Anda di halaman 1dari 5

GEREJA DALAM KEHIDUPAN DUNIA SEKULARISME DAN TUNTUTAN DUNIA

MODERN

I. Pendahuluan

Gereja sebagai sebuah wadah iman yang didirikan Kristus menjadi sarana keselamatan umat
Manusia. Dalam sejarah perkembangannya Gereja selalu berusaha untuk berjalan beriringan dengan
sejarah dunia. Terkadang dalam perjalanan sejarah itu, Gereja tindas, dipinggirkan, atau juga Gereja
menguasi sejarah dunia. Bahkan ditengah arus perkembangan dunia, Gereja berusaha menyelaraskan
diri. Dalam rentang sejarah dunia ini, dari setiap pemikiran dengan paradigmanya telah melahirkan
Gereja yang tahan uji, bahkan Gereja berusaha mengadopsi atau menyumbangkan sebuah gaya
pemikiran Kristiani dalam suatu periode sejarah. Dunia modern adalah sebuah zaman dimana Gereja
tinggal.

Dalam dunia modern ini berkembang begitu banyak gaya berpikir dan gaya hidup yang
sebagiannya meninggalkan nilai-nilai hakiki iman Kristiani. Salah satunya adalah sekularisme.
Sekularisme sebagai sebua gaya berpikir dan gaya hidup mencoba untuk memisahkan secara tegas
ruang ilahi dan insani, antara urusan agama dan urusan sipil-pemerintahan. Disinilah Gereja
ditantang untuk biasa berhadapan dengan tatanan dunia baru ini. Hal ini dilakukan Gereja untuk
mempertahankan eksistensinya di tengan dunia yang telah berubah. Oleh karena itu, penulis mencoba
untuk merangkum dalam paper ini dengan judul “Gereja Dalam Dunia Sekularisme dan Tuntutan
Dunia Modern.

II. Gereja dalam Kehidupan Dunia Sekularisme

Secara etimologis kata Gereja berasal dari kata bahasa Yunani Ekklesia yang diartikan
sebagai “perkumpulan” atau “orang-orang yang dipanggil keluar”.1 Gereja yang dimaksudkan disini
buakanlah sebuah gedung yang tampil dengan keindahan tampilannya. Gereja yang dimaksud adalah
kumpulan umat yang percaya kepada Allah di dunia ini, dan Gereja juga adalah tubuh seutuhnya
yang terdiri dari umat percaya pada Kristus pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Gereja
tidak dibatasi oleh batas negara, suku, persekutuan politik, ataupun status sosial. Kemajuan dalam
dunia modern membawa serta dampak negatif bagi pengahayatan iman, di mana peran Tuhan dalam
kehidupan manusia mulai disepelekan dan digantikan dengan Teknik dan Ilmu pengetahuan modern.

Dalam kehidupan dewasa ini begitu banyak persoalan yang tampak berhubungan dengan
Gereja dimana Gereja bukan lagi di pandang sebagai persekutuan umat Allah namun Gereja di
pandang sebagai sebuah simbol yang kurang berarti dalam kehidupan dewasa ini. Hal ini
1
https://www.gotquestions.org/Indonesia/definisi-gereja.html, diakses pada 15 september 2017.
menimbulkan pertanyaan yang sangat sederhana dalam kehidupan dewasa ini yaitu “Percayakah anda
kepada Tuhan” pertanyaan ini hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak”. Memang kebanyakan
dewasa ini menjawab “ya” namun jawaban itu bukan timbul dari dasar hati nurani mereka.
Kebanyakan kaum muda mengatakan bahwa soal percaya atau tidak percaya akan Allah sama sekali
tidak ada dalam pikiran mereka, inilah fenomena baru yang ditemukan dalam dunia moderen ini,
bahwa untuk mereka Tuhan tidak lagi ada.

Akankah generasi-generasi yang akan mendatang hidup tanpa agama, hidup tanpa ada
kepercayaan akan Allah? Akhir-akhir ini proses sekularisasi menyebar begitu cepat. Gereja universal
dewasa ini sedang menghadapi tuntutan jaman yang berat. Gereja mencoba untuk mencari akar
penyebab mengapa proses sekularisasi berkembang begitu cepat. Di sisi lain, Gereja juga berusaha
masuk dalam dunia sekular dan menjadi tempat pastoral pewartaan sabda Tuhan. Sekularisme
seringkali muncul sebagai akibat dari ketakutan akan kembalinya pengaruh Gereja dalam kehidupan
bermasyarakat dan berpolitik. Sekularisme pada awalnya bukan sebagai ajaran atau upaya untuk
melawan Tuhan, sekularisme muncul atas dasar upaya melawan aturan-aturan keagamaan yang tidak
sesuai dengan realitas. Lama kelamaan, sekularisme menjadi sebuah kelompok yang melawan Tuhan.
Ajaran yang diwarisi oleh Konsili Terente pada abat ke-16, mengartikan Gereja sebagai masyarakat
sempurna yang merasa memiliki segala sesuatu dalam dirinya sendiri untuk mencapi keselamatan.
Kelompok hirarki menjadi pemimpin yang serba tahu. Semua yang berurusan dengan gerejawi dan
duniawi di pegang oleh hirarki, sedangkan umat awam sebagai penonton yang tidak tahu apa-apa dan
menjadi hamba kaum hirarki.2 Hal ini menjadi modal munculnya dunia sekularisme.

III. Gereja Dan Tuntutan Dunia Modern

Seiring dengan berjalannya waktu dunia berkembang dan maju menjadi dunia modern. Umat-
umat Allah semakin cerdas. Karena kecerdasan itu umat-umat Allah selalu bertanya arti hidup yang
sebenarnya menuju suatu masa yang sangat penting dalam hidup mereka. Kecerdasan ini membuat
mereka menjauh dari Tuhan. Mereka lebih memilih hidup di tengah dunia modern dengan berbagai
kesibukan masing-masing tanpa mengingat semua yang mereka peroleh sebenarnya adalah
pemberian dari sang pencipta. Begitu banyak manusia yang menjauhkan diri dari Tuhan dan semakin
bertambahnya jumlah kelompok mereka yang hidup tanpa iman, tanpa Tuhan. Dalam kehidupan
mereka, Tuhan tidak lagi penting dan menganggap sudah tidak ada dalam kehidupan mereka.

Berhadapan dengan pesoalan ini, Gereja berada dalam dilema. Kedilemaannya ini
menimbulkan berbagai macam pertanyaan. Haruskah Menerima tuntutan zaman seperti ini?

2
Philips Tangdilintin, Pembina Generasi Muda (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hlm. 35.
bagaimana upaya Gereja untuk menjadikan perayan liturgi dan ajarannya mudah dimengerti oleh
zaman modern ini? perlukah Gereja menguji diri, apakah kehadirannya masih selaras dengan
perkembangan zaman, ataukah Gereja memahami tuntutan serta roh zaman modern ini? Untuk
menjawab semunya ini Gereja perlu melihat kembali jejak-jejak atau tanda-tanda zaman dan
menafsirkan semuanya dalam cahaya injil. Selain itu Gerja harus membaharui diri. Dengan
pembaharuan diri ini, Gereja akan mengenal segala tuntutan dunia moderen ini. Namun sebaliknya
jika Gereja tidak membaharui diri dan masih bertahan dalam kemapanannya, maka Gereja niscaya
akan tertinggal dan di tinggal.3 Berhadapan dengan tuntutan zaman yang makin kompleks seperti ini,
Gereja tidak boleh menganggap dunia sekuler dan proses sekularisasi sebagai suatu ancaman. Gereja
perlu mempelajari tuntutan zaman itu sambil menyadari bahwa Gereja sendiri merupakan bagian dari
dunia yang sama dan memikul tanggung jawab tersendiri.

Berhadapan dengan tuduhan bahwa gereja punya hubungan yang tidak baik dengan dunia,
Gereja perlu menyadari apa tanggung jawabnya di dunia ini dan perlu menerima atau mendukung
perkembangan zaman yang positif, tidak menganggap semua yang modern berlawanan dengan nilai-
nilai kerohaniannya. Ilmu pengatuhan di dunia sekarang misalnya punya otonomi tersendiri dan ini
perlu dihargai dan diakui oleh otoritas gereja. Gereja harus mengakui bahwa Gereja membutuhkan
bantuan dari dunia untuk merumuskan jatidirinya sesuai tuntutan zaman modern, bahkan Gereja
perlu bersyukur atas kenyataan bahwa Gereja sering dikritik, ditantang dan dikejar. Itu penting untuk
melihat ciptaan secara baru, untuk melakukan pewartaan yang selaras dengan perkembangan zaman. 4

IV. Penutup

Berhadapan dengan tuntutan zaman yang makin mendesak, Gereja tidak boleh menganggap
dunia sekuler dan proses sekularisasi sebagai suatu ancaman. Gereja perlu mempelajari tuntutan
zaman itu sambil menyadari bahwa Gereja sendiri merupakan bagian dari dunia yang sama dan
memikul tanggung jawab tersendiri. Gereja harus mampu menjadi terang dan garam bagi dunia
seperti amanat Yesus dalam injil. Menjadi terang dan garam dunia juga berarti Gereja menjadi
sahabat dan guru perjalanan sejarah dunia. Gereja tidak mengatasi dunia, tetapi hidup ditengah dunia.
Dengan demikian Gereja mampu bertahan ditengah arus perkembangan dunia.

DAFTAR PUSTAKA

3
Ibid. hlm. 38.
4
http://manuamanlakaan.over-blog.com/article-29919534.html , diakses pada 3 oktober 2017.
Buku

Tangdilintin, Philips. Pembina Generasi Muda.Yokyakarta: Kanisius,2008.

Internet

https://www.gotquestions.org/Indonesia/definisi-gereja.html, diakses pada 15 september 2017.

http://manuamanlakaan.over-blog.com/article-29919534.html, diakses pada 3 oktober 2017.

PEPER
GEREJA, SAKRAMEN DAN MARIOLOGI

“GEREJA DALAM KEHIDUPAN DUNIA SEKULARISME DAN TUNTUTAN


DUNIA MODERN”

NAMA : KORNELIS USPALDO KORASON

NPM : 16. 75. 5905

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

MAUMERE

2017

Anda mungkin juga menyukai