Anda di halaman 1dari 3

Aspirasi Pneumonia

Diposkan oleh liza fathiariani | 30 Maret 2009 | Label: Demam, Keracunan, Pneumonia,
Saluran Nafas |
Pengertian
Aspirasi Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahanbahan ke dalam saluran pernafasan.
Penyebab
Partikel kecil dari mulut sering masuk ke dalam saluran pernafasan, tetapi biasanya
sebelum masuk ke dalam paru-paru, akan dikeluarkan oleh mekanisme pertahanan
normal atau menyebabkan peradangan maupun infeksi. Jika partikel tersebut tidak dapat
dikeluarkan, bisa menyebabkan pneumonia.
Orang yang lemah, keracunan alkohol atau obat atau dalam keadaan tidak sadar karena
pengaruh obat bius atau karena kondisi kesehatannya, memiliki resiko untuk menderita
pneumonia jenis ini. Bahkan orang normal yang menghirup sejumlah besar bahan
makanan yang dimuntahkannya, , bisa menderita pneumonia aspirasi
Gejala
a) Pneumonitis Kimia
Pneumonitis kimia terjadi bila zat yang terhirup bersifat racun terhadap paru-paru, dan
masalah yang akan timbul lebih bersifat iritasi daripada infeksi. Zat yang terhirup
biasanya adalah asam lambung.
Yang terjadi dengan segera adalah sesak nafas dan peningkatan denyut jantung. Gejala
lainnya berupa demam, dahak kemerahan dan kulit yang kebiruan karena darah yang
kurang teroksigenisasi (sianosis).
Untuk menegakkan diagnosis dilakukan foto dada serta pengukuran konsentrasi oksigen
dan karbondioksida dalam darah arteri.
Pengobatan terdiri dari terapi oksigen dan jika perlu bisa diberikan ventilator mekanis.
Bisa dilakukan pengisapan trakea untuk membersihkan saluran pernafasan dan
mengeluarkan benda yang terhirup. Untuk mencegah infeksi, kadang-kadang diberikan
antibiotik.
Biasanya penderita pneumonitis kimia bisa segera sembuh atau akan semakin memburuk
menjadi suatu sindroma gawat pernafasan akut atau menjadi suatu infeksi bakteri. Sekitar
30-50 % pernderita meninggal.

b) Aspirasi Bakteri
Aspirasi bakteri adalah bentuk pneumonia aspirasi yang paling sering terjadi. Hal ini
biasanya terjadi karena bakteri tertelan dan masuk ke dalam paru-paru.
c) Obstruksi Mekanik
Penyumbatan mekanik saluran pernafasan bisa disebabkan oleh terhirupnya partikel atau
benda asing. Anak kecil beresiko tinggi karena sering memasukkan benda ke dalam
mulutnya dan menelan mainan kecil atau bagian-bagian dari mainan.
Obstruksi juga dapat terjadi pada orang dewasa, terutama jika daging terhirup pada saat
makan. Jika benda menyumbat trakea, pasien tidak dapat bernafas atau bicara.
Jika benda tersebut tidak dikeluarkan dengan segera penderita akan segera meninggal.
Dilakukan Manuver Heimlich, untuk mengeluarkan benda asing dan tindakan ini
biasanya dapat menyelamatkan nyawa penderita. Jika benda asing tertahan di bagian
yang lebih bawah dari saluran pernafasan, bisa terjadi batuk iritatif menahun dan infeksi
yang berulang. Benda asing biasanya dikeluarkan dengan bronkoskopi (alat dimasukkan
melalui saluran pernafasan dan benda asing dikeluarkan).
d) Aspirasi kerosen (minyak tanah)
Aspirasi ini dapat terjadi karena terminum minyak tanah atau bensin. Ada 2 pendapat
tentang patogenesisnya yaitu: (1) kerosen dapat mencapai paru setelah diabsorbasi di
traktus digestivus, (2) aspirasi terjadi pada waktu menelan kerosen, muntah atau saat
membilas lambung. Suhu dapat meninggi dan kesadaran menurun. Pengobatan
simtomatik dan antibiotika diberikan sebagai profilaksis. Pada umumnya bilasan lambung
tidak dikerjakan untuk menghindarkan kemungkinan aspirasi sewaktu pembilasan.
Dalam keadaan berat anak perlu dirawat. Dalam keadaan ringan dapat dipulangkan
dengan penyuntikan penisilin setiap hari di poliklinik dan dilakukan pula pemeriksaan
ulangan foto Rontgen toraks. Mengenai pneumonia aspirasi ini. Selanjutnya dapat dilihat
juga pada Bab Perinatologi.
Standart penatalaksanaan Pneumonia Dari DEPKES RI
A. Beri antibiotic oral sesuai indikasi
Untuk semua klasifikasi yang membutuhkan antibiotic yang sesuai.
Antibiotic pilihan pertama: kotrimoksazol (trimetoprim+sulfametoksazol)
Antibiotic pilihan kedua: amoksilin
Umur atau berat badan kotrimoksazol
beri 2 kali sehari selama 5 hari Amoksisilin
Beri 3 kali sehari selamam 5 hari
Tablet dewasa
480 mg Tablet anak
120 mg Sirup/ 5 ml
240 mg Sirup 125 mg

per 5 ml
2 4 bulan
(4 - < 6 kg) 1 2,5 ml 2,5 ml 4 12 bulan (6 - < 10 kg) 2 5 ml 5 ml 12 bulan 5
tahun (10 - < 19 kg) atau 1 3 7,5 ml 10 ml B. Beri antibiotic intramuscular Untuk anak
yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral, beri dosis (IM)
kloramfenikol dan atau ampisilin dan rujuk segera. Jika rujukan tidak memungkinkan
ulangi suntikan kloramfenikol setiap 12 jam selama 5 hari dan atau ampisilin setiap 6
ham selama 5 hari. Kemudian ganti dengan antibiotic yang sesuai, untuk melengkapi 10
hari pengobatan. Umur atau berat badan Kloramfenikol Dosis 40 mg per kg BB
Tambahkan 5,0 ml aquadest Sehingga menjadi 1000 mg = 5,6 ml Atau 180 mg/ml
Ampisilin Dosis 20 mg per Kg BB Tambahkan 5,0 ml aquadest Dalam 1 vial 1000 mg
Sehingga menjadi 1000 mg = 5,6 ml Atau 180 mg/ml 1 4 bulan (4-< 6 kg) 1.0 ml = 180
mg 0.5 cc = 90 mg 4 9 bulan (6-< 8 kg) 1.5 ml = 270 mg 0.8 cc = 145 mg 9 12 bulan
(8-<10 kg) 2 ml = 360 mg 1 cc = 180 mg 12 3 tahun (10-< 14 kg) 2.5 ml = 450 mg 1.3
cc = 225 mg 3 5 tahun (14-< 19 kg) 3.5 ml = 630 mg 1.8 cc = 315 mg C. Nasehat untuk
ibu tentang cara perawatan dirumah (untuk anak 2 bulan - > 5 tahun)
a. Pemberian makanan:
- Berilah makanan secukupnya selama anak sakit
- Tambahlan jumlah makanan setelah sembuh
- Bersihkan hidung agar tidak mengganggu peberian makanan
b. Pemberian cairan:
- Berilah minuman lebih banyak
- Tingkatkan pemberian asi
c. Pemberian obat pereda batuk
- Berikan ramuan yang aman dan sederhana
d. Pada anak bukan pneumonia perhatikan apabila timbul tanda pneumonia, bawalah
kembali kepda petugas kesehatan, bila:
- Napas menjadi sesak
- Napas menjadi scepat
- Anak tidak mampu minum
- Sakit lebuh parah
D. Pengobatan demam
a. Demam tinggi lebih dari 38.50C
- Berilah parasetamol
- Nasehati ibu agar memberi cairan lebih banyak
- Dosis parasetamol: tablet 500 mg pemberian tiap 6 jam selama 2 hari
Umur anak Dosis
2 bulan - < 6 bulan 6 bulan - < 3 tahun 3 tahun - < 5 tahun 1/8 tablet tablet tablet
DEPKES, 2006.

Anda mungkin juga menyukai