Bakteri
merupakan
mikroorganisme
bersel
tunggal,
tidak
berklorofil
dan
berkembangbiak dengan cara membelah diri. Ukuran bakteri lebih kecil dari protozoa
maupun fungsi satu sel. Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi
yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium
kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri.
Pengamatan-pengamatan yang dilakukan Leewenhoek merupakan pengamatan yang
menampakan penampilan kasar bakteri yang memiliki bentuk sel yang bervariasi. Bentuk
dasar sel bakteri antara lain sebagai berikut:
1. Basil, berbentuk seperti batang (bacillus = batang). Contohnya Bacillus subtilis
(penghasil antibiotik basitrasin dan subtilin), Bacillus cereus (menyebabkan
keracunan makanan dan infeksi mata), dan Bacillus anthracis (penyebab penyakit
antrks pada hewan ternak misalnya sapi)
2. Kokus, berbentuk bulat seperti bola. Contohnya Nitrosococcus (bakteri yang
membantu menyuburkan tanah).
3. Spirilum, bentuk bergelombang seperti spiral. Contohnya Spirillum minor
(penyebab demam akibat gigitan tikus).
Dari ketiga bentuk bakteri di atas yang dapat membentuk koloni (kumpulan) ialah
bakteri berbentuk basil dan kokus. Bentuk koloni tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bentuk koloni bakteri basil
a. Monobasil, yaitu bakteri berbentuk batang tunggal. Contohnya E. coli
(saproba pada usus besar).
b. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.
Contohnya Moraxella lacunata (penyebab katarak konjungtiva)
c. Steptobasil, yaitu bakteri yang berbentuk batang yang bergandengan
memanjang membentuk rantai. Contohnya streptobacillus moniliformis
(terdapat pada tenggorokan tikus dan menyebabkan demam gigitan tikus)
2. Bentuk koloni bakteri kokus
a. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat tunggal. Contohnya Chlamydia
trachomatis (penyebab penyakit mata trakoma).
b. Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang bergandeng dua-dua.
Contohnya Streptococcus pneumoniae (penyebab penyakit radang paru-paru
pneumonia).
c. Tetrakokus, yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok empat-empat.
Contohnya Micrococcus tetragenus.
d. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok membentuk susunan
kubus. Contohnya Sarcina lutea (bakteri saproba berpigmen kuning).
e. Streptokokus, bakteri yang berbentuk bulat yang bergandengan memanjang
membentuk rantai. Contohnya streptococcus lactis (bakteri saproba yang
menyebabkan rasa asam pada susu).
f. Stafilokokus, bakteri yang berbentuk bulat yang bergerobolan seperti buah
anggur. Contohnya Staphylococcus epidermidis (penyebab infeksi pada kulit
saluran pernapasan dan saluran pencernaan).
Selain penampilan kasar dari bakteri, Leewenhoek juga mengamati morfologi bakteri
yang meliputi : bentuk, ukuran, struktur luar, dan pola penataan bakteri. Morfologi bakteri
dapat berupa morfologi koloni dan morfologi sel bakteri.
Sifat-sifat suatu koloni ialah sifat-sifat yang ada sangkut-pautnya dengan bentuk,
susunan, permukaan, pengkilatan dan sebagainya. Pengamatan sifat-sifat ini dapat dilakukan
dengan menggunakan mikroskopi. Sifat-sifat koloni ini dibagi menjadi dua yakni sifat umum
dan sifat khusus.
1. Sifat-sifat Umum Suatu Koloni Bakteri
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium
ialah:
Besar-kecilnya koloni
Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup
permukaan medium.
Bentuk
Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, ada yang
tepinya tidak rata.
Kenaikan permukaan
Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang timbul, yaitu
menjulang tebal di atas permukaan medium.
Halus kasarnya permukaan
Ada koloni yang permukaannya halus saja, ada yang permukaannya kasar dan tidak
rata.
Wajah permukaan
Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram.
Warna
Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan
tetapi ada juga koloni yang kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau, ungu.
Kepekatan
Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega, ada yang
keras dan kering.
Medium cair pada dasarnya dapat diperoleh dengan tidak mencampurkan agar-agar
atau gelatin kepadanya. Di dalam medium cair, bakteri akan ketahuan sikapnya
terhadap udara. Demikian pula sifat-sifat koloninya akan kelihatan berbeda-beda.
Permukaan medium dapat memperlihatkan adanya berserabut, bercincin, berkulit,
berselaput.