MAKNA CERITERA
Nofianita Wahyuni (12020144205)
kepada
Tuhan
agar
selalu
mendampingi
dan
menanggung
penderitaannya.
10. Tujuh hari tujuh malam, DS berjalan tanpa tahu arah tujuan. Akhirnya
sampailah DS di tepi Laut Selatan. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti
samudera lainnya yang airnya hijau. Tiba-tiba DS mendengar suara gaib yang
menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. DS melompat ke dalam air dan
berenang. Ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat
terjadi. Bisulnya lenyap. Tak ada tanda-tanda DS pernah kudisan atau gatalgatal. Kulit DS kembali mulus bersih. Bukan hanya itu, kini dia memiliki
kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri
yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Laut Selatan yang hidup
selamanya.
Analisis Struktural dan Penafsiran
Setelah melakukan pembacaan terhadap cerita Nyi Roro Kidul, dapat
ditemukan beberapa episode di dalamnya. Masing-masing episode mengandung
ceritheme-ceritheme yang memperlihatkan relasi anatartokoh yang terdapat dalam
cerita. Makna berbagai ceritheme dan episode ini baru akan jelas setelah
dibandingkan dan disejajarkan satu sama lain.
Episode I (alinea 1-2) melukiskan tokoh Raja Munding Wangi (RMW),
Dewi Srengenge (DS), dan Dewi Mutiara (DM). RMW yang telah dikaruniai anak
yang sangat cantik, DS, merasa hidupnya kurang bahagia. RMW tidak
menginginkan anak perempuan. RMW pun memilih menikah lagi dengan DM
yang kemudian diberkahi seorang putra. Kelahiran anak laki-laki membuat hidup
RMW terasa bahagia. Dalam episode ini makna tokoh RMW diperoleh dengan
menghadikran tokoh DS dan DM. Memang kehadiran DM bukanlah inti
kebahagiaan RMW, tetapi kebahagiaan RMW diperoleh lewat rahim DM. Dengan
demikian dalam episode I dapat ditemukan oposisi sebagai berikut.
RMW : memperoleh putri
sedih
putrinya
dan tidak
berniat
tubuhnya dipenuhi kudis dan kutil hanya menangis dan tak tahu harus berbuat
apa. Dari cerita ini dapat ditarik oposisi sebagai berikut.
RMW : berusaha menyembuhkan penyakit DS
DS
: hanya berpangku tangan
Berdasarkan kategori sosial, episode ini dapat ditafsirkan sebagai
simbolisasi kekuatan laki-laki. Dalam menghadapi masalah, laki-laki cenderung
berpikir logis untuk mencari solusi yang tepat, sedangkan perempuan lebih
mengedepankan emosi, hanya bisa menangis dan tidak melakukan apapun untuk
menyelesaikan masalah.
Episode IV (alinea 8-9) menceritakan kepergian DS diusir dari istana.
Karena penyakit DS yang tak kunjung sembuh dan berkat hasutan DM, DS pun
akhirnya diusir RMW dari istana. DS hanya bisa menuruti keinginan RMW. Dari
episode ini bisa ditarik oposisi sebagai berikut.
DM : pantang menyerah
DS
: mudah menyerah
Makna DS dapat didapatkan dengan membandingkannya dengan DM.
Kepribadian DS sangat bertolak belakang dari DM. DM tidak mudah menyerah
untuk memuluskan langkahnya, sedangkan DS merupakan sosok yang lebih
mudah menyerah dan pasrah ing pandum (menerima apa adanya). Selain itu , dari
episode ini juga didapat oposisi lain yang terjadi antara DS dan DM. DS meski
telah diguna-guna oleh DM, ia tidak pernah dendam. Lain halnya dengan DS, DM
memiliki tabiat yang pendendam. Hal ini bisa dilihat dari tindakan DM
menyingkirkan DS.
DS
: tidak pendendam
DM : pendendam
Dalam episode ini juga berisi tentang keprbadian DM yang selalu
mengahdirkan dan pasrah kepada Tuhan ketika mengahadapi musibah atau
penderitaan. Dengan demikian, dari episode ini dapat ditafsirkan simbolisasi
kepribadian putri raja yang baik hati. Hal-hal yang baik selalu melekat pada
kepribadian putri raja.
Episode V (alinea 10) bercerita tentang perjalanan DS selepas diusir dari
istana. Ia mengelana tak tentu arah sampai tiba di tepi Laut Selatan. Airnya jernih,
bersih dan kebiruan tidak seperti laut lainnya. Didorong bisikan gaib, DS
melompat ke dalam laut. Akhirnya penyakitnya hilang dan DS menjadi penguasa
laut selatan, Nyi Roro Kidul. Berdasarkan kategori ekologis, episode ini dapat
ditafsirkan sebagai simbolisasi kebaikan membawa berkah. Laut Selatan yang
digambarkan jernih, bersih, dan kebiruan merupakan simbol kebaikan hati. Laut
indah tersebut dapat menyembuhkan penyakit DS. DS juga diberi berkah dengan
menjadi penguasa Laut Selatan dan hidup abadi. Dengan kata lain, kebaikan akan
mampu membawa berkah pada waktunya. Dari episode ini, dapat ditarik sebuah
oposisi sebagai berikut.
tepi laut
: penyakit masih ada
dalam laut
: penyakit hilang
Selain oposisi-oposisi yang terbentuk dalam tiap episode, juga terdapat
oposisi yang terbentuk dari ceritheme-ceritheme antarepisodenya. Episode III dan
IV misalnya, saling berinversi. Episode III menceritakan bahwa DM lebih percaya
kekuatan manusia. DM memilih pergi ke dukun untuk membuat DS memiliki
penyakit kulit. Sedangkan episode IV bercerita tentang DS yang menggantungkan
harapannya pada Tuhan. DS memasrahkan segala penderitaan yang dialami
kepada Tuhan. Selain itu, inversi juga terlihat dari sikap yang dimilik DM dan DS.
DM memiliki tujuan hidup yang jelas, menyingkirkan DS, sedang DS tidak punya
tujuan hidup. Hal ini terbukti setelah diusir dari istana, DS berjalan tanpa tujuan.
Berkut ini akan disajikan skema oposisi episode III dan IV.
1. Episode III
: DM percaya kekuatan manusia
Episode IV
: DS percaya kekuatan Tuhan
2. Episode III
: DM punya tujuan hidup
Episode IV
: DS tidak punya tujuan hidup
Berdasrkan kategori sosial, oposisi yang terbentuk dapat ditafsirkan
sebagai simbolisasi kelemahan orang yang lebih muda. Orang yang lebih muda
(DS) yang belum merasakan kerasnya kehidupan masih terombang ambing dalam
menentukan pilihan. Selain itu, cerita ini juga ditafsirkan sebagai simbolisasi
kepatuhan orang yang lebih muda (DS) kepada orang yang lebih tua (DM).
Wujud Konflik Batin Sosial
Masyarakat Jawa meyakini bahwa memiliki keturunan anak laki-laki akan
lebih memberikan kebahagiaan. Anak laki-laki dipandang memiliki prestise lebih
tinggi. Masyarakat Jawa yang menganut budaya patriarki menjadikan laki-laki
sebagai penerus kuasa sehingga tak jarang orang tua mati-matian memperoleh
anak laki-laki. Ayah yang memiliki anak perempuan cenderung bersedih hati.
Meskipun putrnya memiliki paras cantik, ia masih belum bisa membuat bangga
keluarganya.