Anda di halaman 1dari 13

Speleologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gua gua.

Kata
speleologi diambil dari bahasa Yunani (spelaion : gua, logos : ilmu).
Goa memiliki sifat khas dalam mengatur suhu di dalamnya, yaitu
pada saat udara luar panas maka di dalam goa akan sejuk, begitu
juga sebaliknya. D Indonesia speleologi tergolong ilmu yang masih
muda. Speleologi baru berkembang sekitar tahun 1980 dengan
berdirinya sebuah club yang bernama SPECAVINA yang didirikan
oleh Norman Edwin dan dr. R.K.T Ko ketua HIKESPI tahun lalu.
Kemudian muncul muncul club speleologi yang lain :
* BSC
= Bogor Speleologi Club
* DSC
= Denpasar Speleologi Club
* SKALA
= Speleo Club Malang
* SSS
= Salamander Speleo Surabaya
* JSC
= Jakarta Speleo Club
*ASC
= Acintyacunyata Speleological Club
Dari sekian banyak club speleological, club yang merupakan
club aktif hingga saat ini adalah asc.
Gua merupakan salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan
karst atau gunung gamping merupakan kawasan yang unik serta
kaya akan sumber daya hayati dan non hayati. Indonesia mempunyai
kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan
karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah
didengungkan akan dicalonkan sebagai salah satu Warisan Dunia
(World Heritage) karena keunikannya
* Ilmu Dalam Speleologi
1. Geologi : Speleogenesis, Hidrogeologi
2. Geografi : Morfologi karst, Hidrologi permukaan, Karstologi
3. Biologi : Biospeleologi
4. Pariwisata
: Ekowisata, Wisata minat khusus
5. DLL
Di dalam kegiatan alam bebas banyak sekali hubungan antara
kegiatan yang satu dengan kegiatan spleologi ini misalnya:
Mounteneering = Tracking, Packing, Pelacakan Mulut Gua
Panjat Tebing
= Rigging, Chimneying, Bridging,
Arung Jeram
= Water Rafting
Diving
= Melewati celah celah yang ada di dalam air
Gantole
= Pelacakan mulut goa dari udara
Canyoning
= Repeling di air terjun
Vertical Rescue = Self rescue, tim rescue
* Definisi Karst
Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari
bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst / krast' yang
[Type text]

merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia


dengan Italia Utara, dekat kota Trieste .
Ciri-ciri daerah karst antara lain :

Daerahnya berupa cekungan-cekungan


Terdapat bukit-bukit kecil
Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus
ke dalam tanah.
Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah
Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari
pelapukan batu gamping.
Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan
runcing.

* Proses Terbentuknya Gua


Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada
lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral
yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut
semakin membesar.
Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan
mulai membentuk jalur gua horisontal.
Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari
jalur gua horisontal yang baru dan langit - langit atas gua tersebut
akan
runtuh
dan
bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan
(sumuran gua).
Gua memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu di
dalamnya, yaitu apabila suhu di sekitar/luar gua panas,maka suhu
udara di dalam gua akan sejuk. Begitu juga sebaliknya,bila kondisi
diluar goa dingin, maka suhu di dalam pun akan terasa hangat. Sifat
inilah yang menjadikan gua sebagai tempat berlindung dari beberapa
mahkluk hidup. Gua-gua di kawasan Indonesia dan pulau Jawa
sebagian besar adalah gua batu gamping, atau gua karst. Gua yang
merupakan lintasan air dimasa lampau, dan kini telah kering di
kategorikan ke dalam goa fosil. Dan gua yang terlihat di aliri aliran
air, maupun di rembesi air pada dinding-dindingnya di kategorikan ke
dalam goa aktif. Oleh karena itu mempelajari gua tidak terlepas dari
mempelajari hidrologi karst dan segala fenomena karst di bawah
permukaan (endokarst) agar kita memahami bagaimana terjadinya
gua dan bagaimana memanfaatkan sumber alamnya, yang
mempunyai nilai estetika sebagai objek wisata gua, ataupun sumber
air,tanpa mencemarinya.
* Ornamen dan Keindahan Gua

[Type text]

Bentuk ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam


yang jarang kita jumpai di alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi
proses pengendapan berlangsung hingga membentuk ornamenornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan karena a ir tanah
yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada
udara sekitarnya.
Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari
tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam
karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi
berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan
kemudian mengendap.
Berbagai ornamen gua yang sering di jumpai :
Stalaktit
Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium
karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan
menambah tebal endapan yang membentuk kerucut menggantung
dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses
pelarutan batu gamping : CaCO3 + CO2 + H2O Ca2 + 2HCO3
Stalagmit
Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena
hasil tetesan air dari atas langit-langit gua.
Tirai
Tirai terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang
memanjang pada langit-langit yang miring hingga membentuk
endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis vertical yang berjejer/
bersekat.
Teras
[Type text]

Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari
satu lantai tinggi ke lantai yang lebih rendah, dan ketika mereka
menguap, kalsiumkarbonat diendapkan di lantai.
Gambar Gambar Ornamen

Canopies

Aragonites

BalBalons

Stal
agmi
t

Bathubs

[Type text]

Coraloids

Draperies

Moonmilk

Flowstone

Pool Finger

Helictites

Soda Straws

Stalagmit

ETIKA, MORAL DAN KEWAJIBAN PENELUSUR GOA


1. Kode etik penelusur goa dibuat karena goa merupakan lingkungan
yang sangat sensitif dan mudah tercemar. Kode etik ini antara lain :
TAKE NOTHING BUT PICTURE
LEAVE NOTHING BUT FOOTPRINT
KILL NOTHING BUT TIME
CAVE SOFTLY
2. Setiap penelusur gua sadar bahwa setiap bentukan alam di dalam
goa dibentuk dalam kurun waktu ribuan tahun.
[Type text]

3. Setiap menelusuri gua dan menelitinya dilakukan oleh penelusur


gua dengan penuh respek tanpa mengganggu dan mengusir
kehidupan biota di dalam gua.
4. Setiap penelusur menyadari bahwa kegiatan speleologi dari segi
olah raga maupun ilmiah bukan merupakan usaha yang perlu
dipertontonkan dan tidak butuh penonton.
5. Para penelusur tidak memandang rendah diantara sesama
penelusur, begitu juga sebaliknya penelusur akan dianggap
melanggar etika apabila memaksakan kehendaknya padahal
persiapan kurang.
6. Respek terhadap sesama penelusur gua ditunjukkan dengan cara
- Tidak menggunakan bahan / peralatan, yang ditinggalkan
rombongan lain, tanpa izin mereka.
- Tidak membahayakan lainnya, seperti melempar suatu benda
ke dalam goa bila ada orang di dalam gua.
- Tidak menghasut penduduk untuk menghalangi rombongan
penelusur
- Jangan melakukan penelitian yang sama, apabila diketahui ada
rombongan lain melakukan penelitian yang sama tapi belum
dipublikasikan.
- Jangan menganggap anda penemu sesuatu apabila anda belum
melakukan mencari informasi.
- Setiap usaha penelusuran merupakan usaha bersama. (jangan
menonjolkan kemampuan pribadi dan ingat bahwa penelusur
adalah tim)
- Jangan menjelekkan nama sesama penelusur.
7. Kewajiban penelusur goa
- Menjaga lingkungan baik kebersihan, kelestariannya, dan
kemurniannya.
- Konservasi lingkungan gua merupakan tujuan utama penelusur
goa.
- Wajib memberi pertolongan kepada penelusur lain apabila
membutuhkan pertolongan sesuai dengan kemampuan.
- Menjaga sopan santun dengan penduduk sekitar.
- Izin resmi
- Wajib memberitahukan kondisi berbahaya pada penelusur lain
tentang kondisi sekitar lingkungan goa atau di dalam goa.
* Biospeleologi
Ilmu yang mempelajari kehidupan dalam goa.
Gua digambarkan sebagai pulau dengan kumpulan organismenya
masing-masing. Dalam klasifikasi klasik, organisme gua dibedakan
berdasarkan tingkat adaptasinya terhadap lingkungan gua yaitu:
1. Trogloxene adalah organisme yang hidup di dalam gua namun
tidak pernah menyelesaikan seluruh siklus hidupnya di dalam
gua. Kelelawar salah satu contoh hewan trogloxene.
2. Troglophile adalah organisme yang menyelesaikan seluruh
siklus hidupnya di dalam gua, namun individu yang lain dari
jenis yang sama juga hidup di luar gua, seperti: salamander,
cacing tanah, kumbang dan crustacea .
[Type text]

3. Troglobite adalah organisme gua sejati dan hidup secara


permanen di zona gelap total dan hanya ditemukan di dalam
gua. Contoh : ikan Amblyopsis spelaeus, Puntius sp, Bostrychus
sp.
Zonasi kehidupan gua berdasarkan cahaya :
Ekosistem gua memiliki ciri khas terbatas dengan absennya
cahaya matahari, iklim yang hampir seragam, temperatur yang
konstan sepanjang tahun dan kelembaban relatif yang tinggi dan
konstan. Berdasarkan ketersediaan cahaya matahari, gua memiliki
tiga zonasi :
1. Zona mulut atau zona terang ( entrance zone ). Pada zona ini
terdapat cahaya matahari langsung dan iklim gua sangat
terpengaruh oleh faktor luar gua.
2. Zona senja atau zona remang-remang ( twilight zone ) adalah
zona dengan cahaya matahari tidak langsung, berupa pantulan
cahaya dari zona mulut sehingga cahaya agak remang. Iklim
sedikit terpengaruh oleh kondisi luar gua/berfluktuasi.
3. Zona peralihan adalah zona yang mulai berubah ke daerah
gelap. Namun keberadaan sekitar goa masih dapat kita
rasakan.
4. Zona gelap total ( dark zone ) adalah zona dimana tidak ada
cahaya sama sekali. Organisme gua sejati hidup di zona ini.
Dimana suhu di dalam zona ini bersifat konstan, begitu juga
dengan kelembapan-nya.

TPGH ( Teknik Penelusuran Goa Horizontal)


Medan pada goa horizontal sangat bervariasi, mulai dari lorong
lorong yang mudah ditelusuri sampai lorong lorong yang hanya bisa
dilewati oleh orang orang tertentu. Perlu teknik teknik khusus untuk
melewatinya :
1. Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dengan mudah dilewati kalau
lumpur
tersebut tidak tebal, apabila lumpur tebal untuk
melewatinya kita bergerak dengan posisi berenang. Dengan
posisi ini kita dapat bergerak dengan mudah dan dapat
menghemat tenaga
2. Air
Untuk kondisi lorong goa yang berair dan kita belum
mengetahui bagaimana kondisinya
maka kita akan perlu
fasilitas pendukung, seperti pelampung, perahu karet bahkan
mungkin alat selam karena di dalam goa, teknik diving
digunakan untuk melewati lorong yang seluruh bagiannya
tertutup oleh air misalnya sump, siphon.
[Type text]

3. Climbing
Dalam suatu penelusuran gua, terkadang kita menjumpai
adanya waterfaal/ air terjun, maupun lorong-lorong yang berada
di atas kita yang masih bisa kita jangkau. Untuk meneruskan
penelusuran gua,kita harus menggunakan tekhnik2 climbing,
serta jika memungkinkan menggunakan pengaman sisip yang
biasanya digunakan dalam pemanjatan.
Variasi penelusuran medan horizontal dan tekhniknya :

TEKNIK PENELUSURAN GUA VERTICAL


Dalam suatu penelusuran goa terkadang kita juga menemukan
adanya waterfall ataupun lorong yang terletak di atas kita. Untuk
melakukan penelusuran kita harus mengetahui teknik teknik yang
digunakan yang salah satunya adalah SRT.
SRT kepanjangannya adalah single rope tehnique yaitu
teknik untuk melintasi lintasan vertical yang berupa satu tali, dengan
segala variasi lintasan yang disesaikan dengan kondisi medan.
Kenyamanan dan keselamatan adalah prinsip utama dari tehnik ini.
Beberapa macam system SRT yang digunakan :
A. Texas System : menggunakan 2 hand ascender yang
dihubungkan dengan cowstail yang ujung pendek sisi
bawah ditambah foot loop sedang diatas dilewatkan ke
dalam penyambung chest harness dan di pegang tangan,
B. Rope Walker System : Menggunakan 3 buah gibbs dll
C. Michelle System : Spt texas system hanya ditambahkan
chestbox
D. Floating Cam System Dll
E. Jummar System : Menggunakan 2 hand ascender dll
F. Frog Rig System : sistem ini yang akan kita bahas lebih
lanjut
Frog rig system sering juga disebut dengan sit dan stand,
karena ketika penelusur ada di bagian tengah tali dia akan terlihat
seperti orang berdiri lalu duduk. Sysem ini paling banyak digunakan
karena tingkat keamanan, kecepatan dan kenyamanannya tinggi.
Peralatan yang digunakan :
1. Seat harness : Digunakan pada pinggang dan kaki yang
fungsinya untuk mengikat tubuh.
2. Ascender
: Hand ascender / jumar. Digunakan untuk naik atau
memanjat lintasan. Alat ini juga digunakan untuk
pegangan tangan.
: Chest ascender. Kegunaannya sama tapi dipasangkan di dada.
3. Descender
: Digunakan untuk menuruni lintasan tali
4. Mailon Rapid : Oval : Untuk menyambungkan chest ascender
dengan delta MR
: Delta : Untuk menyambungkan seat harness dan dijadikan
pengkait untuk alat yang lain.
[Type text]

5. Chest harness : Digunakan untuk mengikatkan chest ascender


pada dada
6. Cowstail
: Dengan tali dinamik dengan satu cabangnya lebih
pendek.
7. Foot loop
: Digunakan sebagai pijakan kaki yang dihubungkan
dengan ascender
8. Kernmantel Rope menggunakan jenis static rope yang mempunyai
kelenturan
48%
Organisasi
Dalam sistem ini digunakan seat harness yang dihubungkan
dengan delta MR, yang di dalamnya dirangkaikan peralatan lainnya.
Urutan paling kiri cowstail, oval MR yang terhubung dengan chest
ascender, lalu oval carabiner screw gate yang dihubungkan dengan
descender diikuti dengan carabiner non screw gate yang berfungsi
sebagai pengatur laju kecepatan. Ujung cowstail panjang
dihubungkan dengan carabiner delta screw gate yang dirangkaikan
dengan hand ascender dan foot loop. Chest ascender dikaitkan ke
dada dengan menggunakan chest harness.

Descending
Teknik menuruni tali pada frog rig system biasanya
menggunakan descender simpel stop atau auto stop, apabila
menggunakan descender simple stop harus ditambahkan dengan
carabiner friksi disamping kanannya yang berfungsi untuk mengatur
kelajuan gerak pada tali pada saat kita turun.
Ascending
Untuk meniti tali ke atas pada frog rig system digunakan
sebuah hand ascender yang dihubungkan dengan cowstail ujung
panjang, dirangkaikan dengan foot loop dan sebuah chest ascender
yang dikaitkan ke dada dengan chest harness. Cowstail dan foot loop
sebaiknya dijadikan sebagai personal equipment karena panjangnya
disesuaikan dengan pemakainya.
Kesesuaian panjang cowstail dan foot loop dengan panjang kaki
dan tangan pemakainya akan mempengaruhi penghematan tenaga
pada saat ascending. Gerakan dan pembagian tenaga akan
mempengaruhi ketahanan seseorang pada saat menaiki pitch pitch
yang panjang.
Variasi lintasan
Variasi lintasan yang akan kita temui pada saat kita melakukan
penelusuran :
1. Intermediate : Lintasan ini bertujuan untuk menghindari
titik friksi tali pada dinding gua dengan membuat anchor
pada titik gesekan.
2. Deviasi : Lintasan ini berguna untuk menghilangkan friksi
dengan cara menarik tali ke arah luar dari titik friksinya.
[Type text]

3. Sambungan tali : Rintangan ini berupa simpul yang


menyambung 2 buah tali pada satu lintasan vertikal.
Beberapa jenis simpul
Pada prinsipnya semua simpul mengurangi kekuatan tali pada
waktu simpul dibuat,dengan alasan simpul tersebut mengakibatkan
tali bertekuk-tekuk. Pada waktu tali diberi beban,pilinan serat dalam
tekukan simpul mendapat beban lebih banyak dibandingkan dengan
pilinan yang berada di luar simpul. Berikut adalah daftar beberapa
simpul yang sering digunakan:
Italian Hitch
Simpul ini adalh simpul yang lilitannya bisa bergerak. Biasanya
bisa digunakan untuk mem-belay eorang pemanjat, dalam kgiatan
panjat tebing. Bisa juga digunakan utuk lowering ataupun hauling.

Simpul pangkal / Clove Hitch


Simpul ini juga sering digunakan pada kegiatan panjat tebing.
Berfungsi sebagai pengaman pertama yang dibuat seorang pemanjat
saat berada di pitch.

MANAJEMEN PENELUSURAN GUA


Manajemen penelusuran gua adalah suatu aturan atau langkah
langkah yang harus dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan
penelusuran
Sebelum Penelusuran (Pra Kegiatan)
1. Mempelajari literatur tentang gua
2. Mengumpulkan informasi lisan dari penduduk sekitar
3. Perizinan dan surat jalan yang dibutuhkan
4. Dengan apa penelusur dapat sampai menuju lokasi
5. Pelajari keadaan cuaca
6. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke lokasi
7. Cek transportasi terdekat
8. Jumlah personil yang memadai
a. Minimal 3 orang
b. Maksimal tergantung dari jenis kegiatan
[Type text]

9. Keuangan yang disesuaikan dengan kondisi di atas


10.
Peralatan dan perlengkapan harus memadai
( lengkap)
11.
Keharusan mutlak setiap mengadakan penelusuran
adalah meninggalkan pesan di sekretariat yang
berisikan :
a. Lokasi gua dan kondisi gua
b. Jumlah
personil
yang
berangkat
dan
sebutkan
identitasnya
c. Lama penelusuran, kapan berangkat dan kapan pulang
12.
Melapor ke kelurahan ataupun juru kunci goa
Selama Penelusuran (Kegiatan)
Pembagian tugas dalam penelusuran tergantung dari jenis dan
tujuan kegiatan penelusuran gua, yaitu :
1. Penelusuran biasa
Rigging, leader
Cleaning
Transport barang
2. Pemetaan Gua
Rigging, leader
Mapping
* leader sebagai surveyor
* Shooter, orang ketiga
* Stationer, Second man
* Cleaning, Diskriptor
3. Fotografi Gua
* Rigging, leader
* Fotographer
* Cleaning
* Pemegang blitz
4. Penelitian Gua
* Rigging, leader
* Cleaning
* Pengambilan sample
Sesudah Penelusuran (Pasca Kegiatan)
1. Checking peralatan
2. Perawatan peralatan
3. Evaluasi kegiatan
4. Pembuatan laporan kegiatan
BAHAYA PENELUSURAN GUA
A). Anthroposentrisme
Merupakan bahaya yang dapt menimpa manusia sebagai
pelaku penelusuran,yang dimana setiap kegiatan di alam terbuka
pasti memiliki resiko terjadi kecelakaan.Di bawah ini adalah penyebab
kecelakaan :
1. Faktor Manusia
CEROBOH
* kurang persiapan
* tidak menguasai teknik dan peralatan
[Type text]

* tidak menguasai teknik penelusuran


* terpeleset
TERSESAT
* kurang pengamatan waktu masuk
* sumber cahaya habis
TENGGELAM
* tidak dapat berenang
* dapat berenang tapi meremehkan alam
SALAH DALAM PEMBAGIAN TEAM PENELUSURAN
* tidak sesuai kemampuan
* pembagian beban tidak merata
2. Faktor Peralatan
BERKURANGNYA KUALITAS PERALATAN
* pemakaian berlebihan
* rusak
* friksi pada saat penggunaan
PENGGUNAAN YANG TIDAK SEMESTINYA
* terkena beban ungkit
* descending terlalu dalam, cepat
BEBAN BERLEBIHAN
* salah pemasangan lintasan
* transfer barang, rescue
PENYUSUTAN TIDAK TERKONTROL
* penyimpanan
* penggunaan
* pencucian
3. Faktor Gua dan Alam
BANJIR
RUNTUH
GAS BERBAHAYA
PENYAKIT AKIBAT VIRUS
BINATANG BERBAHAYA

B). Speleosentrisme
Merupakan bahaya yang dapat menimpa gua, sebagai akibat
digunakan sebagai tempat penelusuran. Maka tak jarang bila gua2
yang mudah dijangkau oleh manusia sering terjadi vandalisme, yang
seperti :
Pengotoran lingkungan gua
Perusakan ornamen
Corat-coret
Penambangan di dalam gua serta perusakan
Perusakan sisitem hidrologinya
Dll..

ANTISIPASI
[Type text]

1. Memberlakukan prosedur perizinan yang ketat


2. Menciptakan SDM yang standart untuk mengawasi / mengontrol
gua yang sering dikunjungi
3. Memberdayakan dan melibatkan masyarakat setempat untuk
menjaga gua
4. Menjaga kepercayaan dan mengangkerkan gua tertentu untuk
tujuan konservasi
5. Mengangkat juru kunci khusus untuk gua tertentu

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai