Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPERTENSI PADA SISTIM KARDIOVASKULER

OLEH:
Agus Suryandi
Anoca Vendik S.
Candra Dwi W.
Dian Fitriana
Erlina Kurniawati
Fiki Fahrudin
Lingga Satia Graha
Manggar Purwacaraka
Priyo Dwi Sasongko
Roni Wahyu P.

STIKes HUTAMA ABDI HUSADA TULUNG AGUNG

TAHUN AJARAN 2012/20013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu
eksis membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan ketuntasasn
penilaian mata kuliah Sistim Kardiovaskuler di semester 3 ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang tiada hingganya kepada :
1. Ibu Ketjuk Herminaju, SST, SPd. MM salaku Ketua STIKes Hutama Abdi
Husada Tulungagung.
2. Bapak selaku pembimbing mata kuliah ISBD STIKes Hutama Abdi
Husada Tulungagung.
3. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan
Ibundaku tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dan
pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
4. Serta ucapan terima kasih kepada semua sahabat yang telah memberikan
bantuan serta motivasi sehingga karya tulis ini dapat terselesasikan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya.
Tulungagung,18 September 2012
Penulis

DAFTAR ISI

Caver ................................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ............................................................................................................... 2
Daftar Isi .......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian .................................................................................................................. 6
2.2 Klasifikasi .................................................................................................................. 6
2.3 Etiologi ...................................................................................................................... 7
2.4 Tanda dan Gejala .................................................................................................... 8
2.5 Patofisiologi ............................................................................................................... 9
2.6 Faktor Resiko ........................................................................................................... 11
2.7 Komplikasi ................................................................................................................ 12
2.8 Perawatan Dan Pencegahan .................................................................................. 12
BAB III TINJAUAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ................................................................................................................ 14
3.2 Pemeriksaan Penunjang ......................................................................................... 16
3.3 Penatalaksanaan dan Pengobatan ......................................................................... 17
3.4 Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 18
3.5 Intervensi Kepperawatan ....................................................................................... 19
3.6 Evaluasi 21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 22
4.2 Saran ....................................................................................................................... 22

Daftar Pustaka .................................................................................................... 23


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamik seseorang saat itu. Hemodinamik
adalah suatu keadaan dimana tekanan dan aliran darah dapat mempertahankan
perfusi atau pertukaran zat jaringan tubuh.
Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah, yang
mengakibatkan makin tingginya tekanan. Oleh sebab itu, pengobatan dini
pada hipertensi sangatlah penting, karena dapat mencegah timbulnya
komplikasi pada beberapa organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak.
Penyelidikan epidemiologis membuktikan bahwa tingginya tekanan darah
berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi ?
2. Bagaimana klasifikasi hipertensi ?
3. Bagaimana etiologi hipertensi ?
4. Bagaimana tanda dan gejala orang yang terkena hipertensi ?
5. Bagaimana patofisiologi hipertensi ?
6. Bagaimana faktor resiko hipertensi ?
7. Apa saja komplikasi hipertensi ?
8. Bagaimana pencegahan dan perawatan pada hipertensi
9. Bagaimana pengkajian keperawatan dari hipertensi ?
10. Apa saja pemeriksaan penunjang hipertensi ?
11. Bagaimana penatalaksanaan dan pengobatan pasien hipertensi ?
12. Bagaimana diagnosa keperawatan hipertensi ?
13. Bagaimana intervensi hipertensi ?
14. Bagaimana evaluasi hipertensi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi.
3. Untuk mengetahui etiologi hipertensi.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala orang yang terkena hipertensi.
5. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi.
6. Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi.
7. Untuk mengetahui komplikasi hipertensi.
8. Untuk menegtahui cara mencagah dan merawat penyakit hipertensi
9. Untuk mengetahui pengkajian keperawatan dari hipertensi.
10. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi.
11. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan pengobatan pasien hipertensi.
12. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan hipertensi.
13. Untuk mengetahui intervensi hipertensi.
14. Untuk mengetahui evaluasi hipertensi.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai tekana
darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah lebih
dari atau sama dengan 90 mmHg
Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sam dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (WHO).
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak
normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima
berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin namun pada umumnya sistolik
yang berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik antara 90-95 mmHg
dianggap merupakan garis batas hipertensi (sylvia A, pierce. 533)
Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, cidera
cerobrovaskuler dan gagal ginjal. Hipertensi menetap dan disertai dengan
peningkatan tahanan prifer menyebabkan gangguan pada endothelium pebuluh
darah ,mendorong plasma dan lipoprotein kedalam intima dan lapisan sup intima
dari pembuluh darah dan menyebabakan pembentukan plak.peningkatan tekanan
juga menyebabkan hyperplasia otot polos , yang membentuk jaringan parut intima
dan mengakibatkan pembuluh darah dengan penyempitan lum en ( Lynda juall
carpenito.2002.rencana asuhan & dokumentasi keperawatan.jakarta : EGC )

2.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori
Optimal
Normal
Tingkat 1 (hipertensi
ringan)
Sub grup : perbatasan

Sistol (mmHg)
< 120
< 130
140-159

Diastol (mmHg)
< 80
< 85
90-99

140-149

90-94

Tingkat 2 (hipertensi
160-179
100-109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi berat)
180
110
Hipertensi sistol terisolasi
140
< 90
Sub grup : perbatasan
140-149
< 90
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
Kategori
Sistol (mmHg)
Dan/atau
Diastole (mmHg)
Normal
<120
Dan
<80
Pre hipertensi
120-139
Atau
80-89
Hipertensi tahap 1 140-159
Atau
90-99
Hipertensi tahap 2 160
Atau
100
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi tahap 1
Hipertensi tahap 2
Hipertensi sistol
terisolasi

Sistol (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
140

Dan/atau
Dan
Atau
Atau
Atau
Dan

Diastole (mmHg)
<80
80-89
90-99
100
< 90

Mengingat pengukuran tekanan darah mudah dilakukan dan karakteristik


penduduk Indonesia berbeda dengan penduduk lainnya maka sudah seharusnya
Indonesia memiliki klasifikasi hipertensi sendiri.

2.3 ETIOLOGI
Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh
adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat
disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang
tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat
menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang
rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar
hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress. Kondisi stress dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam
kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan
menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan
lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual,
muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala.
Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi

pula.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari
aorta.
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat
komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan
gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain
seperti kencing manis, dan gangguan jantung.
Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh
peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang
lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil.
Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari
pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan
yang tinggi menjadi hilang. ( http://www.godiabetescare.com/hipertensi.html )

Penyebab lain yang mungkin adalah sebagai berikut:


1. Keluarga dengan riwayat hipertensi
2. Pemasukan sodium berlebih
3. Konsumsi kalori berlebih
4. Kurangnya aktifitas fisik
5. Pemsukan alkohol berlebih
6. Rendahnya pemasukan potasium
7. Lingkungan
8. Penggunaan estrogen
9. Penyakit ginjal
10. Hipertensi vaskuler renal
11. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dll.
2.4 TANDA DAN GEJALA
Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul
gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target sepertu pada ginjal, mata,
otak dan jantung. Gejalanya adalah sakit kepala, epistaksis, pusing atau
migren, marah, telinga berdengung, mimisan, sukar tidur dan sesak nafas,
rasa berat dit tengkuk, mata berkunag-kunang.

Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang, atau gejalagejala akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan,
gangguan kesadaran bahkan sampai koma. Apabila gejala tersebut timbul,
merupakanpertanda tekanan darah perlu segera diturunkan (Soeparman,
1999).
2.5 PATOFISIOLOGI
Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga
semua faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan
mempengaruhi tekanan darah. Secara mudah tekanan darah dapat dituliskan
dengan formulasi sebagai berikut :
Tekanan darah = Curah jantung X Tahanan perifer
Selain curah jantung dan tahanan perifer, sebenarnya tekanan darah
dipengaruhi juga oleh tekanan atrium kanan, akan tetapi karena tekanan atrium
kanan mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai pengaruh

10

PROSES TERJADINYA HIPERTENSI


Saraf simpatis meningkat

Renin meningkat

Angiotensin I
ACE (Anti Cooperating Enzim)
Angiotensin II

Merangsang saraf

Aldosteron

Pusat

pembuluh darah menyempit


(vaso konstriksi)

Retensi Na

TD meningkat

Sehingga terjadi
Rasa haus
Over volume
ADH meningkat

Over volume

11

PENJELASAN:
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, rennin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE
yangterdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.
Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik. (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
tubuh(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat,yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi
sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid
yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangiekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknyakonsentrasi NaCl akan diencerkan
kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dantekanan darah.
2.6 FAKTOR RESIKO
Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah

Faktor yang tidak dapat dikontrol :


a)

Faktor genetik :adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak


dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada heterozigot

b) Umur dan jenis kelamin :wanita lebih banyak menderita hipertensi


dari pada pria

Faktor yang dapat dikontrol :


a) Peranan ginjal :penyebab hipertensi sekunder
b) Penumpukan garam
c)

Ketidakseimbangan kimiawi : disebabkan oleh pembesaran dan


kegiatan yang berlebihan pada salah satu kelenjar adrenalin

d) Diet
e)

Kegemukan/ obesitas

12

f)

Sembelit terkait masalah diet

g) Rokok : non significant


h) Alkohol : meninggi bila minum lebih dari 3X per hari
i)

Emosional

j)

Obat-obatan yangmenyebabkan hipertensi :

k) Kapsul utuk menghilangkan gejala pilek


l)

Pil kontrasepsi kombinasi

m) Hormon
2.7 KOMPLIKASI
Umumnya mengenai organ-organ vital seperti :
a)

Mata : spasme fokal, penyempitan arteriola, perdarahan, eksudat dan


papil bendung

b) otak : infark otak, pecahnya pembuluh darah otak, kematian


c)

Jantung : gagal jantung


disebabkan oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk
keperluan relatif tubuh, disertai hilangnya curah jantung dalam
mempertahankan aliran balik vena.

d) Ginjal : gagal ginjal


Bila tekanan darah melebihi 140 mmHg/90 mmHg maka aliran darah
ke ginjal akan terganggu. Bila salah satu faktor pendukung kerja
ginjal, misalnya aliran darah ke ginjal, jaringan ginjal atau saluran
pembuangan ginjal terganggu atau rusak maka fungsi ginjal akan
terganggu atau berhenti sama sekali (gagal ginjal tahap akhir),
hipertensi akan merangsang produksi hormon renin yang akan
menstimulasi terjadinya peningkatan tekanan darah dan hipertensi.
2.8 PERAWATAN DAN PENCEGAHAN
Pencegahan
Pemeriksaan tekanan darah secara teratur
Hindari merokok
Olahraga teratur
Hindari makanan yang berlemak
Kurang mengkonsumsi garam
Perawatan

13

Diet Makanan
Penurunan berat badan
Berhenti merokok dan minuman alkohol
Olah raga teratur
Kontrol dan minum obat secara teratur

BAB III

14

TINJAUAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
Biodata
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agam, pekerjaan, pendidikan dll.
Umur dan jenis kelamin penting menentukan penyakit hipertensi terutam
yang terkait dengan gaya hidup.
Keluhan Utama
Keluhan utama pada hippertensi pada umumnya dalah sakit kepala, tersa
berat, terutama saat bangun tidur, di daerah oksipital separuh (migrain),
pusing, cepat lelah, penglihatan kabur, nyeri dada, nafas sesak, berkeringat
lebih, penurunan BB, tremor, cemas, mual-muntah, anoreksia, telinga
berdenging, penurunan reflek.
Riwayat Penyakit Yang Lalu
penyakit yang menjadi faktor pencetus adanya hipertensi antara lain
penyakit parenkhim dan vaskuler ginjal, DM, tumor otak, ensefalitis,
gangguan psikiatrik, merokok, alkoholik, kafein, kurang olah rag
(menyangkut gaya hidup)
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Meliputi

kondisi klien yang terkaji oleh perawat seperti tiungkat

ketegangan, kelemahan, kecenasan, dan tingkat kesadaran.

Tanda Tanda Vital


-

Tekana darah ; mengalami penigkatan, tekanan nadi meningkat.

Tekanan nadi; amplitudo meningkat pada arteri karotis, pulsasi


radialis, perbedaan denyut nadi, atau tidak ada denyut nadi pada area
tertentu, seperti ; arteri popiteal, posterior tibia, tachicardi, disritmia.

Respiratori rate ; tachipnea

Temperatur ; umumnya normal ( 36,7c 37,3c )

15

Pemeriksaan Kepala Leher


-

Wajah : pucat, cianosis pada mukosa mulut dan bibir, grimace, tanda
ketegangan atau tanda kelelahan

Hidung : pernapasan cuping hidung, sianosis, epistaksis

Mata : konjungtiva pucat, gangguan visus, ptechie, perdarahan, papil


edema.

Leher : distensi vena jugularis jika terkena CHF, arteri karotis, denyut
nadi kecil jika tejadi arteri sklerosis, da / tidaknya pembesaran
kelenjar thiroid, kesimetrisan tachea

Pemeriksaan Thorak
a. Inspeksi
- Kesimetrisan dan bentuk thorak
- Pernapasan : pola napas tachipnea, orthopnea, tanda-tanda
penggunaan otot bantu pernapasan. Jika terjadi hipertrofi dan
dilatasi ventrikel kanan tanpa atau dengan gagal jantung kanan
yang bisa m,engarah ke cor pulmonal.
b. Palpasi
- Tractile fremitus
- Denyut apek : point maximum impuls (PMI) bergeser dan atau
kuat angkat
c. Perkusi
Kemungkinan terjadi cardiomegali
d. Auskultasi
Terdengar suara napas tambahan ( ronchi / rales / wheezing ) jika
terjadi cor pulmonal sebagai akibat darai gagal jantung.
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Kaji bentuk, ketegangan dinding perut, gerakan dinding perut
- Adanya denyutan dari hipocardium kanan yang menunjukkan
denyut dan vena hepar akibat hipertensi dan decompensasi cordis
kanan

16

b. Palpasi
Teraba massa di abdomen, acites, hepatomegali, slenomegali jika
CHF
c. perkusi
shifting dulness menunjukkan adanya acites
d. auskultasi
bising usus umumnya normal
Pemriksaan Ekstrimitas Dan Integumen
a. inspeksi
- diaphoresis
- warna kulit pucat kebiruan / sianosis pada kuku, ujung jari, edema
jika gagal jantung kanan.
b. Palpasi
- Turgor kulit > dari 2 detik
- Suhu ekstrimitas dingin, penurunan relek tendon
- Mati rasa / kelumpuhan salah satu sisi badan jika hipertrofi
ventrikel
- GCS untuk menentukan tingkat kesadaran
3.2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
-

HB : untuk menilai vikositas dan indikator faktor resik seperti anemia.

BUN kreatinin menilai perfusi / faal renal

Glukosa serum hiperglikemia ( DM adalah presipilator hipertensi /


akibat dari peningkatan katekolamin

Kadar

kolesterol

trigliserida

peningkatan

mengindikasikan

predisposisi pembentukan plaquatheromaatus


-

Kadar serum aldosteron : menilai adanya aldosteronisme primer

Uric acid : hiperuricemia merupkan implikasi faktor resiko hipertensi

17

Elektrolit : seru potasium ( hipokalemi ) mengindikasikan adanya


aldosteronisme, efek samping terapi diuretik, serum calcium bisa
meningkat berkontribusi terhadap hipertensi

Urine : analisa adanya darah, protein, glukosa dalam urine untuk


mengidentifikasikan fungsi renal.

ECG
-

Untuk mengetahui cardiomegali dan gangguan konduksi kelistrikan


jantung

Tampak gelombang P pulmonal ( hipertensi pulmonal, RVH )

3.3 PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN


Dibagi menjadi 2 golongan : farmakologi dan non farmakologi
1. Non farmakologi
-

Diet rendah garam dan lemak

Usahakn mempertahankan BB ideal

2. Farmakologi
Obat anti hipertensi yang diberikan harus memenuhi persyaratan, yaitu :
-

Efek menurunkan tekanan darah efektif

Efek sanping sedikit

Pemberian sederhan

Harga relatif murah dan mudah didapatkan

Obat antihjipertensi yang diberikan antara lain:


1. Diuretik
Fungsi :
-

menurunkan volume plasma

mencegah ekspansi sekunder dari plasma

menurunkan retensi perifer dan tekanan darah

efek samping :
-

meningkatkan kadar urine acid dalam darah

hiperuricemia

18

hiperkalemia

hgiperglikemia

contoh obat :
-

furosemid ( lasix )

clonidin

2. vasodilator
fungsi :
-

mengembangkan pembuluh darah arteri

mengurangi tahanan perifer

menurunkan tekanan darah

efek samping
-

meningkatkan curah jantung

meningkatkan HR

contoh obat : diazoxide, minoxidil, prozasin


3. ace inhibitor
fungsi :
-

menghambat renin, angiotensin

vasodilatasi

menurunkan volume darah

efek samping :
-

ginjal : proteinuri, kegagalan faalmginjal, sidroma nefrotik

darah : agianulusitosis, neutroponia mengakibatkan infeksi, sepsis

kulit : ptechie, angiodema

cardio : hipertensi, angina pectoris, kegagalan jantung kongesti

dysngeusia : hilangnya sensasi lidah, mual, muntah, nyeri perut

contoh obat : captopril, E. nalafril


3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Menurunnya cardiac output s/d beban kerja jantung yang berlebih


sekunder terhadap ischemia myocard

2. Intoleransi aktivitas s/d ketidakseimbangan antara supali dan kebutuhan


oksigen

19

3. Gangguan rasa nyaman nyeri akut ( sakit kepala ) s/d peningkatan tekanan
vaskuler serbral

4. Resiko terjadinya trauma s/d penurunan fungsi visual


5. Resiko kekurangan volume cairan s/d mual muntah
3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I
Penurunan curah jantung s/d beban kerja jantung yang berlebih sekunder
terhadap ischemia myocard
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan / paha untuk evaluasi awal
R/ perbandingan darai tekanan memberikan tekanan yang lebih lengkap
tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler
2. Catat keberadaan, kualitas, denyutan sentral dan perifer
R/ denyutan cordis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati /
terpalpasi, denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek
dari vasokonstriksi dan kongesti vena
3. Awasi warna kulit, kelembapan, suhu dan masa pengisian kapiler
R/ awasi pucat, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin
berkaitan dengan vasokonstriksi / mencerminkan dekompensasi /
penurunan curah jantung
4. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas / keributan
lingkungan
R/ membantu untuk menurunkan rangsang simpatik meningkatkan
relaksasi.
Diagnosa II
Intervensi :
1.

Kaji respon klien terhadap aktivitas, pertahankan frekuensi nadi > 20


kali / menit diatas frekuensi., istirahat, peningkatan tekanan darah nyata
selama / sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmHg atau

20

tekanan diastolik meningkat 20 mmHg ), dispnea atau nyeri dada,


keletihan dan kelemahan yang berlebih.
R/ menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi
terhadap stress, aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan
kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas
2.

Instruksikan klien tentang tehnik penghematan energi, misalnya :


penggunaan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut dan menyikat
gigi
R/ menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

3.

Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas

pearawatan diri secara

bertahap jika dapat ditoleransi beriak bantuan sesuai kebutuhan


R/ kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tibatiba memberikan bantuan hanya sebatas kebutuha akan mendorong
kemandirian dalam melakukan aktivitas
Diagnosa III
Intervensi :
1. Kompres dingin pada dahi, tehnik relaksasi, pijat punggung dan leher
R/ aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala
pada adanya peningkatan tekanan vaskuler
2. Minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala
mis; mengejan saat bab, batuk panjang, membungkuk
R/ aktivitas yang meningkatakan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala
pada adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral
3. Berikan cairan, makanan lunak, perawatn mulut yang teratur bila terjadi
perdarahan hidung.
R/ menigkatkan kenyamanan umum.

3.6 EVALUASI

21

Hasil yang diharapakan pada proses perawatan klien dengan infark


miokardium tanpa komplikasi adalah sebagai berikut.
1. Mempertahankan perfusi jaringan
a. Tekanan dalam darah rentang yang dapat diterima dengan
pengobatan, terapi, diet, dan perubahan gaya hidup.
b. Tidak menunjukkan gejala angina, palpitasi, atau penurunan
penglihatan.
c. Kadar kreatinin serum stabil.
d. Teraba denyut nadi perifer.
2. Mematuhi progam akan asuhan dini.
a. Minum obat sesuai resep dan melaporkan setiap ada efek
samping.
b. Mematuhi aturan diet sesuai yang dianjurkan pengurangan
natrium, kolesterol, dan kalori.
c. Berlatih secara teratur dan cukup.
d. Mengukur tekanan darahnya sendiri secara teratur. Berhenti
mengkonsumsi tembakau kafein dan alkohol.
e. Menepati jadwal kunjungan klinis atau dokter.
3. Bebas dari komplikasi.
a. Tidak terjadi penurunan ketajaman penglihatan.
b. Dasar mata tidak memperlihatkan penurunan retina.
c. Kecepatan dan irama denyut nadi dan kecepatan napas dalam
batas normal.
d. Tidak terjadi dispnea atau edema.
e. Menjaga pengeluaran urine sesuai dengan masukan cairan.
f. Pemeriksaan fungsi ginjal dalam batas normal.
g. Tidak memperlihatkan defisit motorik , bicara, atau sensorik.
h. Tidak mengalami sakit kepala, atau perubahan cara berjalan.

BAB IV

22

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai
tekana darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan
darah lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Berdasarkan penyebab hipertensi
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi esensial/primer dan hipertensi
sekunder/renal. Gejalanya adalah sakit kepala, epistaksis, pusing atau migren,
marah, telinga berdengung, mimisan, sukar tidur dan sesak nafas, rasa berat dit
tengkuk, mata berkunag-kunang. Tekanan darah dapat dituliskan dengan
formulasi sebagai berikut : Tekanan darah = Curah jantung X Tahanan perifer.
Pengkajian hipertensi dapat dilakukan dengan.
4.2 Saran
Sebaiknya kita menjaga pola hidup sehat agar kita dapat terhindar dari
penyakit hipertensi. Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
sebaiknya pembaca mencari literatur lain untuk menambah makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

23

Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : EGC.
Soeparman, 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
Evelyn C.Pearce. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
www.google.com

24

Anda mungkin juga menyukai