Anda di halaman 1dari 29

PAPARAN

DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA


Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian
Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan dan Pembangunan Ekonomi
Hotel Grand Sahid Jakarta
1 Februari 2012

Dukungan infrastruktur jalan pada daerah industri


Rencana dukungan pada MP3EI
Masalah muatan lebih dari daerah-daerah industri
baik industri agro, tambang, dll

LATAR BELAKANG

Pelabuhan Laut Nasional dan Internasional


Angkutan Laut, Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan
Jalan
Jalan Kereta Api
Bandar Udara dan Angkutan Udara
Terminal Multi Moda dan Pusat Logistik (Pusat Pengumpulan dan
Distribusi)

Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan, namun


moda transportasi yang dipergunakan masih dikuasai oleh moda
transportasi yang menggunakan prasarana jalan. Bappenas mencatat
moda transportasi melalui jalan melayani 84% penumpang, sedangkan
kereta api baru 7,3%, udara 1,5%, laut 1,8%, dan sungai hanya 5,3%.
Proporsi Penggunaan Moda Transportasi (%)
90,4
100

84

80
60
40
20

7,3

0
Jalan
Penumpang

Barang

KA

0,6

7,9

0,3
5,3

Sungai

1,8
Laut

0,8
1,6
Udara

Untuk angkutan barang, moda


jalan masih mendominasi dengan
menguasai 90,4%, sisanya dibagi
ke moda lainnya yakni laut dan
kereta api masing-masing 7% dan
0,6%, padahal moda ini memiliki
potensi angkutan barang berskala
besar. (Bappenas, 2006)

Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan


keamanan nasional
Pembangunan infrastruktur jalan memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta
berperan dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia
Jaringan jalan sebagai prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah
Pembangunan infrastruktur jalan sejalan dengan tiga strategi pembangunan ekonomi: pro
growth, pro jobs dan pro poor.
Pembangunan infrastruktur jalan harus memperhatikan secara bersamaan 3 aspek utama
yang sangat penting yaitu : aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Pro Green)
Setiap 1% pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan pertumbuhan lalulintas sebesar 1,5%
(sumber: Nuzul Achyar, 2002 dan Rizal Tamin 2006-2007)
Adanya infrastruktur jalan pada umumnya menyebabkan peningkatan harga tanah di
sepanjang koridor yang ada pada tahun-tahun pertama

Pemerintah cq. Ditjen Bina Marga bertanggung jawab


penyelenggaraan Jalan Nasional dan pembinaan Jalan Daerah.

terhadap

Total Panjang Jalan Indonesia 446.000 km, termasuk 38.569 km Jalan


Nasional (non tol) dan 758 km jalan tol.

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR JALAN


TERHADAP DAERAH INDUSTRI

Keterpaduan Penanganan Jalan di Kawasan Industri


Dukungan Jalan Akses menuju Outlet
(Bandara/Pelabuhan, termasuk Pelabuhan Perikanan)
Dukungan Akses Terminal Peti Kemas
(Bagian dari Sistem Jaringan Jalan Primer)

Konsep Dry Port: Terminal intramodal yang


terhubung langsung ke Pelabuhan Laut melalui
Jalan Rel Kereta atau Jalan dimana pelanggan
dapat mengirim dan/atau mengumpulkan
barang

Luas dryport + 200 ha, kapasitas 3.000


kontainer per hari disertai pelayanan
kepabeanan, surat-surat, bea & cukai sehingga
tidka double handling
Meningkatkan
efesiensi
pelayanan
kepelabuhan sehingga dapat meningkatkan
daya saing nasional dan internasional

Potensi Penerimaan Pajak

Triliun Rupiah

Kawasan Industri Cikarang - Karawang


mempunyai potensi export mencapai US$ 11
Milyar atau 17% expor non-migas Nasional,
mampu menyerap lebih dari 650.000 angkatan
kerja di Industri dengan pendapatan dari pajak
mencapai 12 Triliun Rupiah dan masih
berpotensi mencapai 40 Triliun Rupiah pada
tahun 2020

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

40

26
17
12
6

2006

2007

2010

2015

2020

EKSISTING

CIKARANG DRY PORT

TANJUNG PRIOK PORT

TANJUNG PRIOK PORT

ADMINISTRASI

TRANSPORTAS
I TRUCK /
KERETA

CIKARANG
DRY/ PORT
TRANSPORTASI
TRUCK
KERETA

TRANSPORTASI TRUCK

ADMINISTRA
SI

INDUSTRI

INDUSTRI

PETA PENANGANAN JARINGAN JALAN MENDUKUNG AKSES


CIKARANG DRY PORT KE PELABUHAN TANJUNG PRIOK
Pelabuhan
Tj. Priok

Keterangan :

Cikarang Dry Port

4
2
Kawasan
Industri
Cikarang

Pembangunan Jalan Tol


Akses Tanjung Priok = 16,67 Km
(on progres)

Penambahan jalur jalan tol


Jakarta - Cikampek ruas
Cibitung Cikarang = 6,23 Km
(selesai)

Relokasi GT Utama Pondok


Gede Timur ke Cikarang (selesai)

Fly Over Cikarang (selesai)

Pelebaran Jalan Raya Cibarusah


(selesai)

Pembangunan Jalan Akses


Cikarang Dry Port
Seksi I: Tol-Gerbang Tol (1.08
Km) : proses pembebasan tanah
Seksi II: Gerbang tol-Tarum
Barat, (1.1 Km) : konstruksi
keseluruhan dijadwalkan selesai
2011
Seksi III: Tarum Barat-Jababeka
(4.45 Km) : Persiapan
pembangunan oleh Jababeka

RENCANA DUKUNGAN
DITJEN BINA MARGA PADA MP3EI

4
3

6
2

Koridor Ekonomi
Mega Hub
Hub
Potensi Pengembangan

Rekomendasi 6 Koridor Ekonomi :

Eastern Sumatera-North West Java

Western Sulawesi

Northern Java

East Java-Bali-NT

Kalimantan

Papua

Logistics is part of the supply chain


(supply chain):
1. procurement activities
2. storage
3. delivery / transportation and
service

Source: Coord. Ministry of Economic

TEMA KE. SUMATERA


Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi
dan Lumbung Energi Nasional

TEMA KE. JAWA


Pendorong Industri
dan Jasa Nasional

TEMA KE. KALIMANTAN


Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil Tambang &
Lumbung Energi Nasional

TEMA KE. BALI NUSA TENGGARA


Pintu Gerbang Pariwisata dan
Pendukung Pangan Nasional

TEMA KE. SULAWESI


Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Pertanian, Perkebunan,
dan Perikanan Nasional

TEMA KE. PAPUA KEP.MALUKU


Pengolahan Sumber Daya Alam yang
Melimpah dan SDM yang Sejahtera

No

ISLAND

RECENT CONDITION
CAPACITY
ROAD
EXPANSION
LENGTH
TARGET 2010-2014
(Km)
(Km)

TARGET 2010 - 2014


2010
(Km)

2011
(Km)

2012
(Km)

2013
(Km)

2014
(Km)

Sumatera

7.798

3.690

235

585

819

1.239

812

Jawa

4.916

1.430

245

265

295

341

284

Kalimantan

6.981

2.780

192

383

807

774

624

Sulawesi

6.012

3.160

140

300

862

913

945

Bali

2.014

1.127

127

185

419

210

186

Nusa Tenggara

1.578

987

107

150

386

178

166

Maluku

1.055

690

58

50

225

213

144

Papua

3.131

1.220

220

225

274

253

248

TOTAL

33.485

15.084

1.324

2.143

4.087

4.121

3.409

Koridor

Investasi
Tahun
2011
(Milyar
Rp.)

Investasi
Tahun
2012
(Milyar
Rp.)

Investasi
Tahun
2013
(Milyar
Rp.)

Investasi
Tahun
2014
(Milyar
Rp.)

Investasi
Tahun
2011
2014
(Milyar
Rp.)

Investasi
Tahun
2015
2025
(Milyar
Rp.)

Investasi
Total
2011 2025
(milyar
Rp.)

SUMATERA

1,922

1,820

1,396

766

5,904

17,037

22,941

JAWA

2,735

4,619

4,085

3,839

15,278

15,764

31,042

KALIMANTAN

791

1,215

985

891

3,882

13,890

17,772

SULAWESI

711

904

1,385

1,255

4,255

6,008

10,263

851

637

114

41

1,643

1 1,010

12,653

1,224

1,598

1,243

1,089

5,153

10,091

15,244

8,234

10,793

9,208

7,881

36,115

73,799

109,914

No.

4
5
6

Sub
Bidang

JALAN

BALI NUSA
TENGGARA
PAPUA
KEPULAUAN
MALUKU

TOTAL

PERMASALAHAN
BEBAN LEBIH KENDARAAN

JALUR YANG BERPOTENSI TERJADI MUATAN LEBIH :


1. Jalur tambang seperti batu bara, pasir, besi, emas
2. Jalur perkebunan seperti sawit (CPO), logging

3. Jalur industri seperti semen, baja


4. Jalur pelabuhan ke PLTU

Dampak Overloading Memperpendek usia layan jalan

Untuk komoditi semen


Semua kendaraan pengangkut semen mengangkut dengan MST lebih dari 100% dari yang diijinkan
atau mengangkut dengan beban gandar lebih dari 20 ton (padahal maksimum 10Ton).

Untuk komoditi baja


Untuk kendaraan pengangkut baja terdapat kelebihan muatan antara 85 s/d 100% dari yang
diijinkan atau mengangkut dengan beban gandar 18 20 Ton (padahal maksimum 10 Ton).

Untuk komoditi kimia


Untuk kendaraan pengangkut bahan kimia terdapat kelebihan muatan sebesar 20 %, atau
mengangkut dengan beban gandar 12 Ton, namun dalam hal desain konstruksi Tangki tidak
memenuhi keselamatan lalu lintas jalan raya.

Untuk komoditi pasir


Untuk kendaraan pengangkut pasir terdapat kelebihan muatan lebih dari 125%, atau mengangkut
dengan beban gandar lebih dari 26 ton (maksimum 10 Ton) baik mobil Tandem maupun mobil
Trailler.

ANGKUTAN SEMEN

ANGKUTAN PASIR

ANGKUTAN BAJA

ANGKUTAN KIMIA

90

80

JALUR
80
PANTURA

74

70

TON

60

58 57
51

50

32

30

20

23 22

24

28

33

34

JALINTIM
SUMATERA

74

69 69

49

50
40

83

37

STANDAR
WIM 2007
WIM 2009

WIM 2010

16

10
0
6B (1.2H)

7A (1.2.2)

7C1 (1.2+2.2) 7C2 (1.2+2.2.2) 7C3 (1.2.2+2.2.2)

KOMPOSISI SUMBU KENDARAAN


* Hasil survey WIM (Weight In Motion)

MATRIKS KEWENANGAN MASING-MASING 4 KEMENTERIAN UNTUK MENGATASI


PERMASALAHAN BEBAN LEBIH KENDARAAN
KEMENTERIAN
No.

Langkah - Langkah Mengatasi Overloading


PEKERJAAN UMUM

PERHUBUNGAN

PERDAGANGAN

PERINDUSTRIAN

1.

Perubahan Jalur Pantura Jawa dan Jalintim Sumatera menjadi MST 10 ton.

2.

Peningkatan kualitas desain, pelaksanaan dan pemeliharaan jalan dan jembatan.

3.

Perubahan ijin laik jalan untuk ban dalam hal kekuatan ban sehingga dapat memenuhi SNI

4.

Bersama Kepolisian RI melakukan penegakkan hukum (enforcement ) bagi kendaraan yang tidak
masuk atau melebihi ketentuan pada jembatan timbang

5.

Bersama dengan Pemerintah Daerah mengembangan dimensi jembatan timbang untuk


mengakomodasi semua jenis kendaraan terutama untuk truk dengan 3 sumbu atau lebih.

6.

Sosialisasi penggunaan kontainer

7.

Mengakomodasi kendaraan dengan beban berlebih diatas 3 sumbu (axle ) untuk memakai moda
transportasi kereta api dan angkutan laut.

8.

Sosialisasi dan penegakkan hukum untuk komoditas yang mengakibatkan beban lebih pada
kendaraan (besi, batubara, semen, sawit, dll).

9.

Penambahan jumlah sumbu untuk kendaraan yang bermuatan lebih.

10.

Penegakkan hukum terhadap dimensi kendaraan yang banyak diubah karoserinya.

11.

Pengaturan ijin kendaraan masuk dari segi dimensi.

12.

Pengaturan pembatasan ukuran ban.

Rencana Aksi Penanganan Overloading sesuai dengan Kesepakatan Bersama 4 Kementerian


yang Dikoordinasikan oleh UKP-4 yang menjadi tanggung jawab Ditjen Bina Marga
RENCANA AKSI

PENANGGUNG
JAWAB

INSTANSI
TERKAIT

KRITERIA
KEBERHASILAN

UKURAN
KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN
B02, B04, B06, B08, B10,
B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

L1: Perubahan Muatan Sumbu Terberat (MST) jalur pantura Jawa dan jalintim Sumatera menjadi MST 10 Ton
L1A1:
Penerbitan peraturan tentang
perubahan Muatan Sumbu
Terberat (MST) di jalur pantura
Jawa dan jalintim Sumatera
menjadi 10 Ton

Kemen PU

Kemenhub

Terbitnya peraturan
tentang perubahan
Muatan Sumbu Terberat
(MST) di jalur pantura
Jawa dan jalintim
Sumatera menjadi 10 Ton

TARGET: Terbitnya SK Men


PU tentang perubahan
Muatan Sumbu Terberat
(MST) di jalur pantura Jawa
dan jalintim Sumatera
menjadi 10 Ton

TARGET T11 - B10: Draft SK Men B10 : XX%


PU tentang perubahan Muatan
Sumbu Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan jalintim
Sumatera menjadi 10 Ton

TARGET T11 - B12: SK Men PU B11 : XX%


tentang perubahan Muatan
Sumbu Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan jalintim
Sumatera menjadi 10 Ton

TARGET T12 - B02:

B02 : XX%

TARGET T12 - B04: -

B04 : XX%

TARGET T12 - B06:

B06 : XX%

TARGET T12 - B08: -

B08 : XX%

TARGET T12 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T12 - B12: -

B12 : XX%

2011

RENCANA AKSI

PENANGGUNG
JAWAB

INSTANSI
TERKAIT

KRITERIA
KEBERHASILAN

UKURAN
KEBERHASILAN

UKURAN
KEBERHASILAN B02,
B04, B06, B08, B10,
B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

L2: Peningkatan kualitas disain, pelaksanaan dan pemeliharaan jalan dan jembatan
L2A1:
Kemen PU
Peningkatan kualitas
disain jalan dan jembatan
sesuai MST 10 Ton

Kemenhub

Tertingkatkannya
kualitas disain jalan
dan jembatan sesuai
MST 10 Ton melalui
penerbitan standar
disain jalan dan
jembatan

TARGET: Terbitnya
standar nasional disain
jalan dan jembatan
sesuai MST 10 Ton

TARGET T11 - B10: Draft


standar nasional disain
jalan dan jebatan sesuai
MST 10 Ton

B10 : XX%

TARGET T11 - B12: SK


Dirjen Bina Marga tentang
standar nasional disain
jalan dan jebatan sesuai
MST 10 Ton

B11 : XX%

TARGET T12 - B02:

B02 : XX%

TARGET T12 - B04: -

B04 : XX%

TARGET T12 - B06:

B06 : XX%

TARGET T12 - B08: -

B08 : XX%

TARGET T12 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T12 - B12: -

B12 : XX%

2011

RENCANA AKSI

PENANGGUNG
JAWAB

1
2
L1A2: Rencana kerja
Kemen PU
pelaksanaan peraturan
tentang perubahan Muatan
Sumbu Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan jalintim
Sumatera menjadi 10 Ton

Polri

INSTANSI TERKAIT
3

Kemenhub, Polri

Kemen PU,
Kemenhub

KRITERIA
KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

Tersusunnya rencana
kerja sosialisasi dan
pelaksanaan dan
penegakan
pelaksanaan peraturan
tentang perubahan
Muatan Sumbu
Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan
jalintim Sumatera
menjadi 10 Ton

TARGET: Tersusunnya
rencana kerja sosialisasi
dan pelaksanaan peraturan
tentang perubahan Muatan
Sumbu Terberat (MST) di
jalur pantura Jawa dan
jalintim Sumatera menjadi
10 Ton

Terlaksananya
penegakan
pelaksanaan peraturan
tentang perubahan
Muatan Sumbu
Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan
jalintim Sumatera
menjadi 10 Ton

TARGET: Terlaksananya
penegakan pelaksanaan
peraturan tentang
perubahan Muatan Sumbu
Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan jalintim
Sumatera menjadi 10 Ton

UKURAN KEBERHASILAN
B02, B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

6
TARGET T11 - B10: Draft rencana
kerja sosialisasi dan pelaksanaan
peraturan tentang perubahan Muatan
Sumbu Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan jalintim Sumatera
menjadi 10 Ton
TARGET T11 - B12: Rencana kerja
sosialisasi dan pelaksanaan
peraturan tentang perubahan Muatan
Sumbu Terberat (MST) di jalur
pantura Jawa dan jalintim Sumatera
menjadi 10 Ton
TARGET T12 - B02: Laporan hasil
sosialisasi bulan Jan-Feb
TARGET T12 - B04: Laporan hasil
sosialisasi bulan Mar-Apr
TARGET T12 - B06:

B10 : XX%

TARGET T12 - B08: -

B08 : XX%

TARGET T12 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T12 - B12: -

B12 : XX%

TARGET T11 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T11 - B12: -

B11 : XX%

TARGET T12 - B02:

B02 : XX%

B11 : XX%

2011

B02 : XX%
B04 : XX%
B06 : XX%

TARGET T12 - B04: Laporan


B04 : XX%
pelaksanaan penegakan
pelaksanaan SK Men PU tentang
Muatan Sumbu Terberat di jalur
pantura Jawa dan jalintim Sumatera
triwulan 1 (Jan-Mar)
TARGET T12 - B06: Laporan
B06 : XX%
pelaksanaan penegakan
pelaksanaan SK Men PU tentang
Muatan Sumbu Terberat di jalur
pantura Jawa dan jalintim Sumatera
triwulan 2 (Apr-Jun)
TARGET T12 - B08: B08 : XX%
TARGET T12 - B10: Laporan
B10 : XX%
pelaksanaan penegakan
pelaksanaan SK Men PU tentang
Muatan Sumbu Terberat di jalur
pantura Jawa dan jalintim Sumatera
triwulan 3 (Jul-Sep)
TARGET T12 - B12: Laporan
B12 : XX%
pelaksanaan penegakan
pelaksanaan SK Men PU tentang
Muatan Sumbu Terberat di jalur
pantura Jawa dan jalintim Sumatera
triwulan 4 (Okt-Des)

2011

RENCANA AKSI

PENANGGUNG JAWAB

INSTANSI TERKAIT

1
2
3
L2: Peningkatan kualitas disain, pelaksanaan dan pemeliharaan jalan dan jembatan

L2A2:
Peningkatan kualitas
pelaksanaan pembangunan
jalan dan jembatan

Kemen PU

Kemenhub

KRITERIA KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN

UKURAN KEBERHASILAN B02,


B04, B06, B08, B10, B12

% CAPAIAN

KETERANGAN

Tertingkatkannya kualitas
pelaksanaan
pembangunan jalan dan
jembatan melalui
penerbitan sertifikat laik
jalan berdasarkan PP
34/2006 tentang Jalan
(Pasal 102), serta
perluasan penerapan
Performance Based
Contract untuk paket
pembangunan/peningkata
n jalan dan jembatan

TARGET: Terbitnya sertifikat laik


jalan berdasarkan PP 34/2006
tentang Jalan (Pasal 102) pada
ruas jalan di pantura Jawa dan
jalintim Sumatera (51 ruas)

TARGET T11 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T11 - B12: -

B11 : XX%

2011

TARGET T12 - B02: 10% ruas jalan di pantura B02 : XX%


Jawa dan jalintim Sumatera terbit sertifikat laik
jalannya berdasarkan PP 34/2006
TARGET T12 - B04: 20% ruas jalan di pantura B04 : XX%
Jawa dan jalintim Sumatera terbit sertifikat laik
jalannya berdasarkan PP 34/2006
TARGET T12 - B06: 30% ruas jalan di pantura B06 : XX%
Jawa dan jalintim Sumatera terbit sertifikat laik
jalannya berdasarkan PP 34/2006
TARGET T12 - B08: 40% ruas jalan di pantura B08 : XX%
Jawa dan jalintim Sumatera terbit sertifikat laik
jalannya berdasarkan PP 34/2006
TARGET T12 - B10: 60% ruas jalan di pantura B10 : XX%
Jawa dan jalintim Sumatera terbit sertifikat laik
jalannya berdasarkan PP 34/2006
TARGET T12 - B12: 100% ruas jalan di
B12 : XX%
pantura Jawa dan jalintim Sumatera terbit
sertifikat laik jalannya berdasarkan PP 34/2006

TARGET: Terluaskannya
penerapan Performance Based
Contract (dari 2 paket menjadi 6
paket) untuk paket
pembangunan/peningkatan jalan
dan jembatan pada ruas jalan di
pantura Jawa dan jalintim
Sumatera

TARGET T11 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T11 - B12: Penetapan 4 paket


B11 : XX%
pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan
pada ruas jalan pantura Jawa dan jalintim
Sumatera yang menggunakan skema
Performance Based Contract
TARGET T12 - B02: Pengumuman lelang 4
paket pembangunan/peningkatan jalan dan
jembatan pada ruas jalan pantura Jawa dan
jalintim Sumatera yang menggunakan skema
Performance Based Contract

B02 : XX%

TARGET T12 - B04: Penandatanganan kontrak B04 : XX%


4 paket pembangunan/peningkatan jalan dan
jembatan pada ruas jalan pantura Jawa dan
jalintim Sumatera yang menggunakan skema
Performance Based Contract

TARGET T12 - B06: -

B06 : XX%

TARGET T12 - B08: -

B08 : XX%

TARGET T12 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T12 - B12: -

B12 : XX%

2011

UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B02, B04, B06, B08, B10, B12

RENCANA AKSI

PENANGGUNG
JAWAB

INSTANSI TERKAIT

KRITERIA
KEBERHASILAN

Tertingkatkannya
kualitas pemeliharaan
jalan dan jembatan
melalui kontrak tahun
jamak pemeliharaan
ruas jalan jalur
pantura Jawa dan
jalintim Sumatera

TARGET:
Terselenggarakannya
kontrak tahun jamak
pemeliharaan ruas jalan
jalur pantura Jawa dan
jalintim Sumatera
dengan extended
warranty period dari 6
bulan menjadi 24 bulan
untuk 10 paket

% CAPAIAN

KETERANGAN

L2: Peningkatan kualitas disain, pelaksanaan dan pemeliharaan jalan dan jembatan

L2A3: Peningkatan kualitas Kemen PU


pemeliharaan jalan dan
jembatan

Kemenhub

TARGET T11 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T11 - B12: SK Men PU


tentang perubahan waranty
period
B11
pembangunan/peningkatan jalan
dan jembatan dari 6 bulan
menjadi 24 bulan.
TARGET T12 - B02: Konsep
kontrak tahun jamak
B02
pemeliharaan jalan dan jembatan
dengan waranty period 24 bulan.
TARGET T12 - B04: Daftar
paket pemeliharaan jalan dan
jembatan pada ruas pantura
Jawa dan jalintim Sumatera 2012
yang telah terkontrak yang
B04
menggunakan skema tahun
jamak dengan waranty period 24
bulan (telah terkontrak pada April
2012)
TARGET T12 - B06: Daftar
paket pemeliharaan jalan dan
jembatan pada ruas pantura
Jawa dan jalintim Sumatera 2012
yang telah terkontrak yang
B06
menggunakan skema tahun
jamak dengan waranty period 24
bulan (telah terkontrak pada Juni
2012)
TARGET T12 - B08: Daftar
paket pemeliharaan jalan dan
jembatan pada ruas pantura
Jawa dan jalintim Sumatera 2012
yang telah terkontrak yang
B08
menggunakan skema tahun
jamak dengan waranty period 24
bulan (telah terkontrak pada
Agustus 2012)

2011
: XX%

: XX%

: XX%

: XX%

: XX%

TARGET T12 - B10: -

B10 : XX%

TARGET T12 - B12: -

B12 : XX%

Anda mungkin juga menyukai