PERKAWINAN
beda Agama & Beda Gereja
“Matrimonia Mixta”
Sakramen Perkawinan
10/26/2022 3
Konteks sosial kita
• Gereja menyadari komplesitas dan pluralitas
situasi masyarakat, di mana orang-orang Katolik
hidup berdampingan dengan non-Katolik.
• semangat ekumenis Gereja Katolik untuk
merangkul dan bekerjasama dengan pihak-pihak
Kristen lainnya,
• serta kesadaran akan hak kebebasan beragama,
telah mendorong Gereja Katolik sampai pada
pemahaman akan realita terjadinya perkawinan
campur
10/26/2022 4
Pemahaman tentang
01
Kawin Campur
Dan apabila ditinjau dari KHI mengenai Pencatatan Perkawinan beda Agama
sama sekali tidak memberi Peluang untuk mencatatkan perkawinan yang
berbeda agama, sebab hukum perkawinan beda agama adalah dilarang kawin
(haram).
Dasar putusan hakim (tidak semua pengadilan)
Pasal 40 :
Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita karena
keadaan tertentu;
• Karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu perkawinan dengan pria lain;
• Seorang wanita yang masih berada dalam masa iddah dengan pria lain;
• seorang wanita yang tidak beragam Islam.
perkawinan yang dilakukan diwilayah hukum
Indonesia harus dilakukan dengan satu jalur
agama artinya perkawinan beda agama tidak
di perbolehkan untuk dilaksanakan
dan jika tetap dipaksakan untuk
melangsungkan pernikahan beda agama
berarti pernikahan itu tidak sah dan
melanggar undang-undang.
Kitab Hukum Kanonik
Perkawinan campur, yaitu perkawinan antara seorang baptis Katolik dan pasangan yang
bukan Katolik (bisa baptis dalam gereja lain, maupun tidak dibaptis).
Gereja memberi kemungkinan untuk perkawinan campur karena membela dua hak asasi,
yaitu hak untuk menikah dan hak untuk memilih pegangan hidup (agama) sesuai dengan
hati nuraninya.
Perkawinan yang sudah diteguhkan secara sah dan dimohonkan berkat dari Tuhan
apapun jenisnya, semuanya berkenan di hadapan Tuhan. Semuanya dipanggil untuk
memberi kesaksian akan kasih Kristus kepada manusia.
Mixta Religio
Katolik + gereja lain = tidak layak, tidak licit
Perlu IJIN
Matrimonia Mixta
Disparitas Cultus
Katolik + agama lain = tidak sah, tidak valid
HALANGAN yang menggagalkan perkawinan
Perlu DISPENSASI
“Perkawinan yang dirayakan
antara dua orang, satu di
antaranya telah di Baptis,
tidaklah sah tanpa pemberian
dispensasi sebelumnya oleh
ordinaris wilayah”
Paus Paulus VI
Menghadapi fakta hukum sipil di Indonesia
→ Janji ini acapkali menjadi salah satu permasalahan. Maka sangat dianjurkan
untuk dibereskan dahulu, sehingga bisa diantisipasi.
Tata Peneguhan
04 perkawinan campur dan
perkawinan Ekumenis
Larangan Nikah Ganda (Kan 1127 $ 3)
Salah satu usaha pastoral tradisional untuk mengurangi kawin campur adalah menggalakkan
aktivitas Mudika dan pembinaan remaja/ OMK mengenai memilih pasangan.
Peran para orangtua untuk mendorong kaum muda untuk lebih banyak berinteraksi dengan teman
mudika (seiman) perlu kembali ditingkatkan. Orangtua tidak cukup kalau hanya mengharapkan atau
bahkan menuntut agar anaknya tidak melakukan kawin campur.
usaha mudika sendiri untuk mengembangkan diri dan menyiapkan diri sedini mungkin untuk
memasuki kehidupan keluarga dan perkawinan. Perlu memahami apa itu tujuan perkawinan, sifat-
sifat hakiki perkawinan Katolik. Perlu juga mengetahui halangan-halangan perkawinan, dan
sebagainya.
Pastoral bagi pasangan campur