BAB1PENCEMARAN
BAB1PENCEMARAN
PENDAHULUAN
1.2
1.3
1.4
Agen Bakteria
Penyakit Utama
Salmonella typhi
Salmonella
paratyphi
Shigella
Demam
Typhoid
(Tiphus)
Demam
paratyphoid
(paratiphus)
Dysentri basiler
Vibrio cholerae
Kholera
Enteropathogenie
E. Coli
Yersinia
enterocolitica
Gastroenteritis
Champylobacter
jejuni
Gastroenteritis
Legionella
pneumophila
Mycobacterium
tuberculosis
Penyakit
pernafasan
akut
Tuberculosis
10
Leptospira
Leptospirosis
11
Opportunistik
bakteria
Variabel
Gastroenteritis
Reservoir
utama
Tinja
manusia
Daerah yang
diserang
Saluran
Gastrointestinal
Tinja
manusia
Saluran
Gastrointestinal
Tinja
manusia
Tinja
manusia
Tinja
manusia
Kotoran
hewan atau
manusia
Kotoran
hewan atau
manusia
Air panas
Intestine bawah
Dahak/ludah
atau
pernafasan
manusia
Air kencing
dan kotoran
hewan
Air alam
Saluran
Gastrointestinal
Saluran
Gastrointestinal
Saluran
Gastrointestinal
Saluran
Gastrointestinal
Paru-paru
Paru-paru
Umum
Umumnya saluran
pencernaan
patogen yang penting yang ada di dalam air limbah antara lain
sebagai berikut :
1.4.1.1 Salmonella
Salmonella adalah enterobacteriaceae yang terdistribusi
secara luas di dalam lingkungan, dan meliputi lebih dari 2000
stereotipe. Salmonella merupakan bakteria patogen yang paling
utama yang terdapat di dalam air limbah, yang dapat
menyebabkan demam tipus dan paratipus, dan gastroenteristis
(radang lambung/perut).
Konsentrasi salmonella di dalam air limbah berkisar dari
beberapa sel sampai mencapai 8000 organisme per 100 ml air
limbah (Feachem et.al., 1983). Diperkirakan bahwa hampir 0,1 %
dari penduduk mengeluarkan salmonella di dalam tinja. Di
Amerika Serikat, salmonellosis terutama disebabkan karena
kontaminasi makanan, tetapi transmisi lewat air minum masih
menjadi perhatian yang utama (Sobsey and Olson, 1983, di
dalam Bitton 1994).
Salmonella typhi adalah agen infeksi demam tipus, suatu
penyakit yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.
Penanggulangan penyakit tersebut telah dilakukan dengan cara
menggunakan teknologi proses pengolahan air yang memadai
misalnya dengan filtrasi dan khlorinasi. Salmonella thypi tersebut
menghasilkan endotoxin yang dapat menyebabkan demam, mual
dan diare, dan dapat berakibat fatal apabila tidak diobatai
dengan antibiotik (Sterrit and Lester, 1988 di dalam Bitton 1994).
Species salmonella yang sering terdapat pada makanan yang
terkontaminasi antara lain yakni salmonella paratyphi dan
salmonella typhimurium. Species tersebut dapat tumbuh dengan
cepat di dalam makanan yang terkontaminasi tersebut. Species
salmonella seperti S. typhimurium dan S. enteriditis dapat
menyebabkan gastroenteristis (radang lambung) dengan gejala
diare dan kejang perut.
1.4.1.2 Shigella
Shigella secara sepintas adalah agen disentri bacillus,
suatu penyakit diare yang menyebabkan berak darah sebagai
akibat peradangan dan pendarahan selaput atau dinding usus.
Ada empat species shigella yang bersifat patogen yakni Shigella
flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii, dan Shigella sonnei.
7
1.4.1.4 E. Coli
Banyak strain E. coli yang beberapa diantaranya tidak
berbahaya, terdapat pada saluran gastrointestinal pada manusia
atau hewan berdarah panas. Tetapi ada beberpa kategori E. Coli
yang bersifat beracun , dan dapat menyebabkan diare. Ada
beberpa strain E. Coli yang bersifat enterotoxigenic (ETEC),
enteropathogenic (EPEC), enterohemorrhagic (EHEC), dan
enteroinvasive (Levine, 1987).
E. Coli enterotoxigenic dapat menyebabkan radang
lambung (gastroenteristis) dan diare yang hebat disertai dengan
kram perut dan muntah-muntah (Harris, 1986). Kira-kira 2% - 8 %
dari E. Coli yang terdapat di dalam air bersifat enteropathogenic
yang dapat menyebabkan diare. Air dan makanan merupakan
faktor penularan atau penyebaran dari E. Coli tersebut. Dosis
6
infeksi dari E. Coli jenis ini relatif tinggi yakni berkiasar antara 10
9
- 10 organisme. Beberapa jenis E. Coli yang bersifat
diarrheagenic telah dideteksi di dalam air yang telah diproses
(treated water), dan hal ini menunjukkan resiko kesehatan
terhadap konsumen.
1.4.1.5 Yersina
Yersina.enterocolica adalah penyebab gastroenteritis akut,
binatang pembawanya terutama adalah babi hutan, namun
binatang peliharaan atau binatang buas yang lainnya kadangkala
menjadi pembawa patogen ini. Keterlibatan air dengan patogen
ini masih belum jelas, namun ada sebuah contoh yang
disebutkan oleh Schiemen, 1990, bahwa air dapat menyebarkan
gastroenteritis. Organisme psychrotrophic berkembang biak dan
subur hingga suhu terendah 4oC.
1.4.1.6 Campylobacter
Patogen ini dikenal dapat menginfeksi manusia, binatang
buas dan binatang peliharaan. Patogen ini dapat menyebabkan
gastroenteritis akut (demam, pusing, sakit perut, diare, mual) dan
beralih ke tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi,
terutama daging unggas dan air yang terkontaminasi. Air ledeng
seperti juga aliran air dari gunung dapat merupakan sumber
infeksi.
B.
C.
D.
E.
F.
Sero
type
Entero Virus :
Poliovirus
Coxsackievirus A
3
23
Coxsackievirus B
Echovirus (68-71)
Virus hepatitis
(HAV)
Reovirus
Rotavirus
Adenovirus
Norwalk agent
(calicivirus)
Astrovirus
34
4
3
4
41
Penyakit pernafasan
Gastroenteristis
Penyakit pernafasan, conjunctivitis akut,
gastroenteristis
Gastroenteristis
Gastroenteristis
1.4.3.1 Hepatitis
Terdapat beberapa jenis penyakit Hepatitis, masing-masing
disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Beriku adalah jenisjenis virus penyebab hepatitis.
Infeksi hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV),
yaitu enterovirus 27-nm RNA, dengan masa inkubasi relatif
pendek (2-6 minggu) dan penularan melalui fecal-oral. Virus ini
sulit dideteksi walaupun dapat dibiakan dalam jaringan namun
tidak selalu mempunyai efek cytopathic. Cara lain untuk
mendeteksi HAV adalah dengan peyelidikan genetik dan metode
imunologi (immunoelectron microscopy, radioimmunoassay,
enzyme immunoassay, radioimmunofocus assay).
Serum hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV),
yaitu virus 42-nm DNA, mempunyai masa inkubasi relatif lama (412 minggu). Virus ini ditularkan melalui kontak dengan darah
yang terinfeksi atau melalui hubungan sex. Kematian (1% - 4%)
lebih tinggi dari pada infeksi hepatitis (< 0,5%).
Non-A,non-B viral hepatitis disebabkan oleh 2 jenis virus :
yaitu 50-nm sampai dengan 60-nm flavivirus dengan karakteristik
klinik dan epidemi sama dengan virus hepatitis B dan 32-nm
sampai dengan 34-nm calicivirus yang karakteristiknya sama
dengan virus hepatitis A.
Chronic delta hepatitis yang disebabkan oleh virus 28-nm
hingga 35-nm RNA namun belum diketahui secara lengkap
mengenai karakteristiknya. Pola klinik dan epideminya sama
dengan virus hepatitis B.
HAV menyebabkan kerusakan liver dengan terjadinya
peradangan. Setelah terjadi infeksi, masa inkubasi berlangsung
hingga 6 minggu. Salah satu simptom adalah kulit terlihat kuning.
Hepatitis A menular melalui fecal-oral baik melalui kontak
antar orang ke orang maupun melalui waterborne atau foodborne. Penyakit ini menyebar di seluruh dunia dan antibodi HAV
lebih banyak terdapat pada kelompok dengan tingkat sosialekonomi rendah, kemudian meningkat sesuai umur orang yang
terinfeksi. Penularan melalui air tercatat di seluruh dunia kasus
hepatitis ini terjadi akibat mengkonsumsi air yang pengolahannya
tidak sempurna. Penularan melalui makanan lebih menjadi
perhatian dibandingkan melalui air. Mengkonsumsi kerangkerangan yang tumbuh dalam air buangan yang terkontaminasi
16
Jenis kerang
Oyster
Oyster
Oyster
Clams
Calms Oyster
Clams
Oyster
Clams
Clams/ oyster
Clams
Mussels
Oyster
Mussels
Mussels
Oyster
Oyster
Cockle
Kerangkerangan
Oyster
Clams
Cockle
Mussels
Clams
Clams
Negara
USA
Swedia
USA
USA
USA
USA
USA
USA
Gemany
USA
Perancis
USA
Australia
Inggris
USA
Philipina
Inggris
Inggris
Jumlah Kasus
30
600
84
464
180
306
3
4
34
17
13
265
7
41
8
7
424
172
USA
USA
Malaisia
Yugoslavia
USA
Cina
204
150
322
51
5
192.000
Keterangan :
Oyster = Tiram
Cockle = sejenis tiram
Clams = Remis besar, Kijing
Mussels = remis
Sumber :Jehl-Pietri (1992) dan Schwartzbrod (1991)
Rotavirus.
Rotavirus termasuk dalam keluarga Reoviridae, partikel 70nm yang mengandung RNA double-stranded dikelilingi doubleshelled capsid. Rotavirus adalah penyebab utama penyakit perut
akut pada anak dibawah umur 2 tahun. Penyakit ini banyak
menyebabkan
kematian
anak-anak
di
negara-negara
berkembang. Rotavirus juga dapat menyebabkan wabah pada
populasi orang dewasa (terutama orang tua), dan merupakan
penyebab utama diare.
Virus menyebar melalui fecal-oral, namun kemungkinan
pula melalui pernafasan. Pernah terjadi beberapa wabah penyakit
perut yang disebabkan rotavirus yang berasal dari air buangan.
Beberapa wabah yang berhubungan dengan rotavirus dapat
dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 : Beberapa wabah Rotavirus di dunia
Tahun
Lokasi
Jumlah
Pasien
3.172
1977
Swedia
1980
1980
~ 900
-
1981
Brazil
Norfolk
Island
Rusia
1981
Colorado
1.500
1982
19811982
19821983
1991
Israel
Jerman
Timur
China
~ 2000
11.600
Arizona
900
173
13.311
Keterangan
Suplai air bersih disebuah kota kecil
terkontaminasi oleh air limbah domestik
Kontaminasi air di satu sekolah swasta
Kontaminasi air tanah
Kontaminasi suplai air bersih
masyarakat
Kerusakan pada sistem penyaringan
dan khlorinasi
Kontaminasi Reservoir oleh anak-anak
Kontaminasi air sumur akibat banjir
Kontaminasi pada sistem suplai air
bersih
Kontaminasi air sumur oleh air limbah
pada sebuah resort
Sumber : Bitton (1994), Gerba (1995) dan Williams and Akin (1986)
Balantidium coli
Cryptosporidium
Penyakit
(Lokasi yang terkena)
Giardiasis
(GI tract)
Amoebic disentery
(GI tract)
Amoebic
meningoencephalitis
(Sistem saraf pusat)
Amoebic
meningoencephalitis
(Sistem saraf pusat)
Dysentery/ perut
(GI tract)
Diarrhea : turun berat
badan,
rasa
mual
demam (GI tract)
Sumber utama
Kotoran
hewan
manusia
dan
Kotoran manusia
Tanah dan air
Kotoran manusia
Kotoran
hewan
manusia
dan
Sumber : Bitton,1994.
Parasit ini
Bergerak melalui perut dan kemudian
melepaskan trophozoite, yang akan menempel pada sel epitel
dari bagian atas usus halus dan berproduksi kembali secara fisi
binary. Trophozoite melapisi epithelium saluran pencernaan
sehingga mengganggu absorpsi lemak dan nutrient lain. Mereka
membentuk kista selama mereka melewati pencernaan dan
akhirnya mencapai usus besar.
Giardia mempunyai masa inkubasi satu sampai delapan
minggu. Menyebabkan diare, sakit perut, pusing, kelelahan, dan
berat badan menurun, namun giardiasis tidak beakibat fatal.
Biasanya penularan terjadi melalui orang ke orang, namun
Giardia dikenal sebagai salah satu agen etiologi yang penting
20
1.5
1.5.1.3 Kekeruhan
Kekeruhan air dapat disebabkan oleh zat padat yang
tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang bersifat
organik. Zat organik, biasanya berasalkan pelapukan batuan dan
logam, sedangkan yang bersifat organik dapat berasal dari
pelapukan tanaman atau hewan. Limbah industri dapat juga
merupakan sumber kekeruhan. Zat organik dapat menjadi
makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangan biaknya.
Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga
pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air. Demikian
pula dengan algae yang berkembang biak karena adanya zat
hara N,P,K akan menambah kekeruan air. Air yang keruh sulit
didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi
tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu
patogen.
1.5.1.4 Rasa
Air minum biasanya tidak berasa (tawar). Air yang berasa
(tidak tawar) menunjukan adanya kandungan berbagai zat yang
dapat membahayakan kesehatan. Rasa yang sering ada di dalam
air antara lain yakni rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan
sebagainya. Pengaruh rasa terhadap kesehatan tergantung dari
penyebab timbulnya rasa tersebut.
1.5.1.5 Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar
tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang
dapat membahayakan kesehatan. Selain itu temperatur yang
tinggi dapat mempercepat reaksi-reaksi biokimia di dalam
saluran/pipa.
1.5.1.6 Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika
dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun
milkroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan
adanya tanin dan asam humus yang terdapat secara alamiah di
26
28
Arsen
Arsen (As) adalah logam yang mudah patah, berwarna
keperakan dan sangat toxik. As elemental didapat di alam dalam
jumlah tang sangat terbatas; terdapat bersama-sam Cu,sehingga
didapatkan produk sampingan pabrik peleburan Cu. As sudah
sejak lama sering digunakan untuk racun tikus; dan keracunan
arsen pada manusia sudah sangat dikenal, baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Keracunan akut menimbulkan gejala
muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dan apabila
dibiarkan dapat menyebabkan kematian. Secara khronis
keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, kolk, mual, diare
atau konstipasi, iceterus, pendarahan pada ginjal, dan kanker
kulit. As dapat menimbulkan iritasi, alergi, dan cacat bawaaan.
Dimasa lampau, As dalam dosis kecil digunakan sebagai
campuran tonikum; tetapi kemudian ternyata bahwa As ini dapat
menimbulkan kanker kulit pada peminumnya.
Barium
Barium (Ba) juga suatu metal, berwarna putih. Sumber
alamiah Ba adalah BaSO4 dan BaCO3. Barium digunakan di
dalam industri gelas, keramik, textil, plastik, dan lain-lain. Sama
halnya dengan almunium, barium juga didapat banyak di dalam
lingkungan. Dalam bentuk debu Ba dapat terakumulasi di dalam
paru-paru, dan menyebabkan fibsosis, terkenal sebagai Baritosis.
Barium yang larut dalam cairan tubuh seperti barium khlorida
atau sulfida bersifat racun terhadap tubuh. Barium merupakan
stimultan jaringan otot, termasuk otot polos. Keracunan Barium
dapat menghentikan otot-otot jantung dalam satu jam. Pada fase
akhir keracunan, biasanya terjadi juga kelumpuhan urat syaraf .
Sampai saat ini Barum Sulfat yang tidak larut di dalam cairan
tubuh masih bisa digunakan orang dalam pembuatan foto kontras
di rumah sakit.
Besi
Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat,
dan dapat di bentuk. Di alam didapat sebagai hematit. Didalam
air minum Fe menimbulkan warna (kuning), rasa, pengendapan
29
31
Sianida
Sianida adalah senyawa sian (Cn) yang sudah lama
terkenal sebagai racun. Didalam tubuh akan menghambat
pernafasan jaringan, sehingga terjadi asphyxia, orang merasa
akan tercekik dan cepat diikuti oleh kematian. Keracuanan kronis
menimbulkan malaise, dan iritasi. Sianida ini didapatkan secara
alami di berbagai tumbuhan. Apabila ada didalam air minum,
maka untuk menghilangkan nya diperlukan pengolahan khusus.
Selain itu, hidrocyanida juga mudah terbakar.
Sulfat
Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila
dicampur dengan magnesium atau natrium. Jumlah MgSO4 yang
tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare. Sulfat pada
boiler menimbulkan endapan (hard scales), demikian pula heat
exchanger.
Sulfida
Senyawa sulfida menimbulkan rasa dan bau, bersifat
korosif daniritan. Dalam dosis tinggi merusak SSP. Keracunan
biasanya jarag terjadi, karena zat ini berbau busuk. Bila orng
sempat menjauh, maka tidak akan keracunan. Tetapi apabila
sulfida ini berbentuk gas yang menjalar cepat, sehinngga tidak
sepat melarikan diri, maka orang dapat menderita keracunan akut
yang mematikan dalam waktu singkat kaena asphyxia.
Tembaga
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan untuk perkembangan
tubuh manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat meyebabkan
gejala GI, SSP, ginjal, hati; muntaber, pusing kepala, lemah,
anemia, kramp, konvulsi, shock, koma, dan dapat meninggal.
Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, dan korosi
pada pipa, sambungan dan peralatan dapur.
Timbal (Pb)
36
Gamma hexachlorobenzene
Juga disebut Benzene hexachloroda (BHC), C6H6, isomer
gammanya disebut lindane. Suatu inseksida, menimbulkan
toxisitas akut maupun khronis sistemik. Lidane adalah insektisida
jenis racun perut atau racun kontak .
Methoxychlor
Disebut juga DMDT, singkatan dari dimetthoxyphenydiphenyl-trichloroethane, suatu derivatif DDT. Apabila di masukan
akan menimbulkan gas-gas beracun (Cl2). Keracunan yang dapat
menyebabkan toxitas akut lokal, alergi, dan akut sistemik.
Sedangkan toxisitas khronisnya sama dengan toxisitas akut .
Senyawa Phenol
Phenol mudah masuk lewat kulit sehat. Keracunan akut
menyebabkan gejala gastero-intestinal, sakit perut, kelainan
koordinasi bibir mulut, dan tenggorokan. Dapat pula terjadi
kerusakan usus. Keracunan kronis menimbulkan gejala gasterointestinal, kesulitan menelan, dan hipersalivasi, kerusakan ginjal
dan hati, dan dapat diikuti kematian. Rasa air berubah dan phenol
menjadi lebih terasa bila air tercampur khlor.
Pentakhorophenol
Rumus molekul Pentakhloropenol adalah Cl5C6-OH,
disingkat sebagai PCP. Toxisitasnya baik yang akut maupun
yang kronis ternyata menimbulkan lokal iritan, dan sistemik.
Pemaparan yang kronis ternyata menimbulkan kerusakan pada
hepar (hati), dan pada hewan percobaan dapat bersifat
tertogenik. Bila di panaskan menimbulkan gas Cl2 yang toxis.
4,6 Trichlorophenol
Trichlorophenol adalah suatu herbisida defoliant. Sama
dengan yang sebelumnya, ia menguapkan gas Cl2 yang toxis,
Cl3C6H2O2 mempunyai toxisitas baik akut maupun lokal, iritan
dan akut sistemik maupun toxisitas khronis sistemik .
40
f. Trihalomethan
Saat ini beberapa salah satu masalah yang banyak
dijumpai dalam air minum yakni masalah yang termasuk polutan
mikro yang terjadi akibat hasil samping proses khlorinasi.
Senyawa tersebut antara lain yakni trihalomethan atau disingkat
THMs.
Trihalomethane adalah senyawa organik derivat methan
(CH4) yang mana tiga buah atom Hidrogen (H)nya diganti oleh
atom halogen yakni khlor (Cl), Brom (Br), Iodium (I). Beberapa
senyawa trialomethane yang umum dijumpai antara lain yakni
khloroform (CHCl3), dibromokhloromethan (CHBr2Cl), bromoform
(CHBr3). Jumlah total ke empat senyawa tersebut sering disebut
total trihalomethan (TTHM). Selain ke empat senyawa tersebut di
atas masih ada beberapa senyawa trihalomenthan lainnya tetapi
biasanya kurang stabil. Beberapa jenis senyawa THMs
ditunjukkan seperti pada Gambar 1.2.
Adanya senyawa trihalomethan dalam air minum ini
pertama kali diungkapkan oleh J. Rook pada sekitar tahun 1972.
Pada tahun 1975 Rook mempresentasikan secara lebih lengkap
hasil penelitiannya tentang beberapa faktor yang menyebabkan
terbentuknya senyawa THMs dalam air minum. Rook
menyatakan bahwa senyawa THMs terbentuk akibat reaksi
antara senyawa khlorine dengan senyawa alami seperti senyawa
humus yang ada dalam air baku.
Setelah penemuan Rook tersebut, Environmental
Protection Agency (EPA) Amerika Serikat mempresentasikan
hasil penelitian yang dilakukan oleh National Organic
Reconnaissance Survey (NORS) yang menyatakan bahwa THMs
ditemukan hampir di seluruh air miunm (finished water) dan
hanya kadang-kadang saja ditemukan pada air bakunya.
Pada tahun 1976, National Cancer Institute mengumumkan
bahwa senyawa khloroform yang merupakan senyawa senyawa
THMs yang sering dijumpai dalam air minum, dengan dosis yang
cukup tinggi dapat menyebabkan kanker pada tikus.
41
1.6
45
46
1. pH = 1X per minggu
1. pH
1.
Total/Fecal coli
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
DO
Bahan organik (KMnO4)
Alkalinitas
Kesadahan Total (mg/l
CaCO3)
6.
7.
PH
CO2
DHL
Alkalinitas
Kesadahan Total
CO2
6. Suhu
7. Besi & Mangan, jika
menjadi masalah
> 200.000 M3
1. pH.
2. DHL
1. pH
2. DHL
3. Kekeruhan
4. Total coliforms/E.Coli
5. Sisa Chlor/ORP (2) (No. 1
s/d No. 5 = 1 smp/15.000
M3)
6. Al 1X per bulan (jika Al
digunakan sebagai Flokulan)
3. AAlkalinitas
4. Kesadahan Total
5. CCO2
6. Suhu
7. Besi & Mangan, jika
menjadi masalah
50
8. Suhu
9. DHL
10. Besi, mangan, jika menjadi
masalah
Keterangan Tabel :
(2) Untuk memastikan efisiensi proses khlorinasi sebelum
didistribusikan.
(3) Untuk pemeriksaan rutin sisa Chlor dapat digantikan sebagian
dengan pengukuran ORP, hanya jika telah terbukti terdapat
hubungan antara Sisa Chlor dan ORP dan secara rutin telah
dikalibrasi, menurut sumber airnya.
(4) Berlaku jika khlor dipakai sebagai desinfektan, jika tidak sampel
khlor bebas diganti menjadi tambahan Fecal/Total coli.
51
DAFTAR PUSTAKA
52