Di susun oleh :
Masruhil
: 1102412037
Sholakhuddin
: 1102412115
: 1102412117
Abstrak
Setiap kali kita membicarakan tentang pendidikan merupakan satu kata yang
mempunyai beberapa interpretasi yang sangat luas cakupannya, sehingga tidak akan
pernah selesai membicarakan seputar tentang pendidikan. Praktik pendidikan dewasa
banyak menyinggung beberapa pokok permasalahan yang akan di hadapi oleh
pendidikan
keguruan.
Dalam
kehidupan
manusia
selalu
muncul
dimensi
LKTIM
penting untuk menunjang proses belajar-mengajar yang efektif dan efesien bagi
seorang pendidik (guru). Dengan menggunakan metode yang bervariatif diharapkan
peserta didik mampu memahami materi atau informasi yang di sampaikan oleh guru.
Seorang pendidik (guru) di tuntut dapat memahami kondisi psikologis peserta didik
untuk mengetahui kesiapan dan kesanggupan menerima materi pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga (sekolah). Oleh karena itu, guru
harus memahami berbagai metode, strategi, dan model pembelajaran yang dapat
menstimuli keingintahuan peserta didik untuk selalu belajar.
Kata Kunci : Teknologi, Guru, dan strategi pembelajaran
LKTIM
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Naskah : STRATEGI ADAPTASI TEKNOLOGI SEBAGAI PENUNJAN
PEMBELAJARAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI DAERAH TERPENCIL DAN
TERISOLASI
2. Bidang Kajian
: Ilmu Pendidikan
3. Ketua Tim
a. Nama Lengkap
: Masruhil
b. NIM
: 1102412037
c. Jurusan/Fakultas
: Teknologi Pendidikan
d. Universitas
e. Alamat Rumah/Telepon
f. e-mail
: Masruhil@gmail.com/tp_12037@yahoo.com
4. Anggota Tim
: Sholakhuddin
Eka Danu Saputra
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIP
: 197907272006041002
Menyetujui:
Dosen Pembimbing,
Ketua Tim,
Masruhil
NIP : 197907272006041002
NIM : 110241203
Mengetahui:
Pembantu/Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan
LKTIM
Pengantar
Manusia tidak pernah berhenti memperhatikan dan menjadikan pendidikan sebagai
kompas untuk menerangi jalannya kearah yang lebih baik dan dapat memberdayakan
manusia sebagaimana fitrahnya. Tanpa pendidikan manusia tidak akan pernah
mengenal atau dapat membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, serta
tidak akan mengetahui sejarah orang terdahulu sebagaimana perjalan hidupnya hingga
dapat menemukan titik terang yang dapat mengantarkan kearah jalan yang baik dan
benar. Melalui pendidikan kita dapat mengetahui jejak jejak orang dapat melampaui
realitas kehidupan dalam memikirkan perubahan zaman yang akan terjadi dan yang
akan di persiapkan untuk memenuhi berbagai tantangan yang akan terjadi di berbagai
lini kehidupan. Kecemasan banyak pihak terhadap kehidupan pada era global ini
menuntut persaingan yang sangat tinggi pada satu pihak dan ketangguhan pada pihak
lain untuk menghadapi perubahan yang amat cepat pada pihak lain.
Kalau kita membicarakan tentang seputar pendidikan tidak akan pernah ada habishabisnya diterpa oleh apapun itu karena begitu kompleks permasalahan yang dihadapi
oleh dunia pendidikan. Akan tetapi, pendidikan berusaha melepaskan semua belenggu
yang dapat mengganggu kestabilan dalam memainkan perannya sebagaimana
substansialnya yang berada di dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, banyak
akademisi dan praktisi pendidikan mencoba mencari jalan keluar untuk memecahkan
kebuntuan yang ditemukan di dalam tubuh pendidikan agar terlepas dari semua itu,
akantetapi realita yang terjadi justru malah bertambah semakin rumit dipecahkan
karena disebabkan oleh latar belakang ideology dan budaya kebarat-baratan (sekuler)
yang menimpa pada peserta didik (siswa) sehingga masalah sebelumnya belum
terselesaikan malah ditambah lagi dengan masalah yang jauh lebih rumit mencari jalan
keluarnya. Hal itu tidak dapat dipungkiri keberadaannya dan tidak mungkin kita untuk
menutup mata tentang hal-hal yang bernuansa ideology dan budaya yang tersebar
diberbagai penjuru Indonesia melalui berbagai media massa. Hal itu dapat
diminimalisir dengan peran pendidikan untuk lebih selektif dalam mengadopsi budaya
dari luar. Maka dari itu senjata yang paling ampuh dapat digunakan untuk saat ini
LKTIM
LKTIM
Daftar Isi
Abstrak . i
Lembar Pengesahan .. iii
Kata Pengantar . iv
Daftar Isi .. vi
BAB I
Latar Belakang . 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan dan Manfaat . 2
BAB II : Tinjauan Pustaka
Landasan teori 3
BAB III
Metode Penulisan ... 4
BAB IV : Pembahasan
Pengertian Strategi Pembelajaran .. 5
bentuk-bentuk strategi pembelajaran . 6
Bagaimana strategi adaptasi pembelajaran teknologi diterapkan .. 8
Macam Pendekatan Administratif . 9
Macam Pendekatan Pembelajaran ......... 14
Mengapa strategi adaptasi teknologi pembelajaran diterapkan 16
BAB V
Penutup .. 22
Saran ... 22
Daftar Pustaka 23
Lampiran : Biodata peserta 24
LKTIM
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kualitas suatu bangsa akan tercermin dari bagaimana system pendidikan yang
diterapakan untuk anak-anak bangsa yang nantinya akan menjadi dan menjalankan
roda kepemimpinannya yang lebih baik bahkan menjadi semua harapan suatu warga
negara itu sendiri. Oleh karena itu, bersifatlah sebaik mungkin terhadap pendidikan
yang akan mencetak generasi muda bangsa yang akan memprovokasi kepada
masyarakat yang lebih luas. Kunci keberhasilan suatu bangsa tidak ditentukan oleh
aspek ekonomi, dan politik. Akan tetapi, ditentukan oleh aspek atau bidang
pendidikan. Ironisnya, kelihatannya pemerintah bersikap parsial terhadap dunia
pendidikan bahkan diskriminasi dengan aspek atau sector yang lain dibandingkan
dengan pendidikan. Semestinya kita banyak belajar dari negara tetangga yang dulunya
pernah belajar kepada kita justru sekarang malah berbalik arah, kita yang belajar
kepada mereka, Sebut saja Malaysia dan Singapura, apalagi kalua kita bandingkan
dengan Jepang yang hanya sebagaian kecil daratannya justru menjadi raksasa kedua di
dunia, kalau dibandingkan dengan kita yang datarannya sangat luas, subur, ditambah
dengan kekayaan alamnya yang melimpah justru kita tidak menikmati kekayaan alam
yang kita miliki sendiri malah terbalik yang menikmati justru orang lain yang
notabenenya negara berkembang.
Strategi pembelajaran sangat berperan sekali dalam perkembangan dunia pendidikan,
terutama bagi anak didik. Melalui proses pembelajaran yang bervariasi sangat
mempengaruhi hasil belajar yang signifikan untuk menunjang tercapainya visi, misi,
dan tujuan pendidikan (sekolah) itu sendiri. Pendidikan lebih menekankan pada
pembentukan dan pengembangan kepribadian dari seseorang (peserta didik). Pada
dasarnya pembelajaran merupakan teknik atau cara yang digunakan di dalam kelas
untuk mempengaruhi dan mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Latar belakang yang mendorong kami untuk mengkaji lebih focus dengan
LKTIM
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep Strategi pembelajaran ?
2. Apa saja bentuk strategi pembelajaran ?
3. Bagaimana strategi adaptasi pembelajaran teknologi yang diterapkan pada siswa
sekolah dasar di daerah terpencil dan terisolasi ?
4. Mengapa strategi adaptasi teknologi pembelajaran diterapkan ?
LKTIM
BAB II
Tinjauan Pustaka
Landasan Teori
Teori merupakan integral yang terdiri dari konsep, prinsip, dan proposisi yang
memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan, sedangkan praktek merupakan
penerapakan teori ilmu pengetahuan untuk memecahkan permasalahan.
1.
2.
3.
4.
Finkelstein mengatakan bahwa seorang pendidik (guru) bukan hanya teknisi atau
pemimpi dengan ide-ide besar, tetapi ia adalah penafsir akan kenyataan, seorang
penemu dan yang ikut serta dalam kegiatan nyata pendidikan (dalam Tilaar,
1990: 224).
LKTIM
10
BAB III
Metode Penulisan
Ilmu pendidikan (pembelajaran) dibangun dengan berbagai riset penelitian
pendidikan yang dilakukan oleh para ahli pendidikan (pembelajaran) dengan berbagai
metode riset/penelitian untuk membangun ilmu pendidikan (pembelajaran) sebagai
alat berfikir untuk memahami dan memecahkan permasalahan yang terjadi
dimasyarakat. Istilah riset atau penelitian digunakan untuk memecahkan permasalahan
secara sistematis, objektif, dan seintensif mungkin.
Sehubungan dengan pembahasan mengenai langkah-langkah/prosedur pengumpulan
data dengan mengidentifikasi tiga teknik yang dapat dilakukan, yaitu :
a.
Metode Angket
Metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab dengan yang sebenarnya untuk mendapatkan data yang konkret.
Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
b.
Metode Wawancara
Metode Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap
suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk melanjutkan suatu penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi
mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir. Di dalam penelitian,
observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara
(Wikipedia).
LKTIM
11
BAB IV
Pembahasan
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Yusufhadi Miarso mendefinisikan strategi pembelajaran adalah pendekatan
menyeluruh dalam suatu system pembelajaran yang berupa pedoman umum dan
kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran yang dijabarkan dalam
pandangan dan falsafah atau teori tertentu (2004). Strategi Pembelajaran adalah cara
yang digunakan secara sistematik untuk mengkomunikasikan isi pelajaran kepada
peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan
peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pembelajaran. Penelitian
dalam strategi pembelajaran telah memberikan kontribusi terhadappengetahuan
tentang komponen pembelajaran. Seorang desainer pembelajaran menggunakan teori
atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip pembelajaran. Secara khas,
strategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. Situasi-situasi belajar ini
sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran. model pembelajaran maupun
strategi pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda
tergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang diinginkan (Joyce
dan Weil, 1972; Merril, Tennyson, dan Posey, 1992; Reigeluth, 1978a).
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan
bagian integral dari unit kegiatan, pengorganisasian berbagai materi pelajaran, teknik
dan metode penyampaian, dan penggunaan media pembelajaran yang menunjang
pembelajaran dalam
LKTIM
12
pada keaktifan peserta didik (siswa) untuk mencari dan menemukan konsep sendiri
tentang belajar yang dapat memecahkan dan menyelesaikan permaslahan atau
kesulitan yang di hadapi maupun yang akan dihadapi oleh peserta didik (siswa)
dengan menggunakan teknik problem solving approach. Dengan problem solving
approach,
di
harapkan
peserta
didik
(anak
didik)
mampu
memecahkan
permasalahannya sendiri. Strategi pembelajaran inquiri-discovery menanamkan dasardasar untuk berfikir secara ilmiah dan objektif terhadap fenomena-fenomena yang ada
di kehidupan peserta didik (siswa), sehingga diharapkan mampu untuk meminimalisir
problem yang terjadi. Keaktifan peserta didik (siswa) sangat berperan dan dapat
menentukan keberhasilan dalam pembelajaran.
2. Ekspositori Learning
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru transfer of
knowleadge kepada peserta didik (siswa) dengan maksud agar siswa dapat menguasai
LKTIM
13
materi pelajaran secara optimal dan dapat dipahami secara kognitif secara sistematik
(Ika Lestari 2013). Dimyati dan Mudjiono (1999) mengatakan, metode ekspositori
adalah pemindahan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa yang
bersifat verbal, sehingga pembelajaran monoton bagi peserta didik (siswa) dan
akhirnya dapat membosankan pembelajaran ketika dikelas.
Seorang guru dalam mengolah atau mendesain bahan pelajaran untuk di sampaikan
kepada peserta didik. Strategi ekspositori dapat digunakan untuk mengajarkan
berbagai materi pelajaran kepada peserta didik (siswa), kecuali yang sifatnya
pemacahan masalah. Jadi, strategi ekspository lebih menitikberatkan pada teacher
center daripada student center. Oleh karena itu, esensi strategi pembelajaran
ekspository
tidaklah
sesuai
untuk
digunakan
dalam
pembelajaran
yang
yang bersifat khusus ke yang bersifat umum atau generalisasi. Strategi pembelajaran
induktif menitikberatkan pada materi pelajaran yang telah diketahui oleh peserta didik
(siswa) dengan tujuan yang jelas, sehingga merangsang peserta didik (siswa) untuk
selalu belajar.
LKTIM
14
LKTIM
15
Pendekatan Administratif
1.
2.
(kota dan
3.
1.
kabupaten)
LKTIM
16
karya-siswa didalam maupun diluar negeri bagi yang berprestasi, dan 5) Menyediakan
perumahan yang layak ketika tugas di daerah tersebut.
Dalam menghadapi dunia yang serba cepat dan canggih dengan parameternya adalah
penggunaan teknologi yang mendominasi kehidupan masyarakat. Sehingga bagaimana
pun tuntutan dan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan bervariasi yang
dimotori oleh teknologi dan informasi dalam menggerakkan nilai-nilai kemanusiaan
untuk selalu berubah kearah yang progresif dan cenderung akan mematikan
kebudayaan. Suatu pendekatan baru dalam strategi penempatan guru didaerah
terpencil dan terisolasi ialah dengan melihat dari segi kebutuhan guru ketika berada
atau bertugas di daerah tersebut, tetapi juga dengan memperhitungkan kemungkinankemungkinan atau konsekuensi yang akan ditanggung oleh guru atau dengan
memberikan peluang-peluang yang menjanjikan untuk menerima tantangan dalam
mengembangkan atau penyadaran, pemberantasan buta huruf, dam pemberian hak
akan pendidikan yang sama dengan daerah-daerah perkotaan atau pedesaan yang
memenuhi standar pendidikan. Menurut Tilaar (1990) Masalah pendidikan guru
Sekolah Dasar yang menyangkut kelembagaan SPG. Justru tenaga-tenaga pendidikan
dasar ini merupakan peletak dasar proses mencerdaskan kehidupan bangsa, justru di
sinilah terletak titik lemah yang perlu segera di perbaiki dalam tahap pemantapan
system pendidikan nasional untuk menjawab tantangan era globalisasi. Apabila
adanya kemajuan teknologi tidak diikuti oleh masyarakat atau pemerintah pada
sekolah-sekolah di daerah tersebut maka akan semakin tersisihkan atau semakin
tertinggal dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah perkotaan atau pedesaan,
sehingga akan menjauh dari kualitas pendidikan yang diinginkan.
Ada beberapa problem penempatan guru dan tenaga kependidikan di daerah terpencil
dan terisolasi yang fundamental untuk dikaji dan dipecahkan bersama, yaitu :
1. Ketidakpastian sistem pendidikan untuk menunjang profesi guru ketika mengajar
di daerah terpencil dan terisolasi
2. Profesi kependidikan (guru) tidak memberikan jaminan untuk kesejahteraan atau
kehidupan yang layak
3. Pemberian gaji lebih besar daripada guru-guru yang ada di daerah perkotaan atau
LKTIM
17
LKTIM
18
ekonomi, social, budaya, politik, dan pendidikan serta perubahan kebutuhan yang
begitu cepat didorong oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern.
Untuk memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, diperlukan SDM
yang berkualitas, integritas, dan loyalitas kepribadian yang tinggi. Oleh karena itu,
pendidikan merupakan jalan satu-satunya yang dapat menjawab semua tantangan
perkembangan di era globalisasi ini pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan
untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, sehingga
dapat bersaing dipanggung internasional. Oleh sebab itu, alat yang paling ampuh
untuk menciptakan SDM yang berkualitas tinggi hanya dengan pendidikan yang
mampu karena selama ini tidak belum ada suatu alat yang efektif kecuali pendidikan
(pembelajaran).
Keberadaan ideology dan kepentingan masing-masing politik sangat berperan dalam
menentukan suatu kebijakan pendidikan dalam menyosong pemberdayaan masyarakat
di daerah terpencil dan terisolasi. Tujuan dan substansi pendidikan berperan untuk
meningkatkan dan mengembangkan potensi di suatu daerah (terpencil & terisolasi).
Kebijakan pemerintahan di suatu daerah sangat menentukan atau dominan untuk
mengembangkan pendidikan di daerah tersebut. Keberadaan strategi akan membentuk
sebuah dinamika polarisasi untuk menentukan perumusan kebijakan pendidikan.
LKTIM
19
Dari konsep atau pengertian di atas, bahwa kecakapan hidup merupakan ilmu
pengetahuan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang berbagai problem yang
dihadapi oleh seseorang (siswa) dan dapat menyelesaikan dengan cara membangun
relasi serta komunikasi.
Esensi kurikulum dalam pendidikan (sekolah) merupakan sesuatu yang signifikan
untuk diterapakan. Penerapan kurikulum tidak terlepas dari relevansi dengan
kehidupan masyarakat yang selalu mengikuti perubahan yang progresif untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Oleh kerena itu, sebuah kurikulum
tidak menutup kemungkinan dapat menyesuaikan lingkungan dimana sebuah
kurikulum diterapkan. Teknologi, pendidikan, pengajaran, dan kurikulum merupakan
satu dimensi system yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena merupakan
sebuah alat untuk mencapai tujuan dan substansi pendidikan itu sendiri. Sebuah
kurikulum dikatakan baik manakala relevan dengan kehidupan masyarakat dimana
kurikulum diterapkan. Dengan penerapan kurikulum yang relevan diharapkan mampu
menjawab, menyesuaikan, dan memenuhi semua kebutuhan masyarakat.
Penerapan kurikulum di sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil dan
terisolasi merupakan permasalahan yang sangat kompleks keberadaannya untuk dapat
dipecahkan karena hal ini menyangkut permasalahan nasional yang tidak bisa
dipecahkan hanya dengan beberapa orang saja kalau sudah menyangkut masalah
LKTIM
20
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai pengajaran
suatu tbidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan
didasarkan kepada asumsi yang berkaitan. Sedangkan pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa
mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien (Muhaimin 1996). Di bawah ini
akan diuraikan beberapa pendekatan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik untuk selalu belajar, yaitu :
1. Bawalah mereka ke Dunia kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia mereka.
Sebagai langkah pertama dan utama seorang pendidik harus mampu memasuki dunia
peserta didik (siswa) untuk mempermudah menerapkan berbagai metode pembelajaran
yang sesuai dengan keinginannya dan mampu membawa peserta didik (siswa) tetap
untuk belajar. Seorang pendidik untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama
harus membangun jembatan autentik pentingnya memasuki kehidupan peserta didik
(siswa) yang melibatkan semua aspek kepribadian manusia baik pikiran, perasaan,
bahasa tubuh, sikap, dan keyakinan. Hal ini merupakan sesuatu yang paling mendasar
dilakukan oleh setiap pendidik (guru) yang sedang mengajar. Tindakan ini akan
memberikan izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan menuju
kesadaran ilmu pengetahuan yang lebih luas.
LKTIM
21
pembelajaran. Syntaks inilah yang menjadi ciri khas dari suatu model pembelajaran
TANDUR, yaitu :
T : Tumbuhkan, tumbuhkan minat dengan menunjukkan Apakah manfaatnya bagiku,
dan bagi kehidupanku
A : Alami, ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
peserta didik
N : Namai, sediakan kata-kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebagai sebuah
masukan
D : Demonstrasikan, sediakan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk
menunjukkan bahwa mereka tahu
U : Ulangi, tunjukkan pada peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan bahwa
Aku tahu bahwa aku memang tahu ini
R : Rayakan, untuk mengakui hasil belajar peserta didik, baik dalam bentuk
penyelesaian, partisipasi, perolehan keterampilan ataupun ilmu pengetahuan lainnya,
maka akuilah dan rayakan.
3. Pendekatan DIDEQCES
D : Directing : memastikan bahwa semua peserta didik (siswa) tahu apa yang harus
diajarkan atau dikerjakan dan menarik perhatian peserta didik (siswa) yang
membutuhkan perhatian khusus.
I : Instructing : memberikan informasi dan menstrukturisasikan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik (siswa) dengan baik, misalnya mendeskripsikan bagaimana
caranya.
D : Demonstrating : menunjukkan, mendeskripsikan pengalaman-pengalaman belajar
yang dapat membuat peserta didik (siswa) untuk selalu mencari tahu sendiri.
E : Explaining and illustrating : memberikan penjelasan-penjelasan yang merujuk
pada pembelajaran sebelumnya.
Q : Questioning and discussing : peserta didik (siswa) aktif dalam pembelajaran
dengan cara bertanya dan berdiskusi untuk mengklarifikasi pengetahuan (materi
pelajaran) yang dipelajari di dalam kelas.
LKTIM
22
LKTIM
23
LKTIM
24
berubah.
Perubahan
itu
ada
yang
direkayasa,
ada
yang dapat
LKTIM
25
dengan revolusi informasi dan komunikasi yang melumpuhkan sendi-sendi tata nilainilai kehidupan yang sangat cepat. Beberapa hal yang menjadi factor dalam
pengembangan pendidikan, yaitu :
1. Ledakan penduduk
2. Revolusi informasi dan komunikasi
3. Perkembangan gaya/selera hidup masyarakat
LKTIM
26
daya kreativitas peserta didik untuk menciptakan sesuatu yang baru di daerah tersebut.
Akan tetapi, hal demikian akan menjadi sebuah harapan yang hampa dan kosong tanpa
merealisasikan ide tersebut dan dibarengi dengan adanya sarana yang menunjang atau
mendukung kearah tersebut. Kreativitas itu dapat dilatih, dibina, dan dikembangkan
melalui praktik pendidikan. Oleh karena itu, perlu disusun kurikulum yang memuat
materi yang membahas tentang kreativitas serta adanya buku-buku teks yang telah
ada. Menurut Chaedar, seseorang (siswa) yang kreatif pada umumnya memiliki
kesamaan dan tampaknya merupakan prasyarat munculnya kreativitas itu, antara lain :
Pertama, pengetahuan yang luas yang berhubungan dengan bidang yang dikuasainya,
dan keinginan yang terus menerus untuk mencari problem baru. Sederhananya,
mereka berkelana menyebrang batas pengetahuan yang dimilikinya. Kedua, adanya
sejumlah kualitas yang memungkinkan munculnya respon seperti rasa percaya diri,
ceria, mandiri, kukuh pendirian, tidak mengenal lelah, dan kesiapan mengambil resiko.
Ketiga, adanya kemampuan membagi konsentrasi, menjauh dari cara berpikir
konvensional menggunakan kekuatan intuitif dan yang tidak tersadari untuk
menyelesaikan masalah, dan tabah menanti (tidak segera mengakhiri suatu usaha).
Keempat,adanya keinginan kuat untuk mencapai keseimbangan saat menghadapi
persoalan, sehingga dorongan internal untuk melakukan integrasi dan disintegrasi
terhadap kemapanan yang ada akan senantiasa berakhir cemerlang (Chaedar,
2010:20).
Jeff DeGraff dan Khaterine mengelompokkan kreativitas pada kuadran kiri dan
kanan dalam diagram berikut:
1. Imajinif (imagine) memiliki kompetensi dalam mengembangkan kreativitas
bersumber dari daya imajinasinya. Sesungguhnya setiap individu memiliki
kemampuan menghayal, namun individu imajinatif mampu mewujudkan
hayalannya dalam ide dan karya yang unik. Ujung dari hayalnya adalah berkarya.
Individu imajinatif mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan tata artistik baru,
mewujudkan produk baru, membangun pelayanan baru, memecahkan masalah
dengan cara-cara baru. Potensinya akan berkembang jika didukung dengan kultur
lingkungan yang menghargai dengan baik percobaan, melakukan langkah-langkah
LKTIM
27
spekulatif, fokus pada pengembangan ide-ide baru, bahkan melakukan hal yang
tidak dapat dilakukan orang sebelumnya.
2. Penanam modal (invest) menunjukkan daya kompetisi yang kuat, memiliki
kesungguhan dalam berjuang serta intensif dalam mewujudkan keunggulan. Tipe
pribadi ini berani kalah dan siap menang dan siap menanggung resiko.
Kepribadian investor mengembangkan kreasi dengan cepat sebelum kopetitor
dapat melakukannya. Pribadi yang cerdas dan pekerja keras, pikirannya fokus pada
kebaikan yang yang akan diraihnya. Karena itu ia memiliki motivasi yang kuat
untuk mewujudkan keberhasilan. Kelebihannya ditunjukkan dengan kemampuan
merespon dengan cepat tiap perubahan.
3. Pembaharu (improve) ditandai dengan karakter yang kreativitasnya yang tak
pernah
surut.
Aktivitas
meniru
sesuatu
yang
ada,
memodifikasi,
dan
LKTIM
28
BAB V
Penutup
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengembangakan potensi yang dimiliki, kecerdasan, kemandirian, dan kebebasan
untuk berpikir serta mengeluarkan pendapat bagi individu. Penerapan teknologi dalam
pembelajaran pada sekolah-sekolah di daerah terpencil dan terisolasi sangat
memerlukan komponen-komponen atau sarana dan prasarana bahkan fasilitas-fasilitas
sekolah yang memadai. Usaha pemerataan pembangunan ini memerlukan perubahan
sikap baik dari pemerintah maupun dari masyarakatnya dalam menentukan
kebutuhannya sendiri. Dari pihak pemerintah diperlukan usaha-usaha debirokratisasi
serta deregulasi dalam penanganan serta pengelolaan dana yang tersedia baik dari
perintah maupun dari masyarakat sendiri, agar sumber daya yang tersedia dapat
langsung diterima oleh yang membutuhkan dan berkenaan langsung dengan kebutuhan
mereka sendiri. Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pembelajaran.
Penelitian
dalam
strategi
pembelajaran
telah
memberikan
kontribusi
teori
atau
komponen
strategi
pembelajaran
sebagai
prinsip
Saran
Pemerataan pendidikan sangat penting sekali bagi para siswa yang berada didaerah
terpencil dan pedalaman. Mereka juga bagian dari bangsa Indonesia yang
membutuhkan pendidikan yang layak bagi mereka sebagaimana pendidikan di daerahdaerah yang penerapan pendidikan sesuai dengan mereka, tapi didaerah terpencil dan
pedalaman sangat membutuhkan dan mengharapkan pendidikan yang sama dengan
daerah-daerah yang lain.
LKTIM
29
Daftar Pustaka
Seels B. Barbara dan Richey C. Rita, (1994) Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya, Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
Tilaar, H.A.R., (2011) Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa
Depan, Bandung : Remaja Rosdakarya
Tilaar, H.A.R., (1990) Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional Menyongsong
Abad XXI, Jakarta : Balai Pustaka
Arifin, Zainal (2011) Konsep dan Model Pengembangan kurikulum, Bandung :
Remaja Rosdakarya
Alwasilah, A. Chaedar. 2010. Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung : Remaja
Rosdakarya
Muijs. Daniel Reynolds. David. 2008. Effective Teaching, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
LKTIM
30
Lampiran
Biodata Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTIM)
Nama
: Masruhil
: 1102412037
Jurusan/Fakultas
Perguruan Tinggi
Nama
: 1102412117
Jurusan/Fakultas
Perguruan Tinggi
Nama
: Sholakhuddin
: 1102412115
Jurusan/Fakultas
Perguruan Tinggi
LKTIM
31
LKTIM
32