Anda di halaman 1dari 11

kopi robusta

.
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu diantara tiga minuman non alcohol (kopi, the, kakao) yang
tersebar luas sejak awal abad ke 20. produksi kopi dunia telah meningkat menjadi lebih dari
5x lipat (tahun 1900 = 850.000 ton; tahun 1971 = 4.266.000 ton). Sebagian besar produksi
kopi dari America Selatan dan Afrika, serta sebagian lain dari Amerika Tengah dan Asia.
Negara produsen terbesar adalah Brazilia 31% dan Colombia 12% yang bersama-sama
menghasilkan lebih dari 40% produksi kopi dunia tahun 1967-1968. Karena serangan
penyakit karat daun hemilia vastatrix sejak tahun 1969-1970, produksi Brazilia banyak
mengalami kemunduran.
Robusta adalah jenis kopi yang berasal dari Benua Afrika. Kopi Robusta mengandung
kafein paling tinggi. Dikenali dari rasanya yang pahit dan asam. Karena itu kopi Robusta
lebih sering diolah menjadi varian minuman kopi semacam espresso. Umumnya petani di
Indonesia menanam kopi jenis robusta, yang belakangan ini harganya memang rendah.
Sementara kopi jenis arabika hanya ditanam sebagian kecil petani. Padahal, harga kopi
arabika di pasar dunia masih tetap tinggi.
Teknik-teknik budidaya tanaman kopi antara lain penyiapan lahan, teknik penanaman,
penyiangan, pemangkasan, pohon naungan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit.
Tetapi yang kami bahas lebih detail adalah teknik budidaya dengan pemangkasan.
Pemangkasan adalah bentuk dari pemeliharaan dan pengaturan percabangan pada
tanaman kopi yang mempunyai fungsi sebagai tempat persediaan makanan baik tahun yang
bersangkutan, maupun tahun tahun yang akan datang.
Adapun hasil dari pemangkasan adalah pembentukan kerangka tanaman yang kuat dan
seimbang dan mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman.resisten terhadap penyakit
HV,kualitas buah lebih meningkat, produksi lebih tinggi dibanding dengan tanaman yang
tidak dipangkas.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Dari adanya kegiatan magang ini bertujuan untuk:
1 Melatih mahasiswa untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman bekerja dalam suatu
kegiatan atau jenis pekerjaan tertentu dibidang pengusahaan/ pengelolaan budidaya
tanaman kopi.
2 Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan suatu jenis pekerjaan sehari-hari
untuk mengembangkan kepekaan dalam menganalisis sebagai permasalahan di tempat
kerja, menggunakan teknologi, mengelola pekerjaan, dan memecahkan permasalahan
yang ditemui dalam pengelolaan tanaman kopi.
3 Memberikan bekal dan pengalaman kepada mahasiswa untuk bekerja sama dalam
kelompok dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mengakses informasi.
4 Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam pengetahuan (hard skill) serta kompetensi
bersikap dan berperilaku dalam bekerja (soft skill) sesuai dengan tatanan dalam
berkehidupan bermasyarakat.
1.2.2 Manfaat
Dari adanya kegiatan ini manfaatnya adalah:
1 Mahasiswa mendapat keterampilan dan pengalaman kerja dibidang budidaya kopi.
2 Mahasiswa dapat mengembangkan kepekaan dalam menganalisis sebagai permasalahan di
tempat kerja, menggunakan teknologi, mengelola pekerjaan, dan memecahkan
permasalahan dalam budidaya kopi
3 Mahasiswa mendapat pengalaman dalam bekerja sama dalam berkelompok.
4 Mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi dalam pengetahuan serta berkompetensi
bersikap dan berperilaku dalam bekerja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kopi (Coffea) adalah tanaman tahunan yang terdiri atas 66 spesies. Jenis tanaman ini
berasal dari family Rubiaceae, order Gentianales, class Magnoliopsida, division
Magnoliotphyta, dan dari kingdom Plantae. Bentuk fisik kopi seperti pohon yang tumbuh
tegak, bercabang, dan tingginya dapat mencapai 12 meter. Daunnya bulat telur dengan ujung
agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan rating (Najiyati dan
Danarti, 2006).
Kopi Robusta (Coffea cenephora) termasuk jenis tanaman yang bersifat menyerbuk
silang. Oleh karena itu apabila akan menanam kopi robusta dengan menggunakan bibit
sambungan (enten) klon- klon unggul, harus memakai lebih dari satu jenis klon. Jenis kopi
robusta ini lebih tegar dan tahan terhadap penyakit karat daun. (Yahmadi, M.2007)
Kopi mempunyai sistem percabangan agak berbeda dengan tanaman lain. Tanaman
ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya berbeda yaitu cabang
reproduksi (ortotrof), cabang primer (plagiotrof), cabang sekunder, cabang kipas, cabang
pecut, cabang balik, dan cabang air (Girisonta, 2006).
Pemangkasan adalah salah satu kegiatan penting dalam pemeliharaan tanaman kopi.
Pemangkasan tanaman kopi akan berpengaruh besar dalam menentukan produksi.
Pemangkasan ini diharapkan agar kopi dapat memberikan produksi yang stabil tiap tahunnya
(AAK, 2006).
Sistem pemangkasan tanaman kopi dibagi menjadi dua yaitu, pemangkasan batang
tunggal (single stem sytem) dan pemangkasan batang ganda (multiple stem system). Pada
pemangkasan batang tunggal dibagi menjadi tiga jenis pemangkasan yaitu pangkas bentuk,
pangkas produksi, dan pangkas peremajaan. (PTPN XII, 1997)
2.1 Sejarah Berdirinya Instansi
Kebun renteng adalah bagian dari PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) yang
memiliki tiga kebun bagian dengan 4 (empat) afdeling kebun, 3 (tiga) afdeling pabrik dan 1
(Satu) Kantor Induk, semula merupakan perusahaan NV Land Bouw Mij Ond Djember
(LMOD).
Berdasarkan SK Menteri Pertanian no. 229/UM/57 dan Undang Undang
Nasionalisasi no.86 tahun 1958, dirubah menjadi nama : Pusat Perkebunan Negara (Baru).

Berdasarkan Peraturan Pemeritah no. 170 dan 172 tahun 1961,dilakaukan integrasi
antara PPN (Baru) dan PPN (Lama) pada tahun 1962 dengan nama : Puasat Perkebunan
Negara Kesatuan Jawa Timur (PPN Kesatuan Jatim).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 25 tahun 1963 jo. Undang Undang no.19 PRP
1960, dilakukan penggabungan antara PPN Kesatuan Jatim VI dan PPN Kesatuan Jatim
VII,VIII manjadi Perusahaan Negara Perkebunan Aneka Tanaman XII dan Perusahaan
Negara Perkebunan Karet XV.
Bedasarkan Peraturan Pemerintah no. 8 tahun1968,Lembaran Negara no.23 tahun
1968,dilakukan reorganisasi antara PPN Antan XII dan PPN Karet XV menjadi PNP XXIII.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 8 tahun 1971, Lembaran Negara RI no.8 tahun
1971, dilakukan pengalihan bentuk PNP XXIII menjadi Perusahaan Perseroan Terbatas
Perkebunan XXIII disingkat PT Perkebunan XXIII (Persero).
Pada tanggal 11 Maret 1996 dengan PP.No. 1 tahun 1996 dilakukan reorganisasi antara
PTP XXIII, XXVI dan XXIX menjadi PT Perkebunan Nusantara XII (Persero).
Kebun Renteng yang terdiri dari 3 (Tiga) kebun Bagian (Renteng, Rayap, dan Kedaton)
terletak di 3 (tiga) kecamatan (Ajung, Arjasa, dan Panti), diwilayah Pemerintah Kabupaten
Jember Privinsi Jawa timur.
2.2 Lokasi Dinas
Kebun Afdeling Rayap berada di desa Kemuning Lor di Kecamatan Arjasa,
Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur.
2.3 Struktur Organisasi
Ketenagakerjaan pada perusahaan terdiri atas staf, karyawan bulanan, karyawan
harian tetap, dan karyawan harian lepas. Struktur organisasi pada lampiran 1.
BAB. 3 PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat

Magang profesi dilakukan di PTPN XII kebun Rayap Jawa Timur yang beralamat di Desa
Kemuning Lor, kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Magang profesi ini dilaksanakan mulai
tanggal 8 September 2008 sampai dengan tanggal 28 Oktober 2008.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Magang profesi yang dilaksanakan di PTPN XII Kebun Rayap, kami sebagai Mahasiswa
magang profesi mengikut sertakan dan terjun langsung di dalamnya, untuk merawat tanaman
kopi. Dapat kami uraikan semua pekerjaan yang ada di perkebunan PTPN XII di antaranya:
Menyusun rencana kegiatan magang, petik kopi, pangkas lepas panen (PLP), pembibitan,
pemupukan, pasca panen, diskusi dengan pembimbing lapangan, supervisi dengan dosen dan
penyusunan laporan.
3.3 Semua Aktivitas yang Dilakukan
(Semua aktivitas yang dilakukan pada saat pelaksanaan magang profesi di lampiran 2).
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Budidaya Kopi Robusta
4.1.1 Pembibitan
Bahan tanam yang digunakan dalam persemaian kopi robusta berasal dari kebun
benih. Pengambilan benih harus dari dompolan bagian tengah, bukan dari dompolan pucuk
atau pangkal cabang, berukuran normal dan dalam keadaan masak optimal.
Persemaian dilakukan dengan pendederan biji pada media pasir dalam guludan. Tiaptiap guludan dibuat atap untuk memperkecil intensitas cahaya hingga 20 %. Setelah selesai
pendederan, guludan ditutup dengan potongan jerami.
Bibit siap dipindah ke polybag saat berumur 100 hari. Media yang digunakan dalam
polybag adalah tanah top soil dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1 untuk daerah
berpasir dan untuk daerah tidak berpasir perbandingan tanah : pasir : pupuk kandang 3:1:2.
Pemeliharaan yang dilakukan dalam pembibitan meliputi penyiraman, penyiangan,
pengendalian hama dan pemupukan.

4.1.2 Tanam Tahun Ini (TTI)


Untuk persiapan penanaman atau penyulaman dibuat lubang tanaman berukuran
60x60x60 cm. Setelah 2-3 bulan dari pembuatan lubang diisi dengan bahan organik dari
seresah-seresah daun. Setelah 1-2 bulan sebelum tanam dilakukan tutup lubang dengan
bagian bawah top soil kemudian pupuk kandang atau kulit kopi.
4.1.3 Pemupukan
Dalam persiapan pemupukan dibuat lubang pupuk dengan menggunakan cangkul.
Bentuk lubang untuk pemupukan ada tiga macam yaitu berbentuk I dan L untuk jarak tanam
lebar dan berbentuk garis panjang untuk jarak tanam sempit. Pemupukan dilakukan dengan
penaburan pada lubang kemudian diikuti dengan penutupan dengan tanah.
4.1.4 Panen
Pada saat bunga mulai tumbuh dilakukan taksasi bunga untuk persiapan panen. Untuk
memperkirakan persentase bunga yang menjadi buah, dilakukan pengamatan secara
sistematis dan periodik mulai bunga mekar sampai menjelang panen. Setelah buah sudah
mulai muncul maka dilakukan taksasi buah untuk memperkirakan banyaknya buah dan waktu
pemanenan yang baik.
Pada saat pemanenan tiap-tiap varietas dibedakan untuk menjaga kualitasnya. Kriteria
buah yang siap dipanen adalah buah yang pada umumnya berwarna merah. Setelah buah
terkumpul saat pemanenan, dilakukan penyortiran dengan memisahkan buah superior dan
inferior. Buah yang termasuk dalam kategori superior adalah buah masak yang kulitnya lebih
dari 50 % berwarna merah. Sisa-sisa buah yang tidak termasuk dalam kategori superior
disebut inferior.
4.1.5 pangkasan
a. Pangkas batang tunggal (single stem).
1. Pangkas Bentuk
Cara ini dilakukan secara bertahap artinya membuat bentuk gerembol demi gerombol
(etape) tidak sekaligus pada tahun ini juga. Mengingat kondisi pertumbuhan tanaman di

lapangan sangat beragam maka penerapan sistem bayonet lebih memberikan jaminan berhasil
karena dapat mendorong pertumbuhan batang menjadi lebih kokoh. Meskipun demikian
bayonet yang ditumbuhkan terlalu awal juga sering menyebabkan pertumbuhan cabang etape
tangan terhambat karena kalah bersaing khususnya pada tanaman asal setek.
Pelaksanaan sistem bayonet yaitu batang tanaman kopi muda yang berbuah umur
kurang lebih 20 tahun dipangkas bentuk awal dengan cara memenggal pada tinggi kurang
lebih 100 cm dan dilakukan penyunatan atau pemotongan tiga cabang primer pada ketinggian
80-100 cm terletak paling atas yang tumbuh searah dan letaknya menyebar sebagai satu unit
tangan etape. Penyunatan atau pemotongan cabang dilakukan pada ruas ke 2-3 pasangan
cabang primer yang disunat dihilangkan atau dipotong. Tunas-tunas yang tumbuh pada
cabang primer yang disunat dilakukan pemotongan ulang secara selektif (dipilih yang kokoh).
Cabang yang tumbuh dari hasil pemotongan kedua dibiarkan tumbuh kuat selama satu tahun
dengan cara membuang semua tunas wiwil yang tumbuh di bagian atas. Pertumbuhan
cabang-cabang reproduksi dan cabang sekunder pada cabang primer dibatasi bila perlu
pengurangan cabang primer secara seimbang terutama pada tanaman asal setek. Pembuangan
wiwilan pada batang dilakukan setiap bulan sekali. Terubusan atau wiwilan ini harus selalu
dibuang karena sangat merugikan pertumbuhan dan perkembangan etape 1.
Setelah batang dan etape 1 tumbuh kuat, satu wiwilan atau trubus yang tumbuh di
bagian atas bersebelahan dengan cabang primer yang disunat, dipelihara sebagai bayonet.
Kemudian dilakukan pembentukan calon etape 2 pada ketinggian 120-140 cm dengan cara
yang sama seperti pada etape 1 tetapi arahnya berbeda. Dengan penghilangan tiga cabang
primer pada etape 2 maka tangan pada etape 1 langsung terbuka dan memberikan cukup
persediaan cabang buah.
Setelah etape 2 tumbuh kuat bayonet ditumbuhkan sampai mencapai ketinggian 180
cm untuk etape 3 perlakuan penyunatan atau pemotongan cabang primer untuk pembentukan
etape 3 dilakukan seperti halnya pembentukan calon tangan pada etape 1 dan 2 sehingga
terbentuk pangkasan mersi.
Pemenggalan atau pemotongan batang tanaman kopi yang dikerjakan pada awal
musim hujan dan diusahakan dilakukan pada bagian batang yang ruasnya pendek agar
pertumbuhan cabang dan bayonet lebih kuat

2. Pangkas Pemeliharaan/ pangkas produksi.


a. Membuang cabang-cabang yang tidak produktif, antara lain cabang (b3: batang
yang telah berbuah 3 kali, cabang ke atas , cabang adventiv/ cabang balik laki/ liar,
cabang cacing, cabang sakit , cabang kering, cabang rusak, trubusan dll.
b Waktu pelaksanaannya bersamaan
Diperhitungkan sisa cabang yang akan berbuah, sehingga unsur hara bermanfaat
pada cabang-cabang yang disisakan.
c Wiwil halus paling lambat 3 bulan sesudah pangkasan dan diulang pada 2-3 bulan
kemudian. Pembuangan trubusan di lanjutkan setiap 2 bulan sekali.
Kegiatan pangkas produksi pada dasarnya bertujuan mempertahankan keseimbangan
kerangka yang diperoleh dari pangkasan bentuk dengan cara menghilangkan cabang tidak
produktif agar zat makan atau hara dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan cabang-cabang
lain yang lebih produktif.
Cabang tidak produktif yang dibuang atau dipangkas meliputi cabang tua yang telah
berbuah 2-3 kali, cabang balik, cabang liar, cabang cacing, cabang-cabang terserang hama
penyakit atau kering rusak, dan trubusan atau wiwilan yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan pertimbangan sering cabang B3 yang (Berbuah ketiga kali) masih
dipelihara. Tetapi harus selektif terhadap cabang yang masih mendukung lima dompol dan
setelah itu dipangkas. Cabang B3 dengan tiga dompol sebaiknya dipangkas karena umumnya
buah dan bijinya kecil buah perdompol sedikit.
Pemotongan cabang dilakukan pada bagian yang telah mengeluarkan tunas
(Menjamin mengeluarkan tunas) di bagian pangkal cabang dekat batang. Pemotongan cabang
gundul (tidak berdaun) pada saat belum ada hujan sering kali justru mematikan cabang
tersebut.
Pada pertanaman kopi yang sudah cukup tua sering dijumpai struktur tajuk yang
didominasi cabang-cabang liar ataupun cabang balik yang besar. Pembenahan struktur tajuk

pada pohon demikian biasanya sulit dilakukan karena sifat pertumbuhan cabang-cabang yang
terbentuk menyerupai sifat pertumbuhan cabang asalnya (liar).
Kegiatan mewiwil baik halus maupun kasar dalam pemangkasan bertujuan menyiapkan
cabang baru untuk pembuahan yang akan datang dan menghilangkan cabang pengganggu
yang tidak dikehendaki. Pada prinsipnya cabang-cabang yang berlebihan harus selalu
dipangkas agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam tajuk dan peredaran angin tidak
terhalang. Dengan demikian proses sirkulasi juga lancar
Wiwil ringan pertama dikerjakan lebih kurang 3 bulan setelah PLP(musim hujan ) dengan
menyeleksi cabang-cabang yang akan dibuahkan pada musim pembungaan yang akan datang.
Semua bentuk cabang yang terdiri dari cabang balik, cabang liar, cabang cacing dan cabang
rusak yang terserang hama penyakit dihilangkan kemudian tiga bulan setelah wiwil pertama
dilakukan wiwil kedua. Dengan demikian tunas-tunas yang sudah dipilih pada wiwil pertama
dapat tumbuh dengan cepat karena terjadi persaingan, keadaan tidak terlalu rimbun karena
cabang-cabang yang mengganggu penyinaran juga dipangkas.
Penyediaan cabang buah suatu pohon tidak sama dan sangat tergantung pada kondisi
kesehatan dan ukuran habitat tanaman yang bersangkutan. Jumlah cabang yang dipelihara
dapat diperkirakan berdasarkan harapan produksi yang diinginkan dari pohon tersebut. Untuk
kestabilan produksi komposisi cabang buah secara rasional terdiri dari 1/3 bagian cabang
B1(berbuah pertama satu kali) 1/3 bagian cabang B2 (berbuah kedua kali) dan 1/3 bagian
cabang BV(cabang yang belum berbuah).
3. Pangkas Peremajaan/ Rejuvinasi
Dilakukan pada tanaman yang tajuknya rusak tetapi perakarannya kokoh, Produktivitas
rendah, Jika bahan tanaman tidak unggul, dipelihara terubusannya untuk disambung,
Populasinya kurang, tetapi masih di atas 50%.
Tanaman kopi yang produksinya rendah masih dimungkinkan diperbaiki dan
ditingkatkan potensi produksinya dengan cara melakukan peremajaan. Tanaman muda
mempunyai figur yang bagus sehingga mendukung pembuahan yang bagus pula. Akan tetapi
kebalikannya tanaman tua pembuahannya berkurang, oleh karena itu dilakukan pemotongan
rejuvinasi agar tanaman menjadi muda.

4 .2 Pembahasan
Pemangkasan adalah salah satu kegiatan penting dalam pemeliharaan tanaman kopi.
Pemangkasan tanaman kopi akan berpengaruh besar dalam menentukan produksi.
Pemangkasan ini diharapkan agar kopi dapat memberikan produksi yang stabil tiap tahunnya
Pada pangkas batang tunggal tanaman kopi ada tiga cara pangkas antara lain:
1. Pangkas Bentuk
Pangkas bentuk dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM), bertujuan untuk
membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang, yang akan mempermudah
pelaksanaan pemangkasan pemeliharaan selanjutnya. Tahap Pelaksanaan terdiri dari
pemenggalan batang dan pemepatan atau penyunatan cabang primer. Pemenggalan batang
atau Toping bertujuan agar tanaman tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan dalam
pemeliharaan cabang kesamping pertumbuhan lebih kuat.
2. Pangkas Pemeliharaan/ Produksi
Pangkas pemeliharaan/ produksi dilakukan pada tanaman yang sudah menghasilkan (TM),
bertujuan mempertahankan keseimbangan kerangkatanaman yang diperoleh dari pangkasan
bentuk dengan cara menghilangkan cabang- cabang tidak produktif. Cabang tidak produktif
meliputi : cabang tua yang telah berbuah (dua sampai tiga) kali, cabang balik, cabang liar,
cabang cacing, cabang terserang hama penyakit/ rusak dan wiwilan (tunas air).
Pemotongan cabang produksi dilakukan pada ruas cabang yang telah mengeluarkan tunas dan
diusahakan sedekat mungkin dengan batang.
3. Pangkas Peremajaan/ Rejuvinasi
Dilakukan pada tanaman yang tajuknya rusak tetapi perakarannya kokoh, Produktivitas
rendah, Populasinya kurang, tetapi masih di atas 50%, bertujuan memperbaiki dan
meningkatkan potensi produksi kopi pada tanaman kopi yang produksinya rendah.
BAB. 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan

Dari hasil magang profesi yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan dalam perawatan tanaman yang sangat
penting, karena pemangkasan merupakan kunci keberhasilan dalam memperoleh hasil.
2. Di dalam pelaksanaan pemangkasan harus ada teknik-teknik tersendiri seperti halnya
cara memotong, peralatan yang harus tajam/ steril dan mempergunakannya dengan
pemilihan karyawan yang dikhususkan untuk pemangkasan.
5.2 Saran
Saran saya ada beberapa hal, di antaranya:
1. Dalam penanaman kopi, sebaiknya para pekerja tidak hanya mengejar prestasi, tetapi
juga memperhatikan cara penanaman kopi yang baik dan benar.
2. Sebaiknya, tanaman yang dipangkas adalah tanaman yang rimbun, tinggi berlebihan,
cabang yang kering, cabang balik yang tidak berproduksi dan cabang vegetatif.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2006. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta: Kanisius.
Najib, H., 1992. Perkembangan Manajemen Perkebunan, Buletin Ilmiah Instiper, Yogyakarta.
Hlm 111-119
Prianto, N., .. Budidaya Kopi (Jember: BPP Jember)
Tim Penyusun. 1997. Kumpulan Materi Khusus Mandor Tanaman Kopi. PTPN XII (Persero).
Yahmadi, M.2007.Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya dan Pengolahan
Kopi di Indonesia.Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI).Surabaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai