Anda di halaman 1dari 2

Jika seberkas cahaya mengenai sebuah benda atau material, maka salah satu

kemungkinannya adalah sebagian cahaya akan diserap (absorbe) oleh material


tersebut. Panjang gelombang yang diserap adalah unik untuk setiap material. Intensitas
cahaya yang diserap sebanding dengan kuantitas material yang menyerapnya.
Sehingga, dengan mengetahui intensitas panjang gelombang tertentu yang diserap oleh
suatu sample, maka kita dapat mengetahui kuantitas suatu jenis material yang
terkandung dalam sample tersebut. Sifat/fenomena inilah yang mendasari sistem
pengukuran kuantitas dengan menggunakan cahaya termasuk sinar ultraviolet (UV).
Misalnya, untuk mengetahui jumlah senyawa dalam suatu sample, dapat dilakukan
dengan melewatkan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu (panjang gelombang
yang dapat diserap oleh senyawa tersebut) ke sample. Intensitas sinar UV yang diserap
dapat dihitung dengan membandingkan intensitas sinar UV yang tidak melewati sample
(sebagai referensi) dan intensitas yang melewati sample. Lalu bagaimana mengukur
intensitas sinar UV? Untuk mengukur intenstias sinar UV diperlukan suatu peralatan
yang disebut detector (UV detector). Ada beberapa jenis UV detector yang ada saat ini,
yaitu Phototube, Photomultiplier Tube (PMT) dan Photodiode array (PDA).
Phototube. Phototube terdiri dari anode dan cathode, apabila sinar UV ditembakan ke
cathode (-), maka akan terjadi emisi/pergerakan electron dari cathode ke anode sebagai
akibat dari efek photoelectric. Pergeraka
Phototube. Phototube terdiri dari anode dan cathode, apabila sinar UV ditembakan ke
cathode (-), maka akan terjadi emisi/pergerakan electron dari cathode ke anode sebagai
akibat dari efek photoelectric. Pergerakan electron ini akan diukur sebagai arus listrik
yang sebanding dengan intensitas UV yang menqgenai cathode tersebut.
Photomultiplier Tube (PMT).
Cara kerja PMT mirip Phototube, terdiri dari
photocathode dan beberapa buah anode (tidak seperti pada phototube yang hanya terdiri
dari satu buah anode) yang disusun secara serie (disebut dynode). Sinar UV (photons)
yang ditembakan ke cathode akan menyebabkan emisi electron dari cathode ke anode.
Anode yang satu dengan yang lainya diberi beda potensial, sehingga apabila emisi
electron dari cathode sampai di dynode pertama, akan ada tambahan electron yang
diteruskan ke dynode berikutnya, dan seterusnya sehingga secara akumulasi jumlah
electron yang emisi di dynode terakhir semakin banyak (arusnya semakin besar), itu
sebabnya mengapa PMT lebih sensitif dibandingkan dengan phototube.
Photomultiplier Tube (PMT).
Cara kerja PMT mirip Phototube, terdiri dari
photocathode dan beberapa buah anode (tidak seperti pada phototube yang hanya terdiri
dari satu buah anode) yang disusun secara serie (disebut dynode). Sinar UV (photons)
yang ditembakan ke cathode akan menyebabkan emisi electron dari cathode ke anode.
Anode yang satu dengan yang lainya diberi beda potensial, sehingga apabila emisi
electron dari cathode sampai di dynode pertama, akan ada tambahan electron yang
diteruskan ke dynode berikutnya, dan seterusnya sehingga secara akumulasi jumlah

electron yang emisi di dynode terakhir semakin banyak (arusnya semakin besar), itu
sebabnya mengapa PMT lebih sensitif dibandingkan dengan phototube.

Anda mungkin juga menyukai