Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN & ANALISIS MENGENAI DAMPAK KESEHATAN

LINGKUNGAN
DAMPAK KEGIATAN PEMBANGUNAN PLAZA MULIA
DISUSUN OLEH
AKHMAD BASORI ARI UTARI MARDIANA NIKEN UTAMI PRATIWI KUSHENDRATMO PANCA WARDONO
RAHMAWATI ALIMIN
07.1101.5057.10 07.1101.5009.10 07.1101.5149.10 07.1101.5161.10 07.1101.5013.10
07.1101.5041.10 07.1101.5075.10
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2009
1|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Dampak Kegiatan
Pembangunan Plaza Mulia ini dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan ini pula kam
i mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syahrani Djedi, SKM, MPH selaku dosen ma
ta kuliah AMDAL dan ADKL karena telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat l
ebih memahami dan mengerti mengenai permasalahan rona lingkungan dalam membuat a
nalisis mengenai dampak kesehatan lingkungan yang ada di sekitar kami. Dalam mak
alah ini, membahas mengenai beberapa faktor yang menjadi dampak dari pembangunan
shopping centre Plaza Mulia. Faktor faktor tersebut terangkum berdsarkan paradi
gma kesehatan lingkungan yang terdiri dari 4 simpul utama. Keseluruhan dampak te
rsebut pada akhirnya akan berimbas kepada kesehatan masyarakat. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikann
ya makalah ini, karena tanpa bantuan dari teman-teman semua maka makalah ini tid
ak dapat terselesaikan. Kami selaku penyusun makalah ini memohon maaf apabila te
rdapat kekurangan baik disengaja maupun tidak disengaja, sehinga saran dan kriti
k anda sangat kami harapkan. Terima kasih.
Wassalamualaikum, wr. wb Samarinda, Mei 2010
Penyusun
2|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................
...................................... i Daftar Isi ii BAB I Pendahuluan........
................................................................................
... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................
............................ 1 1.2 Rumusan Masalah .............................
................................................ 2 1.3 Tujuan ..................
............................................................................. 2
BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................
............................ 3 2.1 AMDAL .......................................
....................................................... 3 2.2 Mall .............
................................................................................
......11 BAB III BAB IV Pembahasan .............................................
.............................................15 Penutup ........................
.........................................................................26 A. B
. Kesimpulan ...................................................................
...................26 Saran ....................................................
...........................................26
Daftar Pustaka .................................................................
.................................... 27
3|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia belum memiliki arah
yang jelas, hal ini dapat dilihat dari kurangnya komitmen pemimpin dan masyarak
at bangsa ini untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup. Se
jak pencanangan program pembangunan nasional, berbagai masalah lingkungan hidup
mulai terjadi. Masalah lingkungan hidup tersebut antara lain, adanya berbagai ke
rusakan lingkungan, pencemaran di darat, laut dan udara, serta berkurangnya berb
agai sumber daya alam. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimban
gan antara pemanfaatan dan ketersediaan sumber daya alam yang ada serta kurang k
esadaran akan pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup untuk generasi sekaran
g maupun masa depan. Padahal telah kita ketahui Lingkungan hidup sebagai suatu s
istem yang terdiri dari lingkungan sosial (sociosystem), lingkungan buatan (tech
nosystem) dan lingkungan alam (ecosystem) dimana ketiga subsistem ini saling ber
interaksi (saling mempengaruhi). Ketahanan masing-masing subsistem ini dapat men
ingkatkan kondisi seimbang dan ketahanan lingkungan hidup, dimana kondisi ini ak
an memberikan jaminan keberlangsungan lingkungan hidup demi peningkatan kualitas
hidup setiap makhluk hidup di dalamnya. Ketika salah satu subsistem di atas men
jadi superior dan berkeinginan untuk mengalahkan atau menguasai yang lain maka d
i sanalah akan terjadi ketidakseimbangan. Contohnya adalah ketika manusia dengan
teknologi ciptaannya ingin memanfaatkan alam demi kelangsungan hidup dan menyeb
abkan kerusakan pada lingkungan alam Pada era sekarang ini sangat marak kita lih
at dimana-mana pendirian bangunan, resah memang kita sebagai warga masyarakat ke
tika kita melihat akan banyaknya bangunan salah satunya mall, yang pembangunanny
a sudah
4|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

mulai kita lihat, alat-alat berat sudah dipasang mulai kita lihat bersliweran ke
ndaraan berat yang memang terkadang membuat kita miris. Kita harus bijak dalam m
enyikapi hal ini namun kita juga harus mawas dengan keadaan ini, semakin majunya
perekonomian, kita tidak bisa menolak dengan keaneragaman budaya yang akan munc
ul dan perkembangan Iptek semakin jelas. percaya gak percaya pembangunan dikota
Samarinda akan terus berlanjut dan akan membawa berbagai perubahan-perubahan ter
hadap lingkungan, baik positif maupun negative (Kornelius, 2008). Untuk menguran
gi dampak negative maka diperlukanlah izin mengenai Analisi Mengenai Dampak Ling
kungan. Suatu Mall tidak akan berjalan apabila tidak ada mempunyai izin AMDAL me
ndirikan bangunan tersebut.Hal ini dilakukan untuk mengkaji mengenai dampak besa
r dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang dir
encanakan pada lingkungan hidup. Dan diperlukan bagi proses pengambilan keputusa
n tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan tersebut (Anonim,2009).
1.2 Rumusan Masalah Apa definisi AMDAL? Apa yang dimaksud dengan mall atau shopping
centre? Apa saja dampak yang akan ditimbulkan dari pembangunan Plaza Mulia berda
sarkan paradigma kesehatan lingkungan? Apa saja penangangan dan rekomendasi yang
harus dilakukan untuk mencegah dampak yang akan ditimbulkan dari pembangunan Pl
aza Mulia berdasarkan paradigma kesehatan lingkungan?
1.3 Tujuan Untuk mengetahui definisi AMDAL Untuk mengetahui definisi mall atau shopp
ing centre
5|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Untuk mengetahui dampak yan/g akan ditimbulkan dari Pembangunan Plaza Mulia berd
asarkan paradigma kesehatan lingkungan Untuk mengetahui penangangan dan rekomend
asi yang harus dilakukan untuk mencegah dampak yang akan ditimbulkan dari pemban
gunan Plaza Mulia berdasarkan paradigma kesehatan lingkungan
6|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 AMDAL 2.1.1 Definisi AMDAL AMDAL yaitu Kependekan dari Analisis Mengenai Dam
pak Lingkungan, merupakan salah satu alat yang dibuat untuk tindakan terhadap ke
mungkinan ketidaklsetarinya fungsi lingkungan sebagai akibat adanya rencana usah
a dan atau kegiatan pambangunan. AMDAL lahir dengan diundangkanya undangundang t
entang lingkungan hidup di AS, National Environmental Policy act (NEPA) pada tah
un 1969. NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1970 pasal 102 (2) ( C )
dalam undang-undang ini menyatakan, semua usulan legislasi dan akitivitas pemer
intah federal yang besar, yang diperkirakan akan mempunya dampak penting terhada
p lingkungan. Diharuskan disertai dengan laporan Environmental Impact Assessment
(Analisa Dampak Lingkungan). AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan pent
ing suatu usaha dan/ atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/
atau kegiatan. NEPA 1969 merupakan suatu reaksi kerusakan lingkungan akibat akti
vitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan, rusaknya
habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunya estetika lingkungan.
2.1.2 Dasar Hukum Amdal Bermula dari Amerika Serikat, tahun 1969. The National E
nviromental Policy Act of 1969 (NEPA 1969) diperkenalkan sebagai sebuah instrume
n untuk mengendalikan dampak segala macam kegiatan yang bisa merusak kelestarian
lingkungan. Bentuknya peraturan. Dalam perkembangan selanjutnya, peraturan ini
diadopsi oleh banyak negara.
7|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Tahun 1982, Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU) lingkungan hidup. Dari sin
ilah masyarakat Indonesia mengenal istilah analisis mengenai dampak lingkungan (
amdal). UU ini diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun
1986, yang kemudian diganti PP Nomor 51 Tahun 1993, dan terakhir diganti lagi d
alam PP Nomor 27 Tahun 1999. Pemerintah membentuk Badan Pengendalian Dampak Ling
kungan Hidup (Bapedal) melalui Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1994 untuk mele
ngkapi pelaksanaan peraturan tersebut. Ada tingkat pusat dan daerah, meskipun ke
duanya tidak memiliki hubungan hierarki struktural. Bapedal pusat kini berada di
bawah Kementerian Lingkungan Hidup. Dalam PP no 27 tahun 1999 di sebutkan, bahw
a amdal merupakan kajian bagi dampak besar atau penting suatu usaha atau kegiata
n yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang di perlukan bagi proses pengambi
lan keputusan dalam suatu usaha atau kegiatan. namun kebijakan tersebut ternnyat
a melemah setelah berbenturan dengan PP 20 no 27 tahun 1999 pasal 9. jika dalam
waktu 71 hari, pemerintah belum mengambil keputusan layak atau tidaknya amdal su
atu usaha, maka usaha tersebut dinilai layak lingkungan. Tentunya, hal itu membe
rikan pukulan berat bagi para pecinta lingkungan hidup. Pasalnya, dalam aturan t
ersebut sangat terbuka ruang kolusi bagi pejabat di pemerintahan terkait dengan
tidak mengeluarkan keputusan selama 71 hari. Hal itu berbuntut pada sepuluh ribu
dokumen hasil riset mengenai amdal di indonesia hanya masuk ke keranjang sampah
tanpa tindak lanjut. Ketentuan tentang AMDAL di indonesia diatur dalam undang-u
ndang RI No.23 Tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan hidup pada pasal 15 dinya
takan kembali bahwa , setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan da
pat menimbulkan dampak besar dan penting wajib memiliki AMDAL dan pelaksanaanya
diatur dalam peraturanpemerintah (pp) No.27 Th 1999 (pasal 1 ayat 2 PP No.27/199
9)tentang AMDAL. Yang dimaksud dampak
8|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di
akibatakan oleh suatu usaha dan atau kegiatan (Kornelius, 2008). Dalam pelaksana
an AMDAL merupakan proses kajian terpadu yang mempertimbangkan aspek ekologi, so
sial ekonomi, dan sosial budaya sebagai pelengkap study kelayakan suatu rencana
usaha dan atau kegiatan. Kajian terpadu tersebut merupakan seluruh proses yang m
eliputi penyusunan: 1. Kerangka Acuan (KA) bagi penyusunan Analisi Dampak Lingku
ngan (ANDAL), dokumen ini memuat ruang lingkup dan kedalaman kajian analisi meng
enai dampak lingkungan yang akan dilaksanakan sesuai hasil proses pelingkupan 2.
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Dokumen ini memuat telaah secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting dari suatu rencana kegiatan dan atau
usaha berdasarkan arahan yang telah disepakati dalam dokumen KA ANDAL. 3. Rencan
a Pengelolaan Lingkungan (RKL), Dokumen ini memuat berbagai upaya penanganan dam
pak besar dan penting yang ditimbulkan akibat rencana usaha dan atau kegiatan. 4
. Rencana Pemantauan Lingkungan. Dokumen ini memuat berbagai rencana pematauan t
erhadap berbagai komponen lingkungan hidup yang telah dikelola akibat terkena da
mpak besar danpenting dari rencana usaha dan atau kegiatan. Rencana suatu Usaha
dan atau kegiatan akan di tolak oleh instansi yang bertanggung jawab apabila: 1.
Dampak besar dan penting negatif yang timbul tidak dapat ditangani atau ditangg
ulangi dengan teknologi yang sudah tersedia 2. Biaya yang dikeluarkan untuk mena
ngani dampak besar dan penting negatif lebih besar dari pada manfaat dampak besa
r dan penting positif.
9|Page AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Hal ini kemudian ditegaskan dalam pasal 3 PP No. 27/1999 tentang Analisis Mengen
ai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang menyebutkan bahwa usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidu
p meliputi: 1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam. 2. Eksploitasi sumberda
ya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui. 3. Proses dan kajian
yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran dan kerusakan lin
gkungan hidup, serta kemerosotan sumberdaya alam dalam pemanfaatannya. 4. Proses
dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buata
n, serta lingkungan sumberdaya. 5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempen
garuhi pelestarian kawasan konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan caga
r budaya. 6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik. 7. P
embuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati. 8. Penerapan teknologi yang
diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup. 9. Ke
giatan yang mempunyai resiko tinggi dan dapat mempengaruhi pertahanan negara. Da
lam proses penyusunan dokumen AMDAL, sangat sering ditemui konsultan (tim penyus
un) AMDAL meninggalkan berbagai prinsip dalam AMDAL. Terutama posisi rakyat dala
m proses penyusunan dokumen AMDAL. Proses keterbukaan informasi dijamin oleh keb
ijakan, di mana pasal 33 PP No. 27/1999 menegaskan kewajiban pemrakarsa untuk me
ngumunkan kepada publik dan saran, pendapat, masukan publik wajib untuk dikaji d
an dipertimbangkan dalam AMDAL. Dan pasal 34 menegaskan bagi kelompok rakyat yan
g berkepentingan wajib dilibatkan dalam proses penyusunan kerangka acuan, penila
ian kerangka
10 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

acuan, analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup da


n rencana pemantauan lingkungan hidup.
2.1.3 Tujuan AMDAL Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha at
au kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lin
gkungan hidup. Dengan melalui studi AMDAL diharapkan usah dan/atau kegiatan pemb
angunan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, memini
mumkan dampak negatip dan memaksimalkan dampak positip terhadap lingkungan hidup
. Untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting tersebut di antaranya
digunakan kriteria mengenai :
Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak r
encana usaha dan/atau kegiatan; Luas wilayah penyebaran dampak;
Intensitas dan l
amanya dampak berlangsung; Banyaknya komponen lingk ungan hidup lain yang akan t
erkena dampak; Sifat kumulatif dampak;
Berbalik (reversible) atau tidak berbalik
nya (irreversible) dampak.
Manfaat dari AMDAL ini berguna bagi : 1. Pemerintah, untuk pemerintah AMDAL berg
una untuk sarana pertimbangan pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
dari suatu rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan 2. Masyarakat,untuk
masyarakat AMDAL berguna supaya masyarakan dapat mengetahui rencana pembangunan
di daerahnya sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk mengantisipasinya. Dan mengetahu perubahan
11 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya kegiata at
au usaha tersebut. 3. pemrakarsa Usaha atau kegiatan, untuk pamrakrasa sendiri s
angat banyak manfaatnya dari masalah lingkungan yang akan dihadapi dimasa mendat
ang, bahan untuk menganalisa pengelolaan dan sasaran kegiatan, sebagai pedoman u
ntuk pelaksanaan pengelolaan pemantauan lingkungan.
Masyarakat merupakan fokus dalam study AMDAL sehingga AMDAL bersifat terbuka unt
uk umum. BAPEDAL, BAPEDALDA dan pamrakarsa wajib mengumumkan secara luas suatu r
encana usaha atau kegiatan yang membutuhkan study AMDAL supaya masyarakat dapat
memberikan tanggapan secara langsung yang disalurkan lewat komisi terutama bagi
masyarakat yang berkepentingan. Kecuali untuk kegiatan-kegiatan yang menyangkut
rahasia negara. (Kornelius, 2008)
2.1.4 Pihak yang terlibat dalam proses AMDAL Pihak-pihak yang terlibat dalam pro
ses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepent
ingan. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. D
i tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propins
i
berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Propinsi, dan di t
ingkat Kabupaten/Kota hidup berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pemerintah pengel
ola yang
lingkungan
Kabupaten/Kota.
Unsur
lainnya
berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di
dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi Penilai AM
DAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggot
a-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota ditetapkan oleh Gu
bernur dan Bupati/Walikota.
12 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencan
a usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Masyarakat yang berkepentingan
adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AM
DAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan jarak tingg
al dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor penga
ruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nil
ai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL
dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati. Ma
ksud dan tujuan dilaksanakannya ketertibatan masyarakat dalam keterbukaan inform
asi dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) ini adalah un
tuk : 1. Melindungi kepentingan masyarakat; 2. Memberdayakan masyarakat dalam pe
ngambilan keputusan atas rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang berpot
ensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap Lingkungan; 3. Memastikan ada
nya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAl dari rencana usaha dan/atau kegi
atan; dan 4. Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang b
erkepentingan, yaitu dengan menghormati hak-hak semua pihak untuk mendapatkan me
nyampaikan terpengaruh. informasi informasi dan mewajibkan semua pihak untuk yan
g
yang harus diketahui pihak lain
Di mana prinsip dasar pelaksanaannya menganuti beberapa hal yaitu Kesetaraan pos
isi di antara pihak-pihak yang terlibat, Transparansi dalam pengambilan keputusa
n, Penyelesaian masalah yang bersifat adil dan bijaksana dan Koordinasi, komunik
asi, dan kerjasama dikalangan pihak-pihak yang terkait.
13 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan wajib menyampaikan laporan pelaksanaan rencan


a pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup kepada in
stansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, instansi yang
ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dan Gubernur.
2.1.5 Sasaran Dan Peranan Amdal Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997 lingkungan hidup
diartikan sebagai kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhlu
k hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perike
hidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan pengelo
laan lingkungan hidup didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fun
gsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengemba
ngan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Pad
a Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 dikemukakan bahwa sasaran pengelolaan lingku
ngan hidup adalah : Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara
manusia dan lingkungan hidup. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingk
ungan hidup yang mempunyai sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hi
dup. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. Ter
capainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. Terkendalinya pemanfaatan sumberda
ya secara bijaksana. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) da
ri dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencem
aran dan kerusakan lingkungan hidup. Dari sasaran-sasaran pengelolaan lingkungan
hidup di atas, terlihat bahwa kelestarian fungsi lingkungan hidup merupakan sas
aran utama yang dapat diukur. Menurut bab V UU No. 23 Th. 1997 tentang pelestari
an fungsi lingkungan
14 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

hidup, dinyatakan bahwa kelestarian fungsi lingkungan hidup dapat diukur dengan
dua parameter utama, yaitu Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusaka
n Lingkungan Hidup. Dua parameter ini menjadi ukuran/indikator apakah rencana us
aha dan/atau kegiatan dapat menimbulkan dampak besar dan penting bagi lingkungan
hidup(Anonim, 2009).
2.1.6 Parameter Komponen lingkungan hidup Menurut keputusan Kepala Badan Pengend
alian Dampak Lingkungan No. 19 Th. 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Meng
enai Dampak Lingkungan Hidup pada lampiran II dikemukakan bahwa pada studi AMDAL
, terdapat empat kelompok parameter komponen lingkungan hidup, yaitu : Fisik kim
ia (Iklim, kualitas udara dan kebisingan, Demografi, Fisiografi, Hidro-Oceanogra
fi, Ruang, Lahan dan Tanah, Kualitas Air Permukaan dan Hidrologi) Biologi (Flora
, Fauna) Sosial (Budaya, Ekonomi, Pertahanan/keamanan) Kesehatan masyarakat anta
ra lain Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat. Dengan evaluasi parameter
komponen lingkungan pada setiap kegiatan (prakonstruksi, konstruksi, pasca konst
ruksi) terhadap Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkunga
n Hidup akan dapat ditentukan dampak penting (positif dan negatif) parameter lin
gkungan hidup (Gunadarma, 2010)
2.2 MALL 2.2.1 Definisi Mall Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang seca
ra arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalu
r untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada diantara antar toko-toko kec
il yang saling
15 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

berhadapan. Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya se


buah mal memiliki tinggi tiga lantai. (Wikipedia, 2009). Mall atau Super Mall at
au Plaza adalah sarana atau tempat usaha untuk melakukan perdagangan, rekreasi,
restorasi dan sebagainya yang diperuntukkan bagi kelompok, perorangan, perusahaa
n, atau koperasi untuk melakukan penjualan barang-barang dan/atau jasa yang terl
etak pada bangunan/ruangan yang berada dalam suatu kesatuan wilayah/tempat. Mall
termasuk kedalam Pasar Modern, karenaPasar modern adalah pasar yang dibangun da
n dikelola oleh Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa Pu
sat Perbelanjaan, seperti Mall, Plaza, dan Shopping Centre serta sejenisnya dima
na pengelolaannya dilaksanakan secara modern, dan mengutamakan pelayanan kenyama
nan berbelanja dengan manajemen berada di satu tangan, bermodal relatif kuat, da
n dilengkapi label harga yang pasti. Mall adalah representasi fisik dari berbaga
i paradoks kehidupan sosialekonomi, yakni: antara kaya miskin, eksklusif inklusi
f, artifi sial natural, dan modern - tradisional. Mall, plaza, town square dan s
ejenisnya adalah monumen kesenjangan sosialekonomi.
2.2.2 Syarat Pendirian Bangunan Menurut Penataan Pasar Modern Pasal 12 Bagian Ke
dua Nomor 20 Tahun 2009 : 1. Lokasi pendirian pasar modern wajib mengacu pada Re
ncana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten, ter
masuk pengaturan zonasinya. 2. Penyelengaraan dan pendirian pasar modern wajib m
emenuhi ketentuan, sebagai berikut : a. memperhitungkan kondisi sosial ekonomi m
asyarakat dan keberadaan pasar tradisional, usaha kecil, dan usaha menengah yang
ada di wilayah yang bersangkutan;
16 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

b. memperhatikan jarak dengan pasar tradisional maupun pasar modern lainnya; c.


pasar modern dapat dibangun dengan jarak radius terdekat dari pasar tradisional
minimal 1000 meter; d. menyediakan fasilitas yang menjamin pasar modern yang ber
sih, sehat, hygienis, aman, tertib dan ruang publik yang nyaman; e. menyediakan
fasilitas tempat usaha bagi usaha kecil dan menengah, pada posisi yang sama-sama
menguntungkan; f. menyediakan fasilitas parkir kendaraan bermotor dan tidak ber
motor yang memadai di dalam area bangunan; g. menyediakan sarana pemadam kebakar
an dan jalur keselamatan bagi petugas maupun pengguna pasar modern dan toko mode
rn; h. pemberian ijin usaha pasar modern wajib memperhatikan
pertimbangan Kepala Desa/Lurah dan BPD/LPM; i. pendirian Pasar Modern khususnya
Minimarket diutamakan untuk diberikan kepada pelaku usaha yang domisilinya sesua
i dengan lokasi Minimarket tersebut. 3. Perkulakan hanya boleh berlokasi pada ak
ses sistem jaringan jalan arteri atau kolektor primer atau arteri sekunder. 4. H
ypermarket dan Pusat Perbelanjaan: a. hanya boleh berlokasi pada atau pada akses
sistem jaringan jalan arteri atau kolektor; b. tidak boleh berada kawasan pelay
anan lokal atau lingkungan didalam kota/perkotaan. 5. Supermarket dan Departemen
Store: a. tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan lingkungan; dan b. t
idak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan didalam kota/perkotaan.
17 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

6.
Minimarket a. dapat berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk pada s
istem jaringan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam
kota/perkotaan; b. jumlah minimarket untuk setiap kawasan pelayanan lingkungan
(perumahan) di dalam kota/perkotaan maksimal hanya ada 2 (dua) minimarket dalam
jarak 2 km. (anonym.2009)
2.2.3 Dampak Pembangunan Mall terhadap Lingkungan Hidup Terdapat berapa dampak y
ang dapat ditimbulkan dengan adanya pembangunan mall. Dampak tersebut dibagi men
jadi dua, yang terdiri dari: a. Dampak Negatif Perubahan karakteristik tanah. Me
nghambat gerakan angin, sehingga sirkulasi angin tidak stabil dan selalu bergera
k ke atas membawa partikel partikel polutan ke udara. Mengakibatkan sinya elektr
onik menjadi lemah. Jendela kaca dapat memantulkan radiasi panas matahari. Kebis
ingan oleh mesin mesin bermotor dan alatalat berat pada saat pembangunan proyek t
ersebut. Mengakibatkan debu debu bertebaran bila musin panas terjadi. Mengakibat
kan banjir lumpur bila musim penghujan terjadi. Berkurangnya drainase resapan ai
r hujan.
b. Dampak Positif Menambah lapangan pekerjaan. Mengurangi angka pengangguran. Me
nambah pendapatan keuangan daerah. Menjadikan Kota lebih maju dan modern. Memper
cantik tata letak Kota. (Saputra, 2010)
18 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

BAB III PEMBAHASAN


Salah satu penentu tingginya tingkat derajat kesehatan masyarakat adalah adanya
pembangunan yang dapat berkembang seperti dua mata pisau. Di satu sisi perkemban
gan tersebut dapat menguntungkan masyarakat dengan segala kemudahan yang ditawar
kan. Sedangkan di sisi yang lain dapat membuat dampak yang dapat membuat kerusak
an lingkungan semakin parah. Hal ini juga terjadi pada pembangunan Plaza Mulia,
salah satu shopping centre yang tengah dibangun di tengah Kota Samarinda. Dampak
yang dapat terjadi tersebut dapat dianalisis melalui Analisis Mengenai Dampak K
esehatan Lingkungan. Paradigma kesehatan lingkungan merupakan model sebagai dasa
r bagi suatu analisis terhadap suatu perubahan primer, yakni perubahan komponen
lingkungan yang langsung disebabkan oleh suatu kegiatan/proyek serta potensi dam
paknya terhadap kesehatan masyarakat. Analaisis Mengenai Dampak Lingkungan Pemba
ngunan Plaza Mulia Samarinda dapat diuraikan dalam beberapa simpul yang berdasar
pada paradigma kesehatan lingkungan, yaitu : A. Simpul A Plaza Mulia adalah sal
ah satu mall di Samarinda, Kalimantan Timur.
Lokasinya sangat strategis yakni di Jl.Bhayangkara dan dekat dengan Hotel Mesra
International, Bank Mandiri,
Pertamina, Stadion Segiri ,Balaikota Samarinda, dan kantor instansi Pemprov Kali
mantan Timur.
19 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Plaza Mulia ini baru dibangun tahun 2007 dan dibuka tahun 2009. Pusat perbelanja
an Plaza Mulia resmi dibuka grand opening pekan depan 3 Mei 2010 oleh Gubernur K
altim Awang Faroek Ishak. Plaza Mulia merupakan salah satu mal megah yang ada di
Kota Samarinda dengan lokasi strategis di dalam kota. Plaza Mulia berdiri di at
as tanah seluas 11.355 meter persegi dengan luas bagunan 46.755.23 meter persegi
, dibangun sejak 2007 oleh Developer PT Selyca Mulia dengan HM Syahrun HS atau a
krab disapa Haji Alung sebagai owner business. Seluruh bangunan telah rampung de
ngan memiliki 5 lantai dan 134 unit toko. Hingga saat ini 95 persen tempat sudah
tersewa. Pusat perbelanjaan yang dilengkapi sarana ibadah berupa Masjid Syekh M
achmud di lantai paling atas, menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan mal-mal
yang ada di Samarinda. Plaza Mulia ini dengan 5 lantai terdiri dari, lower groun
d, ground, upper ground, lantai 1 dan lantai 2 ditempati dengan penyewapenyewa besar yang sudah terkenal sebagai perusahaan besar baik skala nasional m
aupun internasional.
Plaza Mulia yang mengklaim sebagai pusat perbelanjaan termodern di Kaltim ini me
nggandeng beberapa tenant terkenal. Di antaranya Hypermart, Matahari, J-Co Donnu
ts, Breadtalk,
Breadlife, Roti Boy, Solaria, Noodle Caf, Excelco Coffee, Hot Chik, Pizza Hut, A&
W, Bakso Lapangan Tembak, Food Point, Contempo, Optic Melawai, Optic Seis, Optic
Tunggal, Cool Teen, Hammer-Nail, Giordano, Number 61, BPD Kaltim dan Fun World.
Uniknya, mal Plaza Mulia dilengkapi sarana ibadah di lantai atas. Sehingga peng
unjung bisa menjalankan ibadah solat tanpa harus antrian.
20 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Masjid ada di rooftop (lantai teratas). Kapasitas tampung bisa sampai 600 orang
jamaah. Dari masjid itu, kita bisa lihat pemandangan Kota Samarinda. Plaza Mulia
juga menyediakan areal parkir berkapasitas 1.000 unit kendaraan. Lahan parkir y
ang disediakan dengan sistem spiral (melingkar) sehingga tidak menimbulkan kemac
etan pada saat pengunjung membludak. Plaza Mulia merupakan family mall yang berk
onsep untuk
menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat. Sempat direncanakan, d
i mall ini akan dibangun sebuah hotel berbintang lima, namun rencana tersebut di
batalkan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Plaza_Mulia) Untuk system sirkulasi udara yang ada
di plaza mulia, maka dapat dilihat uraian berikut ini : 1. Sistem tata udara a.
Sistem tata udara yang diusulkan berdasarkan biaya murah hampir tidak menggunak
an pemakaian air. Fungsi bangunan sebagai hypermarket dan shopping Mall. b. Sent
ral pendingin total sentral pendingin = 1.750 TR Dipasang 4 unit air cooled wate
r chiller dengan kapasitas 400 TR dan satu unit air cooled water chiller dengan
kapasitas 150 TR sesuai dengan Requierment owner. Dalam keadaan sumber daya norm
al (PLN). Jika terjadi satu unit Off (Tidak beroprasi) maka 4 unit masih bisa be
roprasi/ melayani 75 % dari total beban pendingin AC, sedangkan dalam keadaan sum
ber daya dari genset (PLN Off), maka hanya dua unit yang masih dapat beroprasi/
melayani 50% dari total beban pendingin AC. c. Distribusi Chilled Water Distribus
i Chilled water menggunakan system primary
21 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Sistem pryimary circuit menggunakan 6 unit chiller water pump primary yaitu 5 un
it untuk melayani 1 unit.
d. Disetiap Lantai dipasang AHU/FCU yang melayani ruang ruang yang berbeda fungsi
/waktu penggunaannya akan sesuai kebutuhan. e. Udara luar Fresh air untuk venti
lasi ke ruang-ruang diambil dari luar bangunan dan di distribusi melalui AHU/FCU
2. Sistem Ventilasi a. Ruang Toilet Udara di masing-masing toilet dibuang secar
a sentral melalui shaft vertical dan exhaust fan ditempat diatas gedung. b. Area
Parkir Area Parkir tertutup diperlukan pertukaran udara secara mekanis untukmem
erlukan tingkat kontaminasi udara area parker terhadap Gas C0/CO2, sedangkan unt
uk area parker dilantai atas tidak perlu ventilasi mekanis karena area parker te
rsebut terbuka.
B. Simpul B Merupakan factor faktor yang merupakan pendukung sehingga simpul A da
pat berdamapak terhadap kesehatan masyarakat. Dan untuk pembangunan plaza mulia,
dapat diliha factor-faktor pendukungnya sebagai berikut : 1. Faktor Pembangunan
Gedung Lokasi penempatan Daerah Plaza mulia sangat berdekatan dengan instasi pu
blik lainnya. Hal ini menyebabkan meningkatnya potensi kepadatan di daerah ini,
seperti balai kota, POM Bensin, Gedung Kopri, Bank Mandiri dan Hotel mesra sehin
gga dapat meningkatkan kemacetan di kota samarinda dan meningkatkan stress bagi
masyarakat. Letak Plaza
22 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Mulia yang berada di dekat POM bensin (SPBU) dapat meningkatkan resiko terjadiny
a kebakaran dan potensi bahaya lainnya dll. Kawasan lahan yang digunakan sebagai
plaza mulia sebelumnya
adalah berupa ruang terbuka hijau yaitu area memanjang/jalur dan/atau mengelompo
k, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang t
umbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Namun kemudian mengikuti pemba
ngunan kota yang semakin pesat dirubah menjadi area pebelanjaan berupa Plaza Mul
ia.
2. Faktor Lingkungan Abiotik a. Fisik 1) Kebisingan Proses pembangunan plaza mul
ia membuat tingkat
kebisingan di daerah Jl.Bhayangkara meningkat. Hal ini di karenakan peralatan ya
ng digunakan selama proses
pembangunan. Kebisingan juga terjadi karena meningkatnya jumlah pengunjung yang
mendatangi Plaza Mulia, walaupun pembangunan belum rampung sepenuhnya. Kendaraan
yang digunakan oleh pengunjung tersebut membuat tingkat kemacetan meningkat dan
memicu terjadinya kebisingan. Yang menjadi tolak ukur dampak adalah terjadinya
peningkatan kebisingan dilokasi kegiatan dan sepanjang jalan yang dilalui oleh k
endaraan pengangkut alat, material, agregat dan tanah urug untuk runway apabila
dibandingkan dengan keputusan menteri negara lingkungan hidup No. Kep/48/MENLH/1
1/1996 seperti yang terlihat pada tabel berikut :
23 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Tabel Baku Tingkat Kebisingan No. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Peruntukan Kawasan/


Lingkungan Tingkat Kegiatan Peruntukan Kawasan Perumahan dan permukiman Perdaga
ngan dan jasa Perkantoran dan perdagangan Ruang terbuka hijau Industri Pemerinta
h dan fasilitas umum Rekreasi Khusus Bandar udara* Stasiun kereta api* Pelabuhan
laut Cagar Budaya 70 60 55 70 65 50 70 60 70 Kebisingan (dBA)
B. 1. 2. 3.
Lingkungan Kegiatan Rumah sakit atau sejenisnya Sekolah atau sejenisnya Tempat i
badah dan sejenisnya 55 55 55
Sumber : Kep. Men. LH No. KEP-48/MENLH/11/1996 2) Debu Tingkat paparan debu juga
semakin meningkat karena bahan bangunan yang digunakan selama proses pembanguna
n plaza mulia. Hal juga diperparah dengan jumlah kendaraan yang berlalu lalang d
i daerah jl. Bhayangkara, sehingga beresiko meningkatkan jumlah debu yang berter
bangan, sehingga terjadi peningkatan emisi di udara.
24 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Pembangunan Plaza Mulia menggunakan lahan yang sebelumnya merupakan kawasan hija
u di tengah kota. Kawasan ini berfungsi sebagai sumber oksigen di kota Samarinda
, namun karena pembangunan ini, kawasan tersebut menjadi hilang dan tidak ada la
gi yang dapat mereduksi pencemaran udara di Kota Samarinda.Hal ini merupakan pem
icu pencemaran udara selama proyek Plaza Mulia ini berlangsung dan setelah proye
k selesai hingga sekarang paparan debu kian meningkat. Yang menjadi tolok ukur d
ampak adalah terjadinya peningkatan kandugan debu dan gas pencemar dengan dibadi
ngkan dengan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambi
en Nasional seperti yang terlihat pada Tabel berikut :
Tabel Baku Mutu Udara Ambien Nasional No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gas Pencemar Sulfur
Dioksida (SO2) Karabon Monoksida (CO) Nitrogen Dioksida (NO2) Hidro Karbon (HC)
TSP (Debu) Timah Hitam (Pb) Sumber: Lampiran PP No. 41/1999 3) Topografi Tanah T
erjadi perubahan pada struktur topografi tanah lahan didirikannya Plaza Mulia ya
ng awalnya merupakan kawasan hutan dan daerah resapan air (catchment area) yang
baik, tetapi kini setelah proyek selesai mengalami penurunan fungsi sebagai daer
ah resapan air. Pembangunan yang terus menerus di kota samarinda termasuk pemban
gunan Plaza Mulia ini membuat kota samarinda semakin Satuan g/Nm3 g/Nm3 g/Nm3 g/Nm3 g
/Nm3 g/Nm3 Baku Mutu 900 30000 400 160 230 2
25 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

sering terjadi bencana banjir. Karena dengan dibangunnya Plaza Mulia membuat dae
rah resapan air di wilayah Kota Samarinda semakin berkurang.
b. Kimia Dari aspek kimia dampak yang dapat terjadi dari kegiatan pembangunan Pl
aza Mulia adalah Zat-zat yang terkandung dalam emisi gas yang berasal dari kenda
raan dapat beresiko meningkatkan efek rumah kaca. Selain itu, asap kendaraan ber
motor juga mengandung berbagai zat yang dapat mmbahayakan bagi kesehatan manusia
. Semakin banyak kendaraan yang datang ke plaza mulia, maka tingkat pencemaran u
dara pada bagian luar plaza mulia juga akan semakin meningkat, sehinnga reiko or
ang terpapar juga akan meningkat.
3. Lingkungan Biotik Penggunaan wilayah hutan kota menjadi Plaza mulia dapat mem
buat perubahan luas wilayah hutan menjadi semakin sedikit dan tentunya juga meru
bah siklus hidup vector penyakit yang hidup di hutan kota tersebut sehingga memb
uat para vector berpindah tempat hidup dan dapat membahayakan bagi masyarakat. B
isa kita ambil misalnya nyamuk malaria yang ada apda hutan itu sebelumnya bisa b
erpindah tempat dan tentunya dapat membahayakan bagi kesehatan manusia, contoh l
ainya adalah tikus, keadaan lingkungan hutan yang terganggu akan membuat binatan
g ini berpindah ke tempat lain yang sangat memungkinkan untuk menggangu manusia
baik dari segi kesehatan atau segi lainnya.
4. Sosial Dengan dibangunnya plaza mulia, maka tingkat pergerakan lalu lintas ya
ng terjadi di wilayah jalan bhayangkara juga akan meninggkat.
26 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Kemungkinan hal yang akan terjadi adalah tingkat kemacetan yang juga akan mening
kat. Jika hal ini benar-benar tyerjadi, maka banyak hal yang akan merasa dirugik
an. Mulai dari waktu yang terbuang karena macet, sampai meningkatnya kandungan c
emaran di udara.
C. Simpul C Merupakan hal-hal yang dilakukan oleh manusia sehingga nantinya akan
memunculkan dampak yang berpengaruh pada masyarakat samarinda yang berkunjung k
e plaza mulia, antara lain :
Menghirup udara tercemar Karena proses pembangunan
yang belum kelar 100%,
mengakibatkan terjadinya kontaminasi tinggi antara pengunjung plaza mulia dengan
udara yang berada didalam plaza mulia yang masih dalam proses penyelesaian. Deb
u akibat gesekan ataupun tumbukan alat dengan material sangat dimungkinkan terbe
ntuk dan terhirup oleh para pengunjung atau para pekerja. Selain itu, peningkata
n jumlah pengunjung juga akan meningkatkan jumlah kendaraan yang datang, dan hal
ini tentunya akan berbanding lurus dengan jumlah polutan yang akan bergerak di
udara. Dan jika hal ini terjadi, maka kemungkinan seseorang untuk menghirup juga
akan semakin besar, terutam untuk orang yang bekerja atau berada di luar bangun
an seperti petugas keamanan, petugas parkir, atau pengunjung yang sedang berada
di luar. Makanan terkontaminasi Proses pengolahan makanan dilantai bawah tercema
r oleh debu-debu yang dihasilkan oleh pembangunan dibagian atas gedung plaza mul
ia. Resiko terpapar kebisingan Kendaraan yang lalu lalang, suara music, suara ma
nusia yang banyak, ataupun suara yang dihasilkan dari proses penyelesaian
27 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

bangunan akan masuk ke dalam system pendengaran dan hal itu sulit untuk dihindar
i. Terutama untuk mereka yang memang setiap hari berada di plaza mulia, seperti
para penjaga toko, penjaga keamanan, petugas parkir dan yang paling besar adalah
petugas yang menyelesaikan bangunan gedung plaza mulia.
Interaksi dengan vector
Seperti yang diuraikan di atas, pembangunan plaza membuat sebagian vector akan
bergerak untuk mencari tempat yang baru. Dan sasaran utamanya adalah tentunya pl
aza itu sendiri dan rumah penduduk sekitar. Jika vector bergerak ke plaza, maka
sasaran utama adalah para pengunjung atau semua yang ada di palaza tersebut. Ket
ika vektornya nyamuk, maka pengunjung akan sangat beresiko. Sedangkan jika vekto
rnya tikus, maka kesehatan makanan ataupun peralatan akan sangat bersiko mengala
mi penurunan kualitas atau rusak.
D. Simpul D Dampak yang akan terjadi pada masyarkat terutama dilihat dari segi k
esehatan dapat di bagi menjadi dua, yakni dampak umum dan khusus : 1. Dampak Umu
m Dampak umum adalah dampak yang dapat dirasakan oleh semua atau sebagian besar
orang atau yang dapat dirasakan oleh orang dalam jumlah yang banyak. Dampak dampa
k ini yakni :
Banjir Kurangnya resapan air yang terdapat di samarinda karena ban
yaknya pembangunan yang tidak diimbangi dengan pembuatan resapan air, mengakibat
kan meningkatnya kejadian banjir. Hal ini tentunya akan berdampak sangat luas te
rhadapa masyarakat. Khusus untuk kesehatan masyarakat, banjir akan menyebabkan b
anyak penyakit yang terjadi, sebut saja diare dan penyakit kulit.
28 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Penyakit malaria Dengan berubahnya keadaan lingkungan, membuat vector malaria ju


ga akan mengalami perubahan tignkah laku. Yang tadinya hanya berada di dalam hut
an , besar kemungkinan akan berubah menjadi keluar dari hutan dan menuju ke perk
otaan atau wilayah sekitarnya, termasuk juga kemungkinan akan menuju ke plaza mu
lia. Sehingga kemungkinan seseorang untuk tergigit nyamuk dan mengalami penyakit
malaria akan semakin besar.

ISPA Akibat kontaminasi debu yang terlalu sering oleh pekerja di plaza mulia, se
hingga kemungkinan besar terjadi penyakit di saluran pernapasan sangat besar. Ap
alagi ditambah dengan polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, maka resi
ko terkena Infeksi Saluran Pernafasan akan semakin besar.

Dampak Psikologis Akibat kemacetan yang di timbulkan karena efek pembangunan pla
za mulia, sehingga dapat membuat para pemilik kendaraan akan merasa stress atau
merasakan hal lain karena hal tersebut.
E.
Rekomendasi
Mall tersebut tidak mungkin dirombak habis karena memerlukan biaya yang
cukup banyak terutama pada pembangunannya. Untuk menanggani permasalahan yang ad
a dapat dilakukan dengan melihat dari beberapa faktor : 1. Kebisingan Kebisingan
adalah suara yang menggangu yang apabila intensitasnya tinggi akan membawa damp
ak yang buruk terhadap kesehatan. Untuk meredakan kebisingan yang terjadi di sek
itar mal Plaza Mulia dapat ditanggulangi dengan menanam pohon karena pohon dapat
meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ra
nting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempuny
ai tajuk yang tebal
29 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

dengan daun yang rindang dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan berbagai s
trata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, dedaunan tan
aman dapat menyerap kebisingan sampai 95%. 2. Debu Udara alami yang bersih serin
g dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan oleh kegiatan alami maupun kegiatan m
anusia. Untuk menanggani masalah tersebut dengan menanam pohon. Partikel padat y
ang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk poho
n melalui proses jerapan dan serapan. Dengan adanya mekanisme ini jumlah debu ya
ng melayang-layang di udara akan menurun. Partikel yang melayang-layang di permu
kaan sebagian akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang
berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap masuk
ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada kulit pohon,
cabang dan ranting. Daun yang berbulu dan berlekuk seperti halnya daun Bunga Mat
ahari dan Kersen, bamboo, dll yang mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menjera
p partikel dari pada daun yang mempunyai permukaan yang halus (Wedding dkk. dala
m Smith, 1981).
3. Asap Kendaraan Bermotor (Timbal, Karbondioksida, dll) Manfaat dari adanya pen
anaman pohon ini adalah menjadikan udara yang lebih bersih dan sehat, jika diban
dingkan dengan kondisi udara pada kondisi tanpa penanaman. Fakuara, Dahlan, Husi
n, Ekarelawan, Danur, Pringgodigdo dan Sigit (1990) menyatakan damar (Agathis al
ba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus imbricatus) dan pala (Mi
rystica fragrans), asam landi (Pithecelobiumdulce), johar (Cassia siamea), mempu
nyai kemampuan yang sedang tinggi dalam menurunkan kandungan timbal dari udara.
Untuk beberapa tanaman berikut ini : glodogan (Polyalthea longifolia) keben (Bar
ringtonia asiatica) dan tanjung (Mimusops elengi), walaupun kemampuan serapannya
terhadap timbal rendah, namun tanaman tersebut tidak peka terhadap pencemar uda
ra. Sedangkan untuk tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia
30 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

purpurea) dan kesumba (Bixa orellana) mempunyai kemampuan yang sangat rendah dan
sangat tidak tahan terhadap pencemar yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor (
Timoer. 2008)
4. Banjir Pada daerah yang rawan terhadap banjir dan rendah yang berfungsi sebag
ai daerah resapan air, hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya eva
potranspirasi yang rendah serta membuat sumur resapan (folder, danau, dll). sumu
r resapan adalah sumur buatan yang dibuat sebagai upaya untuk meretensi air huja
n yang jatuh disekitar sumur resapan tersebut berada / sekitar daerah tersebut t
erutama mall dan tempat yang rawan banjir Pembuatan sumur resapan merupakan sala
h satu bentuk implementasi dari Konsep drainase ramah lingkungan (Drainase Moder
n). Konsep dari drainase ramah lingkungan adalah : mengurangi jumah aliran permuk
aan (surface run off) dengan cara memaksimalkan penyerapan air kedalam tanah dan
kolam kolam tampungan air seperti situ, danau, kolam buatan, dll.dan sistem drai
nase yang sudah ada sbelumnya harus diperbesar dngan menyesuaikan debit air yang
ada. Di samping itu sistem perakaran dan serasahnya dapat memperbesar porositas
tanah, sehingga air hujan banyak yang masuk ke dalam tanah sebagai air infiltra
si dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan. Jika hujan lebat terjadi, maka a
ir hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air
infiltrasi dan air tanah. Dengan membuat suatu folder atau langsung membuang res
apan air ke sungai sehingga tidak menjadi banjir. Dibangunya daerah resapan air
dari kota akan dapat membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik (B
ardono, 2006) 1) Penetapan Kawasan Lindung Lokal Sudah sepatutnya DPRD Kota Sama
rinda bersama dengan Pemerintah Kota Samarinda membuat sebuah Peraturan Daerah (
Perda) untuk melindungi kawasankawasan yang bernilai penting bagi ekologi maupun
sosio-kultural warga Kota Samarinda.
31 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Perda Kawasan Lindung Lokal tersebut melindungi kawasan-kawasan rawa yang tersis
a, kawasan perbukitan kapur, serta kawasan mangrove di wilayah Kota Samarinda. U
sulan lokasi (sementara) untuk rawa adalah pada wilayah Jl Inpres, Jl Belatuk, J
l Banggeris, Jl A Wahab Syahranie. Untuk lokasi mangrove adalah sepanjang tepi M
ahakam, mulai dari Jembatan Mahakam hingga Jl Slamet Riyadi (depan Depot Pertami
na).
2) Perketat Pembangunan Perumahan Dalam pemberian pembangunan perumahan kepada d
eveloper, wajib mensyaratkan untuk menyisakan 30% dari luas kawasannya untuk tet
ap sebagai Ruang Terbuka Hijau, dimana separuhnya harus diperuntukkan bagi pepoh
onan. Demikian pula dalam jalan-jalan, wajib untuk ditanami pepohonan. Selain it
u, untuk setiap bangunan yang dibangun, wajib memiliki sumur resapan (ataupun bi
o-pori) dengan volume dan jumlah yang disesuaikan dengan luasan atap bangunan.Da
lam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) wajib menambahkan prasyarat untuk m
embuat sumur resapan (ataupun bio-pori) dengan volume dan jumlah yang disesuaika
n dengan luasan atap bangunan, pada setiap IMB yang akan diberikan. Lebih disara
nkan untuk membangun dengan model panggung, dimana pada bagian tanah tidak dilap
isi lagi dengan semen. Dan untuk kepentingan jalan di areal rumah/bangunan, meng
gunakan paving-block berpori. Prasyarat berikutnya adalah kewajiban menanam 6 (e
nam) batang pohon untuk setiap rumah/bangunan, dan bukan semata taman. Yang dima
ksud pohon adalah tumbuhan berkayu yang dapat memiliki diameter lebih dari 10 cm
.
3) Perluasan Kawasan Berpepohonan Samarinda membutuhkan kawasan berpepohonan yan
g lebih luas. Kawasan ini termasuk di dalamnya adalah hutan kota, kawasan ruang
terbuka hijau, lahan pekarangan rumah dan perkantoran berpepohonan, dan kawasan
pusat perbelanjaan dengan pepohonan. Dari hasil kajian Supriadi (2006) ditunjukk
an bahwa kebutuhan hutan bagi Kota Samarinda di tahun 2011 adalah seluas 19.875,
72 hektar (27,68% dari luas kota). Melihat kondisi saat ini, maka Kota Samarinda
memiliki kekurangan 19.184,61 hektar.
32 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Namun hal yang masih penting diperhatikan dalam penentuan lokasi hutan kota adal
ah letak dan luasan pada setiap sub DAS, sehingga terdistribusi dengan baik dan
dapat berfungsi dengan optimal.
4) Pengelolaan Drainase Drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yan
g dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyama
n, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air
permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air pe
rmukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
Pengelolaan drainase tidaklah semata untuk memelihara selokan ataupun saluran a
ir. Namun lebih jauh daripada itu, sungai-sungai (alam) yang telah ditetapkan ol
eh Pemerintah Kota sebagai sungai alam, harusnya dapat tetap dipertahankan keber
adaannya dengan tidak menutup aliran sungai yang telah ada. Hal yang telah terja
di semisal sungai alam yang telah ditutup akibat pembangunan Lembuswana Mal. Sem
entara dua buah anak sungai Karang Mumus juga akan ditutup untuk kepentingan
pembangunan Bandara Samarinda di Sungai Siring. Pembuatan sumur
resapan merupakan salah satu bentuk implementasi dari Konsep drainase ramah ling
kungan (Drainase Modern). Konsep dari drainase ramah
lingkungan yaitu mengurangi jumah aliran permukaan (surface run off) dengan cara
memaksimalkan
penyerapan air kedalam tanah dan kolam kolam tampungan air seperti situ, danau,
kolam buatan, dll. Sistem drainase yang sudah ada pada Mal Plaza Mulia bermuara
akhir dengan menggunakan selokan, sebaiknya untuk selokan harus diperbesar denga
n menyesuaikan debit air yang ada, hal ini juga untuk mencegah terjadinya banjir
. Namun sesuai dengan keadaan yang ada, hal ini tidak memungkinkan untuk
33 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

membuat selokan lebih besar lagi dikarenakan akan merusak tatanan jalan raya yan
g makin sempit.
5) Pencabutan Perijinan Pertambangan Pertambangan telah dengan sangat nyata meru
gikan bagi kepentingan ekologi dan sosial-ekonomi rakyat. Pembukaan batubara di
berbagai kawasan Samarinda telah menunjukkan arah yang tidak baik bagi kepenting
an warga kota di masa mendatang. Sudah bukan waktunya lagi pemerintah berpihak k
epada pemodal. Saat ini sudah saatnya pemerintah membangun keberpihakan kepada w
arga. Sesaat lagi, sistem politik akan bertumpu pada warga, dimana uang bukan la
gi kuasa.
6) Penghentian Pembangunan Bandara Samarinda di Sungai Siring Bandara Samarinda
di Sungai Siring secara nyata tidak layak ditinjau dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Walaupun kemudian Komisi AMDAL Propinsi Kalimantan Timur menyatakan
telah lulus AMDAL, namun bila dikaji lebih dalam lagi, senyatanya proses kajian
amdal tidak pernah dilakukan oleh Konsultan AMDAL. Akan ada dua anak sungai Kar
ang Mumus yang dipotong, Hutan Pendidikan dan Kebun Botani Unmul akan terganggu,
demikian pula terhadap kawasan-kawasan sekitarnya. Maka untuk Bandara Samarinda
di Sungai Siring, akan lebih baik dibatalkan. Bila terlalu sulit untuk mewujudk
an gagasan di atas, ada sebuah tawaran solusi alternatif yang mungkin akan lebih
menarik, dimana Pemerintah Kota Samarinda harus mendesign ulang sarana transpor
tasi kota menjadi sistem transportasi perairan, yaitu dengan merubah jalan-jalan
kota menjadi kanal-kanal yang juga merupakan jawaban atas semakin mengecilnya r
uang bagi air di kota.
7) Pemberian insentif dan disinsentif Insentif merupakan perangkat atau upaya un
tuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana
tata ruang, berupa : keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi hilang, im
balan, sewa ruang, dan urun saham pembangunan serta pengadaan infrastruktur
34 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

kemudahan prosedur perizinan pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan


/ atau pemerintah daerah
Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau meng
urangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa : pengenaan
pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang (melalui penetapan ni
lai jual objek pajak (NJOP) dan nilai jual kena pajak (NJKP) sehingga pemanfaat
ruang membayar pajak lebih tinggi pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan
kompensasi, dan penalti.
Dalam penganangan dampak kesehatan lingkungan terhadap pembangunan Mal Plaza Mul
ia ini diharapkan dilakukan Disinsentif untuk membatasi pertumbuhan dan menguran
gi kegiatan yang ada di pusat perbelanjaan tersebut yang tidak sejalan dengan re
ncana tata ruang. Bisa dilakukan dengan : pengenaan pajak yang tinggi yang dises
uaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbu
lkan akibat pemanfaatan ruang (melalui penetapan nilai jual objek pajak (NJOP) d
an nilai jual kena pajak (NJKP) sehingga pemanfaat ruang membayar pajak lebih ti
nggi. Hal ini diharapkan agar penyewa out let-out let yang berada di Mal Plaza M
ulia merasa keberatan akan pengenaan pajak yang tinggi, namun hal ini juga berda
mpak negative untuk keuntungan pihak mal sendiri. pembatasan penyediaan infrastr
uktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
35 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dari uraian di atas dapat diketahui beberapa hal, yaitu : AMDAL y
aitu Kependekan dari Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, merupakan salah satu alat yang dibuat untuk tindakan terhadap kemung
kinan ketidaklsetarinya fungsi lingkungan sebagai akibat adanya rencana usaha da
n atau kegiatan pambangunan. Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang seca
ra arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalu
r untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada diantara antar toko-toko kec
il yang saling berhadapan. Dampak dari pembangunan Plaza Mulia mencakup beberapa
factor antara lain pada factor fisik seperti debu, kebisingan dan perubahan top
ografi tanah. Selain itu pada factor biotic seperti perubahan pola hidup vector
penyakit. Namun terdapat pula dampak positif yang dapat dilihat dari segi ekonom
i penduduk di sekitar area pembangunan Plaza Mulia.
4.2 Saran Dalam upaya peningkatan pembangunan di area perkotaan seharusnya lebih
memperhatikan dampak yang dapat terjadi pada lingkungan, teruatam pada aspek ke
sehatan masyarakat. Begitu juga pada pembangunan mall yang harus selalu memperha
tikan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
36 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Info AMDAL. (On-line). Diakses
(http://infoamdal.blogspot.com/2009_12_01_archive.html. pada tanggal 3 Mei 2010)
Anonim.
2010.
Analisi
Mengenai
Dampak
Lingkungan.
(On-line).
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/analisa-dampaklingkungan-amdal/. Diak
ses pada tanggal 3 Mei 2010)
Bardono, Setiyo. 2006. Bila Mall Mulai Merapat ke Perkampungan.(On-line) (http:/
/www.kabarindonesia.com, diakses pada tanggal 10 Mei 2010)
Gunadarma.
2010.
Analisa
Dampak
Lingkungan.
(On-line).
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/analisa-dampaklingkungan-amdal/. Diaks
es pada tanggal 03 mi 2010)
Kornelius.
2008.
Amdal
oh
amdal.
(On-line).
(http://blog.pasarsolo.com/blog/kornelius/2008/10/08/amdal-ohamdal.html. Diases
pada tanggal 3 Mei 2010)
Saputra,
Vinsa
Januar.

AMDAL.
2010.
(On-line).
(http://www.undip.ac.id/download/chafid-amdal-SG.pdf. Diakses pada tanggal 3 Mei
2010)
Syahranni. 2007: Tugas Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. (On-line). (http://sy
ahranni.blogspot.com/2007/08/alkisah-sebuahdokumen.html. Diakses pada tanggal 3
Mei 2010)
37 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Wikipedia.2009. Mall. (On-line). (http://id.wikipedia.org/wiki/Mal. Diakses pada


tanggal 3 Mei 2010) Anonim. 2009. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) (o
n-line). (http://affanenviro.com/home/index.php?option=com_content&task= view&id
=28&Itemid=30)
Tim penyusun. 2008. Gambar Kerja Mekanikal/Elektrikal Plaza Mulia : PT. Sigma Te
ch Tatakarsa
Timoer. 2008. Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan Serta Akibatnya. (On-line).
(http://www.blogcatalog.com, 10 Mei 2010)
38 | P a g e AMDAL Shopping Centre PLAZA MULIA

Anda mungkin juga menyukai