Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan,
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang akan
digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal keadaan
tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur tinggi (high
pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem
boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau
membangkitkan energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi
mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik
(power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan
energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur
rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery
boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk
pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari sistem steam. Sistem steam
mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan
melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan
steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem.
Sumber: http://harisok.blogspot.com/2010/04/cara-kerja-boiler.html
Di dalam merancang sebuah generator uap (boiler), seorang insinyur harus mampu
mengakomodasi berbagai parameter seperti ilmu pengetahuan dasar, karakteristik
baha bakar yang akan digunakan, proteksi lingkungan, efisiensi termal, biaya
investasi dan operasi, serta kondisi geografis dimana boiler tersebut akan
ditempatkan termasuk dalam hal ini adalah kondisi cuaca atau iklim dari daerah
tersebut. Harapannya adalah mampu terciptakanboiler yang sesuai kebutuhan baik
ditinjau dari segi teknis, ekonomis, dan sosial kemasyarakatan. Secara teknis,
boiler harus mampu menyuplai uap secara kontinyu dan sesuai dengan kebutuhan
yang diinginkan. Kelebihan suplai uap akan mempengaruhi efisiensi ekonomis
sedangkan kekurangan suplai uap akan mengganggu jalannya proses secara
keseluruhan. Pemilihan material penyusun boiler juga perlu diperhatikan karena
berkaitan langsung dengan keamanan kerja dan biaya investasi. Dari segi bahan
bakar, diusahakan menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan kondisi
keuangan dengan tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
Isu yang menyangkut kelestarian lingkungan turut berimbas pada perkembangan
teknologiboiler. Hal ini telah memacu perancangan boiler yang ramah lingkungan
ditandai dengan peningkatan sistem pembakaran yang akan mengurangi timbulnya
gas NOx dan penigkatan efisiensi untuk mengurangi kadar emisi gas karbon
dioksida (CO2). Oleh karena itu, dikenalkanlah teknologi pressurized fluidized-bed
combustion dan integrated gasification combined cycle system.
Dasar Pembangkitan Uap
Pendidihan (boiling)
Didalam proses pembangkitan air menjadi uap, kalor diberikan secara kontinyu
sehingga air akan mengalami peningkatan suhu sampai pada titik cair jenuhnya.
Apabila pada kondisi ini kalor tetap diberikan ke fluida kerja (air), maka fluida
kerja tidak akan mengalami peningkatan temperatur tetapi kualitas uap akan
mengalami peningkatan. Dengan penambahan kalor secara terus-menerus, fluida
kerja akan mencapai titik uap jenuh dimana seluruh massa H 2O(l) dapat diubah
menjadi H2O(g). Jika kalor masih diberikan, maka fluida kerja akan mencapai
kondisi superheated. Peningkatan tekanan kerja akan meningkatkan titk cair jenuh
dan titik uap jenuhnya. Demikian pula sebaliknya, jika tekanan kerja diturunkan,
maka titik cair jenuh dan titik uap jenuh juga akan mengalami penurunan. Suplai
air ke boiler harus dijaga dan diperhatikan sehingga terjadi kesetimbangan massa
antara uap yang dipakai pada proses selanjutnya dan air yang memasuki boiler.
Jika hal ini tidak tercapai, maka dapat dipastikan boiler akan mengalami kerusakan
teknis dan proses secara keseluruhan akan mengalami masalah.
Sirkulasi
Sirkulasi merupakan proses mengalirnya fluida kerja melewati pipa-pipa. Ini dapat
ditemukan pada teknologi pressurized fluidized-bed combustion dan integrated
gasification combined cycle system. Sistem sirkulasi dapat dibagi menjadi dua,
sistem alami dan sistem tekan. Sistem alami memanfaatkan gaya gravitasi bumi
untuk menyirkulasikan fluida kerja. Aliran dapat terbentuk karena perbedaan berat
jenis anatara air sebelum disuplai kalor dan campuran uap-air yang sudah disuplai
kalor. Sedangkan system tekan terdapat pompa untuk menciptakan tekanan
sehingga air akan tersuplai ke zona penambahan kalor. Sistem tekan biasa
digunakan pada boiler-boiler dengan kapasitas uap yang sangat besar.
Empat hal yang turut memengaruhi sirkulasi rataan total pada sistem sirkulasi
alamiah :
1.
Tinggi lengan boiler : ini berpengaruh pada beda tekan yang implikasinya pada
debit aliran.
2.
Tekanan operasi: tekanan operasi yang tinggi akan berpengaruh pada densitas
fluida kerja.
3.
Kalor input
4.
Area aliran bebas komponennya.
Terkadang pada sisten sirkulasi tekan, drum uap tidak diperlukan lagi karena
generator uap sudah dirancang di atas titik tekan kritisnya. Oleh karena itu, akan
terjadi
penghematan
investasi.
Penyusunan Sistem dan Komponen Kunci
Generator uap merupakan bagian yang penting dari sebuah sistem yang sangat luas
dan memiliki banyak subsistem dan komponen. Subsistem-sunsistem tersebut
diantaranya generator uap, dapur pembakaran, turbin, heat rejection, dan menara
pendingin.
Tiap-tiap subsistem memilki peran yang berbeda-beda. Subsistem bahan bakar
akan menyimpan suplai bahan bakar cadangan, mempersiapkan untuk proses
pembakaran dan mengantarkannya ke generator uap. Subsistem udara akan
menyediakan udara yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dengan
menggunakan kipas-kipas pemaksa. Subsistem generator uap (termasuk di
dalamnya air heater) akan membakar campuran udara bahan bakar , recover kalor,
dan membangkitkan dan mengontrol tekanan tinggi serta temperature yang tinggi
pada uap. Gas panas sisa pembakaran kemudian melewati subsistem scrubbing
yang mana di sini terjadi pengumpulan polutan dan pemindahan abu atau sisa
metode
4.
5.
6.
7.
8.
Embun hasil dari proses separasi akan memasuki separator ke-2, dan uap kering
akan dialirkan ke superheater melalui sejumlah drum outlet connections.
Aliran uap memiliki 2 fungsi : mendinginkan aliran konveksi dan membangkitkan
kondisi uap superheated. Uap dari drum kemudian melewati koneksi berganda
sampai ke header dan menyuplai roof tubes dan bagian yang lain akan menyuplai
panel membrane di dalam aliran konveksi. Uap mengalir melalui panel membrane
sampai ke outlet header. Uap dari sini dan dari roof tube outlet header akan
mendinginkan aliran konveksi horizontal dan berkumpul di outlet header. Aliran
uap muncul melalui superheater primer dan keluar melalui outlet header dan
menghubungkan piping equipped denagan atemperator spray. Itu kemudian
memasuki inlet header dari superheater yang ke-2, mengalir melalui bagian
superheater.
Sistem Pembakaran
Kebanyakan di dalam system pembangkit uap memiliki poranti tambahan terutama
dalam hal persiapan bahan bakar dan system pembakarannya, seperti :
1.
2.
3.
diatur oleh pemerinth melalui regulasi. Oleh karena itu, kejelian dalam memilih
bahan bakar amat dibutuhkan termasuk dalam pemilihan teknik-teknik pembakaran
serta peralatan yang akan digunakan.SO2 an NOx dapat dikurangi dengan
pemilihan bahan bakar rendah sulfur dan fuidized-bed combusters. Sementara itu,
keluaran air dapat dikurangi dengan memakai recirculating cooling system.
artikel terkait : Mengenal Blowdown Boiler Boiler Furnace dan rancangan Fireside
Sumber: http://muhammad-nashir.blogspot.com/2010/05/blowdon-boiler.html
Sumber: http://id.answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545219
Overview
Material
bejana tekanan dalam boiler biasanya terbuat dari baja (atau paduan baja), atau
historis dari besi tempa. Baja tahan karat hampir dilarang (oleh ASME Boiler
Kode) untuk digunakan dalam bagian yang terendam dari boiler modern, tetapi
sering digunakan dalam bagian superheater yang tidak akan terkena cairan boiler.
Dalam model uap hidup, tembaga atau kuningan sering digunakan karena lebih
mudah dibuat dalam boiler ukuran lebih kecil. Secara historis, tembaga sering
digunakan untuk fireboxes (khususnya untuk lokomotif uap), karena formability
yang lebih baik dan konduktivitas termal yang lebih tinggi, namun pada masa yang
lebih baru, harga tembaga tinggi seringkali membuat sebuah pilihan ini tidak
ekonomis dan pengganti yang lebih murah (seperti baja ) digunakan sebagai
gantinya.
Untuk sebagian besar Victoriaan usia uap, bahan hanya digunakan untuk
boilermaking adalah kelas tertinggi besi tempa, dengan perakitan oleh rivetting.
besi ini sering diperoleh dari barang besi spesialis, seperti pada Cleator
Moor(Inggris), terkenal karena kualitas tinggi dari penggulung lembaran dan
kesesuaian untuk digunakan high-reliability dalam aplikasi kritis, seperti boiler
bertekanan tinggi. Pada abad ke-20, praktek desain bukannya bergerak ke arah
penggunaan baja, yang lebih kuat dan lebih murah, dengan konstruksi las, yang
lebih cepat dan membutuhkan tenaga kerja sedikit.
Bahan bakar
Sumber panas untuk boiler adalah pembakaran dari setiap beberapa bahan bakar ,
seperti kayu, batubara, minyak, atau gas alam. ketel uap menggunakan listrik atau
elemen hambatan pemanas. Fisi nuklir juga digunakan sebagai sumber panas untuk
menghasilkan uap. generator uap panas pemulihan/Heat recovery steam
generators (HRSGs) menggunakan panas sisa dari proses lain seperti turbin gas.
Konfigurasi
Boiler dapat diklasifikasikan ke dalam konfigurasi berikut:
* Pot boiler atauHaycock boiler : sebuah ketel primitif di mana api
memanaskan wadah yang berisi air sebagian dari bawah. 18 abad timbunan rumput
kering umumnya boiler diproduksi dan disimpan volume besar sangat uap
bertekanan rendah, sering tidak di atas atmosfer. Ini dapat membakar kayu atau
paling sering, batubara. Efisiensi sangat rendah.
* Fire-tube boiler. Di sini, air mengisi sebagian boiler per barel dengan volume
kecil kiri atas untuk menampung uap (ruang uap). Ini adalah jenis boiler yang
digunakan dalam hampir semua lokomotif uap. Sumber panas di dalam tungku
atau perapian yang harus disimpan secara permanen dikelilingi oleh air untuk
menjaga suhu permukaan pemanasan tepat di bawah titik didih. tungku dapat
terletak di salah satu ujung dari tabung-api yang memperpanjang jalan gas panas,
sehingga pemanasan memperbanyak permukaan yang dapat lebih meningkat
dengan membuat arah sebaliknya gas melalui tabung paralel kedua atau seikat
beberapa tabung ( dua-pass atau kembali buang boiler); alternatif gas dapat diambil
sepanjang sisi dan kemudian di bawah boiler melalui flues (3-pass boiler). Dalam
kasus-jenis boiler lokomotif, boiler barel memanjang dari tungku dan gas panas
melewati tabung seikat api di dalam tong yang sangat meningkatkan permukaan
pemanasan dibandingkan dengan sebuah tabung tunggal dan lebih meningkatkan
*water-tube boiler. Dalam jenis ini, tabung air tersebut diatur di dalam tungku
dalam beberapa konfigurasi yang mungkin: sering menghubungkan saluran air
drum besar, yang lebih rendah yang mengandung air dan yang atas, uap dan air,
dalam kasus lain, seperti boiler monotube , air yang diedarkan oleh pompa melalui
sebuah suksesi dari koil. Jenis ini umumnya memberikan tingkat produksi uap
tinggi, tapi kapasitas penyimpanan kurang daripada di atas. boiler pipa air dapat
dirancang untuk mengeksploitasi sumber panas dan umumnya pilihan dalam
aplikasi tekanan tinggi karena air tekanan tinggi / uap terkandung di dalam pipa
berdiameter kecil yang dapat menahan tekanan dengan dinding tipis.
Sebuah boiler yang memiliki kehilangan air umpan dan diperkenankan untuk
mendidih kering bisa sangat berbahaya. Jika air pakan kemudian dikirim ke boiler
kosong, air terjun kecil air mendidih langsung masuk pada kontak dengan kulit
logam superheated dan menyebabkan ledakan kekerasan yang tidak dapat dikontrol
bahkan oleh katup pengaman uap. Pengeringan boiler juga bisa terjadi jika
kebocoran terjadi di jalur uap pasokan yang lebih besar dari pasokan air make-up
bisa menggantikan. The Loop Hartford diciptakan pada 1919 oleh Hartford Steam
Boiler dan Perusahaan Asuransi sebagai metode untuk membantu mencegah
kondisi ini dari terjadi, dan dengan demikian mengurangi klaim asuransi mereka.
Sumber: http://adimasramdhani.wordpress.com/2010/06/05/boiler-ketel-uap/