Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PROSES PENCETAKAN MAJALAH


MENGGUNAKAN MESIN PROOFING
Di PT.BALI POST
Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
matakuliah Kuliah Kerja Lapangan
oleh :

WIWIK ANGGRAENI 201251101

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2014

LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PENCETAKAN MAJALAH
MENGGUNAKAN MESIN PROOFING
Di PT.BALI POST

Oleh :

WIWIK ANGGRAENI 201251101

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Kudus, September 2013

Dosen Pembimbing

Endang Supriyati, S.Kom, M.Kom


NIDN.

RINGKASAN
Digital Color Proofing, yaitu pencetakan proof
dengan memakai proses cetal digital. Tidak semua
Reprohouse menyediakan jasa digital color proofing. Pada
umumnya hanya film separasi dan progressive proof.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, digital
proofing semakin pesat dan memungkinkan warna hasil
cetak dapat disimulasi sedekat mgkn dengan hasil digital
proofing. Kebutuhan waktu yg lebih cepat dan faktor
efisiensi mendorong sebuah Reprohouse untuk menyediakan
digital proofing. Kertas yang digunakan juga ada beberapa
macam antara lain :
1. Uncouted : tidak di beri lapisan kapur, permukaan
kertas kasar tapi bias juga di haluskan, daya serap
minyak tinggi(hvs)
2. Couted : terdiri dari kertas dasar dan lapisan kapur
dengan bahan perekat permukaan halus dan
mengkilap, daya serap minyak lemah (art paper)
3. Laminating : digunakan untuk cover, berupa kertas
coated (art paper) yang kemudian masih dilapisi lagi
dengan glossy sehingga menjadi lebih tebal dengan
efek halus dan licin.
Setelah hasil cetak sudah keluar masih dalam bentuk
katern,katern merupakan suatu bentuk penempatan setiap
halaman majalah yang akan di cetak dalam jumlah relative
banyak menjadi 8 bagian dalam 1 halaman dandi lakukan secara
bolak-balik, sehingga pada 1 lembar kertas terdapat 16 halaman

yang akan siap untuk di cetak. Kemudia di masukan dalam mesin


]ipat. Gunanya untuk melipat halaman katern.

RINGKASAN
Digital Color Proofing, yaitu pencetakan proof
dengan memakai proses cetal digital. Tidak semua
Reprohouse menyediakan jasa digital color proofing. Pada
umumnya hanya film separasi dan progressive proof.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi, digital
proofing semakin pesat dan memungkinkan warna hasil
cetak dapat disimulasi sedekat mgkn dengan hasil digital
proofing. Kebutuhan waktu yg lebih cepat dan faktor
efisiensi mendorong sebuah Reprohouse untuk menyediakan
digital proofing.
Secara umum proofing tidak dapat sesuai dengan
hasil cetakan aslinya, karena tinta printer yang berbeda
dengan mesin printing belum lagi warna turunannya
(halftone) dan kombinasi antar warnanya. Karenanya
dibutuhkan software RIP proofing untuk menjaga kalibrasi
printer terhadap mesin printing tetap terkontrol. Software
RIP yang dimaksud antara lain seperti : efi colorproof (dulu
bestcolor), gmg colorproof dan cgs colortuner.
Kertas yang digunakan juga ada beberapa macam antara
lain :
4. Uncouted : tidak di beri lapisan kapur, permukaan
kertas kasar tapi bias juga di haluskan, daya serap
minyak tinggi(hvs)
5. Couted : terdiri dari kertas dasar dan lapisan kapur
dengan bahan perekat permukaan halus dan
mengkilap, daya serap minyak lemah (art paper)
6. Laminating : digunakan untuk cover, berupa kertas
coated (art paper) yang kemudian masih dilapisi lagi

dengan glossy sehingga menjadi lebih tebal dengan


efek halus dan licin.
Setelah hasil cetak sudah keluar masih dalam bentuk
katern,katern merupakan suatu bentuk penempatan setiap
halaman majalah yang akan di cetak dalam jumlah relative
banyak menjadi 8 bagian dalam 1 halaman dandi lakukan secara
bolak-balik, sehingga pada 1 lembar kertas terdapat 16 halaman
yang akan siap untuk di cetak. Kemudia di masukan dalam mesin
lipat. Gunanya untuk melipat halaman katern Pencegahan akan
kerusakan, adapun implementasi pada tahap yang di
pertimbangkan biaya perawatan yang akan meningkat seiring
nilai investasi dibutuhkan pada saat pengukuran kinerja. Karena
mesin utama dan peralatan yang penting harus diseleksi untuk
segera dilakukan perawatan pencegahan. Untuk menghindari
penggunaan tenaga yang tersedia dari luar secara berlebihan.
Pertama kenalilah supplier anda, Jangan selalu terbuai dengan
barang-barang murah, tapi anda harus seleksi keuntungan dan
kerugian jika menggunakan produk tersebut, Produk yang baik
selalu menyediakan Material data yang terkandung di produk
tersebut. kalau perlu silahkan diminta untuk demo kan. Kedua,
silahkan hitung nilai dari biaya yang di keluarkan, apakah sesuai
dengan apa yang telah diberikan dengan nilai efisiensi dan
efektive anda bekerja.
Tercapainya keuntungan investasi dalam waktu yang di
perkirakan, juga sumber daya yang telah di keluarkan dapat
menjadi investasi dalam perawatan pencegahan selanjutnya.
Perangkat yang sangat berguna adalah analisis kelemahan yang
dapat membantu menemukan di mana keuntungan yang besar
dalam investasi dapat di capai. Analisis ini berdasarkan pada

contoh seperti kesalahan statistik dan umpan balik dalam konteks


pengadaan perawatan.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmatnya sehingga terselesaikannya laporan
yang mengambil judul proses pencetakan majalah
menggunakan mesin proofing . Laporan ini disusun untuk
memenuhi persyaratan kelulusan matakuliah Kuliah Kerja
Lapangan.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bu Endang
selaku dosen pembimbing dalam kuliah kerja lapangan yang telah
membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan laporan ini
sehingga dapat terselesaikannya laporan ini dengan sistematis
yang baik dan benar.
Dan juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan
Laporan Kuliah Kerja Lapangan,antara lain :
1. Bp.Ahmad Jazuli, S.Kom, Selaku Ketua Kaprogdi Teknik
Informatika.
2. Ibu Endang Supriati S.Kom, M.Kom Selaku Dosen
Pembimbing.
3. Rekan - rekan Mahasiswa yang membantu pemikiran dalam
menyusun laporan kuliah kerja lapangan ini.
4. Staf dan karyawan PT.Bali Post yang telah membantu dan
membimbing selama kegiatan KKL berlangsung.
5. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa,
dorongan dan semangat.
6. Semua pihak yang tidak dapat ditulis atau disebutkan satu
persatu yang telah memberikan bantuan dan kerja samanya
bagi kesukseskan kegiatan KKL Teknik Informatika Tahun
2014.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kata sempurna, namun saya berharap makalah ini berguna bagi
pembacanya. Selain itu kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan guna sebagai penyempurnaan laporan ini.
Sekian dari penyusun, semoga laporan ini berguna bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kudus,13 September 2014
Penulis Wiwik Anggraeni

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... ii
RINGKASAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR.................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah .................................................................. 2
1.3. Batasan masalah .................................................................... 2
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah perusahaan ................................................................ 3
2.1. Visi dan misi perusahaan ....................................................... 7
2.1.1. Visi ................................................................................... 7
2.1.2. Misi .................................................................................. 7
2.2. Struktur organisasi Bali Post ................................................. 7

BAB III : PEMBAHASAN


3.1. Pengertian mesin proofing .................................................... 9
3.2. Proses pencetakan majalah .................................................. 10
3.2.1. Mesin proofing ................................................................. 11
3.3. Progessive proof .................................................................. 12
............................................................................................. 13
3.3.1. ......................................................................................... 14

BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 19
4.2 Saran .................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo bali post ........................................................... 3
Gambar 3.2.1 mesin proofing.................................................4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sebagai seorang mahasiswa yang cerdas dan santun.
Mahasiswa dituntut untuk dapat mengerti dan memahami
pekerjaan di lapangan. Seluruh mahasiswa tidak hanya
dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan di bidang
teknologi dan informasi semata, namun yang lebih penting
adalah mahasiswa memiliki keterampilan dan kemampuan
untuk menerapkan ilmu yang dimilikinya.Karena tidak
menutup kemungkinan bahwa teori yang diterimanya dari
bangku kuliah dan materi-materi berbeda dengan masalah
yang akan dihadapi di lapangan nantinya.
Salah satu media yang berpengaruh pada kehidupan
manusia mungkin media cetak atau percetakan.Pengertian
percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi
secara massal tulisan dan gambar dengan tinta di atas kertas
menggunakan mesin cetak.
Mesin cetak yang digunakan membuat majalah
adalah mesin proofiing Selain mesin proofing ada juga mesin
web offset ,sheet offset yang di gunakan untuk membuat
Koran.
Dari hal tersebut kami sebagai mahasiswa khususnya
jurusan teknik informatika tertarik untuk mempelajari
percetakan majalah menggunakan mesin. proofing Untuk
mewujudkan hal tersebut kami melakukan Kerja Kuliah
Lapangan di PT,BALI POST.

1.2. Rumusan masalah


Dari pemaparan latar belakang dapat di ambil
rumusan maslah mengenai proses percetakan majalah
menggunakan mesin proofting.Adapun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dinamakan proofing?
2. Bagaimana proses pencetakan majalah menggunakan
mesin proofing?
3. Menggunakan aplikasi apa saja untuk mengolah
sebuah desain grafis?
4. Bagaimana perawatan mesin proofing?
1.3. Batasan masalah
Dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini,
diperlukan suatu batasan masalah untuk dapat memberikan
gambaran yang terarah dan tidak menyimpang dari apa yang
telah diuraikan dalam perumusan masalah. Selain itu dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik. Batasan masalah
yang diambil dalam hal ini antara lain adalah :
1. Pembahasan proses percetakan majalah menggunakan
mesin proofing hanya dijelaskan secara umum.
2. Pembahasan hanya mengenai cara kerja proofing.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah perusahaan

Gambar 2.1.
Bali post adalah surat kabar harian ibu kota provinsi yang
terbit di jalan Kepundung Nomor.67, Kawasan Desa Daun Puri
Kangin, Kecamatan Denpasar Timur, Kota denpasar, Bali
Indonesia. Harian pagi Bali Post yang mengklaim sebagai
Pengembangan Pengamal Pancasila merupakan harian terbesar
di kota Denpasar dan merupakan salah satu herian dengan oplah
di Bali.
Ketut nadha adalah orang yang mendirikan Koran bernama
Suara Indonesia pada tahun 1948,berganti nama menjadi Suluh
Indonesia pada tahun 1966, berganti lagi jadi Suluh Marharean
pada juni 1966 hingga Mei 1971. Kemudian bernama Bali Post
sejak tahun 1972 hingga sampain saat ini.
Nadha dan kawan-kawannya lalu mendirikan oleh "PT
Bali Press" dan menerbitkan oleh "Harian Umum Pagi Bali Post"
dengan surat izin Surat Ijin Terbit No. 0359/PER/SK/DIR
PP/SIT/1971 mulai sejak pada tanggal 1 September 1971. Koran

yang terbit sejak pada tahun 1972 ini juga menjadi anggota
Serikat Penerbit Surat Kabar (SPSK).
Kantor pertamanya beralamat di Jalan Bisma Nomor. 1,
Kawasan Desa Daun Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota
Denpasar (adalah ibu kota Provinsi Bali).
Pada tahun 1976, Bali Post dengan alamat itu juga
menjadi kantor redaksi surat kabar Suluh Marhaen yang dinaungi
"Yayasan Gesuri" yang dipimpinan oleh Raka Wiratma. Di Bali
Post, Ketut Nadha menjadi pemimpin umum, Raka Wiratma jadi
penanggung jawab dan pemimpin redaksi, serta Widminarko
sebagai wakilnya. Ketiganya menjadi tokoh-tokoh pers Bali.
Kemudian terbit pertama kali dengan Bali Post slogan
dan motto tagline adalah "Pengemban Pengamal Pancasila". Pada
awalnya, koran ini hanya terbit empat halaman, sebagaimana
lazimnya surat kabar pada masa itu. Pada awal dekade 1980-an,
oplahnya tak tersaingi surat kabar lain, seperti Nusa Tenggara dan
Karya Bhakti. Tirasnya pada tahun 1980 sampai dengan pada
tahun 1984 yang berkisar dari 19.200 hingga 24.500-eksemplar
per hari. Pada tahun 1988 tiras itu naik menjadi sekitar 39.000eksemplar per hari.
Pada dekade itu edisi mingguannya menjadi mitra
pemerintah dalam program "Koran Masuk Desa". Oplah edisi itu
21.000-eksemplar dari pada tahun 1980 sampai dengan pada
tahun 1984, 23.800-eksemplar dari pada tahun 1985 sampai
dengan pada tahun 1987, dan melompat ke 35.500-eksemplar
mulai sejak 1988. Kontribusi koran-koran lain dalam program
Koran Masuk Desa tak lebih dari separuh oplah Bali Post.
Pada tahun 1990, Bali Post dengan berkantor redaksi
yang akan dipindah ke sebuah bangunan dari Wisma Gedungan
Pers Bali Ketut Nadha di Jalan Kebo Iwa Nomor. 63 A, Kawasan
Desa Daun Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar

(adalah ibu kota Provinsi Bali). Nama bangunan itu


dipersembahkan kepada Ketut Nadha.
Dedikasi Ketut Nadha di buktikan dengan masih menjadi
pemimpin umum dan pemimpin redaksi Bali Post hingga akhir
hayatnya. Nadha meninggal pada 5 januari 2001 dan meninggalan
empat orang anak, tiga perempuan dan satu laki-laki. Sepeninggal
Ketut Nadha tongkat pemimpin dipegang putra satu-satunya yang
bernama Satria Naradha yang mengembangkan Kelompok Media
Bali Post (KMB) dengan berkonglomerasi media yang tersebar di
berbagai segmen, dari anak-anak hingga orang tua.
Pada tahun 2007, Bali Post juga memberi penghargaan
Nadha Nugraha kepada insane pers dan warga Bali yang
memberikan pengabdian nyata dalam bentuk apa saja dan
mengharumkan nama Bali.

2.2. Visi dan misi perusahaan


2.2.1. Visi
Melestarikan mengajegkan budaya Bali
2.2.2. Misi
Misi yang di lakukan Bali Post untuk dapat mencapai visi
tersebut adalah sebagai berikut : memperkenalkan dan
melestarikan budaya bali untuk mendukung pengembangan
karakter Bangsa dengan spirit kreatifitas.
2.3. Struktur Organisasi Bali Post
Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara
tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada pada
perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan.
Setiap bidang usaha harus memiliki organisasi karena
dengan organisasi seluruh karyawan akan mendapatkan informasi

yang jelas tentang tugas dan tanggung jawabnya masing-masing


di organisasi tersebut.
1. Pemimpin umum : bertanggung jawab menjalankan organisasi
perusahaan secara keseluruhan, memegang otoritas tertinggi
dari seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan
2. Pemimpin redaksi : bertanggung jawab menjalani organisasi
keredaksian sehari-hari.
3. Pemipin perusahaan : membawahi segala kegiatan terkait
dalam pemasaran produksi, promosi, sirkulasi, iklan,
pengelolaan SDM, berbagai perjanjian kerja sama.
4. Koordinator peliputan : bertanggung jawab keseluruhan
peliputan di segala bidang, menyusun perencanaan peliputan
bersama redaktur, menjabarkan dan mengawasi pelaksanaan
konsep media, memberi arah liputan.
5. Maneger produksi : bertanggung jawab atas proses produksi,
mulai dari perencanaan hingga tahap percetakan.
6. Produksi : melakukan kegiatan produksi.
7. Peasaran : bertugas emasarkan produk yang sudah dihasilkan.
8. Layouter : bertugas mengatur tata letak tulisan dan foto.
2.4. Bidang usaha Bali Post
Bali post adalah sebuah perusahaan percetakan di
Indonesia yang bertemapan di kota Bali. Bidang usaha yang
diproduksi di Bali Post adalah surat kabar yang terdiri dari Koran,
majalah, tabloid.
Di segmen media harian KMB punya Bali Post, Denpost,
BisnisBali, Suara NTB, dan Bisnis Jakarta. Bali Post sebagai
koran tertua di KMB masih jadi produk utama hingga saat ini.
Materi berita Bali Post berupa berita-berita umum mulai politik,

ekonomi, olah raga, hiburan, dan opini. Denpost menyajikan lebih


banyak berita kriminal.
Di bidang media elektronik, KMB mengelola Radio
Global Kini Jani, Radio Suara Besakih, Radio Genta FM, Radio
Singaraja FM, Radio Suara Banyuwangi, Lombok FM dan
Negara FM. Dalam bidang pertelevisian, KMB mengembangkan
stasiun BaliTV, BandungTV, JogyaTV, SemarangTV, MedanTV,
Aceh TV, Sriwijaya TV, Makasar TV dan Surabaya TV.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian cetak proofing

Digital Proofing, yaitu pencetakan proof dengan


memakai proses cetal digital. Tidak semua Reprohouse
menyediakan jasa digital color proofing. Pada umumnya
hanya film progressive proof. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi, digital proofing semakin pesat dan
memungkinkan warna hasil cetak dapat disimulasi sedekat
mgkn dengan hasil digital proofing. Kebutuhan waktu yg
lebih cepat dan faktor efisiensi mendorong sebuah
Reprohouse untuk menyediakan digital proofing.
Pada setiap kali ketika kita akan melakukan suatu proses
cetak, kita biasanya memerlukan apa yang disebut dengan
proofing. Istilah proofing sendiri mengacu kepada simulasi
hasil cetak sebelum naik cetak yang sebenarnya. Diharapkan
hasil proofing tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil
cetakan aslinya. Tidak selamanya hasil proofing dapat
sesuai seratus persen dengan hasil cetak, antara lain
disebabkan beberapa hal seperti mesin cetak untuk proofing
biasanya berbeda dengan mesin cetak.
Untuk mensimulasikan warna cetak printer mendekati hasil
cetak offset dan konsisten perlu beberapa hal antara lain:
1. Color Proofing Software
2. Konsistensi mesin cetak
3. Printer yang mendukung.
Biasanya Software Color Proofing yang ada
mencantumkan nama atau merk dan tipe printer yang cocok

untuk software mereka. Berikut sebagian list software yang


dipergunakan dan biasa kita mencari spesifikasinya di
internet untuk printernya.

Agfa - Apogee Proofer RIP


EFI ColorProof
CGS - Color Tuner Pro
Colorbus - Cyclone Digital Proofer
Colorgate - Proofgate
Compose - Express RIP
DuPont - ChromaPro XP
Founder - Eagle Dot
Gimle Ltd - Absolute Proof
GMG - Colorproof
GMG - Colorproof 04 2up, 4up, 8up, VLF, Fuji
PictroProof, Creo IRIS or Creo VERIS
Kodak/Creo - Integris Deskop, 400 or 800
Kodak/KPG - Matchprint Proof Pro A3, A2/A1 or
A1/A0
Kodak - MatchPrint 800
Onyx - ProofCenter
Perfect Proof - ProofMaster Folio, Mezzo, Grande or
Dalmatian
Scitex - iQ-RIP
Screen - Lab Proof
SeeColor - Computer-to- Proof
Serendipity - Black Magic

Secara umum proofing tidak dapat sesuai dengan hasil


cetakan aslinya, karena tinta printer yang berbeda dengan
mesin printing belum lagi warna turunannya (halftone) dan
kombinasi antar warnanya. Karenanya dibutuhkan software
RIP proofing untuk menjaga kalibrasi printer terhadap
mesin printing tetap terkontrol. Software RIP yang
dimaksud antara lain seperti : efi colorproof (dulu
bestcolor), gmg colorproof dan cgs colortuner.
Proses yang terjadi pada RIP terdapat 3 macam yaitu:
1) Interpretation
Interpretation adalah proses menerjemahkan data PostScript
ke bentuk objek.
2) Rasterization
Rasterization adalah mengubah data objek kedalam bentuk
raster.
3) Screening
Screening adalah mengubah data raster menjadi bitmap/
titik halftone. Pada proses Ripping, data-data yang harus
ditentukan adalah screen rulling, resolusi output, bentuk
dot, sudut raster, warna proses dan spot, emulsi up/down,
dan lain-lain.
b. Teknologi RIP
Saat ini teknologi RIP terbagi atas 2 jenis, yaitu:
1) Berbasis PostScript
Berbasis PostScript artinya data yang diterima oleh RIP
tersebut diolah menjadi data PostScript lalu di-output.
2) Berbasis PDF(Portable Document Format)
Bebasis PDF artinya data yang diterima oleh RIP akan
diolah kedalam bentuk PDF. Saat ini kebanyakan teknology

RIP yang digunakan adalah yang berbasis PDF karena selain


lebih cepat proses output-nya, PDF juga mendukung proses
otomatisasi alur kerja dari prepress, press, dan finishing
dalam bentuk job ticket.
Secara umum, komponen yang dipergunakan dalam
sistem Computer To plate ini ada 3 macam
a. Komputer
Komputer merupakan komponen utama dan juga merupakan
komponen paling penting dalam alur proses ( workflow)
pembuatan plat dalam sistem CTP ini. Proses Imposisi,
Raster Image Processor (RIP) dan juga penyimpanan data
dilakukan dengan menggunakan komputer.
b. Imaging System
Imaging System memegang peranan yang tidak kalah
penting dalam proses Computer To Plate. Transfer data
digital dari komputer ke plat dilakukan oleh plat imagesetter
dengan menggunakan laser dengan daya dan panjang
gelombang laser disesuaikan dengan sensitivitas permukaan
plat.
c. Printing Plat
Komponen terakhir yang digunakan adalah plat. Saat ini,
dapat dijumpai berbagai macam tipe plat yang digunakan
pada proses Computer To Plate ini. Namun tidak semuanya
bisa dipergunakan Karena harus disesuaikan dengan jenis
imagesetter yang digunakan.
Alur kerja Ctp diawali dengan Input data yang terdiri
dari Pengolahan teks, Layout, dan Pengolah image.
Bagian Input pertama adalah pengolahan teks yaitu
teks diedit dengan pengolahan bahasa yang baik, lalu image
diambil melalui scener (Input data). Setelah itu teks dan
gambar disatukan dan dibuat tata letak/Layout dengan baik.
Setelah data input selesai dikerjakan dan sudah siap
untuk diproses selanjutnya seluruh bagian input di kirim

datanya ke bagian workstation untuk di imposisi untuk


dijadikan sebagai dummy sebelum di Proofing. Setelah data
tersebut jadi pada workstation selanjutnya di color proofing
untuk dilihat hasil sementara apakah hasilnya sudah cocok
dengan data pada workstation. Jika data proofing sudah
cocok dengan data workstation data yang sudah jadi
(dummy) selanjutnya dibuat plat pada mesin platesetter.
Hasil akhirnya yaitu berupa plat yang siap cetak.
Kelebihan yang didapatkan dengan menggunakan
Plate Platinum CtP:
a. Kualitas yang sangat tinggi
Thermal Plate CtP menghasilkan kualitas gambar dan
ketajaman gambar yang sangat baik karena merupakan first
generation screen dot, yaitu pembentukan dot raster pada
plate cetak langsung dari laser. Derajat ketajaman dan
kualitasnya tidak dapat dicapai dengan melalui Computer to
Film (CtF).
Pada pembuatan plate konvensional, walau-pun
dikerjakan dengan sangat hati-hati, tetap tak dapat
dihindarkan terjadinya Dot Loss pada raster dibawah 5%
yang menyebabkan hilangnya ketajaman.
b. Mempercepat waktu produksi
Thermal Plate CtP menghasilkan gambar yang sangat
presisi. Plate CtP sedemikian akurat dalam hal register dan
sangat bersih. Dengan menggu-nakan plate CtP, waktu yang
diperlukan untuk persiapan produksi di mesin cetak untuk
pemasangan plate dan pencarian register menjadi lebih
singkat. Selain itu tidak diperlukan korektor plate.
Berbeda dengan plate konvensional dimana gambar
yang timbul dari hasil expose film memungkinkan
terjadinya pergeseran yang mengakibat-kan terjadinya missregister, serta timbulnya kotoran yang tidak diinginkan efek
dari film scratching dan debu. Akibat hal tersebut proses

persiapan produksi di mesin cetak mema-kan waktu untuk


menepatkan gambar/register, serta membersihkan plate dari
kotoran yang tidak diinginkan (korektor plate) untuk
menjaga kualitas dan kebersihan hasil cetakan.
c.
Mempercepat waktu persiapan (pracetak) dengan
Imposition software
Anda memangkas waktu yang digunakan untuk
mempersiapkan data digital anda untuk diserahkan ke repro
film karena di Platinum CTP, anda cukup menyerahkan data
digital anda, kami yang mempersiapkannya untuk menjadi
plate siap cetak. Kami menggunakan software imposisi yang
sangat membantu pengolahan data digital anda untuk
menghasilkan layout halaman yang terintegrasi dengan
sistem finishing/penjilidan yang anda inginkan.
Pada repro konvensional, anda harus melaku-kan
imposisi/layout di aplikasi yang anda gunakan untuk desain.
Imposisi secara konvensional ini beresiko karena file yang
diputar untuk menye-suaikan layout halaman seringkali
memunculkan problem, semisal gambar yang tidak ikut
terputar, teks terpotong atau hilang, dan problem lainnya.
hal ini tidak akan terjadi apabila menggunakan software
yang
spesial
untuk
pekerjaan
imposisi/
layout.
d. Menggunakan Thermal Plate
Plate yang dibuat di Platinum CTP mengguna-kan
jenis plate thermal. Keunikan dari plate ini adalah tidak peka
terhadap cahaya melainkan terhadap panas yang dikeluarkan
oleh gelombang cahaya tertentu. Karena tidak peka terhadap
cahaya, plate thermal dapat ditangani langsung diruang
terbuka tanpa harus menggunakan lampu pengaman seperti
jenis plate lain.
Keunikannya yang lain adalah emulsinya yang besifat
binary, artinya image baru akan terbentuk setelah melewati

nilai threshold tertentu. Dibawah nilai threshold yang


ditentukan gambar tidak akan terbentuk. Hal ini berarti plate
hermal tidak me-ngenal istilah over exposed atau under
exposed. Saat ini plate thermal diakui merupakan plate
terbaik untuk mereproduksi gambar.
e. Dukungan GMG Color Proofing
Plate yang dibuat di Platinum CTP dilengkapi dengan
Color Proofing yang dicetak dengan Hi Quality Color
Plotter menggunakan Software GMG Color Proffing. Hasil
proof ini akan menunjukkan kwalitas dari file yang ada
print, dan dapat menjadi acuan anda dalam mencetak
dengan akurasi yang tinggi sehingga menghindari
ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa
yang tercetak.
f. Efisiensi waktu dan biaya
Hal yang sangat krusial dalam produksi cetak adalah
efisiensi waktu dan biaya. Teknologi baru dan canggih
sekalipun tidak akan berguna apabila tidak menyajikan hal
ini sebagai competitive advantage.
Plate yang dibuat di Platinum CTP memenuhi kriteria
ini. Plate yang bersih dan presisi memu-dahkan penyetelan
register di mesin. Dukungan Color Proffing memudahkan
pencarian warna dan perataan tinta. asilnya adalah waktu
persiapan lebih singkat dan kertas waste/inchiet berkurang
drastis.
Inilah daftar masalah yang patut diperhatikan dan
diwaspadai pada saat tahap Prepress berlangsung:
a. Missing Font
Hal ini terjadi apabila kita memilih/memakai font
yang tidak terdefinisi oleh printer postscript. Atau font yang
digunakan tidak ikut dicopy ke disc saat di bawa ke
percetakan (apabila kita mendesain sendiri halaman
publikasi-kemudian dikirim ke percetakan), sedangkan di

percetakan font tersebut tidak tersedia. Untuk itu, copy-lah


font tersebut atau di-convert terlebih dahulu dalam desain
artwork sebelum diserahkan ke percetakan / tempat
pembuatan film. Usahakan sebelum meng-convert dokumen
artwork dalam proses prepress, save-lah terlebih dahulu
format teks aslinya secara terpisah sebagai dokumen
cadangan.
b. Wrong file format
Artwork cetak biasanya menggunakan format file
.TIFF atau .EPS untuk gambar. Sehingga kalau Anda
mendefinisikan file gambar Anda ke JPEG atau GIF dan
lainnya untuk keperluan cetak offset, maka warnanya tidak
akan sesuai dengan hasil cetak dan kualitas pixel (unsur
terkecil dari gambar digital) akan rusak. Format tiff
berukuran sangat besar, dan akan menjadi kendala jika
pengiriman harus dilakukan by email. Tapi bagaimanapun
juga hindari mengirimkan gambar dalam format jpg atau gif
.
c. Incorrect page setting or Page Set-up
Gunakan set-up halaman sesuai ukuran yang
diperlukan. Jangan lupa diingat, untuk cetakan seperti
brosur, undangan dan sejenisnya, sisi-sisinya akan dipotong
dengan mesin potong kertas, jadi jangan lupa menambahkan
luas area design beberapa milli lebih besar dari area cetak.
Output harus selalu dibuat dalam ukuran sebenarnya, hanya
resolusinya saja yang disesuaikan sesuai penggunaan.
d. Missing graphics. or graphic not linked
Jika anda mengirimkan file dalam format Freehand,
PageMaker atau Quark Express, Anda tetap harus mengcopy
file gambar Anda ke dalam disk yang Anda kirim ke
percetakan atau tempat pembuatan film (repro), karena jika
tidak gambar yang anda insert dalam artwork anda tidak
akan muncul di komputer yang lain.

e.

Resolution
Resolusi adalah tingkat kecerlangan (dpi, dot per inch,
pixel per inch) pada gambar. Terlalu tinggi resolusi akan
menyebabkan hasil yang tidak maksimal dan berlebihan
sehingga memboroskan tinta. Sementara resolusi yang
didefinisikan terlalu rendah akan menyebabkan gambarnya
pecah atau kabur. Untuk cetak offset seperti brosur, iklan
koran, majalah, dll, besaran dpi-nya minimal 300 dpi.
Sedangkan cetak digital untuk keperluan outdoor (baliho,
billboar, spanduk dll) bisa menggunakan 32 dpi sampai 100
dpi tergantung ukuran medianya. Untuk backdrop yang
biasa dilihat dalam jarak relatif dekat sebaiknya
menggunakan resolusi tidak kurang dari 72 dpi, tapi untuk
billboard ukuran bisa menggunakan resolusi 32 dpi.
f. Incorrect colours
Karena unsur warna yang digunakan monitor
(komputer) berbeda dengan unsur warna cetak (percetakan)
maka sering terjadi hasil cetak yang meleset warnanya. Hal
ini harus kita pahami, karena komputer grafis menggunakan
unsur warna sinar Red, Green, Blue (RGB Color).
Sementara percetakan menggunakan unsur warna tinta
Cyan, Magenta, Yellow, Black (CMYK Color). Jadi kita
harus menggunakan warna CMYK apabila kita ingin
membuat artwork cetak. Kalau sudah terlanjur
menggunakan RGB, maka rubahlah kedalam format warna
CMYK.
g. Make the Black color as a special one
Sebaiknya tidak menggunakan warna selain hitam
untuk mewarnai teks (apalagi huruf kecil2) atau garis
outline pada arwork yang anda buat. Ini untuk mencegah
teks/garis menjadi terlihat dobel karena registrasi yang
kurang presisi. Bila ada teks yang perlu direvisi pada saat2
terakhir sebelum dicetak, anda hanya perlu mengganti

selembar film saja pada warna Black-nya, tidak perlu


mengganti 3 lembar lainnya (Cyan, Magenta dan Yellow).
h. Proofing
Sebelum dicetak, kita harus melakukan proofing untuk
mengetahui contoh hasil cetak nantinya. Nah, kalau kita
mencetak hasil proofing dengan menggunakan printer selain
printer laser atau color digital printing, biasanya hasilnya
akan meleset dari perkiraan. Sekarang sudah banyak printer
warna digital sampai ukuran A3+ sebagai sarana proofing
sebelum naik cetak. Lebih baik lagi bila anda membuat
Progressive Proof untuk mengejar presisi warna yang cocok
sesuai tuntutan kualitas yang anda inginkan
3.1.1. proses percetakan mesin proofing
Untuk menjadi sebuah produk yang sempurna, maka aneka
macam barang percetakan memerlukan beberapa proses produksi
yang harus dilewati. Banyak atau tidaknya proses tersebut, tentu
saja sangat tergantung dari sederhana atau tidaknya barangbarang cetak yang akan dibuat.adapun proses produksi cetak
dengan menggunakan percetakan proofing dalah sebagai berikut:
Proses pra-cetak :
1. Persiapan bahan kertas: seperti kertas HVS, BC, kenstruk,
doorslags, matte paper, NCR, kertas wangi, duplex, ivory,
dsb disesuaikan dengan keperluan. Bisa juga blanko cetak,
yaitu bahan cetak yang ukuran dan bentuknya telah jadi
dan tinggal masuk ke proses cetak
2. Setting Komputer: format yang akan dibuat pada barang
cetakan, ukuran, naskah, serta desain grafisnya ditentukan
di sini.
3. Rekam plat: hasil settingan yang telah diprint tadi direkam
(semacam dicopy) ke pelat kertas atau pelat aluminium
(paper plate/aluminium plate) sehingga naskah cetakkan

pun terdapat di atasnya, dan plat cetak inilah yang akan


dipasang pada mesin cetak. Bikin matres untuk foil atau
emboss (bila diperlukan).
Proses cetak:
1. Plat cetak beserta bahan kertas yang telah siap pada proses
pracetak tadi lalu dipasang di mesin cetak, dan
ditempatkan di posisinya masing-masing berdasarkan
fungsinya. Plat cetak dipasang di atas roll yang terdapat di
atas mesin, sedangkan bahan kertas dipasang pada tempat
mendatar di bawah roll tersebut. Dan tinta pun
dipersiapkan pula pada tempatnya (warna sesuai yang
diinginkan).
2. Setelah plat cetak, bahan kertas, dan tinta siap atau
terpasang, maka mesin pun dijalankan.. dan terjadilah
proses cetak. Tinta bersinggungan roll yang telah
terpasang plat cetak, dan tinta bersinggungan pula dengan
bahan kertas yang ada, sehingga terjadilah pemindahan
naskah yang ada di plat cetak ke bahan kertas tersebut
melalui tinta, dan kertas pun keluar satu persatu berisi
naskah yang sudah jadi.
Proses finishing:
1. Proses potong atau serit kertas, dengan tujuan untuk
membagi beberapa kertas hasil cetak tadi menjadi
beberapa bagian, atau bisa juga hanya sekedar untuk
merapihkan kertas.
2. Foil, membubuhi kertas dengan tulisan atau gambar
mengkilat seperti warna emas, perak, biru, merah, dsb.

3. Embossed, menghiasi kertas cetak dengan tulisan atau


gambar, dimana hiasan tersebut berbentuk kertas yang
timbul atau tenggelam akibat matres.
4. Proses laminating gloss/doff, UV gloss/doff, spot UV,
dsb. Kertas cetak tadi dilapisi dengan plastik mengkilat
atau plastik buram/dop pada bagian luarnya sehingga
menimbulkan kesan estetis tersendiri.
5. Pons, memotong kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu
akibat potongan pisau mesin pons. Bentuknya bisa berupa
format untuk lipatan amplop, dus, dsb.
6. Lem, untuk menyambungkan atau menyatukan kertas
cetakan semisal amplop.
7. Dan lain-lain semisal menjilid, jahit benang/kawat,
nomerator, lipat susun/sisip, membungkus dengan plastik,
dsb. tergantung keperluan
3.2. Proses pencetakan majalah
Mesin cetak yang digunakan merupakan mesin proofing
yang memang banyak di gunakan dalam mencetak majalah.
3.2.1. Pencetakan majalah dengan Mesin proofing

Gambar.3.2.1. mesin proofing (universal)


Kertas berupa lembaran, kecepatan mesin rendah, jumlah
rol tinta dan air banyak, bagian silinder cetak berupa celah,
hanya mampu mencetak satu muka saja, cut off (ukuran potong)
dapat berubah-ubah dan output (hasil) hanya berupa lembaran.
Kertas yang digunakan juga ada beberapa macam antara
lain :
4. Uncouted : tidak di beri lapisan kapur, permukaan kertas
kasar tapi bias juga di haluskan, daya serap minyak
tinggi(hvs)
5. Couted : terdiri dari kertas dasar dan lapisan kapur dengan
bahan perekat permukaan halus dan mengkilap, daya serap
minyak lemah (art paper)
6. Laminating : digunakan untuk cover, berupa kertas coated
(art paper) yang kemudian masih dilapisi lagi dengan glossy
sehingga menjadi lebih tebal dengan efek halus dan licin
Setelah hasil cetak sudah keluar masih dalam bentuk
katern,katern merupakan suatu bentuk penempatan setiap
halaman majalah yang akan di cetak dalam jumlah relative
banyak menjadi 8 bagian dalam 1 halaman dandi lakukan secara
bolak-balik, sehingga pada 1 lembar kertas terdapat 16 halaman
yang akan siap untuk di cetak. Kemudia di masukan dalam mesin
lipat. Gunanya untuk melipat halaman katern menjadi per halama
yang urut dengan angka.
Dalam sebuah majalah dengan 112 halaman, jumlah
katern adalah 8 halaman katern di lipat dalam mesin selanjutnya,
secara manual halaman katern dari di urutakan dari 1 hingga 8.
Baru setelah itu dapat dijilid.
Penjilidtan sendiri ada 3 jenis, antara lain :

1. Saddle stitching :sering di sebut jilid kawat,digunakan


untuk kurang dari 60 halaman, mesin untuk stitching
menyatu dengan collating jadi terdapat unit kolasi atau
unit jepit kawat.
2. Perfet binding : sering di sebut jilid lem, digunakn utuk
jumlah halaman lebih dari 60 halaman, semi manual
(proses kolasi manual tapi proses lemnya secar masinal)
dan full masinal (kolasi, lem dan pemotongan hingga
produk menggunakan total mesin).
3. Spiral : digunakan lebih dari 100 halaman.

Kemudian untuk dapat melihat hasil cetak dan


melakukan pengecekan, kita memerlukan yang
disebut dengan proof. Proses pembuatan proof ini
dilakukan satu per satu seperti pada percetakan
menggunakan mesin satu warna. Saat ini kondisi
mesin proof semakin kurang optimal dan sudah tidak
diproduksi lagi, sehingga suku cadangnya sudah
tidak lagi ditunjang oleh vendor (pembuatnya) dan
biaya perawatannya menjadi lebih mahal. Saat ini
dikenal adanya progressive proof.

3.3. Jenis-Jenis Printer untuk Proofing

Terdapat beberapa jenis printer yang dapat digunakan


untuk melakukan pekerjaan proofing. Hal tersebut
disesuaikan jenis dan image pekerjaannya. Apabila
pekerjaan yang akan diproof adalah hitam putih, maka
sebaiknya menggunakan printer hitam putih. Tetapi bila
modelnya berwarna, maka lakukan print menggunakan
printer berwarna. Jenis perangkat proofing yang dapat
digunakan adalah sebagai berikut:

a) Laser Printer
Laser printer terdiri dari dua jenis, yaitu laser printer hitam
putih dan laser printer berwarna. Apabila proofing dilkukan
untuk melihat kesesuai susunan, maka pergunakan laser
printer hitam putih. Tetapi bila susunan merupakan
rancangan full color, maka sebaiknya menggunakan laser
printer berwarna.
b) Thermal Wax
Pada thermal wax proses pembentukan warna-warna berasal
dari zat pewarna yang dilarutkan dalam wax (lilin). Ketika
proses pencetakan berlangsung, print head akan
memanaskan lapisan lilin berwarna pada film donor hingga
meleleh dan berpindah ke kertas. Citra thermal wax
dibentuk dengan metode dithering (gabungan titiktitik).
Dengan resolusi 300 dpi (yang dimilki oleh print head), jelas
mutu reproduksi dari printer thermal wax berada di bawah
mutu printer laser atau printer inkjet. Keunggulan printer
thermal wax terletak pada daya tutup warnanya yang amat
baik serta tidak memerlukan kertas khusus sehingga sesuai
untuk desain yang mengandung bidang solid, seperti
kemasan karton.
c) Inkjet
Pada printer inkjet dikenal istilah ink-on-demand, yaitu tinta
hanya akan
disemprotkan pada bagian-bagian yang mencetak. Karena
lebih murah dan sederhana, ink-on-demand merupakan
metoda yang umum digunakan pada printer inkjet. Pada
metode ini terdapat dua teknologi yang umum digunakan,
yakni bubble jet atau thermal inkjet dan piezo eletric yang
diterapkan oleh Epson. Apabila digital proofing akan
dioptimalkan untuk proses simulasi cetak ofset, maka
sebaiknya menggunakan RIP Color. Sehingga akan

diperoleh detail yang mendekati sama dengan hasil setelah


pencetakan dengan mesin ofset.
3.3.1 Progessive proof

Progressive proof adalah suatu proses proof cetak yang


dilakukan menggunakan sistem cetak offset dalam
bentuk yang lebih sederhana dan manual.
Progressive proof sering disebut juga dengan proof
konvensional atau proof manual. Progressive proof ini
digunakan sebagai panduan warna pada percetakan.
Sistem ini digunakan selama alur kerja kita masih
menggunakan imagesetter (CtF).
Proses pembuatan proof ini dilakukan satu per satu
seperti pada pencetakan menggunakan mesin satu
warna. Saat ini kondisi mesin proof semakin kurang
optimal dan sudah tidak diproduksi lagi, sehingga suku
cadangnya sudah tidak lagi ditunjang oleh vendor
(pembuatnya) clan biaya perawatannya menjadi lebih
mahal.
Secara garis besar, terdapat 3 jenis mekanisme yang
digunakan dalam imagesetter dan platesetter untuk
menghasilkan plat yang dipergunakan dalam offset printing,
yaitu internal drum, external drum dan flat bed imagesetter
dan platesetter.
a.
Penggunaan External Drum dalam imagesetter.
Pada proses ini, plat yang akan diberi image, diletakkan di
luar drum. Plat diletakkan melingkar mengelilingi sebuah
silinder yang berputar. Dan terdapat sebuah (atau bisa
beberapa) sumber laser yang ditembakkan tegak lurus
terhadap bidang permukaan silinder. Seiring dengan

berputarnya silinder yang memutar bidang plat, sumber laser


bergerak tegal lurus dengan bidang putar silinder. Ilustrasi
pergerakan silinder, plat dan sumber laser dapat dilihat pada
gambar berikut.
Kelebihan imagesetter dengan mengunakan prinsip
external drum adalah :
Optik / Sumber Laser berada sangat dekat dengan
permukaan plat, sehingga mampu mengurangi distorsi sinar
laser.
Karena optik / sumber laser berada di luar drum, maka
dapat dimungkinkan untuk penggunaan optik / sumber laser
secara pararel dengan jumlah yang banyak. Hal ini dapat
mempercepat proses pembuatan plat pada imagesetter.

Namun, disamping kelebihannya itu, imagesetter yang


cara kerjanya menggunakan prinsip eksternal drum, masih
mempunyai beberapa kelemahan. Karena silinder yang
membawa plat tersebut berputar, maka dimungkinkan dapat
terjadi ketidakseimbangan image yang dihasilkan sebagai
akibat gaya sentrifugal.
b. Penggunaan Internal Drum dalam imagesetter
Untuk menghilangkan efek sentrifugal pada plat,
dibuatlah desain internal drum. Konsep pembuatan
imagesetter dengan prinsip kerja seperti ini datang dari
konsep film imagesetter. Sebuah plat yang akan diberi
image, diletakkan di dalam sebuah silinder. Sebuah sumber
laser diletakkan di dalam silinder yang bergerak searah
sumbu silinder. Pada sumber laser terdapat sebuah cermin
yang mampu berotasi untuk memantulkan sinar laser ke
bidang permukaan plat tegak lurus dari sumbu silinder.
Sumber laser tersebut bergerak pelan searah sumbu
silinder, namun cermin pemantul sinar lasernya mampu
bergerak sangat cepat dan dapat mencapai kecepatan 40.000

rpm. Untuk mengurangi efek vibrasi dari getaran 40.000


rpm tersebut, beberapa perusahaan membuat cermin pada
imagesetter denngan menggunakan material yang berbahan
dasar granit yang mempunyai kelebihan solid, mempunyai
geometri yang stabil dan mampu menghilangkan efek
vibrasi. Plat yang akan diberi image, diletakkan pada posisi
diam dan yang bergerak adalah sumber lasernya.
Pada imagesetter model eksternal drum, untuk
mempercepat proses pembuatan plat, maka diletakkan lebih
dari satu sumber laser. Namun dalam imagesetter model ini,
hal tersebut tidak dimungkinkan. Pada tahun 1997,
"Luscher" memperkenalkan sistem "XPose!" untuk
memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Pada sistem
"XPose!" ini, Luscher mengganti bagian cermin putarnya
dengan menggunakan 64 dioda sumber laser. Sehingga
dimungkinkan untuk pembuatan plat secara cepat. Konsep
ini didemonstarsikan oleh Fuji Film, ECRM dan Cymbolic
Science.
c. Penggunaan Flat-Bed Design
Pada konsep ini, sebuah palt yang akan diberi image,
diletakkan pada sebuah pidah datar. Sebua sinar laser
dipantulkan oleh cermin poligon secara perbaris.
Namun ada kelemahan pada prinsip kerja imagesetter
dengan menggunakan konsep ini. Sinar laser yang jatuhnya
di ujung plat bagian luar akan mengalami distorsi dan akan
menghasilkan dot yang relatif lebih besar dibandingkan
dengan dot yang dihasilkan oleh sinar laser pada bagian
tengah plat. Namun demikian, imagesetter model seperti ini
sangat cocok digunakan untuk produksi koran-koran yang
lebih mengutamakan kecepatan.

3.3.1 Kelebihan progressive proof

Kelebihan Progressive Proof


I. Lebih 'aman' dijadikan contract proof karena saat produksi
juga akan menggunakan separasi yang sama
2. Simulasi untuk hasil cetak sebenarnya lebih mendekati
karena sama-sama menggunakan komponen cetak yang
sama
3. Untuk warna khusus yang sangat mirip sesuai produksi
akhir sehmga biaya cukup mahal.
3.3.2 Kelemahan progressive proof
Kelemahan Progressive Proof
I. Prosesnya dilakukan secara manual sehingga sulit dibuat
standarisasi dam kurang konsisten
2. Memiliki masalah kerataan tinta pada seluruh bidang
cetak
3. Warna tidak stabil sehingga tiap lembar memiliki warna
yang berbeda
4. Kurang efisien, karena tetap memerlukan film separasi
5. Perlu ruang kerja yang luas
6. Biaya produksi menjadi lebih tinggi. karena memakai
bahan baku pelat. kertas, tinta, chemicol dan tenaga operator
lebih dari satu.
7. Warna suatu gambar akan dipengaruhi warna dominan
disekitarnya
Ketika warna hasil progresive proof yang perotama tidak
sesuai, maka pada umumnya customer meminta diulang.
Pengulangan tersebut biasa dilakukan dengan cara; pertama,
mengganti separasinya dan mengedit digital filenya terlebih
dahulu atau cara kedua,tetap menggunakan yang sama,
namun jumlah tintanya diatur saat cetak progresive proof,
hal ini sangat mudah dilakukan mengingat semua proses

dilakukan secara manual.


Contoh diatas terpaksa melakukan penggulangan
progressive proof 2 kali. Klien ingin hasil progressive
proofnya sama seperti pada contoh gambar I tapi secelah
diproof kembali tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
Hasil pada proof pertama ternyata warna cetakannya lebih
bluish karena warna proof tetangganya dominan biru.
Sedangkan pada progressive proof yang kedua hasilnya
lebih redish, karena warna cetakan tetangganya lebih
dominan merah.
3.4 Perawatan mesin proofing
Berbagai tipe mesin yang di gunakan untuk percetakan
proofing mulai dari buatan jerman, india, china dsb, akan
menjadi sulit dalam hal perawatan dan perbaikan karena harus
memiliki ilmu yang khusus serta pengalaman yang cukup. Kami
tidak menyarankan perbaikan mesin secara keseluruhan di
kerjakan sendiri, karena pengalaman telah membuktikan
ketidaktahuan akan perbaikan yang tidak tepat hanya menambah
parah kerusakan. Lebih baik perbaikan tersebut diserahkan
kepada orang yang berkompeten pada bidangnya.
Pencegahan akan kerusakan, adapun implementasi pada
tahap yang di pertimbangkan biaya perawatan yang akan
meningkat seiring nilai investasi dibutuhkan pada saat
pengukuran kinerja. Karena mesin utama dan peralatan yang
penting harus diseleksi untuk segera dilakukan perawatan
pencegahan. Untuk menghindari penggunaan tenaga yang tersedia
dari luar secara berlebihan. Pertama kenalilah supplier anda,
Jangan selalu terbuai dengan barang-barang murah, tapi anda

harus seleksi keuntungan dan kerugian jika menggunakan produk


tersebut, Produk yang baik selalu menyediakan Material data
yang terkandung di produk tersebut. kalau perlu silahkan diminta
untuk demo kan. Kedua, silahkan hitung nilai dari biaya yang di
keluarkan, apakah sesuai dengan apa yang telah diberikan dengan
nilai efisiensi dan efektive anda bekerja.
Tercapainya keuntungan investasi dalam waktu yang di
perkirakan, juga sumber daya yang telah di keluarkan dapat
menjadi investasi dalam perawatan pencegahan selanjutnya.
Perangkat yang sangat berguna adalah analisis kelemahan yang
dapat membantu menemukan di mana keuntungan yang besar
dalam investasi dapat di capai. Analisis ini berdasarkan pada
contoh seperti kesalahan statistik dan umpan balik dalam konteks
pengadaan perawatan.
Ini adalah aspek-aspek penting selanjutnya :
1.
2.
3.

4.
5.

6.

Mesin proofing hanya boleh dioperasikan oleh staf yang


memenuhi syarat.
Jadwal perawatan yang diberikan oleh guide mesin
pabrikan.
Dalam kondisi dengan kemungkinan apapun. hanya
bahan (minyak, pelumas, gemuk dsb) yang dianjurkan
oleh guide mesin pabrikan.
Seluruh kegagalan dan kesalahan operasi harus di
laporkan segera.
Mesin dan peralatan harus secara berkala dibersihkan.
Mengunakan hanya pembersih yang sesuai dan aman bagi
lingkungan.
Mesin dan peralatan harus secara khusus di sambungkan
pada suplai tenaga listrik yang sesuai. Plat yang

menempel pada mesin memberikan informasi sertifikasi


mengenai voltase,arus (AC atau pengubah arus tiga arah)
yang dibutuhkan oleh mesin.
7. Ketika terjadi masalah fluktuasi arus atau voltase yang
tidak normal, segera konsultasikan pada teknisi listrik
anda.
8. Beritahukan kepada staff anda berapa berharganya mesin
tersebut bagi perusahaan dan ingatkan pada mereka
mengenai tanggung jawab dan kepercayaan yang anda
berikan kepada mereka.
9. Siapkan informasi dan pengetahuan baru yang didapat
dari guide mesin pabrikan atau supplier, kepada seluruh
staf agar informasi dan pengetahuan berjalan dengan
baik.

BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan

Digital Proofing, yaitu pencetakan proof dengan


memakai proses cetal digital. Tidak semua Reprohouse
menyediakan jasa digital color proofing. Pada umumnya
hanya progressive proof. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi, digital proofing semakin pesat
dan memungkinkan warna hasil cetak dapat disimulasi
sedekat mgkn dengan hasil digital proofing. Kebutuhan
waktu yg lebih cepat dan faktor efisiensi mendorong
sebuah Reprohouse untuk menyediakan digital proofing.
Pada setiap kali ketika kita akan melakukan suatu proses
cetak, kita biasanya memerlukan apa yang disebut
dengan proofing. Istilah proofing sendiri mengacu
kepada simulasi hasil cetak sebelum naik cetak yang
sebenarnya. Diharapkan hasil proofing tidak terlalu jauh
berbeda dengan hasil cetakan aslinya. Tidak selamanya
hasil proofing dapat sesuai seratus persen dengan hasil
cetak, antara lain disebabkan beberapa hal seperti mesin
cetak untuk proofing biasanya berbeda dengan mesin
cetak

1.2. Saran
Setelah melakukan kegiatan kuliah kerja lapangan terhadap
proses pencetakan majalah menggunakan mesin sheet offset
maka penulis mempunyai saran dan pandangan umum yang
perlu disampaikan agar proses pracetak bisa diterima maka
urainnya sebagai berikut :
1. Perlu adanya dukungan dan komitmen dari seluruh
orang yang terlibat dalam kegiatan proses pencetakan
majalah menggunakan mesin proofting.
2. Perlu diadakan kegiatan pelatihan atau training kepada
karyawan bagaimana cara mengoperasikan mesin
tersebut beserta aplikasi yang akan dipakai dengan
benar.

DAFTAR PUSTAKA
Dameria , Anne . 2006 . PDF simplify for graphics Art , Panduan
Praktis Membuat PDF Untuk Produksi Cetak Dan Digital
Printing. (Jakarta) : link & Match
Dameria , Anne . 2006 . Panduan Designer Dalam Produksi Cetak
Dan Digital Printing . (Jakarta) : link & Match

http:// ttp saodesign.blogspot.com/pengecekan separasi dan


proofing(di akses tanggal 6 september 2014)
http://percetakan24jamnonstop.blogspot.com/2008/11/progres
sive-proof.html(di akses tanggal 7 september 2014)
http://my-new-spirit.blogspot.com/2013/02/alur-prosespracetak.html(di akses tanggal 8 september 2014)

Anda mungkin juga menyukai