Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

SOCIAL PROJECT

SEKOLAH INOVASI
SEBUAH DEDIKASI UNTUK NEGERI

INDONESIA LEADERSHIP CAMP (ILC) 2012


DIUSULKAN OLEH

I MADE WAHYU WIJAYA


NIM: 3310100058
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2012

Latar Belakang Masalah


Anak-anak adalah harapan bangsa. Perannya di masa remaja kelak bagi bangsa
Indonesia sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya. Karakter pemuda-pemudi Indonesia
terbentuk sejak di masa kecilnya. Maka pembinaan anak-anak sebagai pembentukan karakter
pemuda Indonesia kelak perlu mendapat perhatian khusus oleh pemerintah maupun
masyarakat. Kondisi anak-anak di Indonesia kini bisa dikatakan sangat memprihatinkan
ditambah pula dari segi karya yang dihasilkan oleh anak-anak negeri ini masih minim. Hal ini
tentu sangat dipengaruhi oleh pendidikan anak-anak di Indonesia. Anak-anak Indonesia
terlalu sering dicekoki pelajaran-pelajaran di sekolah yang bersifat akademisi. Matematika,
Kimia, Bahasa dan lain sebagainya. Memang ilmu-ilmu tersebut sangat penting akan tetapi
masyarakat kita lupa bahwa setiap anak dilahirkan dengan minat dan bakat yang beragam.
Bagi anak-anak yang terlahir dalam keluarga dengan kondisi ekonomi mengengah ke atas,
akan dengan sangat mudah mengenyam pendidikan formal. Namun berbeda kondisinya
dengan anak-anak di kondisi ekonomi lemah. Bahkan diantara mereka ada yang harus
seharian mencari nafkah untuk keluarganya sebagai pengamen di jalanan. Jumlah anak yang
turun ke jalan untuk mencari nafkah dari hari ke hari terus naik. Data dari Kementerian Sosial
menunjukkan, jumlah anak jalanan yang pada tahun 1997 masih sekitar 36.000 anak sekarang
menjadi sekitar 232.894 anak. Jumlah anak Indonesia (0-18 tahun) menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2006 mencapai 79,8 juta anak. Mereka yang masuk kategori
telantar dan hampir telantar mencapai 17,6 juta atau 22,14 persen. Anak jalanan menurut
Kementerian Sosial termasuk anak telantar. Berdasarkan kondisi tersebut, pada dasarnya
setiap anak berhak dibina untuk memperoleh pendidikan yang layak serta mengembangkan
minat dan bakatnya. Sehingga di masa mendatang akan tercipta berjuta-juta inovasi yang
merupakan karya anak bangsa.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan-rumusan masalah yang dibahas
berkaitan dengan program ini, antara lain:
1. Bagaimana cara mendidik dan melatih anak-anak jalanan untuk mampu membuat
sebuah karya sesuai minat bakatnya?
2. Bagaimana melatih anak-anak jalanan untuk dapat membangun rasa percaya diri
mereka untuk berani berkarya?
Tujuan
Adapun tujuan yang kami harapkan melalui pelaksanaan program ini yaitu sebagai
berikut:
1. Mendidik dan melatih anak-anak jalanan untuk mampu membuat sebuah karya sesuai
minat bakatnya
2. Melatih anak-anak jalanan untuk membangun rasa percaya diri mereka untuk berani
berkarya

Kerangka Pemikiran

Tuna Wisma

Loper
Koran

Ngamen

Pemintaminta

Anak-anak jalanan tidak


memiliki fasilitas
pengembangan minat
bakat

SEKOLAH INOVASI

Kondisi anak
jalanan

Generasi muda
mandiri dan
berani berkarya

Sarana pengembangan
minat bakat

Pengembangan
minat bakat
Pengembangan
Softskill

Motivasi berani
berkarya

Ringkasan Hasil Assesment yang Mendukung Rencana Proyek


Keberadaan anak jalanan di Surabaya secara pasti tidak bisa dihitung, karena mereka
berjiwa bebas, tidak suka terikat dan pastinya mobilitas mereka sangat tinggi, sehingga sulit
untuk mendata mereka. Tempat bersinggah atau yang biasa dikenal mangkal oleh anak
jalanan Surabaya adalah daerah sekitar Bungurasih, Joyoboyo (Wonokromo), persimpangan
Jalan Tunjungan, dan juga persimpangan Raya Darmo. Sebenarnya setiap lokasi bisa saja
menjadi tempat mangkal ataupun tempat tinggal bagi mereka namun, komunitas terbesar
yang penulis ketahui adalah daerah-daerah di atas.
Karakteristik dan pola anak jalanan yang ada di kota Surabaya sepengamatan penulis,
memiliki latarbelakang yang bervariatif. Faktor-faktor yang menjadi latar belakang anak-anak
tersebut menjadi anak jalanan adalah faktor internal dari dalam diri si anak tersebut, dan
factor ekternal (lingkungan sekitar). Faktor internal seperti keinginan dalam diri si anak,
mungkin karena melihat kondisi ekonomi keluarganya sehingga dia ingin mencari
penghasilan sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya sendiri. Sedangkan
factor eksternal atau dari lingkungan sekitar si anak, seperti paksaan dari orangtua atau dari
orang lain. Anak jalanan kebanyakan berasal dari perkampungan kumuh yang kondisi
ekonominya menengah kebawah. Sebagian dari mereka turun ke jalan untuk mencari uang,
namun mereka dijalan bekerja sebagai tukang parkir, pengamen, pengemis, ataupun lebih
parahnya menjadi pekerja malam.

Rencana Aksi
Luaran yang terkait dengan tujuan awal pelaksanaan program dan diharapkan dari
pelaksanaan program ini adalah adanya sekolah singgah berbasis minat bakat yang dapat
menyalurkan potensi minat bakat para siswanya, sehingga dengan dukungan dan
terfasilitasinya minat bakat anak di sekolah, potensi para siswa dapat dioptimalkan.
Anggapan sebagian orang bahwa kepintaran anak dilihat dari seberapa bagus nilai
akademisnya bukan berarti tidak benar tetapi masing-masing anak tentunya memiliki
keahlian lain yang mungkin belum terasah, dengan adanya program ini diharapkan anak yang
memiliki potensi di bidang non-akademik dapat menyalurkan dan mengoptimalkan bakatnya.
Serta diharapkan pula menjadi suatu motivasi kepada orang tua untuk lebih mengembangkan
kecerdasan dan soft skill anak supaya sang anak tidak hanya memiliki satu keahlian
melainkan beberapa keahlian. Selain itu, sekolah minat diharapkan tidak hanya terdapat di
satu sekolah melainkan di beberapa sekolah supaya para calon murid dapat secara mudah
mengakses sekolahnya.
Untuk rencana aksi dari program sekolah inovasi ini terbagi menjadi beberapa tahap.
Adapun langkah-langkah strategis untuk implementasi program ini adalah sebagai berikut.

Pengumpulan Fakta dan


Informasi: Mencari informasiinformasi dari beberapa media
terkait kondisi sasaran

Evaluasi Program:
Mengevaluasi jalannya program
untuk melihat keberhasilan
program

Analisis dan Survei Masyarakat


sasaran: Turun ke lapangan
untuk melakukan survey sasaran,
analisis kondisi sasaran

Pelaksanaan Program: Pelatihan


pembuatan karya, pelatihan
softskill fasilitasi minat bakat.
Semua program dilaksanakan
secara berkala selama 3 bulan

Pengumpulan Data dan


Perumusan Masalah: Mengolah
hasil survey untuk menentukan
metode selanjutnya

Sosialisasi program dan


persiapan alat-alat pendukung:
Menuju sasaran untuk sosialisasi
dan mempersiapkan media-media
pendukung program

Jadwal Proyek
No.

Kegiatan

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

Bulan 5

Target

Pengumpulan
Fakta dan
Informasi

Terkumpulnya fakta dan informasi terkait


Pakaian Batik

Analisis dan
Survei
Masyarakat
sasaran

Sudah memperoleh hasil survei serta


analisis masyarakat sasaran

Pengumpulan
Data dan
Perumusan
Masalah

Semua data terkumpul dan merumuskan


masalah

Sosialisasi
program dan
persiapan alat-alat
pendukung

Mulai sosialisasi dan Alat-alat untuk


penunjang program sudah dibeli

Pelaksanaan
Program

Program terlaksana

Evaluasi Program

Mengevaluasi program dan menyusun


laporan akhir

Personalia Proyek
VICE PRESIDENT
EDUCATION
DEVELOPMENT
PRASIDYA TYANTO

PRESIDENT
I MADE WAHYU WIJAYA

VICE PRESIDENT
SOFTSKILL
DEVELOPMENT

RIZKI RAMADHANI

VICE PRESIDENT
INNOVATION
DEVELOPMENT

FAHIR HASSAN

Kriteria Keberhasilan Proyek

Adapun beberapa indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari program Sekolah
Inovasi ini. indikator tersebut diantaranya;
1. Peserta Sekolah Inovasi untuk tahap awal minimal 15 orang
2. Sekolah Inovasi diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu setiap bulan selama kurang
lebih 4 bulan
3. Peserta Sekolah Inovasi membuat karyanya sendiri
4. Peserta Sekolah Inovasi memiliki softskill untuk lebih mandiri
5. Hasil karya peserta Sekolah Inovasi diikutkan dalam pameran
Rencana pasca proyek/Exit Strategy
Inovasi ini adalah, jika Sekolah Inovasi pertama sukses, maka akan lebih
dikembangkan lagi dengan jumlah peserta yang lebih banyak dan fasilitas pendukung yang
lebih memadai. Selain itu, direncanakan juga untuk lebih menjangkau anak-anak di wilayah
pedalaman sehingga potensi mereka tetap dapat dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai