai masa pensiunnya dari perusahaan tersebut pada
pekerjaan. tahun 1994. Pada tahun 1996 beliau pindah kembali ke
Jakarta.
Perjuangan dan pergulatan beliau di kota ini cukup berat,
mengingat cukup banyaknya pesaing di ibu kota Republik ini.
Sebagai wiraswastawan, problim yang beliau hadapi adalah 5.10 ADIKARYA SEBAGAI WADAH PENGABDIANNYA
problim rata-rata anak bangsa ini : terbatasnya peluang, dan
terbatasnya permodalan. Zid Ismail menamatkan pendidikannya sebagai Insinyur
Beliau menekuni bidang yang dipilihnya itu sampai akhir Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung/ITB pada tahun
hayatnya (1987). 1960.

Kediaman beliau di Jalan Kwitang merupakan tempat yang Setamatnya dari lembaga pendidikan tinggi teknik tertua di
nyaman untuk berbincang dan bertukar fikiran dengan putera Indonesia tersebut, beliau langsung masuk bekerja di PT Adi
Ismail yang relax dan punya rasa humor ini. Hubungan Karya sebagai seorang staff insinyur di perusahaan milik
Muslim Ismail bersama isteri beliau Rabiah Muslim terhadap negara tersebut.
anak-anaknya, merefleksikan kerukunan dan kehangatan
hubungan keluarga yang layak untuk diteladani. Awal tahun enampuluhan adalah era mulainya proyek-proyek
konstruksi yang tergolong besar ditangani oleh tenaga ahli
Warga Ismail lainnya yang memilih dunia konstruksi sebagai Indonesia sendiri.
bidang kiprahnya adalah Anys Ismail. Beliau juga memulai Pembangunan jembatan Semanggi dengan konstruksi pre-
masa kerjanya di Dwi Warna. Ilmu bangunan diperolehnya stressed concrete, pembangunan gedung DPR/MPR dengan
dari proses learning by doing yang dikombinasikan dengan atap kubah plate & shell, pembangunan high rised building
minat dan kemauan yang kuat untuk belajar dari buku-buku. gedung Sarinah dan Wisma Nusantara, Jembatan Ampera di
Warga Ismail yang tekun, sabar dan tenang ini, hijrah ke Palembang, pembangunan airport Ngurah Rai di Bali yang
Jakarta pada awal tahun enampuluhan dan meneruskan jauh menjorok ke laut, adalah beberapa dari proyek yang
kariernya di kota ini. Pada masa itu beliau pernah menggunakan metoda konstruksi modern yang mulai
dipercayakan untuk membangun fabrik crumb rubber di ditangani sendiri oleh tenaga ahli teknik muda Indonesia
Palembang dan Jambi, yang merupakan tantangan yang berat masa itu.
dan menarik baginya, mengingat pekerjaan jenis ini adalah Zid Ismail terlibat penuh dalam penanganan beberapa dari
sesuatu yang sama sekali baru baginya. dari proyek besar tersebut, salah satunya adalah
Dengan kemauan yang keras, ilmu dan keterampilan yang pembangunan Hotel Banteng (yang sekarang bernama Hotel
diperlukan dapat dipelajarinya dalam waktu yang relatif Borobudur).
singkat, dan seluruh pekerjaan dapat dilaksanakannya secara
baik. Pengalaman ini menumbuhkan rasa percaya diri yang Disinilah beliau melengkapi hasil pendidikan ITB nya dengan
lebih besar, yang membuatnya tidak merasa ragu untuk pengalaman lapangan pertama pada suatu proyek yang

41
tergolong besar. Pembangunan hotel berjalan dengan baik; Disamping uluran tangannya untuk membantu mereka yang
dan sesudah proyek pertama tersebut selesai, beliau diberi membutuhkan, “program haji” nya dalam mengirim hampir
lagi kepercayaan oleh perusahaan untuk menangani 20 orang anggota keluarga besar ini (ditambah kerabat lain
berbagai proyek besar lainnya yang pada umumnya dalam jumlah yang hampir sama) pada medio
merupakan proyek pemerintah. sembilanpuluhan untuk menunaikan rukun haji ke Mekkah,
Proyek monumental lainnya adalah proyek pembangunan merupakan prestasi tersendiri yang layak untuk dicatat.
mesjid Istiqlal.
Karier beliau terus menanjak di BUMN yang termasuk salah
satu perusahaan kontraktor terkemuka ini, dan pada tahun 5.11 PERUSAHAAN NEGARA SEBAGAI PILIHANNYA
19…beliau diangkat menjadi Direktur Teknik Adi Karya. Posisi
ini beliau jabat sampai masa pensiunnya yang dimulai pada Zaman antara tahun 1950 sampai tahun 1966, pada masa
tahun 199.. sekarang lazim disebut sebagai zaman Orde Lama.
Zid Ismail adalah salah satu dari sejumlah tenaga ahli teknik Sistim Ekonomi Terpimpin yang dicoba untuk diterap dan
Indonesia yang terlibat langsung sejak awal Orde Baru dalam dikembangkan pada masa itu, memberikan peranan yang
penanganan berbagai proyek yang merupakan bagian yang besar kepada negara untuk terlibat langsung dalam aktivitas
integral dari program pembangunan dan kebangkitan perdagangan, industri, jasa, perkebunan, dan lain-lain.
ekonomi Indonesia. Aktivitas tersebut dilakukan melalui sejumlah besar
Beliau mengabdikan ilmu dan kemampuannya dalam Perusahaan Negara (PN) yang beroperasi pada bidang-bidang
penanganan berbagai pekerjaan sejak penghujung masa Orde yang bersangkutan.
Lama, awal sampai akhir Pembangunan Jangka Panjang Pembentukan Perusahaan Negara ini berawal dari di
Tahap I (PJPT I), dan mulai dimasukinya tahapan PJPT II. nasionalisasikannya sejumlah perusahaan-perusahaan
Belanda pada medio tahun limapuluhan.
Setelah masa pensiun, tenaga dan pemikirannya masih
diperlukan dan digunakan oleh Adi Karya sebagai tenaga ahli Pada masa tersebut, terbuka sejumlah lapangan kerja baru
senior yang secara berkala memberikan sumbangan pada perusahaan-perusahaan milik negara ini, yang cukup
pemikirannya kepada perusahaan tersebut (Widiaswara). menarik karena imbalan gaji yang lebih besar dari pada yang
diperoleh sebagai pegawai negeri, disamping aktivitas
Ketekunan beliau dalam mengembangkan dan membina mereka yang didukung penuh oleh pemerintah.
karier profesionalnya, serta loyalitas pengabdiannya pada
perusahaan, merupakan sikap dan prestasi yang patut Ada beberapa warga Ismail yang juga melihat peluang dan
diteladani. bekerja pada Perusahaan Negara.
Zulyana Ismail setamatnya dari pendidikannya di SMEA
Di lingkungan keluarga besar ini, posisi beliau merefleksikan Palembang langsung bekerja pada PT Usindo, kemudian PN
dan membuktikan adanya kesinambungan dalam kegotong Jaya Bhakti di kota yang sama.
royongan keluarga. Pada waktu “sinar bintang” kakak- Atof Ismail memulai kariernya di PN Budi Bhakti (kemudian
kakaknya mulai meredup karena perubahan zaman dan usia, menjadi Aduma Niaga).
beliau tampil ke depan untuk meneruskan tradisi kegotong Zid Ismail bekerja pada PN Adi Karya (lihat sub-bab 5.11).
royongan yang telah terbina sejak lama tersebut.

42
Junir Intan ditugaskan di PN Jiwasraya (lihat sub-bab 5.6). Buana, dan putera bungsunya Perdana Utama masih
Pada era berikutnya, era Pembangunan (bab VI), sejumlah menempuh pendidikannya di Universitas Pancasila.
warga Ismail lainnya berkiprah di Pertamina, perusahaan
negara raksasa di bidang perminyakan.

5.13 CANGKUL, CANGKUL, CANGKUL YANG DALAM….


5.12 YANG BERKIPRAH DI PERBANKAN
Mengolah bumi Allah dan menanaminya dengan tanaman
Nizarul Jahya memulai kariernya di Bank Negara Indonesia yang berguna bagi umat manusia, adalah profesi yang baik
(BNI 46, kemudian menjadi Bank BNI). dan terpuji.

Tuntutan tugas membawa keluarga muda ini “merantau” ke Muhamad Ramli setamatnya dari pendidikannya di SPMA
sejumlah kota di Indonesia. Beliau antara lain pernah Palembang, langsung mengembangkan ilmu yang
bertugas dan menetap Banjarmasin, Kendari, Donggala, dan dipelajarinya tersebut dengan memilih perkebunan sebagai
Ujung Pandang. bidang garapnya.
Ujung Pandang adalah kota tugas terakhir di luar Jawa, Beliau berangkat bersama isteri, Zulyana Ismail ke Kuala
sebelum beliau pindah dan menetap di Jakarta sampai masa Simpang untuk meraih peluang kerja yang ditawarkan
pensiunnya. kepadanya di sana. Pekerjaan ini sangat dicintai oleh beliau
yang rendah hati dan serius menekuni profesinya ini.
Beliau konsisten untuk berkiprah dan membina kariernya di
dunia perbankan hanya di satu perusahaan : Bank BNI. Di Kuala Simpang beliau mengelola perkebunan dengan
Segudang pengalaman telah beliau timba dari perjalanan komoditi tanam karet dan kelapa sawit yang ditekuninya
panjang karier perbankan ini. Setelah masa pensiun, beliau sampai saat ini. Di bidang ini beliau sudah menjadi pakar
masih menyumbangkan tenaga dan pemikirannya untuk dengan pengalaman lebih dari 30 tahun menggelutinya
lingkungan Bank BNI dengan aktifitas beliau di Yayasan yang secara konsisten.
mengurus kesejahteraan para pensiunan bank terbesar di
Indonesia ini. Salah seorang putera beliau, Ade MH meneruskan jejak
ayahnya. Setelah menamatkan pendidikannya di Fakultas
Nizarul Jahya dan isterinya Junidar Ismail adalah tipikal orang Pertanian, dia bekerja pada suatu perusahaan perkebunan
tua yang sangat menaruh perhatian terhadap pendidikan HTI di Aceh.
putera puteri mereka.
Salah satu puteri beliau, Gema Rulfida (Sarjana STMIK
Gunadarma) meneruskan jejak ayahnya mengembangkan
kariernya di Bank BNI, dan putera beliau Iman Budi Utama
(Sarjana Metalurgi Universitas Indonesia) juga memilih Bank 5.14 PROFESI LAIN YANG JADI PILIHAN
Muamalat Indonesia sebagai tempatnya berkiprah. Puteri
beliau yang satu lagi Endah Rulfida menamatkan Syafril Ali memulai kariernya di PT Indonex. Peluang kerja di
pendidikannya di Fakultas Teknik Sipil Universitas Mercu INCO membawanya merantau ke tambang nikel perusahaan
tersebut di Kendari selama beberapa tahun. Sehabisnya dari

43
perusahaan ini beliau bekerja di perusahaan kontraktor
minyak di Merak selama beberapa tahun pula.
Beliau punya jam terbang yang cukup tinggi dalam bekerja
dengan orang asing, yang membuatnya telah terbiasa dengan
cara kerja dan kepribadian khas mereka. 6
Dewasa ini beliau menjalankan perusahaannya sendiri yang
berkiprah di bidang supplier. MENGISI ERA PEMBANGUNAN
Sugiyanto D bekerja pada beberapa perusahaan yang
bergerak di bidang perdagangan.
Pernah menetap di Lampung mengelola perusahaan supplier.
Beliau pun punya pengalaman yang cukup dalam administrasi 6.1 DARI ORDE LAMA KE ORDE BARU
dan keuangan Proyek.
Dengan semangat kewirausahaannya pernah pula membuka Pada tahun 1965, duapuluh tahun setelah kemerdekaan
usaha perbengkelan, dan dewasa ini sedang mencoba bangsa ini diproklamirkan, ekonomi negara berada di jurang
mengembangkan usaha catering bersama isteri beliau, kehancuran.
Dunanthia Ismail. Sistim Ekonomi Terpimpin yang dipaksakan untuk diterapkan
ternyata tidak mampu membawa bangsa ini ke arah
kemakmuran yang di cita-citakan. Pemberontakan G30S PKI
pada penghujung tahun 1965 merupakan puncak dari
kemelut ekonomi dan politik yang dihadapi bangsa ini.

Pengkhianatan partai yang membawa dan mengembangkan


faham komunis ini, menyadarkan bangsa Indonesia, bahwa
sejumlah langkah sia-sia telah terjadi dalam upaya mengisi
dan mengembangkan kemerdekaan ini.
Setelah penumpasan pemberontakan tersebut, secara serius
dasar-dasar pemerintahan dan program pembangunan
disusun, ditata dan ditetapkan secara sistimatis.

Masa Orde Lama telah berakhir dan Indonesia masuk ke era


Orde Baru yang meletakkan pembangunan sebagai perhatian
utama pemerintah.
Rencana Pembangunan untuk kurun waktu lima tahunan
disusun secara cermat, sistim Ekonomi Terpimpin
ditinggalkan dan digantikan sistim perdagangan bebas,
negara mengurangi peranannya sebagai pelaku ekonomi, dan
kepada pihak swasta diberikan kesempatan seluas-luasnya
untuk mengisi berbagai bidang dalam program pembangunan

44
yang direncanakan. Sarana dan prasarana yang diperlukan Patah tumbuh, hilang berganti : pada era pembangunan ini
guna menunjang pembangunan perekonomian direhabilitasi, pula sejumlah besar generasi ke 3 dan beberapa generasi ke
ditingkatkan, dan dikembangkan dari waktu ke waktu. 4 secara bertahap memasuki usia dewasanya dan mulai
terjun ke dalam kancah kehidupan.
Zaman kembali berubah. Demikian juga halnya dengan
tuntutan zaman. Kembali bangsa Indonesia harus mampu Hasil jerih payah perjuangan hidup para orang tua generasi
melihat perubahan ini, agar mereka dapat mengantisipasinya sebelumnya mulai menampakkan hasilnya. Pada umumnya
secara tepat. mereka telah dapat menikmati pendidikan yang lebih baik di
Sejumlah peluang usaha dan kerja mendadak terbuka dengan alam kemerdekaan, sebagai bekal utama untuk mengarungi
luas. Banyak bidang-bidang baru terbuka dan berkembang, kehidupan. Kalau dalam masa penjajahan dulu karena situasi
bidang-bidang yang tidak dikenal pada masa sebelumnya. dan kondisi zaman, anak-anak Ismail hanya dapat bersekolah
Ilmu dan teknologi masuk secara cepat, dan secara cepat pula sampai level SMP dan SMA, para generasi ke 3 dan ke 4 ini
dia berkembang. banyak yang dapat menyelesaikan pendidikannya sampai
Peluang pendidikan dan latihan untuk berbagai bidang pada jenjang perguruan tinggi (Akademi dan Universitas).
keahlian dan profesi tumbuh selaras dengan
tuntutan/demand di berbagai bidang kerja dan kehidupan. Pada tahun enampuluhan beberapa orang dari mereka mulai
bekerja, disusul dengan lainnya pada dekade berikutnya;
Suatu siap mental baru diperlukan seiring dengan perubahan sampai sekarang ini menjelang berakhirnya abad ke 20.
yang terjadi. Entrepreneurship/kewirausahaan mulai diberi Mereka menyelesaikan pendidikan pada berbagai bidang,
tempat yang layak, karena merekalah sebenarnya sokoguru yang memungkinkan mereka untuk berkiprah pada sejumlah
pembangunan ini. besar profesi yang terbuka dan berkembang pada zaman
Orde Baru. Mereka, warga Ismail, adalah bagian dari anak
Alangkah dahsyatnya sebenarnya perubahan yang terjadi, bangsa yang turut berpartisipasi secara aktif dalam era
perubahan yang bersifat positif, yang menumbuhkan pembangunan ini.
dinamika kehidupan baru di seluruh persada negeri ini.
Seting pentas sejarah kembali berubah. Peran-peran baru
terbuka dengan seting yang baru, yang berarti pemeran- 6.3 DI LAUT KITA JAYA
pemeran baru diperlukan pula guna mengisinya.
Bagaimana warga Ismail menanggapi perubahan ini ? Thamrin Rais menyelesaikan pendidikannya di Akademi Ilmu
Pelayaran (AIP) pada tahun 1960. Setamatnya dari akademi
yang telah mencetak ribuan perwira kapal ini, dia langsung
6.2 BANGKITNYA GENERASI KE 3 DAN KE 4 bekerja di STANVAC sebagai Chief Engineer di kapal tanker
perusahaan minyak ini.
Pada dekade pertama dan kedua Orde Baru, beberapa orang Sejak karier pertamanya tersebut, selanjutnya dia pindah
generasi kedua Ismail secara berangsur mulai memasuki bekerja sebagai Chief Engineer dan Marine Surveyor pada
masa purna baktinya. Beberapa orang pula dari orang-orang beberapa perusahaan lainnya seperti Jakarta Loyd, ARCO,
tersayang ini mendahului kita kembali ke Rahmatullah. Kala Lines dan lain-lain.

45
Segudang pengalaman perlayaran mengarungi tujuh menduduki pangkat Mayor yang sedang dijalaninya saat ini di
samudera telah dijalaninya, yang mematangkan Cimahi, Bandung.
pengetahuannya dalam permesinan kapal. Pengalaman ini
kemudian disalurkannya kembali kepada para calon pelaut Fikri Thamrin melihat sisi lain dari dunia yang digeluti
dengan menjadi dosen/pengajar. Dia pernah mengajar di ayahnya, yaitu sisi teknik perkapalannya. Dia masuk
almamaternya AIP, dan sejumlah pendidikan pelayaran Universitas Persada menempuh pendidikan pada bidang yang
lainnya di Jakarta, disamping juga memberikan les privat diminatinya tersebut, dan lulus sebagai Insinyur perkapalan.
kepada para pelaut yang menempuh kursus tambahan. Selain Dewasa ini dia mengajar pada Akademi Maritim di Padang.
mengajar, guna memudahkan para siswa, dia juga
mengarang sejumlah buku penuntun yang bermanfaat bagi
mereka, termasuk sebuah buku kamus pelayaran yang cukup 6.4 DIA YANG MELIHAT POTENSI PARIWISATA
berbobot.
Dengan berbagai kiprahnya di bidang pelayaran dan Mahani Arif tamat dari SMA Santa Ursula pada tahun 1959,
pendidikan ini, nama “Bas Thamrin” dikenal luas di kalangan dan pada tahun 1962 dikirim oleh pemerintah ke Jepang
pelaut senior dan junior negeri ini. dalam rangka program pampasan perang untuk belajar di
Pada peringatan hari ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 50 bidang perhotelan dan pariwisata.
(17 Agustus 1995), Thamrin Rais mendapat penghargaan Sekembalinya dari sana pada tahun 1964, beliau memulai
pemerintah dan terpilih sebagai Pelaut Teladan, dan bersama kariernya bekerja di Natour sebagai Manajer Marketing. Beliau
para teladan lainnya diundang ke Istana pada upacara cukup lama berkiprah di perusahaan ini sebelum pindah ke
peringatan kemerdekaan tersebut. Satriavi pada awal pendirian anak perusahaan Garuda di
Sampai sekarang dia masih sering terlibat dalam pekerjaan bidang travel ini.
yang menyangkut permesinan kapal, memeriksa dan Beliau aktif dalam pengembangan Satriavi sampai akhir
mengambil kapal dari luar negeri, dan penulisan buku-buku hayatnya (1992).
permesinan kapal.

Bidang yang digeluti Thamrin Rais, ternyata menarik minat 6.5 LANGIT BIRU MENAWAN HATI MEREKA
Asril Chaidir yang kemudian mengikuti jejak pendahulunya ini
masuk mengikuti pendidikan di AIP. Setamatnya dari Akademi Setamatnya dari SMA pada tahun 1960, Azhar Arif
ini pada tahun 1980 nasib ternyata membawanya masuk melanjutkan pendidikannya ke Akademi Angkatan Laut di
mengikuti dinas Wajib Militer. Sebagai Letnan II dia Surabaya, dan memilih jurusan Penerbang AL.
ditempatkan di Padang pada dinas Angkutan Militer. Dunia ini Pendidikan Penerbang Angkatan Laut ini dijalaninya di US
ternyata menarik hatinya, sehingga setelah selesainya WAMIL Naval Air Training Command di Pensacola, Amerika Serikat,
tersebut dia memutuskan untuk terus membina kariernya di yang diselesaikannya dengan baik pada tahun 1963.
kemiliteran, tetap pada dinas Angkutan Militer.
Dia ditempatkan di Medan, dan sebagai sambilan dengan Perubahan politik pada masa itu menjuruskan pemerintah
memanfaatkan ilmu yang diperolehnya di AIP dia mengajar untuk melengkapi persenjataannya dari negara blok Timur,
sebagai dosen di Akademi Maritim di kota tersebut. termasuk pesawat-pesawat tempur yang dipersiapkan untuk
Keseriusannya dalam bidang ini memungkinkan dia untuk persiapan perebutan Irian Barat dan “Ganyang Malaysia”.
menempuh pendidikan dan latihan tambahan untuk

46
Baru beberapa bulan setelah kembali ke tanah air, dia dikirim ber home base di Balikpapan. Dewasa ini dia masih berkiprah
kembali belajar/latihan ke Rusia, di fasilitas latihan penerbang di perusahaan tersebut dengan tugas dan tanggung jawab
Angkatan Laut Rusia di Laut Hitam. yang lebih besar sebagai Operation Manager.
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1965, dia ditempatkan
di skuadron IL-28 di pangkalan udara AL Juanda, Surabaya. Indra S Rizal (Ibot) semula menuntut ilmu dalam bidang Tours
& Tourism di New Zealand. Dunia penerbangan ternyata lebih
Pada tahun 1971 dia ditugaskan menjadi Instruktur di menarik minatnya, yang membuatnya berangkat ke Vero
Sekolah Penerbangan Curug yang dijalaninya sampai tahun Beach, Florida untuk belajar di Flight Safety Academy di sana.
1973. Pada tahun ini dia ditugaskan ke Pelita Air Service Setelah menamatkan pendidikan penerbangannya di sana
dengan tugas antara lain sebagai Chief Instructor, Chief Pilot, pada tahun 1996, dia mulai membina kariernya di dunia
Chief Air Crew, dan Kepala Pembinaan Awak Pesawat. penerbangan di IAT sampai sekarang.
Status kemiliteran ternyata terasa kurang sesuai dengan
dirinya, dan pada masa bekerja di Pelita ini, pada tahun 1975
dia mengundurkan diri dari Angkatan Laut dengan pangkat 6.6 KUDA LAUT LOGO MEREKA
terakhir Kapten
Arwin Arif menamatkan pendidikannya di Akademi Pimpinan
Selama bekerja pada perusahaan ini, sebagai pilot senior dia Perusahaan pada tahun 1966, dan memperoleh gelar Sarjana
sering diberi kepercayaan bertugas menerbangkan pesawat Ekonomi dari Universitas Krisnadwipayana pada tahun 1968.
yang membawa pejabat tinggi RI ke luar negeri. Pada Oktober 1968 dia memulai karirnya di PERTAMINA.
Ketekunan dan rasa tanggung jawabnya dalam menangani
Pada tahun 1988 dia mengundurkan diri dari Pelita dan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, menunjang
pindah bekerja di perusahaan minyak Mobil Oil dan kariernya yang terus menanjak di perusahaan minyak milik
menduduki posisi Aviation Manager di sana. negara ini.
Sejak tahun 1996 dia meninggalkan Mobil dan sampai saat ini Krisis enersi yang terjadi pada awal tahun tujuhpuluhan
bekerja di Rajawali Air Transport sebagai Operation Manager. mendongkrak harga minyak ke tingkat harga yang sangat
menguntungkan bagi negara penghasil minyak di dunia,
Selain Azhar Arif, warga Ismail lainnya Syahdarma (Boy) Junir, termasuk Indonesia dengan PERTAMINA nya tersebut.
Gusti Darma (Bob) Junir, dan putera Azhar Arif sendiri Indra S. Sejak itu perusahaan ini berkembang dengan pesat yang
Rizal (Ibot), juga memilih dunia penerbangan sebagai bidang mendudukkannya pada posisi sebagai sumber penghasil
kiprah mereka. keuangan negara terbesar saat itu.

Sesudah bekerja beberapa tahun sebagai penerbang Dalam perjalanan kariernya di PERTAMINA, Arwin Arif pernah
perusahaan Sempati , Syahdarma Junir memutuskan untuk menduduki berbagai jabata, antara lain Kepala Personalia di
keluar dari profesi tersebut dan terjun di bidang Divisi Pemeliharaan, Kepala Administrasi Umum di Divisi
kewirausahaan sampai saat ini. Pemeliharaan, Kepala Perwismaan dan Perumahan di Divisi
Jasa-jasa Jakarta, Kepala Administrasi Pembelian di Sub
Gusti Darma Junir setamatnya dari pendidikan penerbangan Direktorat Logistik, Kepala Transport di Badan Koordinasi
di Mastrich, Negeri Belanda, memulai kariernya sebagai Kontraktor Asing (BKKA), dan Kepala Transport dan Kepala
penerbang helikopter di Indonesian Air Transport (IAT) yang Perkapalan BKKA.

47
Pada tahun 1989 dia memutuskan untuk mengundurkan diri perguruan tinggi, yang dipadati dengan aktivitas kerja selama
dari perusahaan negara ini, dan sejak itu dia menekuni 13 tahun itu pula !
bidang kewirausahaan sampai sekarang. Dia mendirikan 2 Mengembangkan keprofesionalannya dalam bidang highway
buah perusahaan, PT Waisa Sakti dan PT Altana Jaya Amanah engineering dan traffic engineering melalui pengalaman
yang bergerak dalam bidang bangunan, workshop Batako, kerjanya sebagai pegawai negeri di Bina Marga selama 10
supplier, dan transportasi. tahun.

Anggota HMI mantan aktivis KAMI ini, pada tahun 1984 Keinginan yang kuat untuk berwirausaha, mengarahkan dia
terpilih sebagai Ketua Umum Alumni APP, dimana Menaker pada suatu keputusan untuk menutup kariernya sebagai
Abdul Latif duduk sebagai salah satu Ketua. pegawai negeri pada tahun 1978, dan mulai merintis karier
Arwin Arif tekun mendalami Islam, dan aktif dalam baru di bidang kewirausahaan. Tiga tahun dilewatkannya
pengembangan sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang sebagai “kapten kapal orang” bermula sebagai Direktur
dakwah. Teknik untuk kemudian menjadi Direktur Utama PT Indec &
Associates, sebuah perusahaan konsultan teknik.
Selama menduduki berbagai posisi yang cukup penting di
PERTAMINA, dia tampak mewarisi sifat yang menonjol dari Setelah merasa cukup memperoleh pengalaman yang
ayahnya Arif Ismail dalam mencarikan dan membuka jalan diperlukannya, pada tahun 1979 dia mulai “mengayuh biduk
bagi saudara, kerabat, atau kenalan yang membutuhkan kecil miliknya sendiri” dengan mendirikan PT Multi Phi Beta,
pekerjaan. perusahaan konsultan teknik yang terus dikembangkannya
sampai saat ini.
Pada masa inilah Atof Ismail, Erinal Ismail, dan beberapa Dia punya minat terhadap banyak hal dalam bidang usaha
famili dan kerabat lainnya masuk dan bekerja di perusahaan dan bidang kehidupan. Dia berprinsip bahwa setiap orang
minyak ini. seyogianya minimal punya satu profesi pokok, dimana dia
bisa “knows everything about something” ; tapi sangat
banyak hal yang menarik di dunia ini, yang seyogianya pula
6.7 YANG LEBIH TERTARIK MENJADI WIRAUSAHAWAN seseorang itu “ knows something about everything”.
Karena itulah, disamping konsultan teknik, dengan gairah
Epy Buchari sudah mengenal dunia pekerjaan jauh hari tinggi dari waktu ke waktu dia mencoba belajar dan
sebelum dia menyelesaikan pendidikan terakhirnya. Mulai mengembangkan berbagai bidang usaha lainnya seperti
mencari uang saku mengajar di SMP dan SMA tahun 1962, pengembang (developer), contracting, dice & mould, supplier,
satu tahun setelah mulai kuliah di Palembang. Mulai pembuatan material & komponen rumah, dan lain-lain.
mengenal “besluit” pengangkatan jadi pegawai negeri “Experimen usaha” ini ada yang dihentikan, ada yang slow
sebagai asisten dosen 2 tahun kemudian yang membawa down, dan ada pula yang terus dibina dan dikembangkan.
nasibnya pindah ke ITB. Inilah dunia entrepreneurship yang disenanginya, ingin terus
Kemandirian dalam menghadapi kehidupan dimulai dan digelutinya, dan diinformasikannya pada yang belum
dijalaninya selama masa kuliah. Dua ijazah kesarjanaan yang mengenalnya.
diperolehnya (IKIP Bandung, 1971 dan ITB, 1974) harus
dibayarnya secara mahal : 13 tahun masa kuliah di 3

48
Islam Hasbullah sudah mulai bekerja di BNI 46 selama dia Amfrizal Muslim mulai mencoba mandiri pada usia yang
kuliah di jurusan Ekonomi UI (extension) pada awal tahun masih muda, setamatnya dia dari SMA. Tidak tanggung-
enampuluhan. tanggung : tahun 1970 mantan aktivis KAPPI ini merantau ke
Pekerjaan ini terpaksa dia tinggalkan pada waktu dia Jerman ! Tanpa sponsor, tanpa dukungan dana yang pasti
mengikuti kuliah di kademi Bahasa Asing (ABA) jurusan untuk bersekolah di sana. Dengan beberapa sobat karibnya
Bahasa Jerman yang dirangkapnya sambil kuliah pula di dia mengadu nasib menuntut ilmu di sana. Biaya hidup dicari
Akademi Dinas Perdagangan. sendiri dengan berbagai kerja sambilan.
Kemandirian untuk survive di negeri orang yang jauh dari
Setelah menamatkan pendidikannya di Akademi Bahasa sanak keluarga ini membentuk rasa percaya diri yang tinggi,
Asing tahun 1967 , anggota HMI mantan wartawan Harian yang kemudian menjadi dasar keputusannya untuk memilih
KAMI ini bekerja sebagai asisten DR OG Roeder yang sedang jalur kewirausahaan dalam mengarungi kehidupan ini. Tahun
menyusun buku The Smiling General. 1975 dia pulang ke Indonesia.
Semula dia bekerja bersama Epy Buchari di PT Indec pada
Setahun kemudian dia bekerja pada Friedrich Ebert Stiftung proyek perencanaan jalan toll Jakarta-Cikampek. Sehabis
yang ditekuninya sampai tahun 1970, pada saat dia proyek ini dia membuat perusahaan bersama kawan-
memutuskan untuk bergabung dengan EKONID. kawannya. Sewaktu Epy Buchari mulai menjalankan
perusahaannya sendiri yang pertama, Amfrizal Muslim ikut
Dia bekerja selama 20 tahun tahun di organisasi ini, dan dari dalam perusahaan ini sampai sekarang. Beberapa tahun yang
pengalaman panjangnya ini dia menguasai seluk beluk lalu dia mulai merintis bisnisnya sendiri dengan kawan-
perdagangan antar negara, bentuk dan mekanisme kerjasama kawannya, yang sekarang ini sedang mereka usahakan untuk
perusahaan nasional dan perusahaan asing, serta mulai mengembangkannya.
melihat berbagai peluang bisnis yang dia perhitungkannya
mampu untuk ditanganinya. Jendra Muslim mulai terjun ke dunia kerja sewaktu dia masih
kuliah. Dia masuk ke dunia yang digemarinya sejak remaja :
Dengan kepercayaan diri ini, pada penghujung tahun 1990 elektronika & computer, dengan memulai kariernya di PT Bina
dia melepaskan dirinya dari EKONID dan mulai menjalankan Informatika. Di perusahaan inilah dia mulai belajar dan
dan mengembangkan aktivitas Ikamuda di Bremen, Jerman. mengembangkan kemampuannya melalui in house training
Usaha perdagangan perusahaan ini tidak berjalan lancar dan yang diadakan oleh perusahaan dan kursus lainnya mengenai
Islam Hasbullah memutuskan untuk kembali ke Indonesia perancangan dan pengembangan system. Ilmu dan
pada tahun 1992. keterampilan ini langsung diaplikasikan pada berbagai proyek
Bersama seorang sobatnya kemudian dia mendirikan PT perancangan system yang ditangani oleh perusahaan
Pratita Prama Nugrahdalam bidang pengadaan kertas foto tersebut. Sang isteri tercinta, Anna Sad Dewi juga bekerja
khusus yang digunakan di lingkungan rumah sakit, industri, pada perusahaan yang sama.
dan lain-lain; pengadaan alat-alat rumah sakit, serta Dengan pertimbangan untuk mulai merintis jalan ke arah
peralatan dan material spesifik lainnya. kewirausahaan, dia keluar dari perusahaan tersebut dan
Usaha ini terus berkembang dan merupakan usaha yang terus mencoba bersama Epy Buchari membuat perusahaan yang
ditekuninya sampai sekarang. juga bergerak di bidang system. Usaha ini gagal. Usaha di
bidang yang sama juga pernah dicoba dimulai bersama
Nugroho Supangat. Ini juga tidak berjalan lama. Selama

49
beberapa tahun dia bergabung dengan PT Multi Phi Beta,
menangani perencanaan berbagai system di perusahaan ini,
disaping bekerja sebagai System Analyst/Programer di 6.8 BERMINAT MEMBUAT MOBNAS ?
berbagai proyek PT Multi Phi Beta.
Menjelang tahun sembilanpuluhan dia memutuskan untuk Di lingkungan anggota keluarga besar ini ada tiga orang
membuka perusahaan sendiri di bidang konsultan system dan generasi ke 3 yang menyelesaikan pendidikan Sarjana
training, yang terus dikembangkannya sampai sekarang. Satunya dalam bidang Teknik Mesin : Daswar Arifin (ISTN,
Selain usaha ini dia juga merintis usaha di bidang perkebunan Jakarta), Kemal Dalidd (UNBRAW, Malang), dan Doddy MF
yang juga sedang dia perjuangkan sampai hari ini. Setelah (UISU, Medan).
menyelesaikan pendidikannya di fakultas Hukum, Linda
Muslim ikut bergabung dalam perusahaan kakaknya ini. Daswar Arifin membina kariernya dalam bidang otomotif
dengan semula bekerja pada PT Indomobil pada bagian
Jeffrey Muslim setelah menamatkan pendidikannya di Sekolah rancang bangun. Selama bekerja disini dia banyak melakukan
Tinggi Akuntansi Negara (STAN) mencoba untuk mengabdi perbaikan-perbaikan design pada kendaraan Suzuki.
bekerja di Direktorat Jenderal Pajak. Isterinya, Luciana yang Setelah bebrapa tahun bekerja disini, karena melihat peluang
juga tamatan sekolah yang sama, bekerja sebagai anggota yang lebih baik, dia pindah ke Bimantara pada fabrik
Badan Pengawasan Keuangan Pemerintah (BPKP). perakitan kendaraan Hyundai milik mereka. Disini dia juga
Setelah punya 3 anak yang lucu-lucu, mereka berdua terlibat dalam bidang rancang bangun kendaraanproduksi
berketetapan hati untuk mengundurkan diri dari kepegawaian perusahaan ini.
negeri dan terjun ke dunia wirausaha. Satu tahun terakhir ini dia kembali bekerja pada perusahaan
Sambil bekerja sebagai tenaga ahli perpajakan dan akuntansi semula PT Indomobil yang sedang memperluas merek yang
di PT Multi Phi Beta, Jeffrey Muslim mulai membina usahanya ditanganinya ke beberapa jenis kendaraan mewah.
sendiri bersama Luciana yang bergerak sebagai konsultan
management dan pajak. Perusahaan ini terus berjalan dan Doddy MF bekerja pada fabrik perakitan kendaraan Hyundai
berkembang sampai sekarang. milik Bimantara sampai sekarang.
Selain bergerak dalam bidang akuntansi dan perpajakan, dia
juga merintis beberapa usaha lain di bidang angkutan laut, Kemal Dalidd semula membina kariernya di perusahaan
entertainment, dan media cetak. perakitan kendaraan Mitsubishi, Krama Yuda Tiga Berlian
Motor, dengan penempatan semula di bagian Quality
Selain beberapa orang diatas, masih ada sejumlah warga Controle.
Ismail lainnya yang berkiprah di bidang kewirausahaan ini, Kariernya terus menanjak di perusahaan ini. Tapi semangat
seperti Arwin Arif, Syahdarma Junir, Arjuna Junir, Nugroho untuk berwirausaha tampaknya lebih kuat yang membuatnya
Supangat, dan lain-lain. (Pada kesempatan ini Penulis belum meninggalkan perusahaan ini lebih kurang setahunyang lalu.
dapat mengemukakan bidang kiprah kewirausahaan mereka, Sekarang dia bergabung dengan bekas teman sekolahnya
mengingat sangat terbatasnya informasi yang Penulis ketahui yang bergerak dalam berbagai bidang usaha.
pada saat tulisan ini disusun).
Dua orang warga Ismail lainnya juga bergerak di lingkungan
yang sama tapi bidang yang berlainan : Sales & Marketing.
Mereka adalah Farlenes, dan Armand.

50
Farlenes memegang merek Mitsubishi, dan Armand dengan Selain generasi ke 3 dan ke 4 yang disebutkan diatas,
gencar dewasa ini sedang memasarkan merek Isuzu Panther. sejumlah cucu dan cicit Ismail berkiprah di berbagai bidang
Dengan potensi dasar SDM seperti ini tak tertutup profesi lainnya. Sampai saat terakhir penyusunan tulisan ini,
kemungkinan satu saat kelak para warga Ismail inipun dapat Penulis belum memiliki data/informasi rinci atas bidang
ikut berkompetisi membuat Mobnas ! Kenapa tidak ? pekerjaan mereka, antara lain : Ibnu Prinsma (Dipl. Ing
6.9 YANG TIAP HARI NGURUSIN UANG Production) - PT Purna Bina Nusa, Batam, Fadlan Fadlil
(arsitektur Pertamanan) - PT Bank Merincorp, Meisny Fadlan
Berbekal ilmu yang dimilikinya sebagai Sarjana Ekonomi (Arsitektur Pertamanan)- Wirausaha pertamanan, furniture,
Unand, Syafrudin Nur mulai berkiprah di Bank Pembangunan aktif dalam organisasi PKK, Sylvia Arif (Akademi Sekretaris,
Daerah Sumatera Barat sejak medio tahun tujuhpuluhan. S’pore) - PT Eurocan, Tinton Suprapto - Mantan Pembalap
Sejak awal kariernya sampai sekarang , dia pernah Nasional, Pengusaha/Pengelola Sirkit Sentul, Dicky
ditempatkan sebagai Kepala Cabang Bank tersebut di Iskandardinata - Banker, , Nugroho S (MA Polotik
sejumlah kota di provinsi ini : Batusangkar, Padangpanjang, International)- Management Consultant, Besantia Dalidd- staff
Muaro Sijunjung dan Kotobaru. Management Consultant, Desi Bodhista Dalidd (Ir. Sipil
Setelah bertugas di sejumlah kota tersebut, dia ditarik ke Unbraw)- Developer, Lunarsyah PH (Ir. Sipil ITN Malang) - PT
Kantor Pusat di Padang, untuk kemudian dipercayakan Indokisar Jaya, Developer, Akri Kusyanto (Sarjana Ekonomi) -
menjadi Kepala Cabang Pasar Raya, dan terakhir sampai PT Aneka Berkat Sukses, Developer, Adytia Durin (MBA) -
sekarang dia menduduki jabatan sebagai Kepala Cabang Caltex Pasific Indonesia, Armelita Arwin ( MBA General
Utama di Padang. Business, National University, Fresno, California) - Mitsui
Selain aktivitasnya di BPD tersebut, dengan memanfaatkan Marine Insurance, Ludmila Azhar (HRD University of Colorado)
waktu luangnya dia juga mengajar di beberapa - American Express, Doshiando Lubis (Sarjana Ekonomi,
Akademi/Perguruan Tinggi di kota ini. Isterinya Firza Chaidir Pancasila) - PT Putra Cipta Wahana Sejati, Developer, Rizki
setelah menamatkan kuliahnya di Akademi Bank di Padang, Indira - Modern Sunlife, Insurance, Jessy Frieda - PT Tri Satria
selama beberapa tahun juga pernah bekerja pada Bank ini. Utama Ernawaty Rais- PT multi Phi Beta, Agus Najib -
Wirausaha angkutan, Masrul Muslim - BULOG, M. Chaldun
Pada sub-bab 5.12 telah disinggung tentang dua orang (Sarmud Akunting)- Bea Cukai, Upik Buchari - PT Multi Phi
generasi ke 3 yang juga berkiprah di lingkungan perbankan : Beta, Nelfia (Ir. Planologi, ITB) - Planner PT Multi Phi Beta, Boy
Gema Rulfida dan Iman Budi Utama. Oktriansyah - PT Matra Yasakreasi, Indrawarman (Ir. Sipil, UI)
- Caltex, Pakanbaru, R. Wahyu Rachmat (Politeknik, Unbraw) -
Dewasa ini 1 orang lagi generasi ke 3 dan 1 orang pula dari Waskita Karya, Martin Alamsyah - Sales Buku Grup Gramedia
generasi ke 4 memulai kariernya di dunia perbankan : Erland Ucok Ardiansyah (Sarjana Ekonomi) - PT Multi Phi Beta, Fridini
Hero (Sarjana Ekonomi Universitas Syah Kuala, Aceh) Thamrin (Sarjana Gizi) - Rumah Sakit Krawang, Suzana Murni -
ditempatkan pada Bank Bumi Daya, Banda Aceh, Lisa Dalidd Yayasan Spiritia, Ananda Mikola - Pembalap Mobil, dan lain-
(Ir. Pertanian) bekerja di Bank Tiara, dan Erda Vircantia (UPN) lain.
mulai bekerja pada Bank Ekonomi, Jakarta.

6.11 PARA GENERAL MANAGER DI FRONT BELAKANG


6.10 RAGAM PROFESI LAINNYA YANG MENJADI PILIHAN

51
Sejumlah besar warga Ismail berprofesi sebagai Ibu Rumah berfungsi secara efektif sebagai ajang urun rembug keluarga
Tangga. Posisi ini merupakan profesi yang unik, tapi sangat besar ini.
menentukan keberhasilan dan kesuksesan karier anak cucu Aktivitas Remaja KBI pun berada dibawah bimbingan dan
Ismail. pengarahan mereka.

7
Sukses mereka tidak tampak sebagaimana sukses mereka
yang memiliki profesi di luar rumah.

Tekanan persaingan hidup dan pekerjaan pada masa kini MENYAMBUT ABAD KE 21
menuntut setiap suami untuk berjuang secara ulet di bidang
pekerjaannya masing-masing. Khususnya pula bagi mereka
yang bekerja di kota besar seperti Jakarta, cukup banyak
waktu yang terpaksa dihabiskan sehari harinya untuk
perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya, 7.1 INDONESIA DAN ERA BARU DUNIA
dengan waktu tempuh yang terus meningkat dari waktu ke
waktu. Menjelang abad ke 21, berbagai gambaran dan prakiraan
Sejumlah suami harus pula memanfaatkan waktu luangnya mengenai perubahan yang akan terjadi pada abad tersebut
untuk pekerjaan sampingan. Suami yang lain disibukkan dapat diikuti pada media catak, media elektronik, dan buku-
dengan bermacam rapat dan pertemuan. Kesimpulannya : buku.
rata-rata suami yang sudah berada di rumah adalah suami
yang sudah terkuras enersinya. Globalisasi dan Informasi, adalah dua kata yang selalu
Sebagian besar urusan rumah, keperluan suami, dan dikaitkan dengan abad yang sudah diambang pintu ini.
terutama anak beralih menjadi tugas dominan para ibu rumah Sebagai contoh, koran Republika tanggal 5 Februari 1997
tangga. Urusan PR, bermacam prakarya, mengisi formulir ini mengutip pendapat dari William E Halal dari George
dan itu, mengambil raport, dan lain-lain. Washington University : “Peradaban zaman sekarang berada
dipenghujung perbedaan besar antara cara hidup kuno yang
Disini tampak bahwa pada masa sekarang, suksesnya secara sekarat dan cara yang baru lahir. Dibelakangnya ada Era
total suatu keluarga dalam mengarungi kehidupan dengan Industri yang berlimpah dengan kekayaan di dunia yang
segala problematikanya ini sangat tergantung pada peran miskin-sekaligus juga membuat planet bumi yang polusi,
para ibu rumah tangga ini. Melihat pada fungsi rielnya, masyarakat suka bertengkar, dan kehidupan kosong.
mereka adalah para General Manager di front belakang yang Sementara di depannya membentang Era Informasi yang
bernama rumah tangga tersebut. Inipun berlaku untuk terus menerus membuat manusia terkaget-kaget.”
keluarga besar ini. Mereka tidak tampak dalam deretan nama-
nama mereka yang berkiprah diatas, tapi salah satu faktor Dewasa ini, melalui jaringan Internet manusia dapat secara
penentu sukses para suami adalah kiprah mereka di front sangat mudah dari belakang mejanya dengan menggunakan
belakang tersebut.. komputer PC dan saluran telekomunikasi telefon,
Peranan para ibu-ibu ini ternyata juga sangat menonjol dalam berhubungan dengan jutaan komputer lainnya di seluruh
upaya menegak dan mengembangkan silaturahmi di keluarga dunia untuk mengakses data dan informasi, melakukan bisnis,
besar ini. Merekalah para aktivis yang secara periodik berkomunikasi, membaca berbagai koran, majalah, buletin
mengadakan pertemuan dalam bentuk arisan. Arisan ini juga ilmiah, dan lain-lain, tanpa sesuatu hambatan.

52
Dengan globalisasi, rintihan “Imagine” nya John Lennon entrepreneurship akan menjadi kebutuhan utama, dan lain-
berpotensi untuk menjadi kenyataan : “ Imagine there’s no lain.
countries,……., Imagine all the people, sharing all the Hal-hal inilah yang tampaknya perlu dicermati dari sekarang,
world……” untuk dapat mengantisipasi zaman baru itu secara baik.

Bagaimana kira-kira Indonesia pada era baru dunia tersebut ?


Hanya para pakar yang dapat memberikan gambaran yang 7.2 YANG SEDANG MENYIAPKAN DIRI
dapat dipertanggung jawabkan. Tapi beberapa gambaran
yang menyangkut kondisi sumber daya/resources yang Dewasa ini terdapat sejumlah Remaja KBI yang sedang
dimiliki bangsa ini, mungkin dapat memberikan sedikit menuntut pelajaran di sejumlah Akademi dan Perguruan
indikasi. Tinggi.
Menurut para pakar geologi, andalan sumber devisa Indonesia Menarik untuk diamati, bahwa bersama mereka yang baru
sampai saat ini : minyak, akan habis terkuras menjelang menyelesaikan pendidikannya pada 10 tahun terakhir ini,
dekade ke dua abad 21. jurusan-jurusan yang dipilih oleh generasi yang akan
Pertambahan jumlah penduduk, walau dapat ditekan melalui berkiprah di abad mendatang ini cukup bervariasi, dan dapat
program KB, tetap akan merupakan permasalahan yang berfungsi sebagai dasar yang kokoh untuk perjuangan
berkaitan dengan pengadaan lapangan kerja dan mereka di abad baru tersebut.
kesejahteraan secara menyeluruh. Sistim pendidikan di
Indonesia sampai saat ini masih berada dalam posisi Mereka yang sedang menempuh pendidikan lanjutan ini
berbenah dan belum menemukan formatnya yang tepat. antara lain :
Produk yang dihasilkan sistim ini, masih berupa tenaga kerja M. Perdana Utama (Mhsw. Univ. Pancasila), Sissi Arafia
yang tidak siap pakai. (Mhsw. Edith Cowan Univ.), Dravy Pritama (Mhsw. Jurusan
Kualitas SDM masih jauh di bawah para “macan Asia” lainnya. Manajemen Transportasi, Univ. Trisakti), M.A. Erlangga
Industri dasar Indonesia belum menunjang untuk (Mhsw. Jurusan Arsitektur Univ. Mercu Buana), Chrysantina
pertumbuhan industri yang lebih kokoh. Industri yang ada, Arwin (Sarjana S1 Broadcasting Management di California
sebagian merupakan relokasi dari negara lain yang mencari State Univ., Fresno, California dan sekarang sedang
buruh murah, dan sebagian yang lain merupakan industri mengambil Master of Arts General Business pada National
perakitan. Univ., Fresno dan San Diego), Amanda (Mhsw. Jurusan
Di bidang elektronika, Indonesia masih terbatas sebagai Arsitektur Univ. Parahyangan), Janofa Pasha (Mhsw.
pengguna/user. Industri komputer Indonesia berada pada Perhotelan), Architra (Mhsw. Jurusan Akuntansi), M. Ikhsan
tahap yang lebihrendahdariperakitan/assembling, industri (Mhsw,. Jurusan Akuntansi Perbanas), Affan Aswad (Mhsw.
bidang ini lebih mirip ke pekerjaan screwing (masang baut) Jurusan Akuntansi Gunadarma), Lila Kathrina W. (Mhsw.
saja. LPK Tarakanita), Maulina S. (Mhsw. Jurusan Akuntansi Univ.
Jadi, kira-kira dapatlah dibayangkan bagaimana situasi dan Pancasila), Rina Nurlina (Mhsw,. Jurusan Tourism
kondisi yang akan dihadapi generasi ke 3, 4, 5 pada era baru Management , NHI), H. Ryantrianda (Mhsw. Manajemen
tersebut. Informatika Budi Luhur).
Persaingan akan menjadi semakin ketat, tuntutan
profesionalisme/ SDM yang berkualitas akan semakin tinggi,
bidang-bidang kerja baru akan tumbuh dan berkembang, 7.3 PERUBAHAN ZAMAN & TUNTUNAN AGAMA

53
kecenderungan/trend perubahannya. Kegagalan untuk
Tulisan dan uraian Pada Bab I-VI menunjukkan berbagai mendeteksi ini dapat bersifat fatal.
perubahan zaman pada kurun waktu 100 tahun terakhir ini.
Ciri dari alam fana adalah perubahan, tidak ada yang kekal. Dari penelusuran perjalanan panjang kehidupan para
Menurut orang pandai, yang kekal itu adalah perubahan itu pendahulu kita sebagaimana diuraikan pada bagian-bagian
sendiri. Orang pandai yang lain mengatakan bahwa: yang lalu, Kakek/Nenek/Ayah/Ibu dan anggota keluarga yang
semuanya mengalir, semuanya berubah (Panta Rei). lebih tua tampaknya cukup arif dalam membaca perubahan
Alam adalah “pentas” tempat manusia sebagai khalifah Allah zaman-zaman yang telah lalu tersebut, dan mampu
di muka bumi ini menjalankan perannya (menjalankan mengantisipasinya secara tepat.
“lakonnya” menurut falsafah Jawa). Zaman, kurang lebih
merupakan seting/tatanan dari pentas itu sendiri. Sejumlah anggota KBI dari generasi ke 3, ke 4, dan ke 5 akan
menjalankan perannya masing-masing pada abad ke 21
Islam menyatakan bahwa hidup di “pentas” dunia ini bersifat mendatang ini. Abad tersebut mempunyai karakteristik yang
sementara, guna mengumpulkan bekal untuk menuju tersendiri pula. Sebagian dari generasi-generasi tersebut
kehidupan yang kekal di akhirat. sekarang berada pada tahap persiapan guna
Dalam hidup yang bersifat sementara tersebut - dalam dia mengantisipasinya. Sebagian sedang menyelesaikan
menjalankan perannya itu - Allah menentukan aturan pokok pendidikan akhirnya, sebagian masih duduk di bangku SD,
yaitu berupa perintah agar manusia selalu menjaga SMP, atau SMU, dan sebagian lagi masih Balita.
hubungannya dengan Dia, dan menjaga hubungannya
dengan sesama manusia (hablum minallah dan hablum Dari logika berfikir seperti diatas, dapatlah disimpulkan bahwa
minnanas). Rincian dari peraturan pokok itu, metoda dan tuntunan agama sudah diperlukan sejak awal. Banyak hal
tatacara untuk menjaga kedua hubungan tersebut tercantum dalam agama perlu dipelajari, difahami, dan diaplikasikan
secara lengkap dalam Al-Quran dan Hadist. dalam kehidupan, agar manusia mampu mempertimbangkan,
Itulah tuntunan lengkap yang harus digunakan sang khalifah memilih dan, terutama menjalani perannya itu secara baik
dalam menjalankan perannya tersebut. dan benar. Seyogianyalah perhatian ke arah tuntunan agama
sudah mulai mendapat perhatian yang lebih serius dari
Bagaimana dengan detail dari peran masing-masing ? generasi muda keluarga besar ini.
Tampaknya kita harus mencarinya sendiri-sendiri dengan Kewajiban yang lebih tua adalah untuk membantu dan
menggunakan dua kekuatan yang diberikan kepada kita, membimbing yang lebih muda dalam proses mendeteksi
yaitu kekuatan fikir dan dzikir, yang diperoleh melalui dua alat perubahan zaman yang terjadi atau cenderung akan terjadi,
yang diberikan kepada : Akal dan Qalbu. Kedua alat ini memperkirakan tuntutannya, mempersiapkan langkah
kemudian perlu pula dilandasi dan dikontrol dengan antisipasi yang tepat, memilih peran, dan memilih cara dan
keimanan yang kuat. metoda yang tepat untuk digunakan dalam menjalankan
Akal dan Qalbu inilah yang dari lahir sampai ajal menjemput, perannya masing-masing.
perlu terus diasah dan dipertajam karena dialah alat praktis
yang terus dibawa sehari-hari dan built-in didalam wadah
kasar tubuh sang kalifah. Langkah pertama untuk mendeteksi 7.4 THE SHOW MUST GO ON
peran diatas terletak pada kemampuan kedua alat tersebut
untuk mendeteksi tanda-tanda zaman dan

54
Sepanjang sejarah umat manusia, sangat terbatas orang yang Selalulah berfikir positif, melihat dan berorientasi ke depan,
dapat “membentuk” perubahan atau “mengkondisikan” dalam memperjuangkan hari esok yang lebih baik dari hari
zaman. ini.
Dalam menghadapi permasalahan, jangan takut dan
Bahagian terbesar umat manusia adalah mereka yang harus menghindar. “Jam Terbang” yang tinggi dalam memecahkan
menyesuaikan diri dengan zaman, untuk dapat melintasinya masalah akan merubah dirimu dari orang pintar menjadi
dengan aman dan nyaman. Lihatlah dahsyatnya perubahan orang bijaksana.
zaman selama satu abad terakhir ini. Perubahan adalah Jangan putus asa dalam kegagalan, milikilah keyakinan
merupakan sunattulah, bagian dari evolusi dan siklus bahwa sesudah malam yang gelap, matahari kembali akan
penciptaan yang berkesinambungan menuju kesempurnaan. terbit dan bersinar kembali.
Remaja KBI, zaman hanya menyediakan “pentas” dan
Perubahan ini berjalan terus, pentas sejarah akan terus pula “peranan”. Silahkan raih peluang yang ada. Zaman tidak
berganti, dan “pertunjukan” akan terus berlangsung. Mereka menunggu manusia, the show must go on !
tidak menunggu sang manusia, jarum zaman terus berdetak
tanpa dapat dihentikan. Manusialah yang harus bersikap,
merekalah yang harus berinisiatif. Tidak ada waktu untuk 7.5 POTENSI GEN & SILATURAHMI
mengeluh, berkeluh kesah, dan menunggu. Dunia adalah
pentas untuk berkarya, beramal, beribadah, menjalankan Menyangkut kualitas manusia, dalam falsafah Jawa dikenal
tugas kekhalifahan menggarap dan menjaga bumi ini atas istilah bibit, bebet, dan bobot. Alhamdulillah, kita tidak diberi
nama sang Chalik. beban tambahan untuk menyandang dan menjaga “
Para Remaja KBI, nikmatilah masa kanak kanak dan masa kebiruan” darah kita.
remajamu, karena masa yang indah itu tidak akan pernah Para pendahulu kita adalah orang biasa-biasa saja,
dapat kembali (ini pesannya Mark Twain). sebagaimana mayoritas anak negeri ini. Alhamdulilah mereka
Silahkan kembangkan potensi majinasimu pada periode ini tidak pula tergolong sebagai kaum hartawan yang berpotensi
(yang ini pesannya Steven Spielberg). Tidak perlu menjadi untuk menjadikan keturunannya “melemahkan dirinya
“sok tua” pada masa yang indah ini. sendiri” dalam menghadapi perjuangan hidup.
Tapi pada penghujung masa remaja, “awerness” atau Sejarah panjang keluarga ini menunjukkan bahwa para
kepedulian sudah mulai diperlukan, sebagai transisi untuk pendahulu, orang-orang tua kita memiliki kegigihan dalam
siap-siap terjun ke dalam kehidupan. menghadapi berbagai kemelut perubahan zaman. Segudang
kenangan tentang pribadi dan perilaku mereka menjurus
Dalam mengarungi zaman, manfaatkanlah potensi arus kepada suatu kesimpulan bahwa mereka secara mayoritas
zaman yang positif. Jangan memilih posisi melawan arus, terdiri dari orang-orang gigih yang yang antara lain memiliki
kecuali yang menyangkut amal ma’ruf nahi munkar. sifat-sifat rendah hati, konsisten & konsekuen, kasih dan
Jangan pula menangisi masa lalu yang indah (the glorious sayang terhadap saudara dan manusia lain, tolong menolong
past), berpangku tangan dan menunggunya untuk kembali. dalam kegotong royongan keluarga, rela berkorban, relax
Atau membuang waktu, meradang, melihat kenyataan yang dan punya rasa humor tinggi, cenderung kepada
tidak disenangi tapi tidak pula dapat dihindarkan. kesederhanaan hidup, selalu bersyukur dan menikmati hidup
(tapi bukan hedonis), dan dimanapun mereka berada selalu
berupaya menjaga dan menegakkan silaturahmi.

55
Secara biologis, hukum Mendell menunjukkan bahwa kita
semua mewarisi gen mereka. Sifat-sifat positif itu pada
hakekatnya ada dan menetap dalam diri kita. Segala sifat-
sifat baik, yang terakumulasi dalam akhlak yang baik, pada
hakekatnya pula merupakan potensi paling berharga yang
dapat digerakkan dalam mengarungi kehidupan.
Hablum minannas adalah perintah Allah, sifat-sifat baik
adalah sikap mental yang memungkinkan terlaksananya
perintah tersebut, menjaga dan menegakkan silaturahmi
merupakan metoda terampuh untuk dapat dilaksanakannya
perintah Allah yang menyangkut hubungan antar manusia ini.
Para Remaja KBI, sampai penghujung abad 20 ini,silaturahmi
keluarga besar ini masih bisa kita jaga dan tegakkan. Abad
mendatang, adalah abad kalian. Tongkat estafet silaturahmi
keluarga secara otomatis akan beralih kepadamu. Perintah
Allah tidak akan pernah dan tidak mungkin akan meleset !
Laksanakanlah perintah untuk ber hablum minannas, jaga
dan tegakkanlah silaturahmi, insyaalah kalian akan dapat
mengarungi setiap perubahan zaman, sebagaimana
trefleksikan dari pengembaraan 100 tahun Ismail dan
keturunannya ini.

Jakarta 15 Februari 1997

56
57
58

Anda mungkin juga menyukai