Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

OLEH:
KELAS:A

KELOMPOK:6

TITI WULANDARI
RIA KOMALASARI
TINA SILVIANI PUTRI
RESMAWATI
ALHASIB HUZERI
REKA CANDRA
SEFRIDINAL
MEKO FRANSISKO

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2010/2011
I.PENDAHULUAN
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai serratuspersen
milimeter.jangka sorong merupakan alt ukur panjang yang di lengkapi dengan
nonius sehingga ketilitiannya ada yang sampai 0.02mm.

Pada saat menggunakan jangka sorong untuk menyesuaikan ukuran,pengunci di


tekan dengan ibu jari.lalu sarung di geser sesuai ukuran yang di hendaki,
kemudian pengunci di lepas lalu ukuran tersebut di baca.
Mikro meter berasal dari kata micro(yang berarti kecil) dan meter (yang berarti
alat ukur). Jadi micrometer adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur
maksimal 25mm.
Maka untuk lebih jelasnya lagi,simaklah dengan seksama hasil penelitiann
FISIKA DASAR mengenai PENGGUNAAN ALAT UKUR

1.1 Tujuan Praktikum


-Melatih diri memakai alat-alat ukur dan menbaca skala dengan teliti

1. LANDASAN TEORI

a. Jangka sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan


nonius yang ketelitiannya sampai 0,02mm. Skala nonius yang digunakan
mengandung panjang 10 skala sepanjang 9 mm. Maka satu skala nonius
menunjukkan panjang 0,9 mm berselisih 0,1 mm.bagian terpenting dari jangka
sorong adalah
a.

Bagian yang tetap berskala panjang (rahang tetap)

b. Bagian yang dapat di geser-geser(rahang geser)

KEGUNAAN JANGKA SORONG


a.

Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit/ diameter luar
benda

b. Untuk mengukur sisi dalam benda/ diameter dalam benda


c.

Untuk mengukur kedalaman benda dengan cara menancapkan atau memasukkan


bagian pengukuran atau dengan memasukkan ujung batang yang dapat bergerak
ke dalam benda (Sugyono,konsep kimia 1A:7-9)

Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk
yang ada pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks.ketidsk
tetepatan hasil pengukuran dapat bersumber pada keterbatasannya skala terkecil
yang ada pada skala induk (kadiawarman,FISIKA DASAR I,MODUL 1-6:19-90)

b. Micrometer skrup

Micrometer skrup adalah alat ukur linear yang mempunyai batas ukur
maksimal 25 mm. Alat ini mempunyai nonius sehingga ketelitiannya dapat
mencapai 0,01 mm. Tanpa nonius nst skala utama alat ini adalah 0,5 mm, karena
pada jarak 25 mm skala utama terbagi dalam 50 skala sehingga jarak antara 2
skala utama terdekat adalah 25/50 mm atau 0,5 mm.
Micrometer skrup mempunyai noninus dalam bentuk skala putar yang terdiri atas
50 skala (untuk 1 X putaran yang sama harganya dengan jarak 1 skala utama).
Micrometer sekrup mempunyai dua skala yaitu skala utama dan skala nonius.skala
utama ditunjukkan oleh silinder lingkaran dalam.sedangkan skala nonius ini di
tunjukkan oleh selubung lingkaran.
( Taufik Rochim,1980:169)
(Drs.Bahrudin,m.m,2006:2000
Berdasarkan kegunaannya, micrometer skrup dikelompokkan menjadi 3
yaitu:

1.

Micrometer dalam : digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu
benda.

2. Micrometer luar

: digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan ,

blok-blok dan batang-batang.


3. Micrometer dalam :dignakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah
dari slot-slot.

c. Mistar

Mistar pada umumnya mempunyai skala yang berukuran desimal dan


ukuran inci. Tetapi dalam pembahasan ini ukuran inci tidak dijelaskan.
Skala desimal,dimana setiap panjang 1 cm dibagi dalam 10 bagian yang sama.
Dimana jarak 2 strip panjang = 1 cm dan 2 strip pendek 0,1 cm =1 mm. Jadi,
skala terkecil dari mistar ini adalah 0,1 cm = 1mm, ada beberapa jenis mistar
yaitu mistar biasa, mistar baja, mistar lipat, mistar kait, mistar pita atau mistar
gulung.

III.METODE PENELITIAN

3.1

Tempat dan waktu penelitian

Tempat

: Laboratorium MIPA,FISIKA,Universitas Jambi

Hari

: Rabu,16 Maret2011

Waktu

: Pukul 14.10-15.50 wib

3.2

Alat dan Bahan

Mistar

-balok kayu

Jangka sorong

-silinder logam

Micrometer skrup

-bola besi

Kotak alat

-bola kaca

3.3 Prosedur kerja


a.

Ukurlah panjang,lebar dan tinggi dari kotak alat dengan memakai mistar

b. Ukurlah panjang,lebar,dan tinggi dari balok kayu dengan jangka sorong.


c.

Ukurlah diameter tinggi silinder logam dengan jangka sorong.

d. Ukurlah diameterbola besi dan bola kaca dengan memakai mikrometeer skrup.
e.

Ulangi percobaan a,b,c dan d sebanyak 3 kali.

f.

Buatlah dalam suatu table hasil pengukuran yang saudara peroleh.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Alat ukur

Obyek

Hasil Pengukuran (3 x ulangan) (mm)

Mistar biasa

Kotak alat

P1 = 256 mm

P2 = 256 mm

P3 = 256 mm

L1 = 101 mm

L2 = 102 mm

L3 = 102 mm

T1 = 21
Jangka sorong

a.

Balok kayu

P1 = 10,5mm

T2 = 20 mm
P2 =10,5 mm

T3 = 21 mm
P3 = 10,5 mm

L1 = 60,12mm

L2 = 60,02mm

L3 = 60,01mm

T1 = 70,59mm

T2 = 79,55mm

T3 = 79,02mm

D1 =12,07 mm

D2 = 13,01mm D3 = 12,07mm

T1 = 40,01mm

T2 = 40,01mm

T3 = 40,02mm

Bola besi

D1 = 9,43 mm

D2 = 9,53 mm

D3 = 9,53 mm

b. Bola kaca

D1 = 15,54mm

D2 =15,54mm

D3 = 15,54mm

b. Slinder logam

Micrometer

mm

a.

Skrup

4.2 Pembahasan

a. Rata-rata dari semua hasil pengukuran

KOTAK ALAT
Rata-rata Panjang kotak alat
=
= 256 mm

Rata-rata lebar kotak alat


=

= 101,67 mm
Rata-rata tinggi kotak alat

=
= 20,67 mm

BALOK KAYU
Rata-rata panjang balok kayu
=

= 10,5 mm
Rata-rata lebar balok kayu

= 60,05 mm

Rata-rata tinggi balok kayu

= 76,51 mm

SLINDER LOGAM
Rata-rata diameter slinder logam

= 12,38 mm
Rata-rata tinggi slinder logam

= 40,01 mm
BOLA BESI
Rata-rata diameter bola besi

=
= 9,50 mm

BOLA KACA
Rata-rata diameter bola kaca

= 15,54 mm

b. Volume kotak alat, balok, slinder, bola kaca, dan bola besi

KOTAK ALAT
Pengukuran I
V = P1 x L1 x T1
=(256 mm x 101 mm x 21 mm)
=542.976 mm
Pengukran II
V = P2 x L2 x T2
=256 mm x102 mm x 20 mm
=522.240 mm
Pengukuran III
V = P3 x L3 x T3
=256 mm x102 mm x 21 mm
=548.352 mm
BALOK KAYU
Pengukuran I
V = P 1x L1 x T1
=10,5 mm x 60,12 mm x 70,95mm
=44.787,90 mm
Pengukuran II
V = P2 x L2 x T2
=10,5mm x 60,02 mm x 79,55mm
=50.133,20 mm

Pengukran III
V = P 3x L3 x T3
=10,5 mm x 60,01mm x 79,02mm
=49.790,90 mm

SLINDER LOGAM
Pengukuran I
V = D1 x T1
= 12,07 mm x 40,01 mm
= 482,92 mm
Pengukuran II
V = D2 x T2
= 13,01 mm x 40,01 mm
= 520,53 mm
Pengukuran III
V = D3 x T3
= 12,07 mm x 40,02 mm
= 483,04 mm

BOLA BESI

BOLA KACA

Pengukuran I,II,III

pengukuran I,II,III

D = 9,43 mm
V=

; r = 4,71 mm

= (3,14)
= 437,45 mm

D = 15,54mm; r =7,77 mm

V=
= (3,14) ()
= 1963,95 mm

c.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan ini adalah sebagai
berikut

a.

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui dengan


suatu besaran yang sudah diketahui yang diambil sebagai ukuran standard.

b. Jangka sorong adalah alat ukur yang panjang yang di lengkapi skala nonius.
c.

Mistar adalah alat ukur yang paling sering digunakan yang berukuran decimal
dan ukuran inci

d. Micrometer skrup adalah adalah alat yang dapat di gunakan untuk mengukur:
Tebal buku
Bola kaca
Silinder logam
Bola besi
Selanjutnya mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengukur suatu benda
dengan menggunakan alat-alat ukur seperti: jangka sorong,micrometer skrup dan
mistar biasa.mahasiswa juga dapat mengunakan alat-alat ukur trsebut dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Nasri,2010, Penuntun Praktikum Fisika Dasar,Jambi.

Rochim,MM.2006.Kamus Pintar Plus Fisika.Bandung:Eplison Group

Kadiawarman,dkk.1993.Fisika Dasar I.jakarta:Dekdikbud

Sogyono.2000.KONSEP-KONSEP FISIKA IA.Klaten: Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai