Anda di halaman 1dari 14

PEMBUKUAN YANG DIKAITKAN DENGAN UU DOKUMEN

PERUSAHAAN

FINANDITA ATIKA SARI
11010113140782
HILDA ULFIA RAHMA UTAMI
11010113140733
HUKUM DAGANG

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIPONEGORO

PEMBUKUAN

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan
secara teratur untuk mengum-pulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan
dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang
dan jasa, yang ditutup dengan penyusunan laporan keuangan
berupa neraca dan laporan rugi laba pada setisp akhir tahun(UU
KUP pasal 1 angka 29).
PERSYARATAN PEMBUKUAN (UU KUP
PASAL 28)
1. Pembukuan harus diselenggaran dengan iktikat baik dan mencerminkan keadaan dan
kegiatan usaha yang sebenarnya.
2. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban atau utang,
modal, penghasilan dan biaya serta penjualan dan pembelian.
3. Pembukuan harus ditutup setiap akhir tahun dengan membuat neraca dan laporan Rugi laba
berdasarkan prinsip pembukuan yang taat azas (konsisten) dengan tahun sebe-lumnya.
4. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia, dengan huruf latin, angka
Arab, dengan bahasa Indonesia dengan satuan mata uang rupiah. Namun demikian
dimungkinkan pembukuan diselenggarakan dalam bahasa asing dan mata uang selain rupiah.

5. Buku-buku dan catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang menjadi pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang di
kelola secara elektronik atau secara program on-line, wajib disimpan dalam waktu 10 tahun.
Batas watu 10 tahun ini terkait dengan adanya batas kadaluwarsa tindakan penagihan pajak
yang boleh dilakukan terhadap wajib pajak.
Wajib Pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing (nomor 2d)
meliputi:
1. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing.
2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya.
3. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Bagi Hasil.
4. Bentuk Usaha Tetap.
5. Wajib Pajak yang berafiliasi dengan perusahaan induk di luar negeri.
6. Bahasa dan satuan yang diperbolehkan untuk digunakan dalam pembukuan wajib pajak
adalah Bahasa Inggris dan satuan mata uang dolar Amerika Serikat.
7. Persyaratan penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain
rupiah ialah bahwa wajib pajak terlebih dahulu harus mendapatkan ijin tertulis dari
Menteri Keuangan, kecuali wajib pajak dalam rangka Kontrak Karya dan Kontrak Bagi
Hasil.

UNDANG UNDANG PEMBUKUAN
1. Pasal 6 ayat (1) KUHD
Pengusaha wajib membuat catatan, sehingga dapat diketahui hak dan kewajibannya setiap
saat.
2. Pasal 6 ayat (2) KUHD
Pengusaha diwajibkan pula untuk membuat dan menandatangani neraca.
Dari neraca ini, dapat diketahui modal yang didapat dari selisih harta dan modal serta
keseimbangan antara debet dan kredit. Pasal ini berkaitan dengan pasal 1131 dan 1132 BW
tentang sita jaminan.
3. Pasal 6 ayat (3) KUHD
Pengusaha diharuskan menyimpan buku-buku, surat-surat, dan neraca yang dibuatnya
selama tiga puluh tahun serta menyimpan selama sepuluh tahun surat-surat kawat dan
tembusannya baik yang telah dikirim atau diterimanya.

PEMBUKUAN SEBAGAI ALAT BUKTI YANG
MENGUNTUNGKAN

1. Pasal 7 KUHD
Pembukuan dapat menjadi alat bukti yang menguntungkan.
2. Pasal 1881 BW
Pasal ini contrary dengan pasal 7 KUHD. Pasal 1881 BW ini mengatakan bahwa pembukuan
tidak dapat dijadikan alat bukti yang menguntungkan. Dengan perbedaan ini berlakulah asas
Lex specialis derogate legi generalis. Jika KUHD mengatur yang lebih khusus dari BW, maka
yang dipergunakan adalah KUHD.

PEMBUKUAN PEMBUKUAN
1. Pasal 8 (1) KUHD
Pembukaan pembukuan atas perintah hakim.
Pada dasarnya, sifat pembukuan itu rahasia. Orang lain yang tidak berkepentingan tidak
boleh tahu. Namun, jika ada perintah hakim, pembukuan tersebut boleh dibuka.
2. Pasal 8 (2) KUHD
Hakim berhak mendengar para ahli dalam pembukaan pembukuan.
3. Pasal 9 KUHD
Pengaturan jika pembukuan itu berada di luar yurisdiksi pengadilan yang memeriksa
sengketa yang bersangkutan.

PERUSAHAAN
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan
kegiatan secara bertahap dan terus-menerus dengan tujuan
mencari keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan
oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk
Badan Hukum(PT, koperasi) atau bukan Badan Hukum(CV,
UD, Firma) yang berkedudukan di wilayah Republik
Indonesia(Pasal 1 butir (1) UU No. 8 tahun 1997).
DOKUMEN PERUSAHAAN
Dokumen perusahaan adalah data, catatan dan atau
keterangan yang dibuat dan atau diterima perusahaan
dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas
kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk
corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.
PEMBAGIAN DOKUMEN PERUSAHAAN
Dokumen Keuangan
1. Pasal 3 UU No. 8 tahun 1997
Terdiri dari catatan, bukti pembukuan dan data pendukung administrasi keuangan, yang
merupakan bukti adanya hak dan kewajiban serta kegiatan usaha suatu perusahaan.
2. Pasal 5 UU No. 8 tahun 1997
Catatan terdiri dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal transaksi
harian atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.
3. Pasal 8 UU No. 8 tahun 1997
Setiap perusahaan wajib membuat catatan, dalam huruf latin, angka arab, satuan mata uang
rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia.

Dokumen lainnya
1. Pasal 4 UU No. 8 tahun 1997
Terdiri dari data atau setiap tulisan yang berisi keterangan yang mempunyai nilai guna bagi
perusahaan meskipun tidak terkait langsung dengan dokumen keuangan.

KEWAJIBAN PERUSAHAAN
1. Menyelenggarakan Pembukuan(Pasal 6 KUHD).
2. Keharusan mengadakan pembukuan bertujuan agar pihak pihak yang berkepentingan dpt
mengetahui hak-hak dan kewajiban pengusaha/perusahaan.
3. Ancaman terhadap kelalaian dan manipulasi pembukuan,bila terjadi kepailitan (Ps.396 dan
397 KUH Pidana).

PEMBUKUAN YANG DIKAITKAN DENGAN UU
DOKUMEN PERUSAAHAAN

UU no 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan menyempurnakan pasal 6 KUHD. Dalam pasal 6 KUHD menyatakan bahwa
setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat pembukuan, yang di dalamnya menyangkut catatan menurut syarat perusahaan
tentang keadaan harta dan apa yang berhubungan dengan perusahaan. Selain itu, dalam pasal 6 KUHD menyatakan bahwa
perusahaan wajib menyimpan dokumen pembukuan tersebut selama 30 tahun. Dan catatan beserta neraca disimpan selama 10
tahun. Hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan kedinamisan perkembangan perekonomian dan perkembangan teknologi dalam
penyimpanan data. selain itu, lama waktu tersebut akan menjadi beban ekonomi dan administrasi bagi perusahaan. maka ditetapkan
UU no 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan, sebagai penyempurna pasal 6 KUHD. UU no 8 tahun 1997 menyempurnakan pasal
6 KUHD dalam hal jangka waktu penyimpanan dokumen perusahaan. dalam hal kewajiban menyimpan dokumen perusahaan, di atur
dalam pasal 11 ayat (1) UU no 8 tahun 1997. pasal tersebut menyatakan bahwa lama penyimpanan dokumen perusahaan yaitu 10
tahun. dan catatan catatan lain beserta neraca diatur dalam pasal 11 ayat (2) UU no 8 tahun 1997 yang menyatakan bahwa lama
penyimpanan catatan lain beserta neraca yaitu berdasarkan nilai ekonomis dan nila kegunaan bagi perusahaan tersebut. Dalam UU ni
8 tahun 1997, terdapat ketentuan peralihan yang didalamnya mengatur korelasi antara UU no 8 tahun 1997 dengan KUHD dan
peraturan perundang undangan yang lain. Ketentuan tersebut diantaranya :
1. Pasal 29 UU no 8 tahun 1997.
2. Semua ketentuan peraturan oerundang-undangan yang berkaitan dengan pasal 6 KUHD tetap berlaku sepanjang belum diganti
atau tidak bertentangan dengan undang-undang ini. Contohnya pasal 396 KUHD.
3. Pasal 30 UU no 8 tahun 1997
4. Pasal 6 KUHd dan semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan dokumen perusahaan, penyimpanan,
pemindahan, penyerahan, dan pemusnahan arsip yang bertentangan dengan undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku.

Untuk menyederhanakan tata cara penyimpanan, pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan dokumen
perusahaan, yang penting artinya bagi efisiensi kegiatan perusahaan seperti diuraikan di atas, Undang-undang
ini memberikan wewenang kepada perusahaan untuk melaksanakan penyimpanan, pemindahan, pemusnahan,
dan penyerahan dokumen tersebut berdasarkan jadwal retensi baik menurut Undang-undang ini maupun yang
ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.
Dengan diberlakukannya ketentuan yang mengatur dokumen perusahaan, maka pembuatan, penyimpanan,
pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan dokumen perusahaan dapat dilakukan dengan sederhana, efektif,
dan efisien dengan tidak mengurangi kepastian hukum dan tetap melindungi kepentingan para pihak dalam
suatu hubungan hukum.
Ketentuan mengenai pelaksanaan penyimpanan, pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan dokumen
yang diatur dengan Undang-undang ini tidak dimaksudkan menghilangkan fungsi dokumen bersangkutan
sebagai alat bukti atau kepentingan hukum lainnya. Oleh karena itu Undang-undang dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(Wetboek van Koophandel voor Indonesi, Staatsblad 1847 : 23), misalnya Pasal 396, Pasal 397, Pasal 398, dan
Pasal 399 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tetap berlaku sepanjang belum diganti atau tidak bertentangan
dengan Undang-undang ini.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai