Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI BISNIS

ANALISIS STRATEGI ALIANSI

NAMA KELOMPOK :

Nindi Shinta Wati


Sari Ariyanti
Rizky Ariyanti
Catur Sulistyowati

(125030200111044)
(125030201111012)
(125030207111020)
(125030207111028)

Pengertian Strategi Aliansi


Strategi aliansi adalah suatu
kegiatan dimana pihak yang
berkepentingan memiliki suatu
interest di masa yang akan datang,
maka dengan menyumbangkan
sumber daya dan keunggulan
kompetitif yang dimiliki pada hal
baru akan menghasilkan suatu nilai
baru.

TUJUAN STRATEGI
ALIANSI
Tujuan utama dari
strategi ini adalah
memungkinkan suatu
perusahaan/ group untuk
mencapai tujuan tertentu
yang tidak dapat dicapai
dengan usaha sendiri
(Dicken, 1992).

Menurut Kanter terdapat


tiga syarat dalam
melaksanakan strategi aliansi,
yaitu :
1. Kemampuan (Capability)
2. Keserasian (Compability)
3. Kelengkapan
(complementary)

Berkaitan dengan budaya antar


perusahaan ada tiga faktor yang harus
dipenuhi agar strategi aliansi berhasil
yaitu :

1. Masing-masing pihak harus


mempunyai budaya yang kuat.
2. Agar bisa membangun corporate
image satu sama lain harus saling
mengisi.
3. Berkaitan dengan core competence,
dimana perusahaan mengarahkan
penguasaannya kepada hal-hal yang
bersifat keunggulan kompetitif, maka
budaya harus dipersatukan.

Alasan Perusahaan Dalam


Mengembangkan Aliansi Strategis

Partisipasi aliansi strategis


dapat berdasarkan tiga jenis dari
situasi pasar dasar (siklus lambat,
siklus standar, siklus cepat)
(Robert E. Hokisson, 2002)
1. Pasar siklus lambat
2. Pasar siklus standar
3. Pasar siklus cepat

Secara umum strategis aliansi dapat dikategorikan


menjadi dua yaitu aliansi patungan (alliance joint venture)
dan aliansi khusus fungsional (functional specific alliance).
Perbedaannnya adalah sebagai berikut.
Alliance Joint Venture

Functional Specific Competitive


Alliance

1. Badan hukum terpisah dengan


atau kadang kadang tanpa
kotribusi ekuitas.

1. Badan hukum tidak terpisah.

2. Kerjasama dapat terbatas pada


suatu fungsi atau mencakup fungsi
yang luas.

2. Kerjasama terbatas pada satu


atau sejumlah fungsi tertentu,
misal : dalam penelitian dan
pengembangan.

3. Adalah umum bagi partner


untuk bekerjasama dalam suatu
pasar atau segmen pasar trtentu,
sementara pada saat yang
samatetap berorientasi sebagai
pesaing di pasar lain.

Proses Pengembangan
Aliansi
Dalam membangun suatu aliansi perlu
melalui beberapa tahap tahap di bawah ini.
1. Identifikasi misi dan tujuan perusahaan
dalam mempersiapkan suatu strategi yang
tepat.
2. Mencari dan menemukan rekan yang
sesuai dengan visi, misi dan tujuan
perusahaan.
3. Melakukan negosiasi, dalam hal ini
mengemukakan rencana dan harapan yang
ingin dicapai dalam aliansi. Proses pada tahap
ini dikenal dengan istilah 8 I yaitu :

Proses pada tahap ini dikenal


dengan istilah 8 I yaitu :
1) Individual Exelence,
2) Importance,
3) Interdependence,
4) Investment,
5) Information,
6) Integration,
7) Institutionalization,
8) Integrity,

4. Dibuat Memorandum Of
Understanding (MOU)
5. Realisasi dari MOU
6. Penandatanganan kontrak
secara legal dari masing-masing
pihak.

Kelebihan dan Kelemahan


Strategi Aliansi
Strategi aliansi ada dasarnya memiliki beberapa
keuntungan, yaitu :
a. Sinergi, terjadi sebagai hasil penggabungan kekuatan
dari masing masing perusahaan.
b. Mempercepat system operasi.
c. Resiko yang ditanggung bersama.
d. Transfer teknologi diantara perusahaan.
e. Memasuki pasar perusahaan lain tanpa perlu
mengeluarkan
banyak biaya untuk bersaig.
f. Memperluas jangkauan pasar dengan saluran distribusi
baru.
g. Memudahkan penyesuaian terhadap perubahan
teknologi baru dengan adanya akses dalam informasi
bidang engineering dan pemasaran yang semakin luas.

Sedangkan kelemahan strategi aliansi


(biasanya karena kesalahan manajemen) yang
seting terjadi :
a. Asset / milik perusahaan digunakan
perusahaan rekan untuk
kepentinganperusahaannya sendiri, karena
perusahaan tidak menjaga dengan baik.
b. Ada pihak yang tiak mau tahu tentang masalah
operasi padahal efektivitas operasi kegiatan
aliansi tergantung pada manajer operasional,
yang lebih parah jika CEO tidak mengetahui
bagaimana proses operasional dari suatu
aliansi.
c. Sulit menemukan rekan usaha yang paling
sesuai dan dapat dipercaya.

Joint Venture
Joint venture merupakan perusahaan baru
yang didirikan atas dasar kerjasama antara
beberapa perusahaan yang berdiri sendiri.
Adapun ciri ciri joint venture diantaranya :
a) Merupakan perusahaanbaru yangdidirikan
bersama oleh beberapa perusahaan .
b) Modal terdiri dari pengetahuan dan modal
yang disediakan para pendiri.
c) Joint venture antara perusahaan asing dengan
modal nasional harus berbentuk Perseroan
Terbatas (M.Fuad, 2006).

Beberapa keuntungan dari mekanisme


joint venture adalah sebagai berikut.
1. Sebuah perusahaan merasa bahwa ia
akan memperoleh keuntungan dari mitra
kerja local di Negara lain dalam
pengetahuan loakl, budaya, bahasa,
system politik, dan hokum/undangundang, khususnya yang berlaku dalam
perdagangan di Negara tersebut.
2. Perusahaan melalui joint venture dapat
membagi biaya serta resiko dengan mitra
kerjanya.
3. Pertimbangan-pertimbangan politik
membuat joint venture sebagai alat
masuk yang paling sesuai ke Negara lain.

Meskipun mempunyai keuntungankeuntungan, joint venture juga


mempunyai kekurangan-kekurangan.
Berikut kekurangan kekurangan dari joint
venture :
1. Sebuah perusahaan dapat kehilangan
control atas teknologi yang dipunyainya
yang dapat ditiru oleh mitra kerjanya.
2. Sebuah joint venture tidak selalu dapat
diajak untuk melakukan control secara
ketat seperti yang dibutuhkan anak-anak
perusahaannya agar dapat melakukan
penghematan berdasarkan skala yang
besar (scale economies), melakukan
penghematan local (local economies),
atau melakukan serangan global terhadap
para pesaing.

Akuisisi / Merger
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover)
sebuah perusahaan dengan membeli saham atau
aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli
tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).
Merger adalah penggabungan dua
perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan
yang me-merger mengambil/membeli semua
assets dan liabilities perusahaan yang di-merger
dengan begitu perusahaan yang me-merger
memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan
yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang
sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau
saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, &
Marcus, 1999).

Meningkatnya aktivitas merger


dan akuisisi di dunia industry
perbankan didorong oleh adanya
perubahan kondisi ekonomi.
Menurut Berger et al. (1998)
terdapat lima perubahan pokok
dalam perekonomian yang
mendorong maraknya aktivitas
merger dan akuisisi yaitu kemajuan
teknologi, meningkatnya kondisi
keuangan, kelebihan
kapasitas/kegagalan keuangan,
konsolidasi pasar internasional
dana deregulasi.

Akuisisi dapat menjadi cara


terbaik dalam memasuki pasar
baru atau bisnis baru atau
memperbaiki posisi persaingan
dalam bisnis yang sudah ada.
Kesenjangan kinerja dalam
pertumbuhan dan perolehan
penghasilan dapat diselesaikan
melalui akuisisi. Pada sisi lain,
kesenjangan profitabilitas dapat
diperkecil melalui divestasi (lawan
investasi) dari perusahaan yang
kurang menguntungkan.

Pilihan akuisisi dapat


diidentifikasi melalui
pendekatan riset, pendekatan
kesempatan atau perpaduan
keduanya.
Pendekatan Riset
Pendekatan Kesempatan
Negosiasi Akuisisi
Integrasi Penggabungan Dan
Akuisisi

Aliran Pemikiran: Motif merger


dan Akuisisi

Berikut akan diuraikan konsepkonsep penting yang terkait


dengan merger dan akuisisi dari
berbagai aliran pemikiran, yaitu:
Industrial Organization
Economics (IO Economics)
Financial Theory
Managerial Economics
Strategic Management

Keuntungan Potensial Dari


Merger Dan Akuisisi
a) Keuntungan Sinerjik
b) Keuntungan Monopolistik
c) Efisiensi Manajerial
d) Diversifikasi

SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai