Anda di halaman 1dari 8

Pernikahan beda agama

Yullieus Novian Paramarthantio


Joshua Sutanto

PERNIKAHAN
Pernikahan
merupakan
acara
resmi yang menandakan seorang
laki-laki dan seorang perempuan
mulai menjadi suami istri yang
sah menurut hukum.
Menurut Hukum Gereja 1983,
Kanon 1141 pernikahan katolik itu
memiliki sifat monogam (satu) dan
indissolubile (tidak terpisah)

Tujuan
Menurut kitab suci:
Keturunan
Hubungan erat
suami-istri
Pemenuhan
kebutuhan seksual
secara benar

Sekarang:
Kesejahteraan
suami-istri
(perhatian, kasih
sayang, cinta)

Halangan

Pernikahan beda agama dari sudut


pandang Katolik:
1. Pernikahan antara orang yang
dibaptis Katolik dengan yang di
baptis non Katolik

IZIN
2. Pernikahan antara orang yang
dibaptis Katolik dengan yang tidak
dibaptis
DISPENSASI

Alasan diberikan IZIN dan


DISPENSASI
Pihak Katolik menyatakan bersedia menjauhkan
bahaya meninggalkan iman serta berusaha
sekuat tenaga agar anak-anaknya dibaptis dan
dididik secara katolik
Janji tersebut diketahui oleh pasangannya yang
non-katolik (tahu dan sadar) bahwa
pasangannya memiliki beban dari gereja berkait
dengan pernikahan beda agama tersebut.
Kedua belah pihak harus mengetahui sifat-sifat
dan hakikat pernikahan secara katolik

KESIMPULAN
Pemecahan masalah mengenai
pernikahan beda agama yang dapat
memuaskan semua pihak masih
menjadi angan-angan, namun kita
harus tetap percaya bahwa suatu
saat pemecahan masalah tersebut
akan tiba saatnya.

ANY QUESTION?
Mugo-mugo ra ono
Mugo-mugo ra ono
Mugo-mugo ra ono

Anda mungkin juga menyukai