Anda di halaman 1dari 2

📝 Menurut pandangan agama Islam:

umat islam, sekularisme merupakan suatu paham atau ideologi yang dianggap menyesatkan.
Karena, agama tidak dapat mencampuri urusan duniawi.

Di dalam sistem sekuler, pemerintah pun juga tidak dapat mencampuri urusan agama bahkan
sebaliknya. Munculnya paham sekularisme ini di benuar Eropa karena pengalaman buruk daerah-
daerah Eropa terhadap peran agama dalam pemerintahan maupun kehidupan sosial keagamaan.

Penerapan sistem sekuler pada negara-negara Eropa menjadikan masyarakat berkembang bebas
dari kungkungan dogma-dogma agama yang pada waktu itu sangatlah mendominasi.

Bentuk dari sekularisme di antaranya adalah tidak peduli dengan urusan agama, landasan
hukumnya adalah hak asasi manusia dan lain ideologi saintisme sebagainya. Bahkan pada saat ini
sekularisme bertumbuh menjadi sebuah trend bagi anak muda dengan gaya hidup ala kebarat-
baratan, jauh dari nilai sosial budaya yang telah berlaku di Indonesia ini.

📝 Menurut pandangan agama katolik :


Sekularisme adalah suatu pandangan yang menekankan perkembangan fisik, moral, intelektual
manusia sebagai titik tertinggi, terlepas dari pertimbangan religius. Dengan adanya kemajuan
sekularisme ini, banyak orang mengalami kesulitan untuk menerapkan nilai-nilai Injil ke dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan dipisahkannya nilai-nilai iman dengan kehidupan sehari- hari,
maka orang mengusahakan kemajuan visi manusia terpisah dari visi Tuhan. Pandangan
sekularisme menempatkan manusia di pusat realitas kehidupan, menggantikan tempat Tuhan.
Cara-cara yang perlu dilakukan untuk menghadapi sekularisme:
1) Re-evangelisasi (penginjilan kembali) di Eropa, bahkan kepada mereka yang sudah dibaptis,
sebab dewasa ini banyak orang beranggapan bahwa mereka telah mengenal iman Kristiani, tetapi
kenyataannya mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa. Mereka melakukan devosi tapi tidak
mengerti dasarnya. Dasar yang tidak kuat ini membuat orang semakin mudah terpengaruh oleh
agnosticisme dan atheisme (tidak mengakui agama dan tidak mengakui Tuhan). Maka orang-
orang Kristen dipanggil agar kembali menghayati imannya, iman yang secara kritis dapat
menjawab tantangan zaman dan menolak segala godaan, yang memberikan pengaruh kepada
keadaan dunia -dalam hal budaya, sosial, politik, dst- yang mempraktekkan bahwa persaudaraan
antara kaum Katolik dan Kristen non-Katolik adalah lebih kuat daripada ikatan etnis; agar dapat
mewariskan iman Kristiani kepada generasi berikutnya. Ini adalah tantangan Gereja di zaman
akhir ini, sebab Kristus berkata, “Ketika Anak manusia datang, adakah Ia mendapati iman di
bumi?” (Luk 18:8)

2) Sakramen Tobat harus dihidupkan kembali di Eropa, untuk menumbuhkan kembali hati nurani
yang jernih. Sebab jalan seseorang untuk kembali kepada Tuhan adalah melalui pertobatan; dan
agar seseorang dapat bertobat, ia pertama- tama harus menyadari dosanya, dan selanjutnya ia
perlu menerima rahmat pengampunan Allah melalui imam-Nya.
3) Gereja perlu mewartakan secara baru, kebenaran tentang perkawinan dan keluarga. Di tengah-
tengah pandangan dunia yang menentang ajaran Gereja tentang ikatan perkawinan yang tak
terceraikan, tuntutan dunia agar hubungan de-facto diakui sebagai perkawinan yang sah,
tuntutan agar perkawinan sesama jenis diakui, Gereja tetap harus menyuarakan hakekat
perkawinan sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Orang-orang perlu menemukan kembali
kebenaran tentang keluarga sebagai persekutuan kehidupan dan persekutuan kasih yang terbuka
terhadap kehidupan baru, sebagai Gereja kecil yang mengambil bagian di dalam misi Gereja dan
di dalam kehidupan masyarakat. Maka kehidupan doa dan iman harus kembali ditumbuhkan di
dalam setiap keluarga.

Anda mungkin juga menyukai