Bab-2 Termokimia
Bab-2 Termokimia
Bab - 1
TERMOKIMIA
Standar Kompetensi :
2. Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan
dalam alam semesta
Kompetensi dasar :
2.1. Menjelaskan pengertian entalpi suatu zat dan perubahannya.
2.2. Menentukan H reaksi berdasarkan eksperimen, menggunakan hukum Hess, data
perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan.
2.3. Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan kalor pembakaran
berbagai bahan bakar.
Termokimia membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang
berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan
dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses - proses yang berhubungan
dengan perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur kristal.
Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal yang
berhubungan dengan energi apa saja yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energi tersebut
berubah, bagaimana mengukur perubahan energi tersebut dan bagaimana pula hubungannya
dengan struktur zat.
A. Energi dan Entalpi.
1. Sistem dan Lingkungan.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan energi
yaitu sistem dan lingkungan.
Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut
sistem sedangkan hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi
sistem disebut lingkungan.
Contoh:
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu tabung reaksi dan terjadi
kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik demikian pula suhu disekitarnya.
Pada contoh tersebut yang menjadi pusat perhatian adalah larutan NaOH dan lartutan HCl,
dengan demikian larutan NaOH dan HCl disebut sistem, sedangkan tabung reaksi, suhu
udara, tekanan udara merupakan lingkungan.
Berdasar interaksinya dengan lingkungan sistem dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem
terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi.
a. Sistem Terbuka.
Sistem terbuka adalah suatu sistem dimana dapat terjadinya pertukaran kalor dan zat
(materi) antara lingkungan dengan sistem.
Contoh :
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang dilakukan pada tabung
reaksi yang terbuka. Pada peristiwa ini terjadi reaksi,
Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen yang terjadi akan keluar
dari sistem ke lingkungan, dan kalor yang dihasilkan pada reaksi tersebut akan
merambat keluar dari sistem ke lingkungan pula.
b.
Sistem Tertutup
11
Suatu sistem dimana antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran kalor tetapi
tidak dapat terjadi pertukaran materi.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer tersebut dilakukan pada
tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, maka gas hidrogen (materi) didalam sistem
tidak dapat meninggalkan (keluar) dari sistem, tetapi perambatan kalor meninggalkan
(keluar ) dari sistem tetap terjadi melalui dinding tabung reaksi.
c.
Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem dimana tidak memungkinkan terjadinya pertukaran
kalor dan materi antara sistem dengan lingkungan
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dan asam klorida encer tersebut dilakukan didalam
suatu tempat yang tertutup rapat (terisolasi) didalam penyimpan air panas (termos)
Pada umumnya reaksi kimia banyak dilakukan didalam sistem yang terbuka.
Gb. 1.1. Macam Macam Sistem
Sistem Terisolasi
12
3. Perubahan Entalpi (H)
Energi dalam yang disimpan suatu sistem tidak dapat diketahui dengan pasti, yang dapat
diketahui adalah besarnya perubahan energi dari suatu sistem bila sistem tersebut
mengalami suatu perubahan. Perubahan yang terjadi pada suatu sistem akan selalu disertai
perubahan energi, dan besarnya perubahan energi tersebut dapat diukur, oleh karena itu
perubahan entalpi suatu sistem dapat diukur bila sistem mengalami perubahan.
Dapat dianalogikan bahwa energi dalam suatu zat dengan isi kantong seseorang. Seberapa
besar seluruh uang yang tersimpan dalam kantong seseorang tidak dapat dipastikan, yang
dapat diketahui hanya seberapa banyak orang tersebut memasukkan atau mengeluarkan
uangnya atau perubahannya, perbedaanya bila isi kantong dapat dikeluarkan semuanya
tetapi energi suatu zat tidak mungkin dikeluarkan semuanya.
Sistem dapat mengalami perubahan karena berbagai hal, misalnya akibat perubahan
tekanan, perubahan volum atau perubahan kalor. Perubahan volum dan perubahan tekanan
dapat disertai pula perubahan kalor , demikian pula sebaliknya.
Bila sistem mengalami perubahan pada tekanan tetap, maka besarnya perubahan kalor
disebut dengan perubahan entalpi (H).
Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap maka perubahan entalpinya sama
dengan kalor yang harus dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar
suhu sistem kembali kedalam keadaan semula.
H = qp
Besarnya perubahan entalpi suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem
setelah mengalami perubahan dengan besarnya eentalpi sistem sebelum perubahan yang
dilakukan pada tekanan tetap.
H = Hakhir - Hawal
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh jumlah zat , keadaan fisis
dari zat tersebut, suhu dan tekanan.
Contoh :
1) Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dan gas oksigen pada 25 0C , 1 atm.
dilepaskan kalor sebesar 285,5 kJ dan pada pembentukan 2 mol air dari gas hidrogen
dan oksigen pada 250C, 1 atm. dilepaskan 571 kJ.
2) Pada pemebntukan 1 mol uap air dari gas hidrogen dan oksigen pada 25 0C, 1 atm.
dilepaskan kalor sebesar 240 kJ, sedangkan bila yang terbentuk air dalam wujud cair
dilepaskan kalor 285,5 kJ/mol.
3) Kalor penguapan air pada 25 0C, 1 atm. adalah 44 kJ/mol sedangkan pada 100 0C 1atm.
kalor penguapannya 40 kJ/mol.
Berdasar contoh tersebut maka didalam membandingkan besarnya perubahan entalpi suatu
sistem sebelum dan sesudah reaksi harus dilakukan pada kondisi yang sama.
4. Reaksi Endoterm dan Reaksi Eksoterm.
Bila suatu reaksi dilakukan dalam sistem terisolasi (tersekat) mengalami perubahan yang
mengakibatkan terjadinya penurunan energi potensial partikel-partikelnya, maka untuk
mengimbangi hal tersebut energi kinetik partikel-partikelnya harus mengalami kenaikan,
sebab didalam sistem tersekat energi dalam sistem harus tetap. Adanya kenaikan energi
kinetik ditunjukkan dengan adanya kenaikan suhu sistem, akibatnya akan terjadi aliran kalor
dari sistem ke lingkungan. Reaksi yang menyebabkan terjadinya aliran kalor dari sistem ke
lingkungan disebut dengan reaksi eksoterm.
13
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke
sistem.. Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan. Pada reaksi eksoterm
umumnya suhu sistem naik , adanya kenaikan suhu inilah yang mengakibatkan sistem
melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari lingkungan ke
sistem, dalam reaksi ini kalor diserap oleh sistem dari lingkungannya. Pada reaksi endoterm
umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu, sebab dengan adanya penuruunan suhu
sistem inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor oleh sistem.
Bila perubahan entalpi sistem dirumuskan,
H = Hakhir - Hawal
maka pada reaksi Eksoterm dimana sistem melepas kalor berarti ,
Hakhir < Hawal
dan
H < 0
(berharga negatip)
enta Pereaksi
lpi
( berharga positip)
H awal
Hasil Reaksi
Hasil reaksi
H akhir
koordinat reaksi
e
n
t
a
l
p
i
H akhir
pereaksi
H awal
koordinat reaksi
Contoh :
1) Pada pembakaran 1 mol arang (karbon) menjadi gas CO 2 pada tekanan tetap dilepaskan
kalor 393,5 kJ. Terjadinya pelepasan kalor ini diakibatkan suhu sistem naik sehingga
karena suhu sistem lebih tinggi dari lingkungan, maka akan terjadi aliran kalor dari
sistem ke lingkungan. Adanya aliran kalor dari sistem ke lingkungan mengakibatkan
entalpi sistem berkurang sebesar 393,5 kJ, maka reaksi pembakaran karbon disebut
reaksi eksoterm.
2) Pada proses perubahan es H2O(s) menjadi air H2O(l) terjadi penyerapan kalor oleh es
dari lingkungan yang disebabkan suhu es lebih rendah dari lingkungan.
5. Persamaan Termokimia.
Persamaan termokimia menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang
perubahan entalpi ( kalor) yang menyertai reaksi tersebut. Pada persamaan termokimia
14
terpapar pula jumlah zat yang terlibat reaksi yang ditunjukkan oleh koefisien reaksi dan
keadaan ( fasa) zat yang terlibat reaksi.
Contoh :
Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan oksigen
dilepaskan kalor sebesar 285,5 kJ .
H2O(l)
H = - 285,5 kJ
H2(g) + O2(g)
H = + 240 kJ
15
1). C
2). H
3). S
CO2(g)
H2O(g)
SO2(g)
Contoh :
Jika diketahui Hc C = -393,5 kJ.mol-1, berapa kalor yang terjadi pada pembakaran
1 kg arang, jika dianggap bahwa arang mengandung 48% karbon dan Ar C = 12.
Penyelesaian :
Diketahui :
Hc C = -393,5 kJ.mol-1
massa C = 48/100 x 1000 gram
= 48 gram
Ditanya
: Q
Jawab
:
Pada pembakaran 1 mol karbon dibebaskan kalor 393,5 kJ maka pada pembakaran
karbon sebanyak 48/12 mol karbon dihasilkan kalor sebanyak
= 48/12 x 393,5 kJ
= 1574,0 kJ
Latihan: 1.1.
1. Didalam gelas kimia direaksikan amonium klorida padat direaksikan dengan barium
hidroksida padat terjadi reaksi menghasilkan barium klorida air dan gas amoniak. Pada
reaksi tersebut ternyata suhu sistem turun dari 25 0C menjadi 120C.
Dari fakta tersebut jelaskan,
a. Tunjukkan manakah yang menjadi sistem dan lingkungannya!
b. Termasuk reaksi endoterm atau eksoterm.
c. Bagaimana harga perubahan entalpinya.
d. Buatlah diagram tingkat energinya
2. Tuliskan persamaan termokimia dari pernyataan berikut :
a. Hfo CaCO3(s) = - 1207 kJ.mol-1
b. Hc CH3OH(l) = - 638 kJ.mol-1
3. Pada pembakaran 1,6 gram gas metana (CH4 ) dibebaskan kalor 80,2 kJ. Tentukan Hc CH4
dan tuliskan persamaan termokimianya. (Ar C : 12; H: 1)
4. Pada peruraian gas amoniak menjadi gas hidrogen dan gas nitrogen diperlukan kalor 46 kJ
tiap mol amoniak. Tentukan Hfo gas amoniak dan tuliskan persamaan termokimianya.
5. Pada pembakaran 1 gram karbon (Ar C = 12) dalamkeadaan standar (25 oC, 1 atm) dilepaskan
kalor 32,8 kJ. Hitunglah kalor pembakaran karbon dan tuliskan persamaan termokimianya.
Dari persamaan termokimia tersebut tentukan kalor pembentukan gas CO 2(g).
16
m = massa zat (gram)
c = kalor jenis zat (J g-1 K-1)
t = perubahan suhu (K)
Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter.
Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari gelas
atau wadah yang bersifat isolator ( tidak
menyerap kalor) misalnya gelas styrofoam atau
plastik. Dengan alat yang bersifat isolator
dianggap wadah tidak menyerap kalor yang
terjadi pada suatu reaksi, atau perubahan kalor
yang terjadi selama reaksi dianggap tidak ada
yang hilang.
Kalorimeter
Bom
(Boom
Calorimeter)
merupakan suatu kalorimeter yang dirancang
khusus sehingga sistem benar-benar dalam
keadaan terisolasi. Umumnya digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi
pembakaran yang melibatkan gas. Didalam
kalorimeter bom terdapat ruang khusus untuk
berlangsungnya
reaksi
yang
disekitarnya
diselubungi air sebagai penyerap kalor.
Sistem reaksi di dalam kalorimeter diusahakan
benar-benar terisolasi sehingga kenaikan atau
penurunan suhu yang terjadi benar-benar hanya
digunakan untuk menaikkan suhu air didalam
kalorimeter bom.
Meskipun sistem telah diusahakan terisolasi tetapi ada kemungkinan sistem masih dapat
menyerap atau melepaskan kalor ke lingkungan, yang dalam hal ini lingkungannya adalah
kalorimeter itu sendiri.
Jika kalorimeter juga terlibat didalam pertukaran kalor, maka besarnya kalor yang diserap
atau dilepas oleh kalorimeter harus diperhitungkan .
Kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter disebut dengan kapasitas kalorimeter ( C ).
Contoh :
1. Didalam suatu kalorimeter bom direaksikan 0,16 gram gas metana (CH 4) dengan oksigen
berlebihan , sehingga terjadi reaksi,
CH4(g) + 2 O2(g) CO2(g) + 2H2O (g)
Ternyata terjadi kenaikan suhu 1,56 oC . Jika diketahui kapasitas kalor kalorimeter
adalah 958 J/oC , massa air didalam kalorimeter adalah 1000 gram dan kalor jenis air
4,18 J/g oC. Tentukanlah kalor pembakaran gas metana dalam kJ/mol. (Ar C = 16, H = 1)
Penyelesaian :
Kalor yang dilepas sistem sama dengan kalor yang diserap oleh air dalam kalorimeter
dan oleh klorimeternya, maka
qsistem
= qair + q kalorimeter
qair
= mair x cair x t
= 1000 g x 4,18 J/g oC x 1,56 oC
17
=
=
=
=
qkal
maka
6520 J
Ckalorimeter x t
958 J/oC x 1,56oC
1494 J
qsistem
= (6520 + 1494) J
= 8014 J
= 8,014 kJ
Jumlah metana yang dibakar adalah 0,16 gram
CH4
= (0,16/16) mol
= 0,01 mol
maka untuk setiap mol CH4 akan dilepas kalor sebanyak
q
8,014 kJ
0,01mol
= 801,4 kJ/mol
Karena sistem melepas kalor maka perubahan entalpinya berharga negatif sehingga,
Hc CH4 = - 801, 4 kJ/ mol
2. Dalam suatu kalorimeter direaksikan 100 cm 3 larutan NaOH 1 M dengan 100 cm 3 larutan
HCl 1 M, ternyata suhunya naik dari 25 0C menjadi 310C. kalor jenis larutan dianggap
sama dengan kalor jenis air yaitu 4,18 Jg -1K-1 dan massa jenis larutan dianggap 1 g/cm 3.
Jika dianggap bahwa kalorimeter tidak menyerap kalor , tentukanlah perubahan entalpi
dari reaksi
NaOH (aq) + HCl(aq)
Penyelesaian :
NaOH = HCl
=
=
=
=
=
larutan
x t
Jadi pada reaksi antara 0,1 mol NaOH dengan 0,1 mol HCl terjadi perubahan kalor
= 5,016 kJ
maka untuk setiap 1 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol HCl akan terjadi perubahan
kalor
= 5,016 kJ/0,1 mol
= 50,16 kJ/mol
Karena pada saat reaksi suhu sistem naik maka berarti reaksinya eksoterm, dan
perubahan entalpinya berharga negatif .
Persamaan termokimianya :
NaOH(aq) + HCl (aq)
H = - 50,16 kJ
18
2. Hukum Hess.
Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan langsung
dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi pembentukan standar (Hf0) CO.
Reaksi pembentukan CO adalah ,
C (s) + O2(g)
CO(g)
Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa disertai
terbentuknya gas CO2, jadi bila dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari reaksi
tersebut yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja, tetapi juga terukur pula
perubahan entalpi dari reaksi :
C(s) + O2
CO2 (g)
Untuk mengatasi persoalan tersebut Henry Germain Hess (1840) melakukan serangkaian
percobaan dan didapat kesimpulan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi
keadaan, artinya, bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan
awal (zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak
tergantung bagaimana jalanya reaksi. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Hess.
Contoh :
Reaksi pembakaran karbon menjadi gas CO 2 dapat berlangsung dalam dua tahap yaitu,
Tahap 1 : C (s) + O2(g)
CO(g) ........ H = a kJ
Tahap 2 : CO(g) + O2(g)
CO2(g) ......H = b kJ
Dengan demikian perubahan entalpi secara keseluruhan bila reaksi dilakukan dalam satu
tahap, tanpa melewati gas CO
Tahap langsung : C(s) + O2(g)
Dari kedua kemungkinan tersebut maka penentuan perubahan entalpi pembentukan gas CO
dapat dilakukan dengan cara,
1) Menetukan secara kalorimetri perubahan entalpi dari reaksi tahap langsung dan didapat,
C(s) + O2(g)
CO2(g) ........ H = - 394 kJ
2) Menetukan secara kalorimetri perubahan entalpi tahap 2, dan didapat
CO(g) + O2(g)
CO2(g) ......H = -111 kJ
Dari kedua reaksi tersebut didapat perubahan entalpi untuk reaksi tahap 1 adalah,
394 kJ = a + (-111) kJ
a
= (- 394 ) - (-111) kJ
= - 283 kJ
sehingga : C (s) + O2(g)
(Catatan : Agar didapat reaksi pembentukan gas CO maka reaksi tahap langsung
tetap, reaksi tahap 2 dibalik kemudian dijumlahkan)
19
Untuk menggambarkan rute reaksi yang terjadi pada reaksi diatas oleh Hess
digambarkan dengan siklus energi, yang dikenal dengan Siklus Hess.
C (s) + O2(g)
H = -394 kJ
H = - 111 kJ
CO2(g) CO2(g)
H = -283 kJ
CO(g) + O2(g)
Jika digambarkan tahap-tahap perubahan energinya akan didapat suatu diagram entalpi
(tingkat energi) sebagai berikut,
H
0
C (s) + O2(g)
CO(g)
- 111
Latihan.: 1. 2.
1. Kedalam suatu kalorimeter direaksikan 50 cm 3 larutan CuSOC4 O0,1
(g)M dengan serbuk seng
2
( massa seng diabaikan), ternyata pada termometer menunjukkan kenaikan suhu 9 0C. Jika
- 394 dianggap 4,2 kJ g -1K-1 dan massa jenis larutan 1 gram cm -3. Tentukan H
kalor jenis larutan
dari reaksi,
CuSO4(aq) + Zn(s)
Cu(s) + ZnSO4(aq)
2. Dari suatu percobaan penentuan Hfo alkohol (C2H5OH) dibakar untuk memanaskan 100 gram
air
pada suhu 200C. Setelah pemanasan dihentikan, masih tersisa 0,8 gram alkohol, dan
suhu air naik menjadi 25,6 0C. Jika kalor yang hilang tidak diperhitungkan dan kalor jenis
air = 4,18 J g-1K-1 .
Tentukanlah Hc C2H5OH
3. Diketahui :
4. Diketahui :
a. Hitunglah Hc C3H8.
b. Berapa kalor yang dilepas jika 10 gram C 3H8 dibakar sempurna. (Ar C : 12; H : 1)
5. Diketahui diagram siklus energi sebagai berikut :
H = ?
C(s) + 2H2(g) + 2O2(g)
CH 4(g) + 2O2(g)
20
H = -965 kJ
CO2(g) + 2H2O(g)
H = -890 kJ
diperlukan energi
dilepaskan energi
21
Kalor yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu mol molekul gas menjadi atom atom atau gugus dalam keadaan gas disebut dengan energi ikatan.
1. Energi Dissosiasi Ikatan (D)
Energi dissosiasi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah
satu ikatan 1 mol suatu molekul gas menjadi gugus-gugus molekul gas.
contoh:
CH4 (g) CH3(g) + H(g) H = + 425 kJ/mol
CH3 (g) CH2(g) + H(g) H = + 480 kJ/mol
Dari reaksi tersebut menunjukkan bahwa untuk memutuskan sebuah ikatan C H
dari molekul CH4 menjadi gugus CH3 dan atom gas H diperlukan energi sebesar 425
kJ/mol, tetapi pada pemutusan ikatan C H pada gugus CH 3 menjadi gugus CH2 dan
sebuah atom gas H diperlukan energi yang lebih besar, yaitu 480 kJ/mol.
Jadi meskipun jenis ikatannya sama tetapi dari gugus yang berbeda diperlukan
energi yang berbeda pula.
2. Energi Ikatan Rata- Rata
Energi ikatan rata-rata merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk memutus
sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.
Contoh:
CH4 (g)
CH3 (g)
CH2 (g)
CH (g)
Jika keempat reaksi tersebut dijumlahkan maka akan diperlukan energi 1664
kJ/mol, maka dapat dirata rata untuk setiap ikatan didapatkan harga +146 kJ/mol.
Jadi energi ikatan rata-rata dari ikatan C H adalah 416 kJ/mol
Energi ikatan rata-rata merupakan besaran yang cukup berarti untuk meramalkan
besarnya energi dari suatu reaksi yang sukar ditentukan melalui pengukuran langsung
dengan kalorimeter, meskipun terdapat penyimpangan penyimpangan.
Tabel 1.1. Energi Ikatan Rata-rata Beberapa Ikatan (kJ.mol -1)
Energi Ikatan rata-rata
Energi Ikatan rata-rata
Ikatan
(kJ/mol)
Ikatan
(kJ/mol)
CH
CC
CO
CF
C Cl
C Br
H - Br
HH
HO
FF
Cl Cl
Br Br
+ 413
+ 348
+ 358
+ 485
+ 431
+ 276
+ 366
+ 436
+ 463
+ 155
+ 242
+ 193
II
CI
N-O
NH
N-N
C=C
C=O
O=O
NN
CN
CC
+ 151
+ 240
+ 201
+ 391
+ 163
+ 614
+ 799
+ 495
+ 491
+ 891
+ 839
Energi ikatan dapat sebagai petunjuk kekuatan ikatan dan kesetabilan suatu molekul.
Molekul dengan energi ikatan besar berarti ikatan dalam molekul tersebut kuat yang bearti
stabil. Molekul dengan energi ikatan kecil berarti mudah terurai.
22
Contoh :
Energi ikatan H F : 567 kJ.mol-1 dan H
lebih mudah terurai daripada gas HF.
Selain dapat sebagai informasi kesetabilan suatu molekul harga energi ikatan rata-rata atau
energi dissosiasi ikatan dapat digunakan untuk memperkirakan harga perubahan entalpi
suatu reaksi, dimana perubahan entalpi merupakan selisih dari energi yang digunakan
untuk memutuskan ikatan dengan energi yang terjadi dari penggabungan ikatan.
CH4(g) + Cl2(g)
CH3Cl(g) + HCl(g)
H C H + Cl Cl
H
C Cl + H Cl
H
H
Perubahan entalpinya dapat dihitung sebagai berikut,
Ikatan yang putus :
4 ikatan C H : 4 x 413 kJ = 1652 kJ
1 ikatan Cl Cl : 1 x 242 kJ =
242 kJ
Ikatan yang terbentuk: 3 ikatan C H : 3 x 413 kJ = 1239 kJ
1 ikatan C Cl : 1 x 328 kJ =
328 kJ
1 ikatan H Cl : 1 x 431 kJ =
431 kJ
H = (pemutusan ikatan) - (penggabungan ikatan)
= ( 1652 + 242) - (1239 + 328 + 431) kJ
= 1894 - 1998 kJ
= - 104 kJ
Latihan : 1. 3.
1. Diketahui : C2H4(g)
2C(g) + 4 H(g) H : +2266 kJ
dan energi ikatan rata-rata C H : 413 kJ.mol-1 .
Hitunglah energi ikatan rata-rata C = C !
2. Dengan menggunakan data energi ikatan rata-rata hirunglah perubahan entalpi dari reaksi
berikut,
SO2(g) + O2(g)
SO3(g)
3. Jelaskan berdasar harga energi ikatan rata-rata mengapa oksigen lebih reaktif daripada
nitrogen ?]
4. Jika diketahui energi ikatan rata-rata H H : 436 kJ.mol-1, Br Br : 192 kJ.mol -1, dan
H Br : 366 kJ.mol-1 . Hitunglah Hfo HBr.
5. Jika diketahui : Hfo CO2(g) : -394 kJ.mol-1
Hfo H2O(g) : - 285 kJ.mol-1
Hc CH4(g) : - 802 kJ.molDan energi ikatan rata-rata H H : 436 kJ.mol-1 dan energi atomisasi
C(s) C(g) H : +715 kJ. Tentukan Energi ikatan C H pada CH4.
D. Bahan Bakar dan Perubahan Entalpi.
Bahan bakar merupakan suatu senyawa yang bila dilakukan pembakaran terhadapnya
dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bahan bakar yang
banyak dikenal adalah jenis bahan bakar fosil, misalnya minyak bumi atau batu bara. Selain
bahan bakar fosil dikembangkan pula bahan bakar jenis lain misalnya alkohol, hidrogen.
23
Nilai kalor bakar dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang
menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram bahan bakar
tersebut, misalnya nilai kalor bakar bensin 48 kJ g -1, artinya setiap pembakaran sempurna 1
gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ. Berikut ini nilai kalor bakar beberapa
bahan bakar yang umum dikenal.
Tabel 1.2. Nilai Kalor Bakar Beberapa Bahan Bakar
Bahan Bakar
Nilai Kalor Bakar (kJ g-1)
Gas alam (LNG)
49
Batu bara
32
Bensin
48
Arang
34
Kayu
18
Nilai kalor bakar dapat digunakan untuk memperkirakan harga energi suatu bahan bakar.
Contoh:
Harga arang Rp 10200,-/kg, dan harga LPG Rp 2600,-/kg. Nilai kalor Bakar arang 34
kJ/gram dan nilai kalor bakar LPG 40 kJ/gram. Dari informasi tersebut dapat diketahui
harga kalor yang lebih murah, yang berasal dari arang atau dari LPG.
Nilai kalor bakar arang : 34 kJ/gram, jadi uang Rp. 1200,- dapat untuk memperoleh 1000
gram arang dan didapat kalor sebanyak
= 34 x 1000 kJ
= 34.000 kJ
Jadi tiap rupiahnya mendapat kalor sebanyak
= 34000 /1200
= 28,3 kJ/rupiah.
Untuk LPG, nilai kalor bakarnya : 40 kJ/gram, jadi uang Rp. 2600 dapat untuk memperoleh
1000 gram LPG dan kalor sebanyak
= 40 x 1000 kJ
= 40.000 kJ
Jadi tiap rupiahnya mendapat kalor sebanyak : 40.000/2600
= 15,4 kJ/rupiah
Kesimpulannya : dipandang dari sudut energi yang diperoleh tiap rupiahnya lebih murah
menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Dalam pemilihan jenis bahan bakar juga harus
mempertimbangkan segi -segi lain, misalnya kepraktisan, ketersediaanya dan faktor-faktor
lain misalnya kepraktisan, kebersihannya dan tingkat pencemarannya. Dari kedua faktor
tersebut penggunaan LPG sebenarnya lebih menguntungkan daripada arang.
Salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam penggunaan bahan bakar adalah tingkat
kesempurnaan pembakarannya. Pembakaran tidak sempurna dipandang dari sudut energi
yang dihasilkan, akan merugikan sebab akan dihasilkan energi yang lebih sedikit.
Contoh:
1. C3H8(g) + 5O2(g)
2. C3H8(g) + O2(g)
Dari kedua contoh terlihat bahwa pada pembakaran sempurna (reaksi 1) dihasilkan kalor
yang lebih banyak daripada pembakaran tidak sempurna (reaksi 2). Selain energi yang lebih
sedikit pada pembakaran tidak sempurna dihasilkan pula senyawa CO yang dapat
menimbulkan pencemaran.
Latihan. 1. 4.
Jika diketahui , Hfo CO2(g) : - 394 kJ.mol -1 , Hfo H2O (g): - 285 kJ.mol -1 dan Hfo C2H5OH (l) :
- 227 kJ.mol-1 . Tentukan nilai kalor bakar dari alkohol (C2H5OH).
(Ar C : 12, H: 1, O : 16)
24
Kimia dalam Konetkstual kehidupan sehari-hari
(Chemistry in Contextual and Day Life)
KANTUNG PENYEKA (PENYEKA PORTABEL)
Pada pertandingan sepak bola kadang-kadang terjadi tackling keras oleh pemain sehingga dapat
pemain yang terkena tackling kesakitan. Pada saat itu kemudian ofisial dan petugas kesehatan
tim akan segeran masuk ke lapangan dan menyeka bagian yang sakit dengan kantung penyeka
(alat penyeka potable).
Salah satu alat P3K yang dibawa oleh pelatih sepakbola dalam mengantisipasi terjadinya kram
atau terkilir adalah packing penyeka portable. Cara kerja packing penyeka portabel tersebut
adalah pemanfaatan reaksi endoterm dan eksoterm secara langsung.
Packing penyeka dingin merupakan kantong plastik dua lapis. Bagian luar yang kuat berisi
serbuk amonium nitrat (NH4NO3) dan plastik bagian dalam (yang mudah pecah) berisi air.
Apabila akan dipakai maka kantong plastik tersebut ditekan dan airnya akan keluar melarutkan
amonium nitrat. Proses pelarutan amonium nitrat adalah proses endoterm sehingga terjadi
penurunan suhu.
Penurunan suhu pada kantong yang mengandung
120 gram kristal amonium nitrat (Mr = 80) dan 500
mL air dapat dihitung sebagai berikut:
NH4NO3(aq)
NH4NO3
= 120 gram
H = + 26 kJ/mol
= 120/ 80 mol
total kalor diserap
= 1,5 mol x 26 kJ/ mol
NH4NO3(s) + H2O(l)
= 39 kJ = 39.000 J
Jika
q
= m x c x t
39.000 = 500 x 4,2 x t
t
= 18,6 oC
Jadi suhu larutan akan turun sebesar 18,6 oC
Packing dingin yang bberisi amonium nitrat tidak dapat didaur ulang ( sekali pakai) sebab
larutan amonium nitrat sukar dikristalkan kembali, selain itu harga amonium nitrat realtif
murah.
Packing tipe penyeka panas berisi natrium tiosulfat cair
(Na2S2O3). Natrium tiosulfat bertahan dalam kondisi cair
dibawah titik bekunya (48oC), fenomena ini disebut
keadaan super-cool. Pada kondisi super-cool ini bila ada
sedikit saja kristal Na2S2O3 akan diikuti pengkristalan
seluruh Na2S2O3 cair. Kristalisasi ini dapat dilakukan dengan
menekan kristal induk Na 2S2O3 yang ada pada pojok
packing ke dalam cairan Na 2S2O3 . Proses keristalisasi ini
merupakan reaksi eksoterm yang dapat menaikkan suhu
packing sampai 48oC. Packing ini dapat dipakai ulang
dengan memanaskan packing pada air hangat hingga
natrium tiosulfat akan mencair kembali.
Na2S2O3 (l)
H = - 56 kJ/mol
Na2S2O3 (s)
Packing penyeka panas portabel yang lain adalah berisi serbuk besi dan garam dapur serta gas
oksigen. Packing ini berupa kantong plastik yang sangat kuat agar tidak ada gas oksigen yang
bocor serta dapat menahan tekanan gas oksigen.
Reaksi yang terjadi adalah :
4 Fe(s) + 3 O2(g) 2 Fe2O3(s) H = - 1648 kJ/mol
25
Pada saat campuran tersebut dikocok oksigen akan keluar dari larutan NaCl dan terjadi reaksi
antara besi dengan gas oksigen yang dikatalisis oleh NaCl dan air. Pengocokan tidak boleh terlalu
kuat sebab reaksi yang terjadi menghasilkan kalor yang besar dan dapat menghasilkan panas
yang terlalu tinggi karena reaksinya sangat cepat. Model packing ini hanya dapat digunakan
sekali pakai.
(sumber : Ted Lister . 1991. Understanding Chemistry. London : Stanley Thornes Pub.)
ENTALPI NETRALISASI
Pada eksperimen ini akan ditentukan perubahan entalpi pada reaksi antara larutan natrium
hidroksida dengan larutan asam klorida,
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan
Bejana stierofoam
Silinder Ukur
Termometer
Larutan Natrium hidroksida
Larutan Asam Klorida
Ukuran/satuan
200 mL
50 mL
0 50oC
1M
1M
Jumlah
1
2
1
50 mL
50 mL
Urutan Kerja
1. Masukkan 50mL larutan NaOH 1 M ke dalam bejana
stierofoam dan masukkan 50 mL larutan HCl 1 M dalam
silinder ukur.
2. Ukurlah suhu kedua larutan, jika suhu kedua larutan
berbeda carilah rata-ratanya sebagai suhu awal.
3. Tuangkan larutan HCl tersebut ke dalam bejana yang
berisi larutan NaOH, aduk dengan termometer dan
perhatikanlah suhu termometer, catatlah suhu
tertinggi yang terbaca pada termometer, sebagai suhu
akhir.
Pengamatan
Suhu Larutan NaOH 1 M
Suhu Larutan HCl 1 M
Suhu awal (Rata Rata)
Suhu Tertinggi (akhir)
Perubahan suhu ( T)
Tugas :
Hitunglah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan
menjadi sama dengan suhu awal larutan (rata-rata). Tentukan berapa harga perubahan entalpi
reaksi dalam satuan kJ/mol NaOH dan HCl yang bereaksi.
Catatan :
Untuk perhitungan massa larutan dianggap = 100 gram ( massa jenis dianggap = 1)
Tugas Portofolio
(Investigasi mandiri)
MENYELIDIKI KALOR PEMBAKARAN ALKOHOL
26
Alkohol merupakan bahan yang mudah terbakar dan biasa digunakan untuk mengisi lampu
spiritus atau lampu pemanas sayuran yang dihidangkan di atas meja. alkohol merupakan
senyawa etanol (C2H5OH). Untuk menentukan kalor pembakaran spiritus dapat dilakukan dengan
membakar spiritus tersebut dan kalor yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan sejumlah
air. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu air dapat dihitung dengan menggunakan
rumus :
q = m x c x t
Dengan menggunakan alat gelas kimia, silinder ukur, termometer dan lampu spiritus rancanglah
suatu percobaan investigasi untuk mengukur kalor pembakaran alkohol. Alat-alat yang lain
bilamana diperlukan dapat anda tambahkan.
Bandingkan hasil pengukuran yang anda lakukan dengan harga entalpi pembakaran etanol
(C2H5OH). Menurut literatur harga H pembakaran C2H5OH adalah 1367,3 kJ/mol. Mengapa
harga yang anda peroleh dari eksperimen tidak sama dengan harga yang ada dalam daftar harga
perubahan entalpi pembakaran etanol.
A. Psikomotorik
No
Nama
.
dst.
Pedoman Penilaian
A.
Psikomotorik
Cara
menguku
r larutan
Kebersihan
dan
kerapihan
Jumlah
skor
Nilai
1.
2.
1
2
3
4
=
=
=
=
Nilai
B. Afektif
Aspek yang dinilai
No
1.
2.
Nama
Kerjasama
dalam
kelompok
Perhatian
Peran
serta
Kejujuran
Jumlah
skor
Kriteria
..
Pedoman Penilaian Afektif : 1 = Rendah
Kriteria penilaian :
Rata Rata skor
Kriteria
0 1,0
rendah
1,1 2,0
sedang
2,1 3,0
tinggi
2 = Sedang 3 = Tinggi
27
28
Uji Kompewtensi
Pilihlah Jawaban yang paling tepat !
1. Pernyataan yang benar tentang reaksi
endoterm adalah .
A. entalpi awal lebih besar dari entalpi
akhir dan H > 0
B. entalpi awal lebih kecil dari entalpi
akhir dan H > 0
C. entalpi awal lebih besar dari entalpi
akhir dan H < 0
D. entalpi awal lebih kecil dari entalpi
akhir dan H < 0
E. entalpi awal sama dengan entalpi
akhir dan H = 0
2.
3.
Jika diketahui :
N2(g) +3H2(g)
2 NH3(g) H = -92 kJ,
maka perubahan entalpi pada peruraian
1 mol gas NH3 menjadi unsur-unsurnya
adalah .
A. 92 kJ
D. + 92 kJ
B. 46 kJ
E. + 184 kJ
C. + 46 kJ
4.
5.
6.
C. + 27 kJ/mol
Diketahui :
C(g) + O2(g)
H2
H1
CO(g) + O 2(g)
H3
CO2 (g)
Hubungan yang benar dari diagram
energi tersebut adalah .
H2 = H3 + H1
A.
H3 = H1 + H2
B.
H1 = H3 + H2
C.
H2 = 2 H3 H1
D.
H2 = H3 2 H1
E.
8. Diketahui :
Hf o CaH2 (s)
= - 189 kJ/mol
Hf o H2O(l) = - 285 kJ/mol
Hf o Ca(OH)2(s)
= - 197 kJ/mol
Perubahan entalpi dari reaksi :
CaH2(s) + 2H2O(l)
Ca(OH)2(s) + 2H2(g)
adalah .
A. + 228 kJ
D. 474 kJ
B. 228 kJE. 1766 kJ
C. + 474 kJ
9. Perhatikan siklus Hess berikut :
Hf o CH (g) + 2O (g)
Ca(s) + 2H (g) +O (g)
2
H = - 965,1 kJ
H = - 890,3 kJ
29
C. 0 kJ/mol
11. Diketahui :
2 NO(g) + O2(g)
N2O4(g) H = a kJ
NO(g) + O2(g)
NO2(g) H = b kJ
Besarnya H untuk reaksi :
2 NO2(g)
N2O4(g) adalah .
A. (a+b) kJ
D. (a-2b) kJ
B. (a+2b) kJ
E. (2a+b) kJ
C. ( - a + 2b) kJ
12. Diketahui :
Hf o H2O (g)
= - 242 kJ/mol
Hf o CO2 (g)
= - 394 kJ/mol
Hf o C2H2(g)
= 52 kJ/mol
Jika 5,2 gram C2H2 dibakar secara
sempurna sesuai dengan persamaan :
2C2H2 (g) +5 O2(g)
4CO2(g0 +
2H2O(g)akan dihasilkan kalor sebesar
(Ar C = 12, H = 1)
A. 391,2 kJ
D. 2164 kJ
B. 432 kJ
E. 4328 kJ
C. 1082 kJ
13. H2O (l)
H2O (s)
H = - 1,4 kkal
Hf o CH4
= - 74,8 kJ/mol
Hf o H2O(g)
= - 241,8 kJ/mol
Hf o CO2(g)
= - 393,5 kJ/mol
kalor jenis air
= 4,2 J/g K
Banyaknya gas CH4 yang harus dibakar agar
kalor yang dihasilkan dapat menaikkan
suhu 1000 gram air dari 50 oC menjadi
100oC adalah .
A. 0,836 gram
D. 0,052 gram
B. 0,418 gram
E. 0,026 gram
C. 0,260 gram
17. Jika energi ikatan rata-rata C H = 413
kJ/mol dan
C2H6(g)
2 C(g) + 6 H(g) H = 2826 kJ
maka energi ikatan rata-rata C C adalah
A. 2413 kJ/mol
B. 1206,5 kJ/mol
C. 696 kJ/mol
D. 348 kJ/mol
E. 174 kJ/mol
18. Diketahui :
H2(g)+Cl2(g) HCl (g) H = - 92 kJ
H2(g) H(g)
H = + 217 kJ
Cl2(g) Cl(g) H = + 121 kJ
maka energi ikatan H Cl adalah .
A. 77 kJ/mol
D. + 154 kJ/mol
B. 154 kJ/mol E. + 371 kJ/mol
C. + 77 kJ/mol
19. Diketahui energi ikatan rata-rata
C H = 414 kJ/mol
C C = 346 kJ/mol
C = O = 740 kJ/mol
C O = 357 kJ/mol
H H = 436 kJ/mol
O H = 464 kJ/mol
Perubahan entalpi reaksi :
H O
H H
|
| |
H C C H + H H HC C O-H
|
| |
H
H H
A. 58 kJ
B. + 58 kJ
C. 2410 kJ
D. + 2410 kJ
E. 241 kJ
20. Diketahui :
H2O(g)
2H(g) + O(g) H = 930 kJ
H2O(g)
HO(g) + H(g) H = 523 kJ
Energi ikatan rata-rata H O pada molekul
air adalah .
A. 930 kJ/mol
D.232,5 kJ/mol
B. 523 kJ/mol
E. 261,5 kJ/mol
C. 465 kJ/mol
30
II. Jawablah dengan singkat dan Jelas !
1. Tuliskan persamaan termokimianya jika
diketahui :
a. Hf o CaCO3 = -1207 kJ/mol
b. Hc0 CS2 = - b kJ /mol
c. Hf o CaCO3 = -1207 kJ/mol
d. Hc0 CS2 = - b kJ /mol
2. Jika diketahui Hf o CS2 = + 89,5 kJ/mol,
Hf o CO2 = -394 kJ/mol
Hf o SO2 = -297 kJ/mol
Hitunglah Hc CS2
3. Jika diketahui pada pembakaran 1 gram
karbon dilepas kalor 34 kJ Ar C =12
berapa kalor yang dihasilkan dalam
pembakaran 1 mol arang.
4. Jika diketahui energi ikatan rata rata
H H : 436 kJ/mol
C = C : 607 kJ/mol
C H : 415 kJ/mol
C C : 348 kJ/mol
Hitunglah H pada reaksi :
C3H6 + H2
C3H8
1. Jika diketahui diagram energi berikut
0
S(s) + 1 O2(g)
SO3(g)