Anda di halaman 1dari 3

Nurfitri Hafiyyani

6112101103

Kelas EC

RANGKUMAN SEMINAR KATOLIK

PERNIKAHAN BEDA AGAMA

 Gereja Katolik sendiri mengizinkan pernikahan beda agama atau


perkawinan beda Gereja serta tak memaksa pasangan yang beda agama
untuk masuk agama tersebut. Namun demikian, kedua mempelai diminta
untuk mengikuti ritus atau tata cara Gereja Katolik.
 Pernikahan dalam agama katolik juga memiliki sifat yang kekal dan
mengikat, karena melalui sakramen perkawinan, Gereja Katolik
mengukuhkan pasangan di hadapan Tuhan dan umat. “Mereka tidak lagi
dua, melainkan satu” dan “Apa yang dipersatukan Alah tidak boleh
diceraikan manusia”sehingga perkawinan dalam katolik tidak mudah untuk
diceraikan.
 Pernikahan beda agama di Gereja Katolik juga tentunya memiliki beberapa
syarat yang harus dipenuhi karena berlaku hukum kanonik untuk
mendapatkan izin gereja. Pertama, pihak Katolik menyatakan bersedia
menjauhkan bahaya meninggalkan iman serta memberi janji dengan jujur
bahwa ia akan berbuat segala sesuatu dengan sekuat tenaga agar semua
anaknya dibaptis dan dididik dalam Gereja Katolik. Kedua, mengenai janji-
janji yang harus dibuat oleh pihak Katolik itu pihak lain hendaknya diberi
tahu pada waktunya, sedemikian jelas bahwa ia sungguh sadar akan janji
dan kewajiban pihak Katolik. Ketiga, kedua pihak hendaknya diberi
penjelasan mengenai tujuan-tujuan serta sifat hakiki perkawinan, yang tidak
boleh dikecualikan oleh seorang pun dari keduanya. Keempat, pernikahan
beda agama dianggap sah jika dilakukan di hadapan romo dan dua orang
saksi.
REFLEKSI SEMINAR KATOLIK

PERNIKAHAN BEDA AGAMA

Yang saya dapatkan dari seminar pernikahan beda agama adalah bahwa
agama katolik menjunjung tinggi kemanusiaan, karena Gereja Katolik memberikan
keringanan bagi umatnya dan memperbolehkan umatnya untuk menikah dengan
orang yang berbeda agamanya. Secara tidak langsung Gereja katolik,
memperbolehkan setiap pemeluk agama untuk memeluk agama yang telah mereka
pilih dan diijinkan untuk menikah secara beda agama tanpa adanya paksaan.
Namun memberikan keringanan ini juga bukan berarti Gereja Katolik
menganjurkannya.

Dari Seminar ini juga saya bisa mengetahui bagaimana hukum perkawinan
di agama katolik, seperti di dalam agama katolik pernikahan merupakan hal yang
kekal sehingga setelah mereka melakukan pemberkatan untuk menikah mereka
tidak dapat untuk menikah lagi yang membuat dalam agama katolik tidak ada yang
namanya perceraian, karena setelah menikah mereka sudah menjadi satu kesatuann
yang sudah tidak dapat dipisahkan kembali.

Perkawinan didalam agama katolik ini juga sangat menjunjung tinggi nilai
kebahagiaan pasangannya, karena tujuan dari perkawinan itu sendiri adalah untuk
mencapai kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan ini juga tentunya tidak
mudah, karena pastinya dalam pernikahan akan ada masalah yang dilewati. Dalam
pernikahan itu sendiri diperlukan tanggung jawab dari masing – masing pasangan
dan kerja sama yang harmonis untuk mempertahankan pernikahn mereka tersebut.

Dari materi materi yang telah disampaikan, saya jadi bisa belajar mengenai
seluk-beluk perkawinan di dalam agama katolik. Saya juga sadar bahwa di dalam
agama ini menjungjung tinggi nilai kemanusiaan, toleransi dan juga mencintai
keberagaman. Dalam agama ini juga, sangat menghargai perbedaan pilihan yang
telah orang lain pilih.
BUKTI SCREENSHOT

Anda mungkin juga menyukai