magnetisasi
suatu
bahan
magnet
pada
dilakukan
uji
rangkaian
terbuka
untuk
pada inti. Namun kenyataanya, ada beberap bagian dari flux yang terbentuk tersebut yang
hilang / bocor ke luar dari inti.
Hal ini merupakan salah satu penyebab utama ketidak idealan trafo ataupun mesin
putar. Pada mesin putar hal ini dapat berdampak pada fenomena flux weakening, yakni
suatu fenomena pelemahan flux utama (yang mengalir melalui inti) oleh flux yang bocor
pada proses magnetisasi. Salah satunya pada Mesin DC, hal ini berdampak cukup serius pada
tipe brush Motor DC, umur brush (sikat) tidak akan bertahan lama karena pada tiap
komutasi akan ada percikan arus akibat perubahan flux yang mendadak yang dapat
mengurangi umur dari brush tersebut.
4.3 RUGI-RUGI
Pada studi mesin-mesin elektrik, efisiensi merupakan hal utama yang cukup
dipertimbangkan.
Hal
ini
dikarenakan
efisiensi
berhubungan
dengan
pengalihan/pembuangan rugi-rugi yang muncul di dalam mesin. Efisiensi juga dapat menjadi
indikator keandalan mesin untuk secara harfiah mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik, ataupun sebaliknya.
Untuk mesin putar arus bolak-balik, rugi2 muncul pada belitan stator dan rotor,
gesekan mekanis dan rugi2 hysteresis. Semua tipe rugi-rugi diatas haruslah dipertimbangkan
dalam perhitungan efisiensi yang memenuhi persamaan :
( )
( )
Semakin besar rugi2 daya yang timbul maka efisiensi dari motor/generator akan
semakin berkurang. Hal ini tidak baik bagi mesin karena rugi-rugi yang muncul akan menjadi
panas dan bersifat destruktif terhadap mesin yang terkait.
4.4 UKURAN DAN PEMANASAN
Bila ingin mendapatkan performa terbaik dari mesin terkait, tentunya diperluka
beberapa pertimbangan terkait dengan standar yang telah ditentukan. Secara umum, syarat
yang dipenuhi ialah umur dari mesin yang bersangkutan tidak boleh terlalu diperpendek
karena pemanasan lewat (overheating). Kenaikan suhu yang disebabkan oleh rugi-rugi yang
Untuk mengetahui umur dari mesin serta reliability yang ada dapat dilakukan
percobaan usia isolasi yang bertujuan untuk meniru keadaan kerja yang sebenarnya.
Biasanya dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Getaran dan tekanan mekanis seperti yang mungkin dialami pada keadaan
kerja yang sebenarnya
Kerapatannya hanya 0.07 kali udara pada suhu ruang. Oleh karena itu, rugirugi lilitan dan ventilasi lebih jauh dapat ditekan
Panas spesifik 14,5 kali lebih berat dari udara. Proses pemindahan panas
dengan dorongan secara konveksi lebih mudah dilakukan oleh hidrogen dari
pada udara
Bahaya yang beresiko muncul berupa terbentuknya busur api dapat ditekan,
karena hidrogen terdisosiasi sempurna pada suhu yang relatif masih ditolerir
mesin
BAB V
MESIN DC : KEADAAN AJEK
5.1 PENGANTAR MESIN-MESIN DC
Mesin DC adalah salah jenis mesin listrik yang memanfaatkan sumber DC dalam
pengoperasiannya. Seperti yang tampak pada gambar di samping ini, mesin DC
menggunakan
dua
rangkaian
menghasilkan
medan
jaminan bahwa, tetap terjadi kontinuitas aliran arus. Oleh karena itu, dipasangkan
komutator sebagai alat bantu komutasi.
Jadi, pada proses komutasi, inti dari proses aliran medan yang terjadi dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
Untuk kondisi ideal proses peneralan akibat pengaruh reaksi jangkar, flux weakening,
ilustrasinya adalah sebagai berikut :
Persamaan diatas adalah persamaan torka mekanik yang dihasilkan oleh mesin DC.
Dapat disimpulkan bahwa torka yang dihasilkan motor sebanding dengan arus jangkar yang
diberikan. Berikut ini adalah ilutrasi rangkaian pengganti mesin DC seri, dengan analisis
rangkaian listrik untuk menentukan hubungan mekanik-elektrik.
Dari beberapa persamaan dan kurva diatas dapat ditarik hubungan tegangan induksi
dan kecepatan mesin yakni
Kemudian bila reaksi jangkar dipertimbangkan dalam analisa dinamika dalam mesin
DC, persamaan diatas akan berubah menjadi
Perubahan yang didapat yakni adalah bentuk pelemahan magnetomotive force pada
mesin. Untuk hubungan antra kecepatan putar dan tegangan induksi tetap seperti ketika
reaksi jangkar diabaikan
5.6 ANALISA PENAMPILAN KEADAAN AJEK
1. Analisa Generator
Secara umum rangkaian ekivalen generator dapat digambarkan
berikut ini.
2. Analisa Motor
Analisa yang dilakukan pada motor DC sama seperti yang dilakukan
pada generator DC. Hanya saja arah srus jangkar pada rangkaian armature
dibalik.
5.7 KOMUTASI DAN ANTAR KUTUB
Berikut ini adalah suatu metode untuk mengatasi permasalahan komutasi. Teknik
yang dibahas pada bab ini adalah penggunaan
BAB VI
PENGATURAN DAN DINAMIKA MESIN DC
6.1 PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC
Berbicara mengenai mesin listrik, tidak akan pernah dari pengaturan kecepatan.
Semakin fleksibel pengaturan dari suatu mesin, semakin tinggai ringkat keandalan dari mesin
tersebut dilihat dari interface pengguna. Berikut ini adalah ilustrasi rangkaian ekivalen untuk
analisis pengaturan kecepatan motor pada motor DC seri, shunt serta sistem watt leonard.
Terlihat pada kurva diatas, self excited generator mengalami suatu titik jenuh pada
nilai arus medan tertentu. Hal ini juga mempengaruhi proses pembentukan tegangan
generator sinkron. Tegangan akan terbentuk mengikuti gradien dari kurva diatas.
6.5 PENGANTAR RANGKAIAN PENYEARAH
Saat ini, telah banyak digunakan aplikasi studi elektronika daya untuk pengaturan
kecepatan dan tegangan pada mesin generator sinkron. Salah satu contoh topologi yang
dipakai adalah rangkaian penyearah. Topologi rangkaian penyearah dapat diamati pada
gambar di bawah ini.
Untuk dasar ilmu penggerak motor sendiri tidak suatu koridor yang baku, pada
kesempatan ini dicantumkan suatu aplikasi studi elektronika daya untuk memberikan daya
penggerak variabel pada motor.
6.8 METADIN DAN AMPLIDIN
Generator amplidin dan metadin sudah jarang dijumpai di pasaran. Generator
amplidin memiliki nilai sejarah cukup besar. Motor/generator amplidin digunakan sebagai
kombinasi perangkat tembak pada perang dunia ke-II. Berikut ini adalah ekivalen rangkaian
generator amplidin