Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1

Lidah Buaya (Aloe vera)

2.1.1 Tinjauan Umum Lidah Buaya


Tanaman ini termasuk keluarga Liliceae yang memiliki 4.000 jenis dan
terbagi ke dalam 240 marga dan 12 anak suku. Berikut ini penggolongan
lasifiklasi lidah buaya (Aloe vera). (Anonim, 2004)
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub-divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Bangsa

: Liliflorae

Suku

: Liliceae

Genus

: Aloe

Spesies

: Aloe vera

Menurut March (2006) dan Hamman (2008) dalam Ranadhia dkk, (2012)
Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya Ethiopia. Ciri fisik dari
tanaman ini adalah daunnya berdaging tebal. Panjang, mengecil kebagian
ujungnya, berwarna hijau serta berlendir. Tanaman lidah buaya sudah banyak
dikembangkan dan dibudidayakan di Indonesia,

tetapi yang dikenal sebagai

sentra lidah buaya adalah Kalimantan Barat.


Lidah buaya hampir menyerupai kaktus dan termasuk jenis tanaman
tahunan. Keistimewaan dari sifatnya yang patut dikagumi adalah kemampuannya

bertahan hidup di daerah kering pada musim kemarau, yakni dengan cara menutup
stomatanya rapat-rapat. Hal itu dilakukan untuk menghindari kehilangan air dari
tubuhnya. (Furnawanthi, 2002).
Lidah

buaya

merupakan

tanaman

sukulen

yang

banyak

dimanfaatkansebagai bahan baku industri obat (farmasi), bahan kosmetik, serta


bahan baku produk olahan makanan dan minuman. Sejak dahulu, tanaman ini
sudah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti; sembelit, wasir,
batuk rejan, pencahar, dan cacingan. Sementara itu,di bidang kosmestik,lidah
buaya sering dipakai sebagai pencuci, penyubur rambut, dan penghalus kulit,
tanaman hias dan dibuat minuman segar (Jatnika dan Saptoningsih, 2009).
Tanaman lidah buaya banyak didapat di Kalimantan Barat, nilai
ekonomisnya tinggi, selain untuk obat-obatan fungsinya juga untuk kosmetika
(Sitompul, 2002)
Tanaman lidah buaya di beri nama Aloe Vera oleh Carl Von Linne pada
tahun 172. Ratusan catatan mengenai

manfaat lidah buaya untuk pengobtan

dipublikasikan oleh para tabib dan dokter. Dibagian darat daya amerika, lidah
buaya ditanam sebagai tanaman hias (ornamental plants) sekaligus dimanfaatkan
sebagai

obat

luka

bakar.selain

itu,

badan

farmasi

amerika

serika

(USP)menyatakan lidah buaya terdaftar secara resmi sebagai oabat pencemar dan
obat untuk perlindungan kulit. (Jatnika dan Saptoningsih,2009)
Di dunia farmasi, lidah buaya lebih dikenal dengan nama Aloe vera.
Tanaman hortikultura ini keberadaannya telah dikenal sejak lama, bahkan ibu-ibu

sering menanam dipekarangan atau dipot-pot sebagai penghias rumah dan sesekali
diambil daunnya sebagai pencuci rambut atau sampo (Furnawanthi, 2002).
Sejak 2200 SM,lidah buaya telah di kenal dapat berfungsi sebagai obat
untuk melancarkan buangan air besar (pencahar),penyubur rambut, dan luka. Di
mesir, Cleopatra mengunakan lidah buaya

untuk

perawatan kulit halusnya.

Selain itu, lidah buaya sudah digunakan bangsa samaria sekitar tahun 1875 SM.
Seorang peracik obat-obatan tradisional

kebangsaan Yunani bernama

Dioscrodies, menyebutkan bahwa lidah buaya dapat mengobti berbagai penyakit,


seperti bisul, kulit memar, pecah-pcah, lecet, penyembuh luka bagi penderita
lepra, rambut rontok, wasir, dan radang tenggorokan. (Jatnika dan Saptoningsih,
2009).
2.1.2. Morfologi Lidah Buaya (Furnawanthi, 2002)
Lidah buaya termasuk suku Liliaceae. Liliaceae diperkirakan meliputi
4.000 jenis tumbuhan, terbagi dalam 240 marga, dan dikelompokkan lagi menjadi
lebih kurang 12 anak suku. Daerah distribusinya meliputi seluruh dunia. Lidah
buaya sendiri mempunyai lebih dari 350 jenis tanaman.
Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Asia,
dan Amerika. Hal ini disebabkan lidah buaya dapat menutup stomata daun sampai
rapat pada musim kemarau untuk menghindari kehilangan air dari daunnya. Lidah
buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin.
Batang tanaman lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya sangat
pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan tumbuh tunas yang akan

menjadi anakan (sucker). Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian
memanjang. Daunnya berdaging tebal; tidak bertulang; berwarna hijau keabuabuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaan; serta bersifat sukulen, yakni
mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun. Bagian atas daun rata
dan bagian bawahnya membulat (cembung). Bunga lidah buaya berbentuk
terompet atau tabung kecil sepanjang 2-3 cm, berwarna kuning sampai oranye,
tersusun sedikit berjuntai melingkari ujung tangkai yang menjulang ke atas
sepanjang sekitar 50-100 cm. Akar lidah buaya adalah akar serabut yang
panjangnya bisa mencapai 30-40 cm.
2.1.3. Kandungan Lidah Buaya
Lidah buaya mengandung air sebanyak 95%. sisanya berupa bahan aktif
(active ingredients) antara lain minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin,
enzim, dan Glikoprotein. Berikut kandungan kimia lidah buaya dalam 100 gram
bahan.
Tabel 1. Komponen Lidah Buaya (Jatnika dan Saptoningsih, 2009)
NO Komponen
Nilai
1

Air

total padatan terlarut

95,51%

a. Lemak

0,067%

b. Karbohidrat

0,043%

c.protein

0,038%

d. Vitamin A

4,59 IU

e.Vitamin C

3,47 mg

Lidah buaya memiliki

cairan bening seprti jeli dan cairan berwarna

kekuningan yang mengandung aloin.cairan ini berasal dari lateks yang terdapat
dibagian luar kulit lidah buaya.cairan yang mgandung aloin ini tidak serupa
dengan gel lidah buaya yang dianggap cukup aman dan banyak di manfaatkan
sebagai oabat pencahar komersial.kandungan aloin dalam lidah buaya dapat
bervariasi tergantung pada jenisnya. Selain aloin, beberapa bahan kimia yang
tergantung dalam tanaman ini adalah barbaolin, isobarbaloin, aloe-imodin,
aloenin, dan aloesin. Daging lidah buaya mengandung lebih dari 200 komponen
kimia dan industri alami yang secara bersinergi dan menghasilkan

khasiat

tertentu. (Jatnika dan Saptoningsih, 2009)


Daun lidah buaya diperkirakan mengandung senyawa kimia saponin,
polifenol, antarkinon, flavonoid, dan tanin. (Sitompul, 2002)
Daging lidah buaya memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap,
diantaranya Zn, K, Fe, Vitamin A, asam folat, dan Kholin.Sementara itu, lendir
lidah buaya mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, C, E, inositol, dan asam
folat. Kandungan mineral lidah buaya diantaranya: kalsium, fosfor, besi,
natrrium, magnesium, mangan, tembaga, dan seng. berdasarkan penelitian,
enzim yang dimiliki lidah buaya antara lain; amilase, katalase, selulosa,
karboksipeptidase,

karboksihelolase, fosfatase, lipase, nukleotidase, alkaline,

dan proteolitase. (Jatnika dan Saptoningsih, 2009)


Komponen yang terkandung dalam lidah buaya sebagian besar adalah air
yang mencapai

99,5% dengan total padatan terlarut hanya 0,49%, lemak

0,067%, karbohidrat 0,043%, protein 0,038%, vitamin A 4,594 IU, dan


vitamin C 3,476 mg. (Furnawanthi, 2002)

2.2 Rambut
2.2.1 Pengertian Rambut.
Secara anatomis, rambut berfungsi melindungi kulit dari sengatan sinar
matahari dan hawa dingin. Rambut tumbuh di seluruh permukaan tubuh, kecuali
di telapak tangan dan kaki. Rambut tumbuh lebat di kepala, ketiak, dan daerah
sekitar alat kelamin. (Ide, 2011)
Menurut Mitsui (1993) dalam Priskila (2012)

Rambut merupakan

tampilan karateristik dari mamalia yang menutupi seluruh permukaan tubuh.


Rambut memiliki dua fungsi dasar, yaitu menjaga temperatur tubuh agar konstan
dan sebagai organ sensori.
Rambut tumbuh dari akar rambut yang ada di dalam lapisan dermis kulit
dan melalui saluran folikel rambut keluar dari kulit. Bagian rambut yang keluar
dari kulit dinamakan batang rambut (Tranggono dan Latifah, 2007)
Menurut Mitsui (1993) dalam Priskila (2012) ada beberapa jenis rambut
yang tumbuh di kepala dan tubuh kita, yaitu:
1.

Rambut yang panjang dan kasar di kepala

2.

Rambut yang kasar tetapi pendek berupa alis di atas mata

3.

Rambut yang agak kasar tapi tidak sepanjang rambut di kepala, yaitu pada
ketiak dan sekeliling alat kelamin.

4.

Rambut yang halus pada pipi, hidung, dahi, serta bagian tubuh lainnya.

Ilmu tentang rambut (trichologi) membagi rambut manusia menjadi


rambut terminal, yang umumnya kasar (misalnya rambut kepala, alis, rambut
ketiak dan rambut kelamin), rambut vellus, yang berupa rambut halus pada pipi,
dahi, punggung, dan lengan, namun pada dasarnya semua rambut tumbuh dari
akar rambut yang jenisnya sama, maka rambut vellus dapat menjadi rambut
terminal (Priskila, 2012)
2.2.2 Anatomi Rambut (Tranggono dan Latifah, 2007)
Bagian rambut yang ada di bagian di luar kulit dinamakan batang rambut.
Jika batang rambut dipotong melintang, maka terlihat tiga lapisan dari luar ke
dalam, yaitu kutikula rambut, korteks rambut, dan medula rambut.
1.

Kutikula rambut, terdiri dari sel-sel keratin yang pipih, dan saling
bertumpuk seperti sisik ikan, lapisan ini keras dan berfungsi melindungi
rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing ke dalam batang
rambut.

2.

Korteks rambut, adalah lapisan yang lebih dalam, terdiri dari sel-sel yang
memanjang, tersusun rapat. Lapisan ini sebagian besar terdiri dari pigmen
rambut dan rongga rongga udara.

3.

Medula rambut, terdiri dari tiga atau empat lapis sel yang berbentuk
kubus, berisikan keratohyalin, butir-butir lemak dan rongga udara.
Bagian rambut yang terletak di dalam lapisan dermis kulit disebut akar

rambut atau folikel rambut. Folikel rambut dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh


darah yang memberikan makanan. Akar rambut terdiri dari dua bagian, yaitu:

1.

Umbi rambut, bagian rambut yang akan terbawa jika rambut dicabut.

2.

Papil rambut, bagian yang tertinggal di dalam kulit meskipun rambut


dicabut sampai akar-akarnya, sehingga akan selalu terjadi pertumbuhan
rambut baru kecuali jika papil rambut rusak

2.2.3 Siklus Pertumbuhan Rambut (Priskila (2012); Dalimartha dan Soedibyo,


1999)
Pertumbuhan dan pergantian setiap folikel rambut mengikuti suatu siklus
yang meliputi fase anagen yaitu fase pertumbuhan aktif, fase katagen yaitu fase
transisi dan fase telogen yaitu fase istrahat. Lamanya satu fase dari siklus
bervariasi tergantung usia individu serta tempt bertumbuhnya rambut. Proses
penuaan dan pergantian rambut tidak terjadi serempak untuk keseluruhan rambut,
tetapi terjadi secara bergantian sesuai dengan usia folikel rambut.
1. Fase Anagen
Fase inisiasi atau fase awal pertumbuhan aktif rambut. Sel-sel matriks melalui
mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel yang lebih tua ke atas.
Dikulit kepala normal dengan rambut sehat, sekitar 85% dari keseluruhan
rambut berada dalam fase ini. Fase ini berlangsung 2-6 tahun.
2. Fase Katagen
Masa peralihan yang didahului dengan berkurangnya mitosis sel-sel matriks
kemudian terhenti sama sekali. Mitosis yang berhenti mengakibatkan bagian
bawah kandung rambut menjadi pendek dan selubung jaringan ikat menjadi
lebih tebal. Masa peralihan ini berlangsung selama 2-3 minggu

3. Fase Telogen
Fase ini merupakan fase istirahat yang terjadi selama 5-6 minggu tergantung
kondisi kesehatan seseorang dan sekitar 9-14% dari keseluruhan rambut
berada pada fase ini. Fase telogen dimulai dengan memendeknya sel-sel epitel
yang terbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru, sehingga rambut lama
akan terdorong keluar.
2.2.4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut


Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut yaitu:

1. Hormon
Menurut Djuanda, Hamzah dan Aisah (2010) andorgen, estrogen dan tiroksin
adalah hormon yang berperan dalam pertumbuhan rambut. Hormon androgen
dapat mempercepat pertumbuhan rambut, tetapi pada penderita alopesia
androgenik hormon androgen bahkan mempercepat waktu pertumbuhan
rambut anagen. Pada wanita hormon estrogen

dapat memperlambat

pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang fase anagen. Hormon tiroksin


dapat mempercepat fase anagen (Priskila, 2012)
Makanan yang kaya estrogen adalah tumbuhan dari famili umbelliferous
(fennel, seledri, anise, dan peterseli), brassica (kubis, bunga kol, brokoli, dan
brussel sprout), kedelai, kacang-kacangan, gandum lengkap, apel, dan alfalfa.
(Olivia dkk, 2004)

2. Nutrisi (Dalimartha dan Soedibyo, 1999)


Air merupakan nutrisi yang penting karena hampir seperempat dari berat
rambut terdiri dari air. Kelembaban akibat adanya air menyebabkan rambut
menjadi lembut, selain air, ada juga beberapa zat yang penting agar dapat
memiliki rambut yang sehat dan bercahaya, yaitu:
a. Protein
Rambut mengandung protein yang jumlahnya sekitar 98%. Konsumsi
makanan yang kandungan proteinnya tinggi dapat menyehatkan rambut.
b. Vitamin A
Untuk mendapatkan rambut yang lembut dan menjaga agar kulit kepala
tetap sehat perlu vitamin A. Vitamin A dapat diperoleh melalui retinol
yang didapat dari makanan yang berasal dari hewan dan melalui beta
karoten didapat dari makanan yang berasal dari tumbuhan.
c. Vitamin E.
Untuk kesehatan rambut diperlukan vitamin E. Makanan yang merupakan
sumber vitamin E antara lain telur, susu, daging, alpukat, kacangkacangan, biji-bijian, padi-padian, minyak kedelai, minyak bunga
matahari, minyak jagung, selada, kol dan beberapa sayuran seperti brokoli,
bayam dan lainnya.
d. Vitamin B kompleks
Semua vitamin B penting untuk mempertahankan sirkulasi dan warna
rambut. Vitamin B komplek mengandung sejumlah vitamin yang bisa

didapat dari sumber yang sama antara lain hati dan ragi. Vitamin B
kompleks terdiri dari tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam
nikotinat (niasin), asam pantotenat (vitamin B5), piridoksin (vitamin B6),
biotin, kolin, inositol, asam para amino benzoat (PABA), asam folat, dan
sianokobalamin (vitamin B12).
Biotin merupakan suatu jenis vitamin B kompleks yang terpenting untuk
menjaga kesehatan rambut. Biotin ini banyak ditambahkan pada berbagai
produk shampoo. Makanan yang kaya akan biotin antara lain kacangkacangan, biji-bijian, hati, kuning telur, ragi, dan sayuran.
e. Vitamin C
Untuk kekuatan, kelenturan rambut, serta menjaga agar rambut tidak rusak
dan bercabang diperlukan vitamin C yang cukup.
f. Yodiium
Kadar tiroksin dalam darah mempengaruhi rambut. Tiroksin disintesis
oleh kelenjar tiroid. Untuk kelangsungan fungsi kelenjar

tiroid yang

normal diperlukan yodium yang cukup. Bila asupan yodium dari makanan
berkurang maka sintesis hormon tiroid juga akan berkurang. Keadaan ini
menyebabkan turunnya kadar tiroksin (T4) bebas di dalam darah sehingga
rambut menjadi kusam dan ujungnya pecah-pecah.
g. Zat Besi
Zat tersebut merupakan mineral penting untuk menjaga kesehatan rambut.
Kemampuan darah untuk mengangkut oksigen dan zat makanan ke seluruh

jaringan termasuk rambut dan kulit kepala, tergantung dari kandungan zat
besi.
h. Sistein
Zat tersebut merupakan asam amino yang ditemukan dalam jumlah besar
pada rambut. Sistein dapat diperleh dari telur, daging dan produk dari susu
i. Seng.
Seng membantu pertumbuhan rambut dan perbaikan sel-sel. Juga
memperkuat sistem imunitas tubuh dari kemungkinan terjadinya infeksi
pada kulit kepala. Terdapat pada kacang-kacangan, beras giling utuh,
seafood, dan bawang. (Ide, 2011)
j. Selenium
Antioksidan untuk membantu mempertahankan elastisitas kulit dan
mencegah kerusakan sel-sel karena pengaruh sinar ultraviolet. terdapat
pada bawang putih, bawang bombay, dan brokoli. (Ide, 2011)
k. Sulfur
Untuk kesehatan kulit kepala, terdapat pada telur, ikan, bawang putih,
bawang merah, dan kubis. (Ide, 2011)
l. Asam lemak esensial
Asam lemak yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tetapi tidak diproduksi oleh tubuh dan harus dipasok dari luar (makanan
dan suplemen) disebut asam lemak esensial. Asam lemak esensial
diperlukan untuk menghasilkan prostatglandin, suatu zat kimia mirip

hormon yang membantu mengaktivasi sistem imun dan sebagai


antiradang. (Olivia dkk, 2004)
Mempertahankan semua jaringan agar berfungsi dengan baik dan
memperbaikinya sendiri dengan lebih cepat. Terdapat pada minyak zaitun
(olive oil), flaxseed oil, primrose oil, dan minyak ikan salmon. (Ide, 2011)

2.3. Hewan Coba


Hewan coba adalah hewan yang khusus diternakkan untuk keperluan
penelitian biologik. Hewan laboratorium tersebut digunakan sebagai model untuk
penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan
dari yang ukurannya terkecil dan sederhana ke ukuran yang besar dan lebih
komplek digunakan untuk keperluan penelitian yaitu: Mencit, tikus, kelinci, dan
kera. (Anonim, 2008)
Menurut Rictche (1983) dalam anonim (2012) tubuh kelinci (Oryctolagus
cuniculus) dibagi menjadi empat bagian yaitu: Caput (kepala), Cervix (leher),
Truncus, (Badan) dan Cauda (Ekor).

Pada caput terdapat rima oris (rongga

mulut), vibrisae, nares, organo visus dan telinga yang panjang. Tubuh bagian luar
kelinci (Oryctolagus cuniculus) di lapisi oleh kulit dan ditumbuhi oleh banyak
rambut. Bangun hidung silindris. Mempunyai gigi seri yang di gunakan untuk
memotong- motong makanan sebelum makanan ditelan. Mempunyai daun telinga
yang panjang dan menghadap ke depan. Kaki berjumlah dua pasang, kaiki bagian
depan lebih pendek daripada bagian belakang.

Pada bagian kepala (Caput) telah diketahui mata dan telinga yang lebar.
Mata yang besar terletak di bagian samping dari kepala. Kelopak mata ada dua
macam yaitu: Palpebra superior dan palpebra inferior.
Selain itu juga pada kepala (caput) terdapat rongga mulut (rima oris) yang
terdapat pada 2 bibir yaitu (bibir atas dan bibir bawah). Lubang hidung terletak di
moncong. Vibrissae berupa rambut- rambut kaku yang berfungsi untuk
mendeteksi makanan waktu didalam tanah. Lingua dilapisi oleh mucosa, penuh
dengan tonjolan- tonjolan kecil yang mengandung gerombolan sel syaraf atau
indera perasa yang berhubungan dengan ujung- ujung syaraf.
Menurut Kastawi (1992) dalam anonim (2012) pada bagian Leher (cervix)
kelinci inimerupakan bagian penghubung antara kepala dan badan. Sedangkan
pada bagian Badan (Truncus) terdapat thorax, abdomen, dorsum, glatea, pineum,
dan glandula mamae.
Menurut Oliver (1984) dalam anonim (2012) pada bagian Ekornya (Cauda)
tampak lebih pendek karena sebagian besar tersembunyi dibalik perutnya yang
berrambut tebal.
Cara menghandel adalah dengan menggenggam bagian belakang kelinci
sedikit kedepan dari bagian tubuh, dimana bagian tersebut kulitnya agak longgar.
Kemudian angkat kelinci dan bagian bawahnya disangga. (Anonim, 2008).

Anda mungkin juga menyukai