Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing yang telah
membimbing tutorial di blok 28 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan sangat baik.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, yang
telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlahnya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial di blok 28 ini hingga selesai.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di penyusunan laporan
berikutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi para pembaca laporan ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........1
Daftar Isi ..........2
BAB I
BAB II
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang............3
1.2
Pembahasan
2.1
Data Tutorial.......4
2.2
2.3
Paparan
I.
Klarifikasi Istilah....................6
II.
Identifikasi Masalah...............7
III.
IV.
Kesimpulan ...........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Moderator
Hari, Tanggal
Rule Peraturan
: 90/60 mmHg
Nadi
: 120x/ Menit
Frekuensi Pernafasan
: 28x / menit
Suhu
: 37,9 derajat
Pada pemeriksaan dalam di temukan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-), mekonium (+),
penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/ menit.
Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan tetapi keluarga
menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu
BPJS.
2.3 Paparan
I.
Klarifikasi Istilah
1. Dokter Keluarga
2. Tenaga Administrasi
3. Perawat
: Tenaga
kesehatan
yang
memberikan
pelayanan
: Pemeriksaan
kehamilan
yang
dilakukan
untuk
6. Ketuban
7. Mekonium
8. BPJS
II.
Identifikasi Masalah
1. Dokter budi, seorang dokter keluarga yang sedang bekerja selama 3 tahun di kelurahan
pulokerto yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan 2x3 yang
merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh 1 orang perawat dan juga
bekerja sebagai tenaga admisnistrasi.
2. Pada sore hari, dokter budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang
untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin dirumah dukun desa yang terletak 5
rumah dari praktek dokter Budi. ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang ke 5 tak
pernah melakukan ANC pada dokter budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa
bahwa sudah ditolong selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir.
3. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan :
Tekanan Darah
: 90/60 mmHg
Nadi
: 120x/ Menit
Frekuensi Pernafasan : 28x / menit
Suhu
: 37,9 derajat
Pada pemeriksaan dalam di temukan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),
mekonium (+), penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/ menit.
4. Dokter Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan
tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa
mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
III.
Analisis Masalah
terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu-ilmu klinik, dan karenanya
mampu mempersiapkan setiap dokter agar mempunyai peranan unik dalam
menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling
serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang menkoordinasikan seluruh pelayanan
kesehatan.
2. Jelaskan ciri- ciri dari dokter keluarga!
Ciri-ciri dokter keluarga menurut Carmichael dan Ikatan Dokter Indonesia:
Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara menyeluruh bukan pada disiplin
ilmu, kelompok penyakit, dan atau teknik-teknik kedokteran tertentu
Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari suatu unit keluarga, serta memandang
keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan atau suatu kelompok fungsional
yang saling terkait
Memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi
jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan, memperhatikan aspek subjektif dari
ilmu kedokteran, berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan
berbagai faktor objektif dan subjektif yang ditemukan, serta memiliki pengetahuan
tentang hubungan timbal balik antara faktor biologis, sosial dan emosional dengan
penyakit
Menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama serta
bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan
Menganggap setiap kontak dengan pasien sebagai suatu kesempatan untuk
menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit serta pelayanan pengobatan dini,
baik ditempat praktek, di rumah ataupun di rumah sakit
Memiliki keterampilan diagnosis dan pengobatan yang andal, serta pengetahuan tentang
epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat di masyarakat
3. Jelaskan prinsip dari kedokteran keluarga!
PRINSIP PELAYANAN
Prinsip dalam pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga yaitu memberikan :
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif.
2. Pelayanan yang kontinu.
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya.
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
9
pelayanan
kedokteran
yang
diselenggarakan
pada
praktek
dokter
dokter
keluarga
dapat
menyelesaikan
tidak
kurang
dari
95
praktek
dokter
keluarga
dapat
menangani
pasien
yang
telah
membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sar
na dengandokter spesialis.Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit penyakit padastadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau
yang telah terlaluspesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan
tanggung jawabdokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk
kedokter spesialis.Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter
keluarga memang sesuaiuntuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau
10
yang bersifat umum saja. The family doctor cannot be expected to treat all problems
as best possible, buthe can be expected to treat all common diseases as best possible.
4. Jelaskan Tujuan pelayanan dokter keluarga !
Skala kecil:
Skala besar:
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia
5. Jelaskan sarana dan prasarana praktek dokter keluarga mandiri! apakah pada kasus sudah
sesuai? ( ruang praktek, tenaga kerja)
A. Peralatan
1. Peralatan Medis
Perlu disediakan berbagai peralatan medis spesialistis yang sederhana, peralatan
pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat seperti laboratorium klinis,
rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart,
tonometer dan ophtalmoskop (Djati Pratignyo, 1983).
2. Peralatan Nonmedis
Memiliki sekurang-kurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa,
ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen fakultatif, ruang administrasi,
gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 55 m.
B. Tenaga Pelaksana
1. Tenaga Medis
Para dokter keluarga, tergantung dari sarana pelayanan serta beban kerja yang
dihadapi, jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan berbeda. Contoh: Rumah Sakit
butuh lebih banyak dokter dibandingkan klinik dokter keluarga.
2. Tenaga Paramedis
Tenaga paramedis yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip
pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis maupun nonmedis. Setiap satu dokter
keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedis terlatih.
3. Tenaga Nonmedis
11
Tenaga nonmedis ada dua kategori; pertama, tenaga administrasi yang menangani
masalah-masalah administrasi. Kedua, pekerja sosial yang menangani program
penyuluhan/nasihat kesehatan dan atau kunjungan rumah. Sekurang-kurangnya
diperlukan satu orang tenaga administrasi dan satu orang pekerja sosial.
6. Jelaskan standar kompetensi dokter keluarga!
Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi
Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006
adalah:
1.
Kompetensi Dasar
2.
3.
4.
Keterampilan Pendukung
5.
6.
Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA WHO tahun 2003
meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Partus Lama :
Diagnosis :
ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk menentukan jenis
persalinan.
Augmentasi persalinan :
5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena
4 - 8 mU / min
12
Interval dinaikkan
setiap 30 min.
Dosis kenaikan
2 mU (4 tetes)
8 10 mU/min.
(16 20 tetes)
Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan
augmentasi
Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj
Gunakan partograf
Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian
awal
kemudian
merujuk ketingkat
yang lebih
berkompeten.
7. Apa saja resiko bersalin dengan dukun?
Masalah yang ditimbulkan bila persalinan ditolong oleh selain tenaga medis
cenderung tinggi akibat pertolongan persalinan tanpa tenaga & fasilitas
memadai.Karena persalinan masih ditangani oleh dukun beranak atau peraji,
kasus kematian ibu saat melahirkan masih tetap tinggi.Pertolongan gawat darurat
bila terjadi kasus perdarahan atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak
dapat dilakukan.
Definisi masyarakat yang masih menggunakan tenaga bidan bayi tentang mutu
pelayanan berbeda dengan definisi standar medis. Kelemahan utama dari mutu
pelayanan adalah tidak terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun
beranak, seperti dengan praktek yang tidak steril(memotong tali pusat dengan
sebilah bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan mulut).
Selain itu, pertolongan persalinan oleh dukun sering menimbulkan kasus
persalinan, diantaranya kepala bayi sudah lahir tetapi badannya masih belum bisa
keluar atau partus macet, itu disebabkan karena cara memijat dukun bayi tersebut
kurang profesional dan hanya berdasarkan kepada pengalaman.
13
Bekas Seksio
Perdarahan pervaginam
Ikterik
Anemia berat
Tanda infeksi
Preeklampsia/Hipertensi
Gemeli
Shock
Pada kasus, dr. Budi sudah tepat untuk merujuk. Namun, dokter Budi seharusnya
memberikan penatalaksanaan awal yakni pemberian cairan infus dan setelah itu
menyarankan untuk merujuk, bukan hanya menyarankan pasien untuk dipasang
infus.
14
Promosi serta edukasi kedokteran komunitas masih kurang baik : masih ada masyarakat
yang bersalin di dukun
Penanganan medis kurang baik : pasien langsung dirujuk tanpa penangana yang sesuai
untuk kasus.
11. Bagaimana cara dokter Budi mengedukasi dan mengajak pasien dan keluarga untuk di rujuk?
Menjelaskan kepada pasien bahaya yang akan timbul bila pasien tidak mau dirujuk ke yang
lebih tepat. Kemudian menjelaskan bahwa pendaftaran BPJS dapat dilakukan saat
masuk ke RS karena ini suatu kasus gawat darurat jadi tidak perlu khawatir masalah
biaya. Tidak dilakukan dengan pemaksaan, namun harus dilakukan dengan cara yang lebih
edukatif agar dapat dimengerti oleh pasien.
12. Jelaskan perbedaan antara Dokter layanan primer dan dokter keluarga!
Dokter layanan primer menurut UU Dikdok no. 20 tahun 2013 merupakan kelanjutan dari
program profesi dokter, program internship yang setara dengan program dokter spesialis.
Dokter layanan primer mencakup keilmuan dokter keluarga, kedokteran komunitas, dan
kedokteran masyarakat, artinya dokter layanan primer tidak hanya melihat pasiennya dalam
lingkup individu ataupun keluarga tetapi secara keseluruhan mulai dari individu, keluarga,
populasi, masyarakat dan lingkungan.
Dokter keluarga konsepnya adalah dokter berpikir pasien atau individu sebagai bagian dari
keluarga dan dia selalu berupaya untuk memecahkan masalah di dalam keluarga tersebut.
13. Apa saja usaha- usaha preventif dan promotif yang perlu dilakukan oleh dokter budi di
wilayah kerjanya?
Penyuluhan KB
15
Penyuluhan ANC
Topik
Sub topik
Hari/Tanggal
Pukul/Tempat
Penyuluh
Sasaran/peserta
I.
TUJUAN UMUM
II.
TUJUAN KHUSUS
Setelah
mengikuti
kegiatan
penyuluhan,
diharapkan
peserta
mampu
menjelaskantentang :
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan ANC
III.
MATERI
Terlampir
IV.
METODE
16
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
V.
MEDIA
1.
Materi SAP
2.
Flipchart (Poster)
VI.
KEGIATAN PENYULUHAN
No.
Kegiatan
Pembukaan -
Proses
Evaluasi
VII.
Uraian Kegiatan
Penyuluh
Audience
Salam
- Menjawab salam
Perkenalan
- Mendengar
Menjelaskan maksud
- Mendengarkan
dan tujuan
Menjelaskan pokok
- Memperhatikan
masalah : ANC
Memberi kesempatan
- Bertanya
kepada audience untuk
bertanya
Kilas balik : bertanya
- Menjawab
kepada audience
Kesimpulan
- Mendengarkan
Mengakhiri dengan
- Menjawab salam
salam
Waktu
(menit)
2
2
3
15
10
5
3
2
EVALUASI
1.
Metode Evaluasi
: tanya jawab
2.
Jenis Pertanyaan
: Lisan
MATERI
ANTENATAL CARE (ANC)
1. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa
pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
17
a.
keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
b.
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,
masa nifas, persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi
secara wajar.
ibu bayi.
c.
Tujuannya :
-
Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya faktor
resiko kehamilan.
Puskesmas/Puskemas Pembantu
Posyandu.
f.
f.
Tes laboratorium
g. Temu wicara
h. Status gizi ibu
i.
j.
Tata Laksana
kesehatan
6. Rencanakan keluarga berencana. Tanyakan pada petugas kesehatan
7. Siapkan orang yang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu-waktu
diperlukan.
20
4. Jika mual-mual, muntah, dan tidak nafsu makan, pilihlah makanan yang tidak
berlemak dan menyegarkan. Contohnya roti, ubi, singkong, biscuit, dan buah.
5. Jangan minum jamu, minuman keras, atau rokok karena membahayakan
kandungan.
6. Jika minum obat, tanyakan caranya kepada petugas kesehatan.
21
B.
2.
3.
Para ibu hamil mampu mengatasi masalah yang akan timbul pada saat masa
Persalinan janin
C.
Materi
Terlampir
D. Metode :
1.
Ceramah
2.
Diskusi
E.
Media:
1.
Leaflet
22
F.
No.
1.
Tahap
Pembukaan
Waktu
Kegiatan
Penyuluhan
Kegiatan
Peserta
5 menit
- menjawab
megucapkan salam
salam
mennyampa
ikan topic
dan tujuan
yang akan
dicapai
2.
Penyajian
20 menit
mendengark
an
atau
memperhati
kan
-menjawab/
menanyakan merespon
pendapat
- merespon
peserta
tentang
mitos
ibu Mendengar/
hamil
memperhati
kan
- memberi
reward pada - mendengar
peserta
menjelaskan -merespon
pengertian
mitos
ibu
hamil
memperhati
kan
menjelaskan
tujuan dari
23
pengertian
ibu hamil
- Merespon
- memberi /
kesempatan
Bertanya
kepada
peserta
Mendengar /
untuk
Memperhati
bertanya
kan
- memberi
reward
positif
- merespon
memberikan
kesempatan
pada peserta
untuk
bertanya
- Memberi
kesempatan
kepada ibu
untuk dapat
menjelaskan
sendiri dari
apa yang di
fahaminya
tentang
mitos
hamil
ibu
- Memberi
reward
3.
Penutup
5 menit
merangkum
merangkum
24
Membalas
salam
- menutup
dengan
mengucapka
n
terima
kasih
- memberi
salam
25
IV.
Learning Issue
1. BPJS
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
1. DEFINISI
Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN , Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
adalah:
1. Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (Pasal 1 angka
6)
2. Badan hukum nirlaba (Pasal 4 dan Penjelasan Umum)
3. Pembentukan dengan Undang-undang (Pasal 5 ayat (1)
2. PEMBENTUKAN
Berdasarkan ketentuan Pasal 52 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004, batas waktu paling lambat
untuk penyesuaian semua ketentuan yang mengatur mengenai BPJS dengan UU No. 40 Tahun
2004 adalah tanggal 19 Oktober 2009, yaitu 5 tahun sejak UU No. 40 Tahun 2004 diundangkan.
Batas waktu penetapan UU tentang BPJS yang ditentukan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tidak
dapat dipenuhi oleh Pemerintah.RUU tentang BPJS tidak selesai dirumuskan.
DPR RI mengambil inisiatif menyelesaikan masalah ini melalui Program Legislasi Nasional 2010
untuk merancang RUU tentang BPJS.DPR telah menyampaikan RUU tentang BPJS kepada
Pemerintah pada 8 Oktober 2010 untuk dibahas bersama Pemerintah.
DPR RI dan Pemerintah mengakhiri pembahasan RUU tentang BPJS pada Sidang Paripurna DPR
RI tanggal 28 Oktober 2011.RUU tentang BPJS disetujui untuk disahkan menjadi Undangundang.DPR RI menyampaikan RUU tentang BPJS kepada Presiden pada tanggal 7 November
2011.Pemerintah mengundangkan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS pada tanggal 25
November 2011.
Petikan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
Pasal 5
(1) Berdasarkan Undang-Undang ini dibentuk BPJS.
(2) BPJS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. BPJS Kesehatan; dan
b. BPJS Ketenagakerjaan.
Pasal 6
26
(1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a
menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
(2) BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b
menyelenggarakan program:
a. jaminan kecelakaan kerja;
b. jaminan hari tua;
c. jaminan pensiun; dan
d. jaminan kematian.
Pembentukan RUU BPJS
a. Pembentukan RUU Inisiatif DPR RI
- Program Legislasi Nasional 2010 - 2011
1. Konsep RUU tentang BPJS inisiatif DPR RI 2010
o Tim Pansus RUU tentang BPJS
2. DIM RUU tentang BPJS dari Pemerintah
3. RUU tentang BPJS (Draft Akhir - tanggal 7 November 2011)
4. UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
b. Pembentukan RUU Inisiatif Pemerintah
- Periode Tahun 2007-2009
1. Naskah Akademik RUU BPJS
2. Konsep RUU BPJS
o Tim dan Kelompok Kerja Penyusun Peraturan Perundang-undangan Pelaksanaan UU No.
40 Tahun 2004 , SK Menko Kesra No. 14A/KEP/MENKO/KESRA/VI/2006
o Izin Prakarsa Presiden No. B-540/m.Sesneg/D-4/10/2007, tanggal 2 Oktober 2007
3. TRANSFORMASI BPJS
1.
PT ASKES (Persero)
o berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 60 ayat (1) UU BPJS)
2. PT (Persero) JAMSOSTEK
o berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014 (Pasal 62 ayat (1) UU BPJS)
o BPJS Ketenagakerjaan paling lambat mulai beroperasi pada tanggal 1 Juli 2015, termasuk
menerima peserta baru (Pasal 62 ayat (2) huruf d UU BPJS)
3. PT (Persero) ASABRI
o menyelesaikan pengalihan program ASABRI dan program pembayaran pensiun ke BPJS
Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU BPJS)
4. PT TASPEN (Persero)
o menyelesaikan pengalihan program THT dan program pembayaran pensiun ke BPJS
Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal 65 ayat (1) UU BPJS)
27
FUNGSI
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan
kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan
prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program, yaitu program
jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan
kerja
atau
menderita
penyakit
akibat
kerja.
Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang
tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
28
pensiun
ini
diselenggarakan
berdasarkan
manfaat
pasti.
Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data kepesertaan,
pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari Pemerintah, pengelolaan
Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan dan tugas
penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program jaminan sosial dan keterbukaan
informasi.
Tugas pendaftaran kepesertaan dapat dilakukan secara pasif dalam arti menerima pendaftaran
atau
secara
aktif
dalam
arti
mendaftarkan
peserta.
WEWENANG
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:
1. Menagih pembayaran Iuran;
2. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang dengan
mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang
memadai;
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi kerja dalam
memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial
nasional;
29
4. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan
yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah;
5. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
6. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya;
7. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai ketidakpatuhannya dalam
membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
8. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program jaminan sosial.
Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal terjadi
penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan melakukan pengawasan
dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang diberikan kepada BPJS memperkuat
kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.
Partus lama/macet
Kelainan panggul
Diagnosis :
ANC yang baik : menilai keadaan ibu & janin untuk menentukan jenis persalinan.
Augmentasi Persalinan
5 IU oksitosin dalam 500 cc RL cairan intravena
Interval dinaikkan
setiap 30 min.
Dosis kenaikan
2 mU (4 tetes)
8 10 mU/min.
4 - 8 mU / min
30
(16 20 tetes)
Pastikan tidak ada CPD atau kontraindikasi lainnya sebelum memulai tindakan
augmentasi
Selalu pantau kemajuan persalinan dan djj
Gunakan partograf
Infus cairan dengan oksitosin diberi tanda & jam mulai pemberian
3. Dokter Keluarga
Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif, kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga,
komunitas dan lingkungannya dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan
Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai
bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat
pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan
secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua
pasien
tanpa
memilah
jenis
kelamin,
usiaserta
faktor-faktor
lainnya.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
Skala kecil:
Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
Skala besar:
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh
rakyat Indonesia
31
kedokteran
ataupun
dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972
didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National
College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA).
Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter
Keluarga
32
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Dr. Budi seorang dokter keluarga belum memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dilihat
dari segi sarana dan prasarana praktek serta tindakan preventif promotif yang belum tepat di
wilayah kerjanya.
33
DAFTAR PUSTAKA
index2.php?option=com_
content
Depkes.2013.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
(http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2013/12/Buku-Saku-PelayananKesehatan-Ibu.pdf, diakses 25 November 2014)
34