Keke Rasan
Keke Rasan
PERILAKU KEKERASAN
Oleh :
DYA SUSTRAMI, S.Kep.,Ns
ANTONIUS CATUR SUKMONO, S.Kep.,Ns
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart
dan Sundeen, 1996). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku yang
dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif
dan maladaptif (Gambar 1).
Respons
Adaptif
Asertif
Respons
Maladap
Frustasi
Pasif
Agresif
Kekerasan
merupakan
respon
yang
maladaptif,
yaitu
agresif-kekerasan
perilaku
yang
Kondisi
klien
seperti
ke
lemahan
fisik
(penyakit
fisik),
keputusan,
kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan
konflikdapat pula memicu perilaku kekerasan.
MASALAH KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai
3. Gangguan harga diri: harga diri rendah
POHON MASALAH
Resiko mencederai
Orang lain/ lingkungan
DIAGNOSA
b. Pertemuan ke 2 dan 3
c. Pertemuan ke 4
2. Pembatasan Gerak
Pembatasan gerak adalah memisahkan klien di tempat yang aman dengan tujuan
melindungi klien, klien lain dan staf dari kemungkinan bahaya. Istilah yang biasa
digunakan dirumah sakit jiwa untuk tempat pembatasan gerak adalah kamar
isolasi. Klien dibatasi pergerakannya karena dapat mencederai orang lain atau
dicederai orang lain, membutuhkan interaksi dengan orang lain dan memerlukan
pengurangan stimulus dari lingkungan (Stuart dan Laraia, 1998).
Langkah-langkah pelaksanaan pembatasan gerak adalah sebagai berikut:
o Beri aktivitas seperti televisi, bacakan buku pada klien untuk memfasilitasi
kerjasama klien pada tindakan.
o Perawatan pada daerah pengikatan:
lakukukan latihan gerak pada tungkai yang diikat secara bergantian setiap
2 (dua) jam.
RENCANA KEPERAWATAN
Dx. Medis :
Ruang:
No. CM. :
TGL.
NO.
DX.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
3
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan
berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
PERENCANAAN
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
4
TUM:
Klien tidak mencederai dengan
melakukan manajemen perilaku
kekerasan.
TUK 1:
1.1 Klien mau membalas salam
Klien dapat membina hubungan 1.2 Klien mau menjabat tangan
saling percaya.
1.3 Klien mau menyebutkan nama
1.4 Klien mau tersenyum
1.5 KLien mau kontak mata
1.6 KLien mau mengetahui nama
perawat.
TUK 2:
Klien mengungkapkan
Klien dapat
perasaannya
mengidentifikasikan penyebab
Klien dapat mengungkapkan
perilaku kekerasan.
penyebab perasaan jengkel/
kesal (dari diri sendiri, dari
lingkungan/ orang lain).
TUK 3:
Klien dapat
mengindentifikasikan tandatanda perilaku kekerasan
INTERVENSI
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.1.6
TUK 4:
Klien dapat mengindentifikasi
perilku kekerasan yang biasa
dilakukan.
7.1.1.
7.1.2. Bantu klien mengidentifikasi m anfaat cara
yang telah diplih
7.1.3. Bantu klien menstimulasikan tersebut (role
play)
7.1.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan
klien menstimulasi cara tersebut
7.1.5. Anjurkan klien untuk menggunak an cara
yang telah dipelajari saat jengkel atau marah
7.1.6. Susun jadual melakukan cara ya ng telah
dipelajari
TUK 8:
8.1 Klien dapat menyebutkan obat- 8.1.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
Klien dapat menggunakan obat obat yang diminum dan
8.1.2 Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian
dengan benar (sesuai program kegunaannya (jenis, waktu,
berhenti minum obat tanpa seizing dokter
pengobatan)
dosis, dan efek)
8.1.3 Jelaskan prinsip benar minum obat (baca
nama yang tertera pada botol o bat, dosis
obat, waktu dan cara minum)
8.1.4 Jelaskan manfaat minum obat dan efek obta
yang perlu diperhatikan
8.2.1 Anjurkan klien minta ob at dan minum obat
tepat waktu
8.2 Klien dapat minum obat sesuai 8.2.2 Anjurkan klien melapork an pada
dengan program pengelolaan
perawat/dokter jika merasakan efek yang
tidak menyenangkan
8.2.3 Beri pujian jika klien minum obatdengan
benar
TUK 9:
9.1 Keluarga klien dapat:
9.1.1 Identifikasikan kemampuan keluarga dalam
Klien mendapat dukungan
merawat klien dari sikap apa y ang telah
Menyebutkan cara merawat
keluarga mengontrol perilaku
dilakukan keluarga terhadap klien selama ini
klien yang berperilaku
kekerasan
9.1.2 Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat
kekerasan
klien
Mengungkapkan rasa puar
9.1.3 Jelaskan cara-cara merawat klien:
dalam merawat klien
Terkait dengan cara mengontrol perilaku
marah secara konstuktif
Sikap tenang, bicara tenang dan jelas
Membantu klien mengenal penyeb ab
marah
9.1.4 Bantu keluarga mendemo nstrasikan cara
merawat klien
9.1.5 Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya
setelah melakukan demonstrasi
TUK 10:
10.1 Bicara tenang, gerakan t idak terburu-buru,
Klien mendapat perlindungan
nada suara rendah, tunjukkan kepedulian
dari lingkungan untuk
10.2 Lindungi agar klien tida k mencederai orang
mengontrol perilaku kekerasan
lain dan lingkungan
10.3 Jika tidak dapat diatasi, lakukan:
Pembatasan gerak atau pengekan gan
(lihat prosedur)
Pertemuan: Ke 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien datang ke rumah sakit diantar keluarga karena di rumah marahmarah dan memecahkan piring dan gelas.
2. Diagnosa : Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK
Topik
Tempat
Waktu
2. Kerja
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif
Coba sebutkan 3 penyebab Ali marah. Bagus sekali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, waktu kita sudah habis. Nanti coba Ali ingat lagi, penyebab Ali
marah yang belum kita bicarakan.
d. Kontrak
Topik: Nanti akan kita bicarakan perasaan Ali pada saat marah dan cara
marah yang biasa Ali lakukan.
Tempat: Mau dimana kita bicara? Bagaimana kalau kita disini?
Waktu: Kira-kira 30 menit lagi ya. Sampai nanti.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi : Klien dapat menyebabkan penyebab marah.
2. Diagnosa : Resiko merusak lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3. TUK
2. Kerja
Ali pada saat dimarahi Ibu (salah satu penyebab marah), apa yang Ali
rasakan?
Apakah ada perasaan kesal, tegang, mengepalkan tangan, mondar-mandir?
Lalu apa biasanya yang Ali lakukan?
Apakah sampai memukul? Atau marah-marah?
Ali, coba dipraktekkan cara marah Ali pada suster Budi. Anggap suster budi
adalah Ibu yang membuat Ali jengkel. Wah bagus sekali.
Nah, bagaimana perasaan Ali setelah memukul meja?
Apakah masalahnya selesai?
Apa akibat perilaku Ali?
Betul, tangan jadi sakit, meja bisa rusak, masalah tidak selesai dan akhirnya
dibawa ke rumah sakit
Bagaimana Ali, maukah belajar cara mengungkapkan marah yang benar dan
sehat?
Baiklah, waktu kita sudah habis.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah kita bercakap-cakap?
b. Evaluasi Obyektif
Apa saja yang kita bicarakan?
Benar, perasaan marah. Apa saja tadi? Ya betul, lagi, lagi, oke.
Lalu cara marh yang lama, apa saja tadi? Ya betul, lagi, oke.
Dan akibat marah apa saja? Ya betul, sampai dibawa ke rumah sakit.
c. Rencana Tindak Lanjut
Baiklah, sudah banyak yang kita bicarakan. Nanti coba diingat-ingat lagi
perasaan Ali sewaktu marah, dan cara Ali marah serta akibat yang terjadi.
Kalau di runah sakit ada yang membuat Ali marah, langsung beritahu suster.
d. Kontrak
Waktu: Besok kita bertemu lagi jam 09.00, bagaimana cocok?
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
: Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang
biasa dilakukan serta akibat yang terjadi.
Apakah ada yang membuat Ali marah sore dan malam kemarin?
Bagaimana dengan perasaan, cara marah, dan akibat marahnya Ali, masih
ada tambahan (jika perlu ulang satu-satu).
2. Kontrak
Topik
: Ali masih ingat apa yang akan kita latih sekarang? Betul kita akan
3. Kerja
Ali ada beberapa cara marah yang sehat, hari ini kita pelajari 1 cara
Nah, Ali boleh pilih mau latihan nafas dalam atau pukul kasur dan bantal?
Baiklah, kita latihan nafas dalam
Jadi, kalau Ali kesal dan perasaan sudah mulai tidak enak segera nafas dalam
agar cara marah yang lama tidak terjadi.
Caranya seperti ini, kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik napas dari
hidung dan keluarkan dari mulut.
Coba ikuti suster, tarik dari hidung. Ya bagus, tahan sebentar, dan tiup dari
mulut. Oke, ulang sampai 5 kali.
4. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan Ali setelah latihan, ada perasaan plong atau lega?
b. Evaluasi Obyektif
Coba apa yang sudah kita pelajari?
Bagus, berapa kali tarik napas dalam?
Ya benar, 5 kali.
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah, berapa kali sehari Ali mau latihan? Bagaimana kalau 3 kali?
Mau kapan saja? Bagaimana kalau pagi bangun tidur, lalu siang sebelum
makan dan malam sebelum tidur
Juga lakukan kalau ada yang membuat kesal
Bagimana kalau kita buat jadwal kegiatannya? Baik, nanti kalau sudah
dijalankan di cek list. Nah, ini caranya.
d. Kontrak
Topik: Nah, waktu kita sudah habis, nanti siang kita belajar cara lain.
Waktu: Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11.00
Tempat: Mau dimana? Disini lagi? Baik, sampai nanti.
DAFTAR BACAAN
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.
(5th ed). St louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.
(6th ed). St louis: Mosby Year Book.
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.
(7th ed). St louis: Mosby Year Book.
Townsend, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri : pedoman
untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC (terjemahan).