Anda di halaman 1dari 13

EUGEN EHRLICH

Oleh : Dwidja Priyatno


I.

PENGANTAR
Di Jerman Aliran Sosiologi Hukum diwakili oleh Eugen Ehrlich. Bukunya yang

terkenal berjudul Grundlegung der Soziologis des Rechts, 1913 (Mendasarkan sosiologi
Hukum). Dalam buku ini Ehrlich berusaha mencari dasar bagi hukum Jerman, ,yang
ditandai oleh die soziale Idee. Dasar ini ditemukan dalam positivisme sosiologi
hukum.1
Studi Eugen Ehrlich tentang sosiologi hukum mempunyai cirri yang berbeda.
Tidak seperti sudi Weber, ia bermaksud untuk membuktikan teori, bahwa :
The centre of gravity of legal development lies not in legislation nor in juristic
science, nor in judicial decision, but in society itself. 2
(Titik berat perkembangan hukum tidak terletak dalam perundang-undangan
juga tidak dalam keputusan pengadilan maupun dalam ilmu pengetahuan di
bidang hukum, tetapi dalam masyarakat itu sendiri ).3
Ehrlich mulai dengan supermasi hukum dari kekuasaan atau ada kebiasaan, dan
dalam soal ini ia sangat sefaham dengan Savigny. Tetapi konsepsi mistis mengenai
Volksgeist yang ditafsirkan oleh aliran histories dalam pengertian masa lampau, ia
memasukan

gagasan

yang

realistis

dank

has

tentang

fakta-fakta

hukum

(Rechtstatsachen) dan tentang hukum yang hidup dalam masyarakat. Lebih lanjut dalam
suatu rangkaian tulisan-tulisan yang berkisar sekitar tema pokok, Ehrlich memberi
sumbangan yang penting terhadap metoda hukum secara sosiologis.

______________________
1

Theo Huijbers,, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 2000, hal 213
lihat juga Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Alih Bahasa Somardi, Rimdi Press, 1995, hal 22-27.
2

W. Friedmann, Legal Theory, Stevens & Sons, Fifth Rdition, London, 1967, hal 248.

Lili Rasjidi, Filsafat Hukum Apakah Hukum Itu ?, Remaja Rosdakarya, Bandung, 199, hal 50

II.

TEORI EUGEN EHRLICH. 4


Titik pokok dalam pendekatan Ehrlich adalah bahwa ia meremehkan perbedaan-

perbedaan antara hukum dan norma-norma sosial lainnya yang bersifat memaksa.
Perbedaan ini adalah nisbi dan lebih kecil daripada yang biasanya dinyatakan, karena
sifat memaksa yang pokok di bidang hukum tidak berbeda dengan norma-norma sosial
lainnya, adalah paksaan sosial bukan kekuasaan negara. Kepatuhan suku dan keluarga
pada agama memberikan alasan-alasan untuk mentaati norma-norma sosial, termasuk
sebagaian besar norma-norma hukum. Banyak norma-norma hukum tidak pernah
diungkapkana dalam ketentuan-ketentuan hukum, bahkan juga dalam sistem-sistem
yang berkembang.
Dengan kata lain, hukum jauh lebih luas daripada peraturan hukum. Negara
hanya satu dari banyak asosiasi-asosiasi hukum, asosiasi lain seperti keluarga, hereja,
atau badan-badan korporasi dengan atau tanpa kepribadian hukum. Di lain pihak, ada
norma-norma hukum tertentu yang khas yang bersifat memaksa seperti hukuman atau
pelaksanaan keputusan-keputusan perdata.
Cara-cara paksaan yang khas ini dikembanggkan oleh Negara pertama untuk
menjamin tujuan-tujuan pokok sejak semula, untuk menyusun organisasi militer,
perpajakan dan administrasi kepolisian. Negara sebagai sumber hukum yang pokok,
bagi Ehrrlich secara histories adalah perkembangan jauh kebelakang, dan Negara bagi
dia selamanya adalah alat masyarakat, walaupun dalam kondisi-kondisi modern makin
berkuasa, dan berkuasa mutlak di negara sosialis. Bahkan dalam keadaan demikian
norma-norma hukum (negara) yang khusus mengenai paksaan, mempunyai fungsi
khusus yakni melindungi lembaga-lembaga Negara yang primer seperti konstitusi
negara, militer, administrasi Negara, organisasi keuangan.
____________________

W. Friedmann, Teori & Filsafat Hukum, Idealisme Filosofis & Problema Keadilan (Susunan II)
Rajawali, Jakarta, 1990, hal 104 109.

Pada dasarnya norma hukum selalu diambil dari fakta-fakta sosial yang ada
dalam kenyataan asosiasi rakyat. Perlindungan oleh negara dengan alat-alat paksaan
yang khusus adalah tidak perlu, juga kalau perlindungan itu diberikan. Badan yang
sebenarnya dari ketentuan-ketentuan hukum selalu didasarkan atas fakta-fakta hukum
sosial (tatsachen des rechts).
Fakta-fakta hukum yang mendasari semua hukum adalah kebiasaan, dominnasi,
pemilikan dan pernyataan kemauan. Keempat faktor dari masing-masingmelaksanakan
hubungan-hubungan hukum, atau melakukan pengawasan, mennghalanginya atau tidak
memberlakukannya, atau melekat pada akibat-akibat hukum baginya daripada yang
langsung mengikutinya. Dalam seluruh badan norma-norma hukum hanya suatu
kelompok tertentu, yang disebut norma-norma keputusan (Entscheidungsnormen)
yang dibuat oleh negara dan tergantung dari negara. Norma-norma keputusan ini
merupakan bagian yang penting dari hukum resmi. Tetapi apakah norma-norma itu
berkembang menjadi norma hukum fundamental (Rechtssatz) tergantung dari luasnya
yang dibentuk oleh yurisprudensi pengadilan, administrasi, legislatif atau ilmiah dan
berhasil menjadikan bagian dari hukum yang hidup. Sedangkan para realis Amerika
menempatkan keputusan pengadilan pada pusat hukum seperti fungsinya dalam
kehidupan, Ehrlich menguranginya menjdi fungsi dengan banyak batasan-batasan dalam
hubungannya dengan keseluruhan hukum yang hidup dalam masyarakat; karena proses
pengadilan menunjukan bahwa hukum adalah sebagai keadaan perang, bukan keadaan
damai; dan hanya sebagian kecil hukum menemukannya jalannya ke pengadilan.
Ehrlich melihat bahwa sukar untuk menarik garis batas yang tegas antara normanorma hukum yang berbeda. Peraturan untuk menafsirkan merupakan hak para ahli
hukum, hak-hak istimewa yang diberikan oleh Undang-undang (contoh : bebas dari
tanggung jawab) adalah selaku hukum resmi. Tiap hukum dapat, tetapi tidak perlu,
menjadi hukum yang hidup. Ehrlich berhadapan dengan kenyataan bahwa kegiatan
negara terus meningkat dan bahwa norma-norma negara berkembaang, dengan

membedakan tiga tipe norma-norma hukum. Semua norma hukum mengatur dengan
cara tertentu hubungan antara perintah atau larangan dan fakta-fakta hukum yang
mendasarinya.
Cara-caranya berbeda :
(1). Perlindungan dapat dengan mudah diberikan kepada norma-norma hukum
hanya atas dasar-dasar hukum, seperti dengan undang-undang tentang
asosiasi dan korporasi, atau kontrak. Yang dekat berhubungan dengan itu
adalah norma-norma yang langsung diperoleh dari fakta-fakta sosial,
seperti ganti rugi, memperkaya diri dengan cara yang tidak benar, dal
lainnya.
(2). Perintah-perintah berdasarkan hukum atau larangan-larangan (dikeluarkan
oleh negara) dapat menimbulkan atau menyangkal fakta-fakta sosial seperti
dalam hal pengambilalihan atau peniadaan kontrak-kontrakk.
(3). Norma-norma dapat dilepaskan sama sekali dari factor-faktor sosial, seperti
pengadaan pajak-pajak atau pemberian konsesi-konsesi dagang dan hakhak istimewa.
Dalam hal fakta-fakta sosial, jelas fungsi ahli hukum adalah terutama fungsi
teknis, tetapi mengingat banyaknya kepentingan-kepentingan yang bertentangan dalam
masyarakat yang menuntut pemecahan, tugasnya menjadi lebih aktif. Di sini Ehrlich
sampai pada problema Interessenabwagung, yang meliputi semua teori sosiologi
modern. Ahli hukum harus menemukan tuntutan dalam prinsip-prinsip keadilan. Jadi
lembaga-lembaga seperti kontrak, suksesi, kepentingan dalam pekerjaan sendiri,
mempunyai bentuk-bentuk yang ideal tertentu. Keadilan menurut kontrak yang tepat di
bidang ekonomi atau larangan hukum untuk memperkaya diri sendiri melalui pekerjaan
orang l;ain (suatu prinsip yang oleh hukum positif di banyak Negara tidak diterapkan
dengan tepat). Tetapi keadilan yang statis ini yang cenderung untuk mengokohkan
kondisi-kondisi yang ada dalam masyarakat dikurangi dengan keadilan dinamis, yang
kekuatan-kekuatan pendorong saingannya terpenting, yaitu cita-cita kaum individualis
dan kolektivis.
Jadi Ehrlich sampai pada rumusan yang kurang diuraikan secara terperinci dari
dasar politik cita-cita keadilan yang bertentangan, yang oleh Radbruch telah
dikembangkan lebih rinci. Semua bantuan yang secara sosiologis dapat memberikan

dalam pemecahan problema ini adalah untuk menunjukkan kepada ilmu hukum
perkembangan hukum dalam masyarakat manusia dan pengaruh norma-norma hukum
terhadapnya. Ehrlich menekankan bahwa hukum yang hidup (living law), yaitu
hukum yang nyata hidup dalam masyarakat, terus berevolusi, selalu melebihi hukum
Negara yang kaku dan tidak bergerak. Tugas ilmu hukum adalah untuk memecahkan
keterangan yang terus menerus ini. Seperti halnya, Renner, Ehrlich memandang bahwa
ilmu hukum berada di mana penerapan dan pembuatan unadang-undang, keduanya
merupakan hasil dan pendorong terhadap perkembangan-perkembangan sosial.
Dampak praktis dari ajaran Ehrlich adalah dorongan yang diberikan kepada
studi fakta-fakta dalam hukum. Kekaisaran Austria-Hungaria memberi sangat banyak
macam adat kebiasaan setempat yang dengan ini dijaga oleh berlusin-lusin ras, yakni;
Jerman, Cekho, Slovak, Kroat, Serb, Slaven, Hungaria, Rumania, Polandia, Yahudi,
Rusia dan lain sebagainya, yang merupakan penduduk negara yang luas biasa itu.
Pembahasan Ehrlich sendiri tentang hukum yang hidup ini dimaksudkan untuk
mempelajari peraturan-peraturan yang bermacam-macamini. Bidang terpenting dari
penelitian ini adalah bidang hubungan-hubungan keluarga, termasuk peraturanperaturan mengenai suksesi. Sebab tidak ada lingkungan hukum lain di mana adapt
istiadat dan tradisi bertahan lebih bebas bahkan dari peraturan-peraturan undang-undang
itu terutama dalam masyarakat-masyarakat pertanian yang merupakan bagian besar dari
rakyat kerajaan Austria-Hungaria yang terdahulu. Ehrlich selalu menekankan terutama
pada perlunya studi tentang dokumen-dokumen yang sangat penting dalam hukum
dagang dan bidang-bidang hukum lain seperti halnya mengenai suksesi.
II.

KRITIK TERHADAP TEORI EUGEN EHRLICH 5


Karya Ehrlich penuh dengan saran-saran yang mendorong untuk mengadakan

pendekatan pada hukum yang lebih mendekatkan hukum pada kehidupan masyarakat.
_________________

W. Friedmann, Ibid, hal 107 - 109

Karya tersebut telah memainkan peran yang sangat penting pada masa peralihan abad
dalam reaksi pemikiran hukum terhadap kejenuhan ilmu hukum analitis yang
merupakan cirri pemikiran hukum sebelumnya.
Kalau Ehrlich mulai lagi dengan jalan fikiran savigny, ia berbuat yang demikian
itu dengan tujuan yang lebih praktis dan aktif, dengan lebih memandang keadaan
sekarang daripada keadaan masa lampau. Kalau ilmi pengetahuan menjadi terlalu puas
diri, terlalu memandang tekniknya sebagai tujuan, maka perlu untuk mengingatkan
akan fungsi sosialnya. Usaha Ehrlich dalam usaha ini sejarah dengan usaha ilmu hukum
sosiologi dan fungsional di Amerika dengan perbedaan yang khas, yakni bahwa yang
disebut

belakangan

berkisar

sekitar

proses

pengadilan,

sedangkan

yang

duluanmencurahkan perhatiannya pada hukum di luar pengadilan.


Secara teoritis karya Ehrlich menunjukan adanya tiga kelompok pokok, yang
semuanya disebabkan oleh keinginannya meremehkan fungsi negara dalam pembuatan
undang-undang.
Pertama, karya tersebut tidak memberikan kritik yang jelas yang membedakan
norma hukum dari norma sosial yang lain. Bahwa keduanya tidak dapat dipertukarkan,
sesuatu yang merupakan fakta histories dan sosial, tidak mengurangi perlunya pengujian
perbedaan yang jelas. Sesuai dengan itu, sosiologi hukum Ehrlich selalu hamper
menjadi suatu dalam garis besar, sosiologi umum.
Kedua, Ehrlich meragukan posisi adat kebiasaan sebagai sumber hukum dan
adapt kebiasaan sebagai suatu bentuk hukum. Dalam masyarakat primitif seperti halnya
dalam hukum internasional pada zaman ketika adat istiadat dipandang baik sebagai
sumber hukum maupun sebagai bentuk hukum yang paling penting. Di negara modern
peran masyarakat mula-mula masih penting, tetapi kemudian berangsur berkurang.
Masyarakat modern menuntut sangat banyak undang-undang yang jelas dibuat oleh
pembuat undang-undang yang sah. Undang-undang semacam itu selalu, dengan derajat
bermacam-macam, tergantung dari fakta-fakta hukum ini, tetapi berlakunya sebagai

hukum tidak bersumber pada ketaatan factual ini. Kebingungan ini merembes ke
seluruh karya Ehrlich.
Ketiga, Ehrlich menolak mengikuti logika perbedaan yang ia sendiri adakan
norma-norma hukum negara yang khas dan norma-norma hukum di mana negara hanya
memberi sanksi pada fakta-fakta sosial.
Kalau yang disebut pertama melindungi tujuan-tujuan negara yang khusus,
seperti kehidupannya berdasarkan konstitusi, organisasi-organisasi militer, keuangan
dan administratif, jelas bahwa itu beberapa puluhan tahun yang lalu dan bukan yang
lebih jelas lagi ialah bahwa sekarang tujuan-tujuan negara yang khusus ini dan bersama
dengannya norma-norma hukum yang khusus dari negara, terus bertambah banyak dan
bertambah luas.
Kalau kondisi-kondisi sosial modern menuntut lebih banyak pengawasan yang
aktif negara memperbanyak tujuan-tujuannya. Konsekuensinya adalah adapt kebiasaan
berkurang sebelum pembuatan undang-undang secara terperinci, terutama undangundang dan keputusan. Sementara itu undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat mempengaruhi kebiasaan dalam masyarakat sama banyaknya dengan pengaruh
pada dirinya sendiri.
Tidak adanya lagi kehidupan normal di Rusia, system pendidikan di negara
nasional sosialis, hubungan-hubungan yang baru antara majikan dan karyawan yang
dibuat oleh perundang-undangan fascis banyak mengubah adapt kebiasaan rakyat.
Ehrlich bukannya meneliti norma paksaan negara dan fakta-fakta hukum sosial,
melainkan ia lebih memberi tekanan pada satu segi saja, yakni segi yang lebih kuat
daripada cirri masyarakat pada zamannya.
Dan berbagai cara yang lebih praktis dan lebih berhasil mengkaji terhadap
dampak dari fakta-fakta hukum atas hukum telah dihasilkan dari tuntutan Arthur
Nusbaum bagi penambahan analisis logis dengan studi terhadap fungsi sosial dan
ekonomi dari lembaga-lembaga hukum. Nusbaum telah mengimplementasikan
pernyataan pragmantis mengenai Rechtstatsacherforchung (1914) dengan sejumlah

studi-studi yang penting, mengenai jaminan, pasar modal dan fungsi uang. Dalam
semua studi ini, cara-cara di mana penggunaan actual dari suatu lembaga hukum banyak
memodifikasi konsep teoritisnya yang dianalisis dengan bahkan praktis yang melimpah.

III.

KESIMPULAN
Mengenai Teori dari Eugen Ehrlich dapat digambarkan sebagai berikut dan

sekaligus merupakan uraian dari kesimpulan teorinya.


ADA PERBEDAAN

EUGEN
EHRLIC
H

H. Positip

Living law

Selalu
berevolusi

Baru berlaku efektif

Sociologcal Jurisprudence
Berisikan Selaras
Hukum Yang Hidup
Dalam Masyarakat
Titik Pusat Perkembangan Hukum
Tidak terletak pada :
1. UU
2. Putusan Hakim
3. Ilmu Hukum

MASYARAKAT
ITU SENDIRI

Hukum tunduk pada kekuatan-kekuatan sosial tertentu

Ketertiban dalam masyarakat Didasarkan pada pengakuan


Sosial terhadap hukum dan bukan penerapannya secara
Resmi oleh Negara

Kenyataan-kenyataan Sosial Yang Anormatif itu dapat


Menjadi normatif

Fakta-fakta
Hukum=Kenyataan
Hukum=Facts of
law=tatsachen des
Rechts

Living
law=rechts
normen

Prinsip Keadilan

Statis

Dinamis

Melalui 4 cara :
1.
Kebiasa
an
2.
Kekuasa
an efektif
(dominasi)
3.
Milik
efektif
4.
Pernyat
aan
kehendak

Kekuatan-kekuatan pendorong
Saingan terpenting

dikurangi

Cenderung untuk
Mengkokohkan
kondisi Yang ada
dalam Masyarakat

Cita-cita kaum
Individualis

Cita-cita kaum
Kolektive

10

KRITIK
Kelemahan Utama Pemikiran Ehrlich
(Friedmann)

Sumber
hukum
utama

Tidak memberikan kriteria yang jelas


membedakan norma hukum dan norma
sosial
Meragukan posisi kebiasaan sebagai
sumber dan bentuk hukum pada
masyarakat
Menolak mengikuti logika perbedaan yang
ia sendiri adakan antara

KEBIASAAN

Norma Hukum Negara yang khas :


Melindungi tujuan khusus negara ,
nerupa kehidupan konstitusional,
keuangan dan administrasi.

Peranan Kebiasaan
Berkurang

Masyarakat Modern

Menuntut Pengawasan
yang lebih banyak
dari negara

Teori Sosiologi
Merupakan
Sosiologi Umum

11

DAFTAR PUSTAKA
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Alih Bahasa Somadi, Rimdipress, 1995.
Lili Rasjidi, Filsafat Hukum Apakah Hukum Itu ?, Remaja Rosdakarya, Bandung
1993.
Theo Huijbers, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta,
2000,
W. Rfiedmann, Legal Theory, Fifth Edition, Steven & Sons, London, 1967.
___________________, Teori & Filsafat Hukum Idealisme Filosofis & Problema
Keadilan (Susunan II) Rajawali, Jakarta, 1990.

________________

12

13

Anda mungkin juga menyukai