Sistem Integumen
Sistem Integumen
Disusun Oleh
Gloria Seraphine Ratna Utari- 22020111130033
Bunga Anggraini-22020111130027
Fransisca Ayu-22020111130039
2011/A11.2
1. EPIDERMIS
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan
lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda :
400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
2. DERMIS
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah
epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk
bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit,
memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung.
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu
stratum papilare dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast,
sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat
menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari
jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe,
serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu
bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi
elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai
pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel
rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun
atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)
Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum
germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan
membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan lebih atas
sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium. Pigmen melanin yang
memberi wama pada kulit terdapat di lapisan ini. Untuk mencapai lapisan
paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan
demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenamya mengalami pergantian
kulit.ltu berarti juga bahwa obat jamur yang dimakan, yang akan melekat
pada lapisan basal barn akan membunuh semua jamur setelah sekitar 5
minggu, sesudah lapisan itu menjadi lapisan corneum. Berikut adalah
penjelasan tentang kulit berkaitan dengan struktur, derivat, dan rambut :
Kulit Tebal dan Kulit Tipis
Kulit tebal, distribusinya terutama pada telapak tangan, dan pada
umumnya daerah ini tidak berambut. Lapisan epidermisnya sangat
tebal tebal, terutama stratum korneum. Kulit tebal, apabila dilihat
dengan kaca pembesar tampak lekukan dan penonjolan dengan pola
khas membentuk cap jari/sidik jari yang akan menetap seumur hidup
dan dapat untuk menentukan identitas seseorang.
Kulit tipis, distribusinya pada lapisan tubuh yang dibungkus kulit
kecuali kulit telapak. Kulit tipis pada umumnya berambut dan
epidermisnya tipis. Kulit paling tipis terdapat pada kelopak mata yang
ketebalannya kurang dari 0.5 mm dan kulit paling tebal terletak pada
punggung dan bahu yang ketebalannya lebih dari 5 mm. Pada bagian
extensor lebih tebal daripada fleksor. Kulit ini mempunyai kelompok
sudorifera, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Penonjolan dan
lekukan tidak seperti pada kulit tebal. Lapisan epidermis dari kulit tipis
lebih tipis dibanding kulit tebal, dengan stratum basale yang sama
tebalnya dengan kulit tebal, stratum spinosum lebih tipis, lapisan
granulosum tidak jelas membentuk lapisan kontinyu, terdiri dari
selapis sel-sel dan granula keratohialin, stratum lusidum tidak ada dan
stratum korneum relatif tipis. Lapisan dermis pada kulit tipis tidak
mengikuti permukaan kulit, relatif datar dan stratum papillare yang
teratur. Serabut elastis pada dermis di stratum papilare membentuk
anyaman sangat halus dibawah epitel dan pada stratum retikulare kasar
dan tidak teratur di antara sel kolagen di sekitar folikel rambut dan
kelenjar sudorifera. Jumlah serabut elastis tidak begitu banyak tapi
lebih berperan dalam menentukan elastisitas kulit.
Derivat-Derivat Kulit
Derivat kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit
merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari
epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut
Keratin Rambut
Ada 2 macam keratin rambut, yaitu :
1) Keratin Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit,
terutama kulit tebal, yaitu pada bagian Medula rambut. Secara
Histologis : terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula
sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel
jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami
keratinisasi kemudian desquamasi.
2) Keratin keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str.
Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan dari selsel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras
bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak
mengandung sullfur.
Struktur
1) Struktur Rambut
Rambut terdiri dari : medula yang terdiri dari keratin lunak dan
kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras.
Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari selsel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya
terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadangkadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak
terdapat pada rambut tipis / halus.
Kortex
: Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari
sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami
keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel
pipih/gepeng
yang
mengalami
keratinisasi,
transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti
genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian
mengalami keratinisasi.
2) Struktur Folikel Rambut
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis.
Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol,
disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat, pembuluh darah
dan sel-sel saraf.
Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut
germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar.
Warna rambut
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks.
Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan
berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam
disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix
Kulitnya Saat Lahir. Di awal kelahirannya, kulit bayi belum sesempurna yang
kita bayangkan. Justru terlihat seram, sebab:
Meski struktur dan komponen kulit bayi baru lahir sudah lengkap, sebagaimana
organ tubuh bayi yang lain, kulit tersebut belum berfungsi sempurna, misalnya:
Remaja
Di masa kanak-kanak, hampir semua memiliki kulit yang sangat sempurna sehingga
hampir berkilau dalam kegelapan. Pubertas menandakan transisi besar dalam kulit,
menjadikannya berminyak sehingga pori-pori cenderung tersumbat. Akan tetapi, terlepas
dari jerawat, perubahan tersebut positif karena minyak melindungi kulit dari dehidrasi,
menjaganya tetap lembut dan lembab. Sementara itu sel kulit mengalami regenerasi
secara cepat, berjalan dari lapisan basal ke epidermis hanya dalam 28 hari.
Kulit remaja juga memiliki kemampuan mengganti kerusakan berupa bintik-bintik yang
muncul dipermukaan kulit.Kolagen dan elastin dalam jaringan ikat pada remaja masih
masih membentuk mata rantai menyatu yang sempurna, menjadikan kulit kenyal dan
kencang. Meskipun paparan sinar matahari mungkin telah merusak lapisan bawah kulit
yang sangat halus, kerusakan tersebut belum sampai ke permukaan.
Dua Puluhan
Garis-garis ekspresi mulai terbentuk, khususnya di antara alis, sudut luar mata dan dahi.
Pergantian sel menurun secara bertahap, menjadi setengah kali lebih lambat pada usia
25-30 tahun. Stratum korneum menjadi lebih tebal dan kurang fleksibel. Jaringan ikat
muli kehilangan daya pegasnya, terutama mereka yang gemar berlibur di bawah sinar
matahari. Akan tetapi, kulit wajah masih terlihat segar, lembab dan kenyal
Tiga Puluhan
Epidermis mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan karena dampak kumulatif matahari,
polusi, stress, dan gizi yang tidak sempurna. Perubahan tidak terlihat melalui permukaan
yang tidak rata, kusam, dan cairan yang tertahan. Penebalan straktum korneum dan
penuruan pergantian sel menjadi lebih jelas. Ekspresi wajah berulang mendorong lemak
pada lapisan subcutis menjadi garis sehingga mengurangi kekenyalan. Kerutan terlihat
jelas dan dampak komulatif gravitasi mulai kelihatan. Inilah saatnya orang-orang mulai
mengunjungi gerai-gerai kecantikan mencari obat mujarab antipenuaan.
Empat Puluhan
Perjalanan dari lapisan basal ke epidermis saat ini memakan waktu 40 hari. Lapisan luar
yang merata dari masa muda memudar seiring dengan tidak meratanya pigmentasi.
Untuk sebagian orang akan mengakibatkan bercak gelap. Lapisan basal perlahan-lahan
menipis, menjadikan sel kulit sulit menjaga kelembabannya, sementara straktum korneum
terus menebal. Produksi sebum yang sangat tinggi saat remaja sekarang menurun tajam.
Oleh karena itu, banyak sel mati yang menumpuk karena pergantian sel menurun. Alur
urat mulai tampak, terutama pada kulit sensitive. Garis ekspresi yang semakin dalam
memberikan kejelasan sejarah emosional seseorang.
Lima Puluhan
Bagi wanita, inilah perubahan terbesar sejak masa remaja. Menopause, yang biasanya
terjadi saat seseorang berusia di awal lima puluhan, membawa penurunan tajam dalam
produksi estrogen seiring dengan penurunan produksi sebum. Hal ini mempermudah
penguapan air, sehingga kulit menjadi kering dan kadang bersisik.
Saat ini, epidermis akan terus mengalami penipisan hingga 20 % dibandingkan saat
remaja. Selain itu, distribusi sel lemak menjadi tidak merata. Jumlah jaringan bagian
bawah tidak proporsional mengakibatkan lemak dibawah dagu jatuh dan lebih berat. Efek
kumulatif dari paparan sinar matahari nampak dalam bercak gelap tidak berbahaya yang
disebut solar keratoses.
LAMPRAN GAMBAR
struktur kulit
Stratum germinatum
Stratum lusidum
Stratum Soinusum
stratum corneum
Stratum granulosum
DERMIS
DAFTAR PUSTAKA
Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: Salemba Medika.
Finn Geneser. Buku teks Histologi. Jilid 2, terjemahan Arifin Gunawijaya. Jakarta:
Binarupa Aksara, 1994 : 1-32.
Cormark DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jam Tambojang, Jakarta:
Binarupa Aksara, 1987 : 100-135.