Anda di halaman 1dari 11

KEPEMIMPINAN PERDANA MENTERI

BENAZIR BHUTTO DI PAKISTAN


MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :
1. Arsy Yulifa Hapsari

(H0713032)

2. Upik Lestari Mukti

(H0713185)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang
tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus
anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai.
Menurut George Terry, kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang
lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok, sedangkan
menurut Cyriel O'Donnell, kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut
serta dalam mencapai tujuan umum. Sehingga jika dilihat pada konteks
kepemimpinan

hal

yang

saling

terkait

adalah

adanya

unsur

kader

penggerak/mengajak, adanya peserta yang digerakkan/diajak, adanya komunikasi,


adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh
sebagian anggota.
Berbicara masalah kepemimpinan, bahwa pemimpin biasanya dipegang oleh
seorang laki-laki dimana laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita begitu yang
tertera dalam petikan bebas dalam Al-Quran. Tetapi hal ini tentu akan membatasi
kiprah bagi seorang wanita ditengah-tengah masyarakat. Salah satu keberhasilan
kaum feminin memasukan filosofinya ialah dengan ditandai banyaknya konvensi
internasional khususnya di bidang HAM yang memasukkan masalah persamaan hak
antara kaum wanita dengan pria serta menolak diskriminasi gender. Masuknya kaum
wanita di dunia kerja dan perubahan kondisi keuangan mereka yang mulai terjadi
pada akhir tahun 1800-an membangun landasan bagi pergerakan politik kaum wanita
yang ditujukan untuk mendapatkan hak sosial penuh bagi wanita di berbagai bidang.
Oleh karena akhir-akhir

ini telah muncul banyak pemimpin wanita yang

cukup berpengaruh secara global, maka penulis tertarik untuk mengangkat cerita dan
mengupas gaya kepemimpinan dari salah satu tokoh pemimpin wanita yang berhasil.
Dalam kesempatan ini kami akan mengambil Benazir Bhutto yang terkenal karena
menjadi perdana menteri wanita pertama di negara islam yang dijadikan contoh bagi
kaum hawa yang ada di dunia ini. Selain menjadi perdana menteri wanita pertama di
negara islam, Benazir Bhutto juga merupakan pemimpin eksekutif termuda di dunia.

Maka, dalam makalah ini akan mengupas banyak tentang biografi Benazir Bhutto dan
gaya kepemimpinannya.
2. Rumusan Masalah
a. Siapakah sosok Benazir Bhutto ?
b. Apakah keunggulan kepemimpinan Benazir Bhutto ?
c. Bagaimana latar belakang Benazir Bhutto dapat dijadikan pemimpin ?
d. Bagaimana peran Benazir Bhutto sebagai pemimpin wanita pertama di negara
islam ?
3.

Tujuan
a. Mengenal sosok Benazir Bhutto dan keluarganya.
b. Mengetahui keunggulan-keunggulan Benazir Bhutto dalam kepemimpinannya.
c. Mengenali latar belakang Benazir Bhutto dapat dijadikan pemimpin.
d. Mengetahui peran-peran Benazir Bhutto sebagai pemimpin pertama wanita di
negara islam.

BAB II
KEPEMIMPINAN BERNAZIR BHUTTO
1.

Mengenal Sosok Bernazir Bhutto dan Keluarganya


Seorang
mempunyai

pemimpin
nama

wanita

lengkap

ini

Benazir

Bhutto. Sosok wanita ini lahir di Karachi,


Pakistan pada Tanggal 21 Juni 1953.
Beliau juga ikut andil sebagai pemimpim
dalam

partai

politik

Partai

Rakyat

Pakistan (PPP) yang pada waktu itu


menggantikan posisi ayahnya. Benazir
bhutto menikah pada tanggal 18 Desember 1987 dengan Asif Ali Zardari. Pada usia 35,
Benazir Bhutto adalah salah satu kepala negara termuda di dunia. Lebih dari itu, ia
adalah wanita pertama yang pernah menjabat sebagai perdana menteri di negara Islam,
tapi jalan yang membawanya kepada kekuasaan untuk memimpin harus melalui
pengasingan, penjara dan menghancurkan tragedi pribadi.
Benazir adalah anak sulung dari mantan Perdana Menteri Pakistan, Zulfikar
Ali Bhutto (yang digantung oleh pemerintah militer Pakistan di bawah keadaan luar
biasa) dan Begum Nusrat Bhutto, seorang suku Kurdi Iran. Kakek dari pihak ayahnya
adalah Sir Shah Nawaz Bhutto, seorang Sindhi dan tokoh penting dalam gerakan
kemerdekaan Pakistan. Dua adik laki-laki Benazir, Mir Ghulam Murtaza dan
Shahnawaz Bhutto, dikenal karena memprakarsai kelompok teroris yang beroperasi di
wilayah Pakistan, Al-Zulfiqar, tepat setelah eksekusi kontroversial yang melingkupi
sistem peradilan sang ayah. Murtaza sempat mengasingkan diri ke luar negeri pasca
ditetapkannya hukuman mati in-absentia oleh pengadilan militer Pakistan sebelum
kembali ke Pakistan pada 1993 dan ditangkap atas justru atas perintah Benazir sendiri
dengan dasar tuduhan terorisme.
Benazir belajar di Taman Kanak-kanak Lady Jennings dan kemudian di
Convent of Jesus and Mary di Karachi. Setelah dua tahun belajar di Rawalpindi
Presentation Convent, ia dikirim ke Jesus and Mary Convent di Murree. Ia lulus ujian
O-level (dalam sistem pendidikan Inggris, setara dengan SMA kelas 1). Pada bulan
April 1969, ia diterima di Radcliffe College, Universitas Harvard. Bulan Juni 1973,
Benazir lulus dari Harvard dengan gelar dalam ilmu politik. Ia juga terpilih sebagai

anggota Phi Beta Kappa. Ia kemudian masuk ke Universitas Oxford pada musim gugur
1973 dan lulus dengan gelar Magister dalam bidang Filsafat, Politik, dan Ekonomi. Ia
terpilih menjadi Presiden dari Oxford Union yang bergengsi.
Setelah menyelesaikan pendidikan universitasnya, Benazir kembali ke
Pakistan, tetapi karena ayahnya dipenjarakan dan kemudian dihukum mati, ia
dikenakan tahanan rumah. Setelah diizinkan kembali ke Inggris pada tahun 1984, ia
menjadi pemimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP), partai ayahnya, di pengasingan,
namun ia tidak dapat membuat kekuatan politiknya dapat dirasakan di Pakistan hingga
wafatnya Jenderal Muhammad Zia-ul-Haq. Karir yang pernah dilakukan Benazir
dintaranya pernah menjabat sebagai: Ketua Pakistan People Party (1982 2007),
Perdana Menteri Pakistan (1993 1996), Perdana Menteri Pakistan (1988 1990),
Ketua Oposisi Pakistan (1996 1999), Ketua Oposisi Pakistan (1990 1993), Menteri
Keuangan Pakistan (1994-1996), dan sebagai Menteri Pertahanan Pakistan (19881990).
Benazir sejak tahun 1999 tinggal dalam pengasingan di Dubai, Uni Emirat
Arab dan di sana ia mengasuh anak dan ibunya yang menderita penyakit Alzheimer. Ia
juga berkeliling dunia untuk memberikan kuliah dan tetap menjaga hubungannya
dengan para pendukung Partai Rakyat Pakistan. Benazir dan ketiga orang anaknya
(Bilawal, Bakhtawar, dan Asifa) dipersatukan kembali bersama suami serta ayah
mereka pada bulan Desember 2004 setelah lebih dari lima tahun terpisah. Benazir telah
bersumpah untuk kembali ke Pakistan dan mencalonkan diri kembali sebagai Perdana
Menteri dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada November 2007 mendatang.
Tanggal 18 Oktober 2007, ia kembali ke Pakistan untuk mempersiapkan diri
mengahadapi pemilu. Dalam perjalanan menuju sebuah pertemuan, dua buah bom
meledak di dekat rombongan yang membawanya. Benazir selamat, namun sedikitnya
126 orang tewas dalam peristiwa tersebut.
2.

Awal Kepemimpinan Benazir Bhutto


Ketika pemilu yang bebas akhirnya diselenggarakan di Pakistan pada tahun
1988, Benazir Bhutto menjadi Perdana Menteri. Dia menjadikan kelaparan dan
perawatan kesehatan sebagai prioritas utamanya, membawa listrik ke pedesaan, dan
membangun sekolah-sekolah di seluruh negeri. Meskipun dia sendiri seorang Muslim
yang taat, dia sering membawa reformasi ke dalam konflik dengan fundamentalis
agama yang sama yang telah menentang pemilihan seorang wanita sebagai Perdana
Menteri. Sebelumnya, mantan Menteri Pertahanan dan Keuangan Pakistan ini

mengawali karir politik sebagai anggota, kemudian ketua, dari Partai Rakyat Pakistan
yang juga merupakan partai politik pimpinan kedua orangtuanya. Sempat juga menjabat
sebagai Ketua Oposisi bagi pemerintahan Pakistan selama dua periode, masa
kepemimpinan Bhutto diwarnai berbagai prestasi dan kontraprestasi. Bhutto tercatat
dalam sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin sebuah negara muslim pada
masa pasca-kolonial.
Menjabat Perdana Menteri, Bhutto dikenal dekat dengan pemerintahan, saat
itu masa Presiden George H. W. Selama semester pertama, ia mulai Peoples Program
untuk mengangkat ekonomi masyarakat. Benazir Bhutto juga mencabut larangan
mahasiswa dan serikat pekerja. Pemerintah PPP menjadi tuan rumah KTT SAARC
keempat diadakan di Islamabad, pada bulan Desember 1988. Bush berdasar kesamaan
visi yang menentang komunisme, meski dia juga sama sekali tidak ragu memberikan
julukan 'Frankenstein Amerika' atas serangan Bush terhadap Mujahiddin Afganistan.
Selain politik luar negeri, kebijakan dalam negeri Bhutto juga banyak mengundang prokontra. Bhutto dikenal antusias menghidupkan kembali berbagai proyek ilmiah
termasuk masalah penggunaan tenaga nuklir untuk energi. Masa kepemimpinannya
telah berhasil meluncurkan, setidaknya, 5 program ruang angkasa nasional yang
dimotori putra-putri terbaik Pakistan sendiri. Bahkan di era kedua masa pemerintahan
Bhutto, Ketua Partai Rakyat Pakistan selama 25 tahun ini berhasil mempelopori era
informasi dengan mewajibkan rakyatnya cakap mengoperasikan komputer.
Namun, Bhutto juga pemimpin yang kukuh melaksanakan modernisasi
teknologi persenjataan bom atom pun di tengah badai kritik dan kecaman internasional.
Sesaat setelah berhasil melaksanakan uji-coba senjata nuklir pertama pada Mei 1998,
Bhutto dilaporkan membuat pernyataan kontroversial yang menyebut bahwa Pakistan
hanya memerlukan waktu dua minggu lebih tiga hari untuk menguasai teknologi hingga
memencet tombol detonasi bom nuklir buatannya sendiri. Pernyataan yang susah
dilepas dari siratan kebanggaan sekaligus ancaman tersebut tak pelak sempat membuat
dunia internasional kebakaran jenggot. Karena berbagai masalah, perbedaan antara
Pemerintah dan Pendiri menyebabkan pemberhentian dirinya oleh Presiden Ghulam
Ishaq Khan, pada 6 Agustus 1990.
3.

Kepemimpinan Kedua Benazir Bhutto


Benazir Bhutto kembali berkuasa untuk kedua kalinya pada tahun 1993 setelah
pengunduran diri kedua Presiden Ghulam Ishaq Khan dan Perdana Menteri Nawaz
Sharif pada 18 Juli 1993. Pengunduran diri menyebabkan pengumuman pemilihan

untuk Majelis Nasional dan Provinsi. Pemilihan dilaksanakan pada 6 Oktober dan 9,
1993, secara masing-masing. Pemilihan itu diboikot oleh partai MQM. Tidak muncul
partai dengan mayoritas mutlak dalam pemilu. Akibatnya PPP membentuk pemerintah
baru dengan bantuan aliansi. Benazir Bhutto mengambil sumpah sebagai Perdana
Menteri pada 19 Oktober 1993. Pemilihan Presiden diadakan pada 13 November.
Farooq Ahmad Khan Leghari, calon dari PPP, memenangkan 274- 168 suara melawan
Presiden Wasim Sajjad.
Masa kepemimpinan kedua Benazir Bhutto diwarnai carut marut perpecahan
rasial di Pakistan bahkan menjadi masalah terbesar bagi 'Iron Lady' ini sendiri.
Kebijakan politik yang syarat diskrimasi terhadap suku Urdu membuat Bhutto sempat
dijuluki rasis. Pasca selamat dari upaya pembunuhan pada 1993, di akhir tahun yang
sama Bhutto mengerahkan pasukan untuk membasmi militia pimpinan Sufi Muhammad
setelah muncul isu penolakan terhadap 'kepemimpinan non-Islami' versi Bhutto.
Bertepatan dengan isu rasial ini, pemerintahan Bhutto didera berbagai isu korupsi,
termasuk kasus teknologi kapal selam Perancis, yang juga melibatkan Asif Ali Zardari,
suaminya sendiri.
Saudara laki-laki Benazir Bhutto, Mir Murtaza Bhutto, dibunuh secara
misterius dalam penyergapan polisi pada 20 September 1996. Pembunuhan saudara
laki-lakinya di masa jabatannya merusak karier politiknya. Hal-hal tidak berjalan
dengan baik antara Presiden dan kepemimpinan Benazir Bhutto. Perbedaan segera
muncul dan Pemerintah merasa bahwa ada campur tangan dalam masalah politik
Pemerintah oleh Presiden. Presiden Farooq Leghari memecat Benazir Bhutto atas
tuduhan korupsi dan mismanagement pada tanggal 5 November 1996, di bawah Pasal
58 (2) b Amandemen Kedelapan.
4.

Keunggulan Pemimpin Benazir Bhutto


a. Benazir Bhutto menjadi pemimpin wanita pertama di negara islam walaupun
saat itu pemimpin wanita di negara islam masih dianggap tabu. Survey
penelitian yang dilakukana oleh Judith Rosener menunjukkan perbedaan
dalam bagaimana pria dan wanita mendeskripskan pengalaman kepemimpinan
mereka. Pria cenderung mendeskripsikan diri mereka dengancistilah
transaksional

dimana

mereka

melihat

kepemimpinan

sebagai

pertukarancpemberian jasa. Mereka mempengaruhi orang lain melalui posisi


dan otoritas. Sedangkan wanita cenderung mendeskripsikan diri mereka
dengan istilah transformasional dimana mereka membangun komitmen untuk

tujuan yang lebih luas daripada kepentingan mereka sendiri. Hal ini sering
disebutt dengan kepemimpinan interaktif.
b. Benazir Bhutto juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi terbukti dari
tindakan-tindakan pertama yang dia ambil begitu menjabat jadi perdana
menteri.
c. Karena dipilih melalui pemilihan umum yang akhirnya membawa dirinya
menjadi perdana menteri wanita pertama di negara islam, Benazir Bhutto
cenderung memiliki pengikut yang setia. Para pengikut Benazir Bhutto selalu
memberikan dukungan kepada pemimpinnya.
d. Benazir Bhutto memiliki segudang pengalaman (baik dari ayahnya maupun
melalui pendidikan) yang membawanya menjadi pemimpin yang karismatik
dan disenangi oleh pengikutnya. Benazir Bhutto juga memiliki kestabilan
emosi yang cukup tinggi. Pemimpin yang yang memiliki kestabilan emosi
yang tinggi cenderung akan lebih mendapatkan informasi yang lengkap dan
tepat waktu dari bawahan daripada pemimpin yang temperamental.
e. Benazir Bhutto bisa dikatakan hebat adalah karena dia merupakan seorang
pelopor demokrasi di Pakistan dimana selama masa itu Pakistan selalu
dipimpin oleh seorang presiden yang bersifat militant.
f. Benazir Bhutto dapat mengubah situasi (dari militant menjadi demokratis) agar
sesuai dengan keinginan pengikutnya.
g. Benazir Bhutto sepenuhnya memikirkan kepentingan dari rakyat Pakistan
tanpa bermaksud mencari keuntungan-keuntungan tertentu untuk dirinya
sendiri.
h. Benazir Bhutto memulai dengan Peoples Program untuk mengangkat ekonomi
masyarakat.
i. Mempunyai dua sumber kekuasaan yang dimiliki oleh Benazir Bhutto
diantaranya :
1) Expert Power: Dari kecil Benazir Bhutto telah ditanamkan pentingnya
pendidikan oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat dari tempat
menuntut ilmunya yang berkualitas tinggi dan memiliki tingkat
kedisiplinan yang tinggi. Bhutto juga memiliki beberapa gelar yang
menunjang kariernya di bidang politik. Ada kemungkinan dia dijadikan
pemimpin oleh rakyat Pakistan karena dinilai mampu dilihat dari latar
belakang pendidikannya.

2) Referent Power: Dari beberapa foto yang saya lihat di internet terlihat
jelas bahwa Benazir Bhutto memiliki kedekatan batin dengan para
pengikutnya. Momen yang paling menonjol adalah adanya arak-arakan
dari masyarakat ketika Benazir Bhutto kembali dari pengasingan.
Benazir Bhutto juga bisa menjabat sebagai perdana menteri juga karena
dipilih oleh para pengikutnya karena pengikutnya percaya jika Benazir
Bhutto mampu untuk memberikan kinerja yang baik.
Tetapi dibalik kelebihan-kelebihan kepemimpinan Benazir Bhutto tersebut,
tentu ada kelemahan yang menyebabkan dalam kepemimpinannya Di Pakistan
sering sekali tidak sejalan dengan Benazir Bhutto yang menyebabkan wanita
ini sering diasingkan dari negara asalnya sendiri dan dipecat dari jabatannya.
Tambahan lagi Benazir Bhutto juga kerapkali menghadapi ancaman
pembunuhan terhadap dirinya, Benazir Bhutto tidak takut dan tetap aktif dalam
memperjuangkan demokrasi untuk Pakistan hingga akhirnya ia tidak
terselamatkan dari aksi bom bunuh diri demi untuk menjunjung nilai-nilai
yang dipercayanya akan menjadikan Pakistan menjadi negara yang
menurutnya akan lebih baik ditanamkan nilai-nilai demokrasi dibandingkan
terus-menerus menjadi budak dari pemimpin-pemimpin yang militan.
5. Pengaruh Nilai dan kecerdasan Benazir Bhutto
Dari kecil Benazir Bhutto telah hidup di dalam lingkungan politis baik dari ayahnya
maupun dari ibunya. Dengan ini dapat diketahui bahwa kepemimpinan Benazir Bhutto
termasuk dalam teori kepemimpinan genetis. Karena yang saya tangkap disini adalah
orang tua dari Benazir Bhutto telah menanamkan nilai-nilai yang baik. Salah satu
contohnya adalah ketika telah menyelesaikan studinya di universitas bergengsi di luar
negeri, Benazir Bhutto kembali ke Pakistan untuk mengabdikan ilmunya di negara asalnya
sendiri. Selain itu Bhutto juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi terbukti dari
tindakan-tindakan pertama yang dia ambil begitu menjabat jadi perdana menteri.
Kecerdasan Benazir Bhutto sudah tidak diragukan lagi. Dengan dasar pengetahuan yang
baik dan kecerdasan yang tinggi ini menjadi salah satu faktor yang mendukung perjuangan
Benazir Bhutto. Karena masyarakat Pakistan percaya akan kemampuan intelektual dari
Benazir Bhutto, dia dapat terpilih menjadi perdana menteri walaupun saat itu pemimpin
wanita di negara islam masih dianggap tabu. Berikut daftar penghargaan dan gelar yang
diberikan kepadanya,diantaranya:

a. Bruno Kreisky Award of Merit in human Rights, 1988.


b. Honorary Phi Beta Kappa Award (1989), dari Radcliffe College , Harvard University
c. Highest Moroccan Award "Grand Cordon de Wissam Alaoui"
d. Highest French Award "Grand-croix de la Legion Honneur" (1989).
e. The Noel Foundation Award, 1990 (UNIFEM).
f. Honorary Fellow of Royal College of Physicians 1990.
g. The Gakushuin Honorary Award, Tokyo (1996).
h. Award by the Turkish Independent Industries and Businessmen Association
(MUSAID) on account of providing assistance to the people of Bosnia .
i. Golden medal Dragon of Bosnia awarded by President of Bosnia (1996)
j. Key to the city of Los Angeles , presented by the Mayor of Los Angeles (1995).
k. Presidential Medal, Paul Nitze School of Advanced International Science (1995).
l. Medal by University of California at Los Angeles (1995).
m. Honorary Doctorate of Law, L.L.D Harvard University (1989).
n. Honorary Doctorate of Law (Honoris Causa), University of Sindh (1994)
o. Honorary Doctorate from Mendanao State University, Philippines (1995).
p. Honorary Doctorate of Law (Honoris Causa), Peshawar University (1995)
q. Honorary Doctorate of Economics, Gakushuin University, Tokyo (1996)
r. Honorary Fellowship by Lady Margaret Hall, University Oxford, (1989)
s. Honorary Fellowship by St. Catherine College , University of Oxford ,(1989).
t. Honorary Professor of the Kyrghyz State National University (1995) Kyrghyzstan.
6. Akhir Kepemimpinan Benazir Bhutto
Pada saat pemilihan nasional pada Januari 2008, Partai Rakyat Pakistan telah siap
untuk sebuah kemenangan yang akan membuat Bhutto menjabat sebagai perdana menteri
sekali lagi. Hanya beberapa minggu sebelum pemilu, para ekstremis menyerang lagi.
Setelah kampanye di Rawalpindi, seorang bersenjata menembak mobilnya sebelum
meledakkan bom, menewaskan dirinya sendiri dan lebih dari 20 orang. Bhutto dilarikan ke
rumah sakit, namun luka-lukanya tidak tertolong dalam serangan itu. Pada awal
kematiannya, kerusuhan meletus di seluruh negeri. Hilangnya pemimpin demokratis
negara yang paling populer telah menjatuhkan Pakistan ke dalam kekacauan,
mengintensifkan ketidakstabilan berbahaya dari senjata nuklir negara di kawasan yang
sangat mudah bergejolak.

BAB III
KESIMPULAN

Seorang pemimpin yang pada teorinya diharapkan merupakan seorang innovator


seharusnya tidak takut dalam menghadapi situasi apapun dan dapat diandalkan oleh
pengikutnya walaupun banyak pihak-pihak lain yang kurang menyukai keberadaan dari
pemimpin tersebut karena dianggap tidak bisa diajak bekerja sama. Benazir Bhutto
memiliki sifat pemimpin yang pandai dalam kemampuan teknis misalnya dalam menyusun
suatu rencana, mengambil keputusan, dan lain-lain. Selain itu beliau juga cakap dalam
mendidik dimana beliau selalu meneladani rakyat-rakyatnya dengan memberikan contoh
bahwa dia tidak takut untuk memikul beban yang dipercayakan masyarakat Pakistan
kepadanya dengan menjabat sebagai perdana menteri wanita pertama di negara islam dan
juga yang termuda. Gaya kepemimpinan Benazir Bhutto termasuk dalam otakratis leader
dimana beliau memiliki kewajiban dalam pengambilan keputusan seperti beliau harus
mengambil keputusan untuk dipecat dari kepemimpinannya. Meskipun begitu, sosok
pemimpin wanita ini sangat tangguh karena tetap teguh dan aktif dalam menjalankan
tugasnya sebagai perdana menteri dan memperjuangkan demokrasi di Pakistan. Sehingga
dalam kepemimpinan Benazir Bhutto ini banyak perubahan untuk negara Pakistan
terutama dalam kesejahteraan masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai