Anda di halaman 1dari 44

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN

Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process-AHP)

Ruswandi
bagusdipa@yahoo.co.id

Most Decision Problems are Multicriteria

Maximize profits
Satisfy customer demands
Maximize employee satisfaction
Satisfy shareholders
Minimize costs of production
Satisfy government regulations
Minimize taxes
Maximize bonuses

MCDM SEBAGAI SALAH SATU MODEL DALAM


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tujuan yang akan dicapai


Masalah yang akan diselesaikan

Kriteria
Kinerja

Pengambil
Keputusan

Alternatives
alat/rencana/

KOMPONEN KEPUTUSAN
Alternatif Keputusan
Kriteria Keputusan
Bobot Kriteria

Model Penilaian
Model Penghitungan
Tipe Pengambil Keputusan

MODEL PENILAIAN
Menggunakan Nilai Numerik (Nyata)
Menggunakan Nilai Ordinal (Skala)

Misal:
1. Sangat Kurang

4. Baik

2. Kurang

5. Sangat Baik

3. Cukup
Menggunakan Nilai Perbandingan Berpasangan
Misal pada AHP : <misal A dibandingkan dengan B>
1 : A dan B sama penting

7 : A sangat nyata lebih penting dari B

3 : A sedikit lebih penting dari B


5 : A jelas lebih penting dari B
Menggunakan Preferensi Fuzzy

9 : A pasti lebih penting dari B

Unity:
Complexity:

Process Reposition
Judgment and
Consensus

Interdependence:

AHP
Trade-off

Hierarchic Structuring
Measurement

Synthesis
Consistency

AHP Main Features

BEBERAPA CIRI PENTING :


Intuitif dan Rasional
Kualitatif dan Kuantitatif
Analisa Matematika VS Statistika
- Asumsi minimal (Sederhana)
- Trasparansi

(Expert Judgement)

- Kualitas data VS Kuantitas Data

Rekayasa Konsensus :
Setiap orang terlihat dalam proses pengambilan keputusan dapat memberi
warna pada keputusan

(Pengertian Konsensus berbagai versi) VS Delphy Method


Pengambilan keputusan secara kelompok

Peneliti/Perencana dapat bertindak sebagai knowledge-engineer

APLIKASI
- Kasus yang strategik
- Kasus yang tak berstruktur

Linear Hierarchy
Goal
Criteria

Subcriteria

component,
cluster
(Level)
element

Alternatives
A loop indicates that each
element depends only on itself.

Best Beverage Container

FOCUS :

Criteria:

Alternatives:

Energy to
Produce

Glass

Cost

Bimetallic

Environmental
waste

Aluminium

Choosing a Beverage Container

Customers
service

Steel

Hirarki Perumusan Strategi Rehabilitasi Hutan Mangrove dengan AHP


Level 0 : Fokus

Pola Umum Rehablitasi Hutan Mangrove

Pemerintah
Daerah

Level 1 : Aktor

Level 2 : Prinsip

Level 3 : Kriteria

Level 4 : Tujuan

Unit/tahapan
Perencanaan

Kepemilikan
Kawasan

BUMN/
Perum

Masyarakat
Sekitar

Fungsi
Kawasan

Kualitas
Kuantitas
&
SDM

Optimalisasi Produktivitas
Hasil Hutan

Penerapan
Teknologi
yang Tepat
dalam
Rehabilitasi

Struktur
Organisasi

LSM

Pengembangan Potensi &


Pemberdayaan Masyarakat
Kewenangan &
Tata Hub. Kerja

Optimalisasi Perlindungan
Sistem Penyangga Kehidupan

Sistem
Insentif
dalam
Rehablitasi

Perguruan
Tinggi

Dunia
Usaha

Kejelasan Fungsi &


Struktur Kelembagaan

Kepastian Status &


Fungsi Kawasan

Penyediaan
Benih

Level 5 : Strategi

Pemerintah
Pusat

Konsistensi
dalam
Implementasi
Peraturan
Perundangan

Sarana &
Prasarana

Partisipasi
Masyarakat

Optimalisasi Pengawetan
Keanekaragaman Hayati

Pemberdayaan
Masyarakat
dalam semua
tahap rehabilitasi

Penggalangan
Dana dari
Seluruh
Stakeholders

Potensi &
Kemampuan
Masyarakat

Sistem Manajemen &


Teknologi yang Tepat

Adaptibilitas
Teknologi

Peningkatan Partisipasi
seluruh Stakeholders

Peningkatan
Kompetensi
SDM

Peningkatan
Koordinasi
dalam
Rehablitasi

Sistem &
Peosedur

Hierarki Model Kebijakan Daerah Bagi Pengembangan Wilayah Konservasi yang Efektive

Model Kebijakan Daerah Bagi Pengembangan Konservasi yang Efektive

Pemerintah
Daerah

Kepastian Status &


Fungsi Kawasan

Unit/Tahapan Kewenangan
Perencanaan Pengelolaan

Pemerintah
Pusat

Kejelasan Institusi, Fungsi


& Struktur Kelembagaan

Fungsi
Kawasan

Kualitas &
Kuantitas
SDM

Mengembangan/Meningkatkan
Sistem & Prosedur Pengelolaan
Kawasan Konservasi

Optimalisasi Konservasi
Keanekaragaman Hayati

Menyediakan Sarana &


Prasarana yang Mencukupi
dan Berkualitas

Dunia
Usaha

Perguruan
Tinggi

LSM
Lokal

Pengembangan Potensi &


Pemberdayaan Masyarakat

Struktur Kewenangan & Sarana &


Organisasi
Koordinasi Prasarana

Optimalisasi Perlindungan
Sistem Penyangga Kehidupan

Mengembangkan/
Meningkatkan Kulaitas SDM

Masyarakat
Sekitar

BUMN/
BUMD

Partisipasi
Masyarakat

Potensi &
Kemampuan
Masyarakat

Optimalisasi Produktivitas
Kawasan

Ketersadiaan
Lapangan Kerja
Alternative

Lembaga
Internasional

Sistem Manajemen &


Teknologi yang Tepat

Sosialisasi dan
Bimbingan Teknis

Sebagai Daerah Percontohan


Pengelolaan Kawasan Konservasi

Menyediakan/Menyempurnakan Mengupayakan Ketersediaan Akses


Peraturan yang kondusif untuk Pendanaan Dari Stakeholder Untuk
pengelolaan konservasi
Pengelolaan Kawasan Konservasi

Adaptasi
Teknologi

Regulasi

Sistem &
Prosedur

Kelengkapan Penegakan Sosialisasi

Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Sekitar Kawasan

Peningkatan Pemberdayaan
dan Partisipasi Stakeholder

Reforestasi Kawasan
Hutan yang Kritis

Evaluasi Dan Tataulang


Zonning Pengawasan Hutan

Hirarki Penentuan Strategi Peningkatan Kualitas Teh


STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS TEH

FOKUS

FAKTOR

AKTOR

TUJUAN

STRATEGI

KUALITAS HARAPAN
PELANGGAN

KINERJA KEBUN

SINDER KEBUN

ADMINISTRATUR

PENINGKATAN
HARGA TEH

DIREKSI

KPB

PENINGKATAN
PANGSA PASAR

ISO 9000

TQM

PROSES PRODUKSI

PEMERINTAH

PELANGGAN

PENURUNAN JUMLAH TEH YANG


TIDAK TERJUAL

HACCP

Hirarki Penentuan Strategi Peningkatan Kualitas


Teh

Struktur Hierarki dan Prioritas Manajemen Krisis Pengangguran


Level 0 : Fokus

Pasar
Tenaga
Kerja

Level 1 :
Faktor

Level
Tujuan

Penanggulangan Ledakan
Pengangguran

Level
3
Strategi

UMR

Pendidikan &
Keterampilan Tenaga
Kerja

Regulasi
Ketenagakerjaan
& Indag

Pertumbuhan

Pembangunan
Infrastruktur

Sumberdaya
Finansial

Pemerataan
Sumberdaya
Ekonomi

Ekonomi

Sumberdaya
Alam

Pemberdayaan
Usaha Mikro &
Kecil

Investasi
Swasta &
PMA

Penegakan
Hukum

PRINSIP KERJA AHP


Penentuan Komponen Keputusan

- Tujuan/Sasaran
- Kriteria
- Alternatif
Penyusunan hirarki dari komponen keputusan
Penilaian Alternatif dan Kriteria
Pemeriksaan Konsistensi Penilaian

Penentuan Prioritas Kriteria dan Alternatif

Memilih Komoditi Agroindustri

Bahan Baku

Industri
Minyak
Kelapa Sawit

Pemasaran

Industri
Pengolahan
Cokelat

Goal

Teknologi Proses

Industri
Pengolahan
Karet

Industri
Pengolahan
Teh

Kriteria

Alternatif

Memilih Komoditi Agroindustri

Sasaran

Kriteria

Pemasaran

Teknologi Proses

Minyak Sawit

Minyak Sawit

Minyak Sawit

Cokelat

Cokelat

Cokelat

Karet

Karet

Karet

Teh

Teh

Teh

Bahan Baku

Alternatif

Gambar : Hubungan sasaran, kriteria dan alternatif dalam AHP

Latihan Klasifikasi Sistem:


Susun Hirarki pada kasus:

Pengembangan Kawasan Industri

Pengembangan UMKM
Dsb.

Nilai

Keterangan

Sama penting (Equal)

Sedikit lebih penting (Moderate)

Jelas lebih penting (Strong)

Sangat jelas penting (Very Strong)

Mutlak lebih penting (Extreme)

2,4,6,8

Apabila ragu-ragu antara 2 nilai yang berdekatan

1/(1-9)

Kebalikan nilai tingkat kepentingan dari skala 1-9

Misalnya hasil perbandingan berpasangan untuk contoh diatas adalah:


E1

Bahan Baku

Pemasaran

Teknologi Proses

Bahan Baku

1/1

3/1

Pemasaran

2/1

1/1

4/1

Teknologi Proses

1/3

1/1

Penyelesaian untuk contoh diatas (misalnya dengan syarat nilai eigen sudah
tidak berubah sampai 4 angka dibelakang koma):
Ubah matrik menjadi bilangan desimal:

1.000

0.500

3.000

2.000

1.000

4.000

0.333

0.250

1.000

Iterasi ke I :
Kuadratkan matrik diatas
1.000

0.500

3.000

2.000

1.000

4.000

0.333

0.250

1.000

1.000

0.500

3.000

2.000

1.000

4.000

0.333

0.250

1.000

3.0000 1.7500 8.0000


5.3333 3.0000 14.0000
1.1666 0.6667 3.0000

Jumlahkan nilai setiap baris matrik dan hitung nilai hasil normalisasinya:

Jml Baris

Hasil Normalisasi

3.0000 1.7500 8.0000

12.7500

12.7500/39.9166 = 0.3194

5.3333 3.0000 14.0000

22.3333

22.3333/39.9166 = 0.5595

1.1666 0.6667 3.0000

4.8333

4.8333/39.9166 = 0.1211

Jumlah

39.9166

1.0000

Iterasi ke II :
Kuadratkan kembali matrik diatas

3.0000 1.7500 8.0000

3.0000 1.7500 8.0000

5.3333 3.0000 14.0000 X

5.3333 3.0000 14.0000

1.1666 0.6667 3.0000

1.1666 0.6667 3.0000

27.6658

15.8330

48.3311

27.6662 126.6642

10.5547

6.0414

72.4984

24.6653

Jumlahkan nilai setiap baris matrik dan hitung nilai hasil normalisasinya:
Jml Baris

Hasil Normalisasi

27.6658 15.8330 72.4984

115.9967

0.3196

48.3311 27.6662 126.6642

202.6615

0.5584

44.2614

0.1210

362.9196

1.0000

10.5547

6.0414 24.6653

Jumlah

Hitung Perbedaan nilai eigen sebelum dan sesudah nilai eigen sekarang:
0.3196 = - 0.0002

0.5595

0.1211

0.1210 = - 0.0009

0.3194

0.5584 =

0.0011

Terlihat bahwa perbedaan tersebut tidak terlalu besar sampai dengan 4 desimal

Iterasi ke III :
Bila kita melakukan iterasi satu kali lagi, maka syarat akan terpenuhi (nilai
eigen sudah tidak berbeda sampai 4 desimal)
Jadi nilai eigen yang diperoleh adalah : 0.3196, 0.5584, 0.1220
Apakah makna dari nilai eigen di atas?
Berikut ini adalah matrik berpasangan berserta dengan nilai eigennya:
Bahan Baku

Pemasaran

Teknologi Proses

Nilai Eigen

Bahan Baku

1.000

0.500

3.000

0.3196

Pemasaran

2.000

1.000

4.000

0.5584

Teknologi Proses

0.333

0.250

1.000

0.1220

Berdasarkan nilai eigen maka kita tahu bahwa kriteria yang paling penting
adalah Pemasaran, kemudian Bahan Baku dan terakhir Teknologi Proses

Memilih Komoditi Agroindustri


1.00

Sasaran

Kriteria

Pemasaran
0.5584

Teknologi Proses
0.1220

Minyak Sawit

Minyak Sawit

Minyak Sawit

Cokelat

Cokelat

Cokelat

Karet

Karet

Karet

Teh

Teh

Teh

Bahan Baku
0.3196

Gambar : Hasil Perhitungan Bobot Kriteria

PEMBOBOTAN ALTERNATIF
Susunlah matrik berpasangan untuk alternatif-alternatif bagi setiap kriteria,
misalnya untuk kriteria bahan baku adalah :
Bahan Baku

Minyak Sawit

Cokelat

Karet

Teh

Minyak Sawit

1/1

1/4

4/1

1/6

Cokelat

4/1

1/1

4/1

1/4

Karet

1/4

1/4

1/1

1/5

Teh

6/1

4/1

5/1

1/1

Misalnya untuk kriteria Pemasaran adalah :


Pasar

Minyak Sawit

Cokelat

Karet

Teh

Minyak Sawit

1/1

2/1

5/1

1/1

Cokelat

1/2

1/1

3/1

2/1

Karet

1/5

1/3

1/1

1/4

Teh

1/1

1/2

4/1

1/1

Memilih Komoditi Agroindustri


1.00

Bahan Baku
0.3196

Pemasaran
0.5584

Teknologi Proses
0.1220

Minyak Sawit (0.1160)

Minyak Sawit (0.3790)

Minyak Sawit (0.3010)

Cokelat (0.2470)

Cokelat (0.2900)

Cokelat (0.2390)

Karet (0.0600)

Karet (0.0740)

Karet (0.2120)

Teh (0.5700)

Teh (0.2570)

Teh (0.2480)

Gambar : Hasil Akhir Seluruh Bobot

Dari hasil analisa di atas, maka jawaban dapat kita peroleh dengan jalan
mengalikan matrik nilai eigen dari alternatif dengan matrik bobot matrik:
Bahan Baku

Pemasaran

Teknologi
Proses

Bobot Kriteria

Minyak Sawit

0.1160

0.3790

0.3010

0.3196

Cokelat

0.2470

0.2900

0.2390

0.5584

Karet

0.0600

0.0740

0.2120

0.1220

Teh

0.5770

0.2570

0.2480

Hasilnya :
Minyak Sawit

: 0.3060

Cokelat

: 0.2720

Karet

: 0.0940

Teh

: 0.3280

Jadi rangking yang diperoleh :


Teh

: 0.3280

Minyak Sawit

: 0.3060

Cokelat

: 0.2720

Karet

: 0.0940

Consistency Ratio (CR)


Consistency Ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa
apakah perbaikan berpasangan telah dilakukan dengan kosekwen atau
tidak.
Penentuan parameter ini dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut,
misalnya kita akan menghitung CR untuk kriteria bahan baku pada contoh
diatas:
Bahan Baku

Minyak Sawit

Cokelat

Karet

Teh

Minyak Sawit

1/1

1/4

4/1

1/6

Cokelat

4/1

1/1

4/1

1/4

Karet

1/4

1/4

1/1

1/5

Teh

6/1

4/1

5/1

1/1

Dari nilai faktor (nilai eigen) dari kriteria bahan baku adalah:
Minyak Sawit

: 0.1160

Cokelat

: 0.2470

Karet

: 0.0600

Teh

: 0.5770

Kita dapat Weighted Sum Vector dengan jalan mengalikan ke dua matrik tsb.
1/1

1/4

4/1

1/6

0.1160

0.5139

4/1

1/1

4/1

1/4

0.2470

1.0953

1/4

1/4

1/1

1/5

6/1

4/1

5/1

1/1

0.0600

0.5770

0.2662

2.5610

Kemudian kita menghitung Consistency Vector dengan menentukan nilai

rata-rata dari weighted sum vector:


0.5139 / 0.1160 4.4303
1.0953 / 0.2470
0.2662 / 0.0600

4.4342
=

2.5610 / 0.5770

4.4358
4.4385

Nilai rata-rata dari Consistency Vector adalah :

= (4.4303 + 4.4342 + 4.4358 + 4.4385) / 4 = 4.4347


Nilai Consistency Index dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

CI

= ( - n) / (n 1) ; n : banyak alternatif
= (4.4347 4) / (4 1)
= 0.1449

Untuk menghitung Consistency Ratio, dibutuhkan nilai RI, yaitu indeks


random yang didapat dari tabel berikut:
n

RI

0.00

0.58

0.90

1.12

1.24

1.32

1.41

Consistensi rasio (CR) = CI / RI

PENYELESAIAN AHP DENGAN


CRITERIUM DECISION PLUS
1. Jalankan program Criterium Decision Plus : Start / Programs / Criterium
Decision Plus
2. Buat file brainstorming, dengan perintah File/New
3. Buat struktur hirarki dengan perintah View / Generate Hierarchy
4. Tentukan model AHP dengan perintah Model / Technique / AHP
5. Lakukan penilaian terhadap kriteria dengan perintah :

a. Klik kotak Goal


b. Lakukan perintah : Block/Rate subcriteria
c. Penilaian kroteria dilakukan dengan jalan melakukan perintah:
Methods/Full Pairwise

d. Lakukan penilaian perbandingan antara dua alternatif untuk


setiap kriteria yang tersedia
e. Setelah selesai kliklah tombol OK
6. Untuk melihat hasil akhir, gunakan perintah Result/ Decision Scores
7. Untuk melihat hasil akhir dalam bentuk tabel data, gunakan perintah
View / Result Data

METODE PENILAIAN DENGAN AHP


Perbandingan Alternatif A, B, C, D
Misalnya pada kasus
Alternatif A :
Alternatif B :
Alternatif C :
Alternatif D :
A

1
-

3
1

5
4

1/7
7

Penggabungan Matrik Individu


NG (ij) =

N (ij) x N
1

N1 (ij) =

1
-

5
1
-

7
4
1

NG (ij) =

1
-

5
1
-

(ij) x x Ne(ij)

N2 (ij) =

1
-

5
1
-

4
2
1

Hierarki Model Kebijakan Daerah Bagi Pengembangan Wilayah Konservasi yang Efektive
Model Kebijakan Daerah Bagi Pengembangan Konservasi yang Efektive
1

Pemerintah
Daerah
0.209

Kepastian Status &


Fungsi Kawasan
0.265

Unit/Tahapan Kewenangan
Perencanaan Pengelolaan
0.045
0.059

Pemerintah
Pusat
0.190

Kejelasan Institusi, Fungsi


& Struktur Kelembagaan
0.192

Dunia
Usaha
0.055

Perguruan
Tinggi
0.117

LSM
Lokal
0.087

Mengembangan/Meningkatkan
Sistem & Prosedur Pengelolaan
Kawasan Konservasi
0.122

Optimalisasi Konservasi
Keanekaragaman Hayati
0.248

Menyediakan Sarana &


Prasarana yang Mencukupi
dan Berkualitas
0.106

Optimalisasi Produktivitas
Kawasan
0.162

Sebagai Daerah Percontohan


Pengelolaan Kawasan Konservasi
0.137

Menyediakan/Menyempurnakan Mengupayakan Ketersediaan Akses


Peraturan yang kondusif untuk Pendanaan Dari Stakeholder Untuk
pengelolaan konservasi
Pengelolaan Kawasan Konservasi
0.131
0.126

Lembaga
Internasional
0.61

Sistem Manajemen &


Teknologi yang Tepat
0.123

Pengembangan Potensi &


Pemberdayaan Masyarakat
0.225

Fungsi
Kualitas &
Struktur Kewenangan & Sarana & Partisipasi Potensi & Kemampuan Ketersadiaan Lapangan Sosialisasi dan
Kawasan Kuantitas SDM Organisasi
Koordinasi Prasarana Masyarakat
Masyarakat
Kerja Alternative
Bimbingan Teknis
0.161
0.048
0.044
0.061
0.039
0.082
0.040
0.062
0.041

Optimalisasi Perlindungan
Sistem Penyangga Kehidupan
0.275

Mengembangkan/
Meningkatkan Kulaitas SDM
0.159

Masyarakat
Sekitar
0.217

BUMN/
BUMD
0.063

Adaptasi
Teknologi
0.085

Sistem &
Prosedur
0.038

Regulasi
0.195

Kelengkapan Penegakan
0.061
0.073

Sosialisasi
0.061

Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Sekitar Kawasan
0.177

Peningkatan Pemberdayaan
dan Partisipasi Stakeholder
0.130

Reforestasi Kawasan
Hutan yang Kritis
0.124

Evaluasi Dan Tataulang


Zonning Pengawasan Hutan
0.102

B. Struktur Hierarki dan Prioritas Manajemen Krisis Pengangguran


Level 0 : Fokus

Penanggulangan Ledakan
Pengangguran

Pasar
Level 1 : FaktorTenaga
Kerja
14.4 %

Level
Tujuan

Level
3
Strategi

UMR
10.5%

Pendidikan &
Keterampilan Tenaga
Kerja
24.3 %

Pertumbuhan
Ekonomi
39.9 %

Pembangunan
Infrastruktur
28.6 %

Regulasi
Ketenagakerjaan
& Indag
10.7 %

Sumberdaya
Alam
10.6 %

Sumberdaya
Finansial
13.9 %

Pemerataan
Sumberdaya Ekonomi
60.1 %

Pemberdayaan
Usaha Mikro & Kecil
51.3 %

Investasi
Swasta &
PMA
20.1 %

Penegakan
Hukum
15.6%

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

FOKUS

FAKTOR

AKTOR

TUJUAN

ALTERNATIF

Sumberdaya
Manusia
(28,79 %)

Sumberdaya
Alam
(16,52 %)

Pemerintah
(17,62 %)

Petani
(20,21 %)

Perluasan
Lapangan
Pekerjaan
(20,48 %)

Modal
(16,13 %)

Pemasaran
(12,13 %)

Sarana dan
Prasarana
(6,28 %)

Kebijakan
Pemerintah
(20,15 %)

Pengusaha
(16,94 %)

Koperasi
(18,23 %)

Perbankan
(13,00 %)

Pedagang
(13,99 %)

Perluasan Pasar
(28,09 %)

Mempertahankan dan Memperkuat


Agroindustri yang telah ada
(45,90 %)

Peningkatan
Daya Saing
(14,14 %)

Peningkatan
Pendapatan
(25,44 %)

Pembangunan
Daerah
(11,85 %)

Menciptakan suasana yang medukung


tumbuhnya Agroindustri Baru
(54,10 %)

Hirarki Penentuan Strategi Peningkatan Kualitas Teh


STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS TEH

FOKUS

FAKTOR

AKTOR

TUJUAN

STRATEGI

KUALITAS HARAPAN
PELANGGAN

KINERJA KEBUN

SINDER KEBUN

ADMINISTRATUR

PENINGKATAN
HARGA TEH

DIREKSI

KPB

PENINGKATAN
PANGSA PASAR

ISO 9000

TQM

PROSES PRODUKSI

PEMERINTAH

PELANGGAN

PENURUNAN JUMLAH TEH YANG


TIDAK TERJUAL

HACCP

Hirarki Penentuan Strategi Peningkatan Kualitas


Teh

Faktor

Tujuan

Bobot

Prioritas

Peningkatan harga
teh

0.433

Bobot

Prioritas

Kinerja kebun

0.437

Kualitas teh
pelanggan

0.312

Peningkatan pangsa
pasar teh

0.347

Proses produksi

0.251

Penurunan jumlah
teh yang tidak
terjual

0.220

Bobot

Prioritas

Pelanggan

0.033

Strategi

Bobot

Prioritas

Pemerintah

0.032

KPB

0.044

ISO 9001;2000

0.411

Direksi

0.468

TQM

0.253

Administratur

0.307

HACCP

0.336

Sinder kebun

0.115

Aktor

1. Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi


Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk,
Grassindo, Jakarta.
2. Marimin, 2005, Teknik dan Aplikasi Sistem
Pakar dalam Teknologi Manajerial, IPB
Press, Bogor
3. Turban, E., 2001, Decision Support System
and Intelligent System, Prentice Hall, New
Jersey.

Anda mungkin juga menyukai