Anda di halaman 1dari 93

BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG

BERHUBUNGAN DENGAN BATUAN SEDIMEN


KELOMPOK I:
BATUGAMPING
DOLOMIT
KALSIT
MARMER
ONIKS
FOSFAT
RIJANG
GIPSUM

Batugamping
Genesa Batugamping/Batu Kapur
Batugamping dapat terjadi dengan beberapa
cara, yaitu
secara organik,
secara mekanik, atau
secara kimia.
Sebagian besar batugamping di alam
terjadi secara organik: berasal dari
pengendapan cangkang/rumah kerang dan
siput, Foraminifera atau ganggang, atau berasal
dari kerangka binatang koral/kerang.
secara mekanik, bahannya tidak jauh
berbeda dengan jenis batu kapur
yang terjadi secara organik. Yang
membedakannya adalah terjadinya
perombakan dari bahan batu kapur
tersebut yang kemudian terbawa oleh
arus dan biasanya diendapkan tidak
jauh dari sumbernya.
batugamping yang terjadi secara
mekanik ini antara lain adalah:
Batugamping kalsirudit yaitu
batugamping yang butirannya
berukuran rudit ( 2 mm);
batugamping kalkarenit, butirannya
berukuran arenit (0,62 2 mm); dan
batugamping kalsilutit, adalah
batugamping yang butirannya
berukuran lutit (0,062 mm).
secara kimia adalah jenis batu kapur yang
terjadi dalam kondisi iklim dan suasana
lingkungan tertentu dalam air laut maupun
air tawar.
Contoh batugamping Oolit dan
batugamping Kristalin.
Batugamping kristalin merupakan batuan
sedimen bertekstur non klastik berwarna
putih keabu-abuan atau putih kekuning-
kuningan dengan mineral utama yang
menyusun batuan ini adalah kalsit.


Batugamping kristalin merupakan
batugamping dengan kalsium
karbonatannnya yang mengalami
pengkristalan menjadi kalsit. Umumnya
karena aktivitas air yang melewati
permukaan dan pori-pori kecil pada
batuan. Pada saat itu, air melarutkan kalsit
dan mengendapkannya pada bentuk
kristal lalu mengalami litifikasi sehingga
membentuk batuan ini.

Pada umumnya deposit batu gamping
ditemukan dalam bentuk bukit. Oleh sebab
itu teknik penambangan dilakukan dengan
tambang terbuka dalam bentuk Quarry
tipe sisi bukit (Side hill type).

Beberapa unsur pengotor yang mengendap
bersama-sama pada proses pengendapan
batugamping mekanik antara lain :
magnesium, lempung dan pasir.
Keberadaan pengotor batugamping
endapan mekanik ini memberikan
klasifikasi jenis batugamping. Apabila
pengotornya magnesium, maka
batugamping tersebut diklasifikasikan
sebagai batugamping dolomitan.
Presentasi unsur-unsur pengotor
sangat berpengaruh terhadap warna
batugamping tersebut, yaitu mulai
dari warna putih susu, abu-abu muda,
abu-abu tua, coklat, bahkan hitam.
Warna kemerah-merahan misalnya,
biasanya disebabkan oleh adanya
unsur mangaan, sedangkan
kehitaman disebabkan oleh adanya
unsur organik.
KLASIFIKASI BATUGAMPING
NAMA BATUAN KADAR MGO (%)
Batugamping 0,0 1,1
Batugamping bermagnesium
1,1 2,2
Batugamping dolomitan 2,2 10,9
Dolomit berkalsium 10,9 19,7
Dolomit 19,7 21,8

KEGUNAAN BATUGAMPING
LIHAT DALAM BUKU BAHAN GALIAN
INDUSTRI
SEBARAN BATUGAMPING
LIHAT DALAM BUKU BAHAN GALIAN
INDUSTRI

KAPUR TOHOR DAN KAPUR PADAM
Kapur tohor (quick lime) dihasilkan dari
batugamping/dolomit yang dikalsinasikan
Suhu pemanasan 600
o
C 900
o
C
Kapur tohor tsb jika disiram dengan air
maka akan menjadi kapur padam
Kalsinasi dilakukan di dalam dapur tegak
(untuk skala rumah tangga) dan dapur
putar untuk produksi besar-besaran/skala
industri.
Batugamping:
CaCO
3
CaO + CO
2


Dolomit:
CaCO
3
MgCO
3
CaOMgO + CO
2







900
o
C
Batugamping
Kapur tohor kalsium
600- 900
o
C
Dolomit
Kapur tohor
dolomitan
Kapur tohor tidak dapat disimpan terlalu
lama karena dengan air dan udara
(kelembaban) akan menimbulkan panas.
Reaksi kimiannya:
CaO + H
2
O

Ca(OH)
2
+ Panas


CaOMgO + H
2
O Ca(OH)
2
Mg(OH)
2
+ Panas



Demikian pula CO2 dari udara
menyebabkan kapur tohor tidak murni lagi
karena akan terbentuk kembali kalsium
karbonat. Reaksinya

CaO + CO
2
CaCO
3

Kesimpulan, mutu kapur tohor
tergantung dari:
Mutu bahan asal/batugamping
Cara memproduksi
DOLOMIT
UMUMNYA TERDAPAT BERSAMA-
SAMA BATUGAMPING
TERJADI KARENA PROSES PELINDIAN
(LEACHING) ATAU PERESAPAN
UNSUR MAGNESIUM DARI AIR LAUT
KE DALAM BATUGAMPING
PROSESNYA DISEBUT DOLOMITISASI
YAITU PROSES PERGANTIAN Ca OLEH
Mg.
TIDAK LARUT DALAM HCl

DOLOMIT JUGA BISA DITERBENTUK
DARI PROSES EVAPORASI
DOLOMIT: ABU-ABU PUTIH, KEBIRU-
BIRUAN, KUNING, MASIF, BUTIRAN
HALUS-KASAR, BENTUK KRISTAL
HEXAGONAL
KADANG DIJUMPAI BERSAMA HALIT
DAN GIPSUM
Berdasarkan jumlah unsur
CaCO
3
= 100% : Batugamping
CaCO
3
+ MgCO
3
> 10% : Batugamping
dolomitan
CaCO
3
+ MgCO
3
> 45% : Dolomit
Dalam lingkungan laut normal (seperti deep sea
deposits) dolomit kemungkinan terbentuk Mg/Ca di
atas 3 :1. Pada beberapa lokasi air tawar dan low-
salinity subsurface waters, dolomit akan terbentuk
pada rasio Mg/Ca 1:1 karena kekurangan ion yang
bereaksi dan umumnya kecepatan kristalisasi rendah.
Ion Mg dapat bersumber dari : (a) air laut, (b) Mg-
calcite dalam sedimen, (c) Mg-rich clay, (d) Mg-rich
brine concentrated dari air laut melalui presipitasi
akibat evaporasi, atau (e) subsurface brine termasuk
yang dihasilkan dari aktivitas batuan beku dan
metamorf.
Dolomit hasil replacement dalam air tawar kristalnya
euhedral dan jernih, karena kristalisasi terjadi
perlahan-lahan. Kristal-kristal dolomit dari lingkungan
hypersaline berukuran kecil karena perkembangannya
yang kurang baik.
Kegunaan dan Sebaran dicermati pada
Buku BGI
KALSIT
Endapan kalsit merupakan hasil
restrukturisasi batugamping yang
mengkristal setelah mengalami
proses pelarutan. Umumnya terjadi
pada batugamping atau marmer
dalam masa kristalin yang berlapis
dan berupa stalaktit dan stalakmit.

KALSIT
Kalsit dengan komposisi kimia CaCO3
dapat ditemukan dalam keadaan murni
dan tidak, bergantung kepada kandungan
mineral pengotornya. Mineral pemgotor ini
terbentuk karena adanya subtitusi unsur
Ca oleh unsur logam, seperti Mg, Fe, Mn.
Dalam prosentase berat tertentu, mineral
pengotor kalsit tersebut akan membentuk
mineral kapur yang lain, seperti dolomit,
ankerit, dan kutnakorit.
KALSIT
Kalsit mempunyai bentuk prismatic, tabular,
rhombohedral, massive, berbutir sangat halus
hingga kasar. Berat jenis kalsit murni adalah
2,71 dan akan meningkat sesuai dengan tingkat
subtitusi unsur logam.
Kalsit murni tidak berwarna dan transparan,
warnanya akan berubah sesuai dengan
subtitusi yang terjadi, seperti kuning, coklat,
pink, biru, lavender, Kehijau-hijauan, abu-abu,
hitam dan mungkin kehijau-hijauan seperti
klorit. Sifat kalsit yang lain adalah tingkat
kekerasannya adalah 3 (skala Mohs), belahan
rhombohedral dengan sudut 75 105
o
.
KALSIT
Kalsit termasuk mineral pembentuk batuan
sedimen ataupun metamorf, dan merupakan
material semen pada suatu batuan, banyak
ditemukan dan terdistribusi pada lapisan bumi.
Kalsit juga ditemukan dalam batuan beku basa
sebagai hasil dari alterasi kalsium silica, atau
hasil proses hidrotermal pada urat-urat bijih.
Pada keadaan tersebut kalsit merupakan
asosiasi dari bijih sulfida, fosfat, kuarsa, barit,
flourit, dolomit dan siderit.
KALSIT
Pengolahan Kalsit
Pengolahan kalsit hanya bertujuan untuk
memperoleh ukuran butir dan tingkat
kadar CaCO
3
sesuai dengan spesifikasi
pasar. Pengolahan dapat dilakukan
secara sederhana, yaitu dengan
menghilangkan kotoran yang melekat,
kemudian dilakukan penghancuran dan
diayak sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
KALSIT
MERUPAKAN MINERAL KALSIUM KARBONAT
YANG MURNI
TERJADI KARENA PENGHABLURAN
KEMBALI LARUTAN BATUGAMPING AKIBAT
PENGARUH AIR TANAH/HUJAN.
DITEMUKAN BERUPA PENGISIAN RONGGA,
TEKANAN DAN KEKAR SEHINGGA
JUMLAHNYA TIDAK BANYAK KARENA
SIFATNYA SETEMPAT-SETEMPAT
DIJUMPAI LEBIH BANYAK DI AREA
BATUGAMPING NON KLASTIK
KALSIT JUGA DIHASILKAN DARI
PROSES METAMORFOSA
KONTAK/REGIONAL PADA
BATUGAMPING YANG DITEROBOS
OLEH BATUAN BEKU
KALSIT JUGA BISA TERBENTUK
AKIBAT PROSES HIDROTERMAL
TEMPERATUR RENDAH YANG
BERASOSIASI DENGAN SENYAWA
SULFIDA

ARAGONIT
KALSIT DOLOMIT
Rumus Kimia CaCO
3
CaCO
3
CaMg(CO
3
)
2

Sistem kristal
Orthorhombic Trigonal Trigonal
Warna
Tidak berwarna
atau putih
Tidak berwarna atau
putih
Tidak berwarna
atau putih, sering
dikotori warna
kuning dan coklat
Berat Jenis 2.94 2.72 2.86
Elemen jejak
yang umum
Sr, Ba, Pb Mg, Fe, Mn, Zn, Cu Fe, Mn, Zn, Cu.
Reaksi dengan
HCl
Cepat melarut
dan berbuih
Cepat melarut dan
cepat pula berbuih
Tidak banyak yang
melarut
Lingkungan
Diagenesa
Laut normal
sampai salinitas
tinggi
Air meteorik dan vados
bawah permukaan
Bervariasi: air
tawar sampai air
laut bersalinitas
tinggi
Perubahan volume
(Jika terneomorf
ke kalsit)
Bertambah 8%
(dalam sistem
tertutup)
-
5 13% (dalam
sistem tertutup)
MARMER
DISEBUT PULA BATU PUALAM ATAU MARBLE:
MERUPAKAN HASIL DARI PROSES
METAMORFOSA KONTAK ATAU REGIONAL DARI
JENIS BATUGAMPING.
MARMER SANGAT TERGANTUNG DARI JENIS
BATUAN ASAL
WARNA ASLI PUTIH, TETAPI TERDAPAT WARNA
PENGOTOR MEMBUAT MARMER MENJADI
MENARIK
MINERAL PENGOTOR ANTARA LAIN: GRAFIT
MEMBERI WARNA HITAM-COKLAT; ILMENIT:
COKLAT-KEMERAH-MERAHAN. WARNA-WARNA
MARMER LAINNYA YANG UMUMNYA DIJUMPAI
ADALAH KEEMASAN, MERAH, MERAH JAMBU,
HIJAU, KUNING, DAN COKLAT.
BERDASARKAN KEGUNAANNYA
MARMER ORDINARIO: UNTUK
BANGUNAN
MARMER STATUARIO: UNTUK SENI
PAHAT
MARMER YG DIGERGAJI, DIPOLES,
MENUNJUKKAN GAMBARAN
BERVARIASI DAN DIKENAL DENGAN
ISTILAH TEKSTUR
BERDASARKAN TEKSTURNYA
MARMER DIKLASIFIKASIKAN SBB:
Statuary marble (tekstur lembut, putih bersih)
Architectural marble (kaya dengan tekstur)
Ornamental marble (mempunyai pola warna
yang indah dan bervariasi)
Ruin (berbutir halus dengan bentuk tidak teratur)
Breksia (berbutir kasar dengan bentuk tidak
teratur)
Shell marble (mengandung fosil)
Onix marble (mengandung dolomit/aragonit,
transparan)
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari
marmer dimanfaatkan terutama untuk industri
bahan bangunan dan industri rumah tangga.
Keindahan marmer sangat ditentukan oleh
tekstur, arah pemotongan terhadap pola
tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan.
Dalam pemanfaatannya, marmer dapat
digunakan sebagai penutup lantai, dinding dan
bahan ornamen dengan berbagai bentuk dan
ukuran sesuai dengan rekayasa
pemanfaatannya, harus memenuhi persyaratan
Standar Industri Indonesia (SII) seperti
ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 3.7. Persyaratan Mutu Marmer
Lantai utama Lantai biasa Sebagai Batu Tempel
P e n g u j i a n
muatan hidup
lebih dari 250
kg /cm
2
tiap m
2

(a)
muatan hidup
kurang dari
250 kg /cm
2

(b)

Di luar

Terlindung
(c)
Penyerapan air
maksimum (%)

0,75

0,75

0,75

1,00
Kuat tekan
maksimum
kg/cm
2


800

600

600

500
Ketahanan aus
mm/menit
maksimum
0,130

0,160

---

---
Sumber : SII 0379-80 dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, 1985
Keterangan : (a) Ruang umum, gedung pertemuan, koridor hotel, toko, pasar dan
sejenisnya
(b) Rumah tinggal, kamar hotel, ruang kantor bukan umum, dll.
(c) Retak kecil yang tidak menerus (tembus dan tidak menyebabkan
rapuh)
Berdasarkan daya aus serta kekuatan tekan marmer dibedakan
menjadi beberapa kelas seperti ditunjukan pada tabel berikut:

Kelas
Daya Aus
(mm/menit)
Kuat Tekan
(kg/cm
2
)
1 < 0.100 1500 2000
2 0.100 0.130 1200 1400
3 0.130 0.160 990 1100
4 > 0.160 300 800
KEINDAHAN MARMER
DITENTUKAN OLEH:
TEKSTURNYA
ARAH PEMOTONGAN
BENTUK PENGGUNAAN
TEKNIK POLESAN (POLISHING)
MARMER TIDAK TAHAN TERHADAP AIR
ASAM/HUJAN
CONTOH PENEMPATAN
MARMER YANG SALAH
LIHAT FOTO E:DAYA TAHAN


Black Zebra Marble Vases


Red Zebra Marble Vases


Red Zebra Marble
Vases


ONIX
Onyx is a cryptocrystalline form of quartz.
The colors of its bands range from white to
almost every color (save some shades,
such as purple or blue). Commonly,
specimens of onyx available contain
bands of colors of white, tan, and brown.
Pure black onyx is common, and perhaps
the most famous variety, but not as
common as onyx with banded colors.
ONYX
It has a long history of use for hardstone carving and
jewellery, where it is usually cut as a cabochon, or into
beads, and is also used for intaglio or cameo engraved
gems, where the bands make the image contrast with
the ground. Some onyx is natural but much is produced
by the staining of agate.
The name has sometimes been used, incorrectly, to
label other banded lapidary materials, such as banded
calcite found in Mexico, Pakistan, and other places, and
often carved, polished and sold. This material is much
softer than true onyx, and much more readily available.
The majority of carved items sold as 'onyx' today are this
carbonate material.[1]
Technical details
Chemical composition and
name
SiO
2
- Silicon dioxide
Hardness (Mohs scale) 7
Specific gravity 2.65 - 2.667
Refractive index (R.I.) 1.543 - 1.552 to 1.545 - 1.554
Birefringence 0.009
Optic sign Positive
Optical character Uniaxial
Onyx Stone Vase


Onyx Stone Vase


CONTOH HASIL REKAYASAN ONIX
FOSFAT (P
2
O
5
)
ENDAPAN FOSFAT MEMILIKI SIKLUS
PENGENDAPAN YANG KHAS:
Batuan yang kaya unsur P, akan mengalami
pelapukan dan unsur P ini terpisah dari batuan
induknya, menjadi tanah pelapukan (soil)
Unsur P yang ada di tanah oleh tumbuh-
tumbuhan akan diserap, dan tumbuh-tumbuhan
tersebut dimakan oleh binatang atau ternak

FOSFAT (P
2
O
5
)
Pada binatang unsur P akan merupakan
bagian dari unsur pembentuk tulang, dan
apabila hewan ini mati, tumpukan tulang
akan menjadi endapan fosfat
Endapan fosfat dapat berupa endapan
residu yang tidak mengalami transportasi,
ataupun sebagai endapan yang
tertransport, dan diendapkan sebagai
batuan sedimen.
FOSFAT (P
2
O
5
)
PROSES LAIN TERJADINYA FOSFAT:
Batuan induk yang kaya unsur P,
mengalami pelapukan kimiawi, sehingga
unsur P akan berada dalam larutan dan
tertransport sampai ke laut.
Unsur P yang ada dalam air laut tersebut
akan diserap oleh ikan-ikan dan tumbuh-
tumbuhan laut.
FOSFAT (P
2
O
5
)
Ikan-ikan dan tumbuh-tumbuhan tersebut,
akhirnya dimakan burung-burung
laut,yang bersarang di gua-gua di dekat
pantai
Kotoran yang dikeluarkan oleh burung-
burung tersebut akan terkonsentrasi ndi
pantai atau gua-gua dan disebut fosfat
GUANO.
FOSFAT (P
2
O
5
)
Fosfat dapat pula terjadi dari pengendpan zat
organisme yang mati, dan berupa larutan
Calcium Phosphate atau coloid asam fosfat.
Fosfat merupakan unsur utama dalam
pembuatan pupuk dan sebagai bahan mentah
untuk industri kimia.
Fosfat sebagai pupuk alam harus memenuhi
persyaratan SNI No. 02 - 3776, Tahun 1995
Tabel 1. Persyaratan Pupuk Fosfat Alam Menurut
SNI No. 02-3776 Tahun 1995

Uraian Persyaratan
Kualitas A Kualitas B Kualitas C
Kadar Unsur Hara Fosfat sebagai P
2
O
5

a. Total (Asam Mineral) min 28 % min 24 % min 18 %
b. Larut dalam Asam sitrat 2 % min 10 % min 8 % min 6 %
Kadar Ca dan Mg setara CaO min 40 % min 40 % min 35 %
Kadar R
2
O
3
(Al
2
O
3
+ Fe
2
O
3
) maks 3 % maks 6 % maks 15 %
Kadar Air maks 3 % maks 3 % maks 3 %
Kehalusan
a. Lolos 80 mesh min 50 % min 50 % min 50 %
b. Lolos 25 mesh min 80 % min 80 % min 80 %

Tabel 2. Fosfat Mutu I, Menurut SII No. 0029 Tahun 1973

No. Uraian Nilai
1. Fosfat larut dalam
asam mineral
P
2
O
5
> 19 %
2. Fosfat larut dalam
asam sitrat 2 %
P
2
O
5
> dari 80 % P
2
O
5
yang
larut dalam asam mineral
3. Kehalusan 80 mesh > 90 %

Tabel 3. Fosfat Mutu II, Menurut SII No. 0029 Tahun1973

No. Uraian Nilai
1. Fosfat larut dalam
asam mineral
P
2
O
5
> 11 %
2. Fosfat larut dalam
asam sitrat 2 %
P
2
O
5
> dari 30 % P
2
O
5
yang
larut dalam asam mineral
3. Kehalusan 80 mesh > 90 %
Tabel 4. Spesifikasi Bahan Galian Fosfat Untuk Bahan Baku
Asam Fosfat

No.
Uraian Batasan (%)
No.
Uraian Batasan (%)
1.
P
2
O
5
Min 32,00
7.
Cl Max 0,03
2.
H
2
O Max 2,00
8.
F 3,50 - 4,00
3.
Fe
2
O
3
+ Al
2
O
3
Max 0,80
9.
CO
2
4,50 - 6,00
4.
CaO Min 51,00
10.
T - SiO
2
4,00 - 5,50
5.
MgO Max 0,4
0
11.
Organik
Carbon
Max 0,60
6.
Na
2
O Max 0,7
5
12.
K
2
O Max 0,25
Ukuran butiran
13. + US Mesh 4 Max 0,7
5
14. + US Mesh
20
Min 96,00
FOSFAT
Proses terbentuknya endapan fosfat ada tiga:
1. Fosfat primer terbentuk dari pembekuan magma
alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhit,
mengandung mineral fosfat apatit, terutama fluor
apatit {Ca5 (PO4)3 F} dalam keadaan murni
mengandung 42 % P
2
O
5
dan 3,8 % F2.
2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan
fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada
lingkungan alkali dan suasana tenang, mineral fosfat
yang terbentuk terutama frankolit.
3. Fosfat guano, merupakan hasil akumulasi sekresi
burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan
bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air
hujan dan air tanah. Berdasarkan tempatnya endapan
fosfat guano terdiri dari endapan permukaan, bawah
permukaan dan gua.
Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk, fosfat dalam
bentuk senyawa lain digunakan dalam berbagai industri.
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu atau batu
kapur, akan diperoleh senyawa fosfat tertentu. Asam
fosfat dengan batugamping akan membentuk dikalsium
fosfat yang merupakan bahan dasar pasta gigi dan
makanan ternak. Reaksi sederhananya sebagai berikut:
Ca3 (PO4)2 + CaCO3 =====> Ca HPO4 (dikalsium
fosfat)
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu menghasilkan
3 produk dengan fungsi berbeda. Reaksi sederhananya
sebagai berikut :
H3 PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.
1. Sodium tripoly phosphate
-----> sebagai bahan detergent
2. Sodium triotho phosphate
-----> pelembut air
3. Tetra sodium pyro phosphate
------> industri keramik.
RIJANG (SiO
2
)
Rijang atau batu api (Bahasa Inggris: flint atau
flintstone) adalah batuan endapan silikat
kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy).
Termasuk batuan sedimen non-klastik yang
terbentuk dari proses kimiawi.
Rijang termasuk batuan sedimen silika,
diendapkan di lingkungan pengandapan laut
dalam, di bawah carbonate compensation
depth (di bawah 3.500 m). Material yang
diendapkan adalah material-material yang
mengandung unsur silika karena batas
toleransi karbonat telah terlampaui.
RIJANG (SiO
2
)
Rijang, merupakan batuan yang sangat
keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral
kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah
hingga gelap. Rijang dapat terbentuk dari
hasil proses biologi (kelompok organisme
bersilika, atau dapat juga dari proses
diagenesis batuan karbonat).
RIJANG
Disebut "batu api" karena jika diadu dengan baja
atau batu lain akan memercikkan bunga api
yang dapat membakar bahan kering.
Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru,
hitam, atau coklat tua. Rijang terutama
ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan
endapan seperti kapur atau gamping. Sejak
Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk
membuat senjata dan peralatan seperti pedang,
mata anak panah, pisau, kapak, dll.
RIJANG (SiO
2
)
Proses pembentukan rijang belum jelas atau
disepakati, tapi secara umum dianggap
bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil
perubahan kimiawi pada pembentukan
batuan endapan terkompresi, pada proses
diagenesis. Ada teori yang menyebutkan
bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi
rongga pada sedimen, misalnya lubang yang
digali oleh mollusca, yang kemudian akan
berubah menjadi silikat. Teori ini dapat
menjelaskan bentuk kompleks yang
ditemukan pada rijang.
SINGKAPAN RIJANG BERLAPIS DI LILANA
SINGKAPAN RIJANG BERLAPIS DI AJAOBAKI
KILAP LILIN PADA RIJANG
SINGKAPAN RIJANG BERLAPIS DI SANAM-TTS
Singkapan rijang berlapis di Nuuf Niabean, Desa Oenbit, berwarna segar
putih kekuning-kuningan, warna lapuk kuning, coklat keabu-abuan, jurus
dan kemiringan N 145
o
E/47
o
. Tebal lapisan 3 10 cm.
Singkapan Rijang berlapis di daerah Birunatun -TTU
KEGUNAAN RIJANG (SiO
2
)
Kegunaan rijang didasarkan pada prosentasi
kandungan SiO2 pada rijang tersebut. Rijang
dengan kadar SiO
2
antara 55 % - 99% dapat
digunakan dalam industri:

Industri Gelas dan Kaca
Sebagian besar formula kaca yang diproduksi
untuk komersil terdiri dari kuarsa/silica, soda
dan garam dapur. Sebagai bahan baku, rijang
merupakan oksida pembentuk gelas.
Spesifikasi rijang yang digunakan bergantung
kepada jenis produknya. Ada empat jenis
produk gelas kaca yang beredar di pasaran,
yaitu :
KEGUNAAN RIJANG (SiO
2
)
Kaca lembaran : biasa digunakan dalam
industri bangunan
Gelas kemasan : digunakan untuk
pengemasan produk industri makanan dan
industri farmasi
Gelas keperluan alat rumah tangga berupa :
piring, mangkok, dan cangkir termasuk gelas
perhiasan, gelas kristal dan gelas lainnya.
Gelas Ilmu Pengetahuan dan keteknikan
seperti: kaca laminasi, kaca diperkeras, kaca
berkawat listrik, kaca pengaman lengkung dan
lainnya.

KEGUNAAN RIJANG (SiO
2
)
Industri Semen
Di industri semen, pasir kuarsa digunakan
sebagai bahan pelengkap untuk pembuatan
cement Portland, yaitu sebagai pengontrol
kandungan silica dalam semen yang
dihasilkan.
Jumlah pasir kuarsa yang dicampur dengan
bahan baku semen lainya bervariasi,
bergantung kepada kandungan silica bahan
baku semen lainnya. Akan tetapi secara
umum dapat ditentukan dengan komposisi
atau perbandingan 66,5 Kg rijang atau pasir
kuarsa untuk 1 ton produk semen.
KEGUNAAN RIJANG (SiO
2
)
Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api
Rijang yang dipakai di industri pengecoran
berfungsi sebagai pasir cetak (casting
sand) dan foundry. Sementara itu, di
industri bata tahan api rijang atau pasir
kuarsa merupakan bahan baku utama.

KEGUNAAN RIJANG
Industri Keramik
Di industri keramik rijang atau pasir kuarsa
digunakan sebagai bahan mentah untuk
pembuatan badan keramik bersama-sama
dengan kaolin, ball clay, feldspar dan
lainnya.
Rijang atau pasir kuarsa digunakan karena
mempunyai sifat yang baik untuk bahan
pengurus sehingga mempermudah proses
pengeringan, mengontrol penyusutan, dan
memberi kerangka pada badan keramik.


KEGUNAAN RIJANG (SiO
2
)
Pembuatan Batako
Salah satu sifat yang dimiliki oleh rijang
dengan kandungan SiO
2
yang tinggi
adalah karena adanya silicate yang larut
dan dapat bersenyawa dengan CaO
menjadi Ca-silicate dalam keadaan basah.
Perbandingan campurannya adalah SiO
2
:
CaO : H
2
O = 2 : 1 : 1. baik dengan atau
tanpa aditif.

GYPSUM (CaSO
4
2H
2
O)
Termasuk kelompok mineral sulfida
Gips terjadi secara alami berupa lapisan dan sering
berupa kristal yang kembar, transparan, terdapat
belahan yang disebut selenite. Kadang, seperti
sutera, berserabut sehingga terkadang disebut satin
spar.
Merupakan hasil evaporasi, lingkungan
pengendapan: danau, laut, mataair panas, larutan
sulfat dalam urat
Berasosiasi dengan halite, anhidrit, batuan sedimen
lainnya
Gypsum jarang ditemukan berukuran pasir hal ini
disebabkan karena gypsum mudah larut dalam air.
GYPSUM (CaSO
4
2H
2
O)
Gypsum juga dapat dihasilkan dari proses
hidrothermal yang berdekatan dengan
batuan karbonat. Contoh gypsum di
daerah Ponorogo.
Secara teoritis komposisi gypsum adalah:
CaO=32,6%; SO
3
=46%; H
2
O=20,9%
Dipasaran dikenal:
Gelas maria: selenit: lembaran gips
dengan ukuran cukup besar dan
transparan
GYPSUM (CaSO
4
2H
2
O)
Gips serat, atau dikenal pula dengan
istilah gips sutera
Alabaster, gips yang berukuran halus

Di daerah beriklim arid, gypsum ditemukan
berbentuk seperti rose, panjang 11 meter.
SIFAT FISIK GYPSUM
(CaSO
4
2H
2
O)
WARNA: Colorless to white; with impurities may be yellow,
tan, blue, pink, brown, reddish brown or gray
Crystal habit Massive, flat. Elongated and generally
prismatic crystals
Crystal system Monoclinic 2/m Prismatic
Twinning Very common on {110}
Cleavage Perfect on {010}, distinct on {100}
Fracture Conchoidal on {100}, splintery parallel to [001]
Tenacity Flexible, inelastic. Mohs scale hardness 1.52
Luster Vitreous to silky, pearly, or waxy
Streak White Diaphaneity Transparent to translucent
Specific gravity 2.312.33 Optical properties Biaxial (+)
Gypsum dari selatan wales, Australia
Singkapan gipsum di daerah Naipeas, Desa Ponu - TTU
KEGUNAAN GYPSUM
Bahan tambahan semen portland
Bahan pelster
Bahan pembuat cetakan
Kedokteran
Alat optik dalam mikroskop polarisasi
Industri kimia: bahan utama asam sulfat
Industri makanan
KELOMPOK II
BENTONIT
BALL CLAY DAN BOND CLAY
FIRE CLAY
ZEOLIT
DIATOMAE
YODIUM
MANGAN
FELDSPAR
BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN BATUAN GUNUNG API
OBSIDIAN
PERLIT
PUMICE
TRAS
BELERANG
TRAKHIT
KAYU TERKERSIKAN
OPAL
KALSEDON
ANDESIT DAN BASALT
PASIR GUNUNG API
BREKSI PUMICE


BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN INTRUSI BAT BEK ASAM DAN ULTRA BASA
GRANIT DAN GRANODIORIT
GABRO DAN PERIDOTIT
ALKALI FELDSPAR
BAUKSIT
MIKA
ASBES


BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN ENDAPAN RESIDU
DAN ENDAPAN LETAKAN
LEMPUNG
PASIR KUARSA
INTAN
KAOLIN
ZIRKON
KORUNDUM
KELOMPOK KALSEDON
KRISTAL KUARSA
SIRTU

BAHAN GALIAN INDUSTRI YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PROSES UBAHAN
HIDROTERMAL
BARIT
GIPSUM
KAOLIN
TALK
MAGNESIT
KORUNDUM
PIROFILIT
TOSEKI
OKER
TAWAS

Anda mungkin juga menyukai