MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik
Disusun oleh :
Alto Belly
Asep Dadan H
Candra Agusman
Budi Lukman
0806365343
0806365381
0806365583
0806365513
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. PEMBAHASAN
2.1. Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Daya
2.1.2 Daya Aktif
2.1.3 Daya Reaktif
2.1.4 Daya Nyata
2.1.5 Segitiga Daya
2.1.6 Faktor Daya
2.2 Sifat Beban Listrik
2.2.1 Beban Resistif
2.2.2 Beban Induktif
2.2.3 Beban Kapasitif
2.3 Kompensasi Daya
2.3.1 Metoda Perhitungan Biasa
2.3.2 Metoda Tabel Kompensasi
2.3.3 Metoda Diagram
2.3.4 Metoda Kwitansi PLN
2.3.5 Metoda Segitiga Daya
2.4 Cara Pemasangan Kapasitor
2.4.1 Koneksi Langsung
2.4.2 Koneksi Tidak Langsung
III. PERENCANAAN
3.1 Aplikasi Pada Jaringan Listrik Industri
IV. EVALUASI
4.1 Tanya Jawab
V. KESIMPULAN
VI. DAFTAR PUSTAKA
VII. BIOGRAFI
PENDAHULUAN
Dengan semakin tingginya tarif listrik, maka tuntutan efisiensi dalam pemakaian daya
listrik adalah menjadi pertimbangan utama. Efisiensi penggunaan daya listrik dipengaruhi oleh
banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya listrik. Kualitas daya listrik sangat dipengaruhi
oleh penggunaan jenis-jenis beban tertentu yang mengakibatkan turunnya efisiensi. Jenis-jenis
beban yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah beban-beban induktif, seperti; motor induksi,
kumparan, ballast, lampu TL. Demikian juga beban-beban non linier seperti; konverter dan inverter
untuk drive motor, mesin las, furnace, komputer, ac, tv, lampu TL dan lain-lain. Baban-beban
induktif akan menurunkan faktor daya sehingga dapat menyebabkan denda apabila faktor daya
kurang dari 0.85 lag, sedangkan beban-beban non linier tersebut menimbulkan harmonisa yang
dampaknya akan mempengaruhi kualitas daya, sehingga menimbulkan kerugian - kerugian.
Kerugian yang disebabkan oleh harmonisa umumnya adalah berupa :
- Panasnya mesin-mesin listrik karena rugi histerisis dan arus eddy meningkat
- Turunnya torsi motor yang diakibatkan oleh harmonisa urutan negatif
- Kegagalan fungsi relay (kadang-kadang trip sendiri) sehingga mengganggu kontinuitas produksi
- Terjadinya resonansi antara kapasitor bank dan generator/trafo yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan pada sistem.
- Turunnya efisiensi sehingga menyebabkan rugi daya.
- Kesalahan pembacaan pada meter-meter listrik konvensional seperti kwh meter (tidak berbasis
thrue RMS)
- Panasnya trafo sehingga menurunkan efiensi maupun bisa menyebabkan terbakarnya trafo.
- Panasnya kabel/kawat netral akibat harmonisa urutan nol sehingga mengganggu sistem instalasi
Sedangkan gangguan lain adalah gangguan yang disebabkan karena adanya fluktuasi
pemakaian beban, terutama untuk beban-beban yang bersifat on/off seperti crane, furnace, pompa,
welding dll. Gangguan ini dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan antara lain adalah;
- Kerusakan pada sistem instalasi,
- Terganggunya peralatan lain,
- Terputusnya suplai daya,
- Lepas sinkron,
Kerusakan pada prime mover generator, terutama Diesel genset dengan pembebanan sampai 80%,
sehingga pada akhirnya akan memperpendek usia pemakaian, seringnya maintenance dan akan
memakan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Untuk mendapatkan kualitas tenaga listrik yang
baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas daya.
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Daya
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik,
daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau usaha. Daya listrik
biasanya dinyatakan dalam satuan Watt atau Horsepower (HP), Horsepower merupakan satuan
daya listrik dimana 1 HP setara 746 Watt atau lbft/second. Sedangkan Watt merupakan unit daya
listrik dimana 1 Watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1
Ampere dan tegangan 1 Volt.
Daya dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan Arus dinyatakan dalam I,
sehingga besarnya daya dinyatakan :
P=VxI
P = Volt x Ampere x Cos
P = Watt
ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan dalam bentuk kerja.
Q = V.I.Sin
Q = 3 . VL. IL. Sin
2.1.4 Daya Nyata
Daya nyata (Apparent Power) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms
dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya
aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.
S = P2 + Q2
Untuk mendapatkan daya satu phasa, maka dapat diturunkan persamaannya seperti di bawah ini :
S = P + jQ
Dari gambar 2 terlihat bahwa
P = V.I Cos
Q = V. I Sin
maka :
S1 = V. I. Cos + j V. I Sin
S1 = V. I. (Cos + j Sin )
S1 = V. I. ej
S1 = V. I
S1 = V. I *
Sedangkan untuk rangkaian tiga phasa mempunyai 2 bentuk hubungan yaitu :
S(3) = 3 . VL. IL
2.1.5 Segitiga Daya
Segitiga daya merupakan segitiga yang menggambarkan hubungan matematika antara tipetipe daya yang berbeda (Apparent Power, Active Power dan Reactive Power) berdasarkan prinsip
trigonometri.
P = S / Cos
Q = S / Sin
2.1.6 Faktor Daya
Faktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (Watt)
dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang
biasanya dinyatakan dalam cos .
Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S)
= kW / kVA
= V.I Cos / V.I
= Cos
Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor
daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu.
Tan = Daya Reaktif (Q) / Daya Aktif (P)
= kVAR / kW
karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan kVAR berubah sesuai dengan
faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut :
Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan
sebuah contoh, rating kapasitor yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya sebagai berikut :
Daya reaktif pada pf awal = Daya Aktif (P) x Tan 1
Daya reaktif pada pf diperbaiki = Daya Aktif (P) x Tan 2
sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya adalah :
Daya reaktif (kVAR) = Daya Aktif (kW) x (Tan 1 - Tan 2)
lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan
berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya pf sistem kelistrikan.
Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan diantaranya :
# Membesarnya penggunaan daya listrik kWH karena rugi rugi
# Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR
# Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh tegangan (voltage drops)
Denda atau biaya kelebihan daya reaktif dikenakan apabila jumlah pemakaian kVARH
yang tercatat dalam sebulan lebih tinggi dari 0,62 jumlah kWH pada bulan yang bersangkutan
sehingga pf rata rata kurang dari 0,85. sedangkan perhitungan kelebihan pemakaian kVARH
dalam rupiah menggunakan rumus sebagi berikut :
Kelebihan pemakaian kVARH = [ B 0,62 ( A1 + A2 )] Hk
dimana :
B = pemakaian kVARH
A1 = pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
XL = 2f.L
Gambar 12 Arus, tegangan dan GGL induksi-diri pada beban induktif
2.2.3 Beban Kapasitif
Beban kapasitif adalah beban yang mengandung suatu rangakaian kapasitor. Beban ini
mempunyai faktor daya antara 0 1 leading. Beban ini menyerap daya aktif (kW) dan
mengeluarkan daya reaktif (kVAR). Arus mendahului tegangan sebesar . Secara matematis
dinyatakan :
XC = 1 / 2fC
dengan kasus yang sama tetapi diselesaikan dengan Tabel Cos Untuk Kompensasi. Data semula
adalah :
Daya nyata 22 MVA, Tegangan 20 kV, 3 Phasa, 50 Hz, Cos 1 = 0.5 lag, Cos 2 = 0.95 lag
perhitungan :
Dari nilai Cos 1 = 0.5 lag sebelum dan Cos 2 = 0.95 lag yang diinginkan maka dilihat dalam Tabel
S = 1100 kVA
Cos 1 = 0.8 lag ---------------------------- Sin 1 = 0,6
Q1 = S x Sin 1
Q1 = 1100 x 0,6
Q1 = 660 kVAR
Sesudah kompensasi :
S = 1100 kVA
Cos 2 = 0.9 lag ---------------------------- Sin 2 = 0,44
Q2 = S x Sin 2
Q2 = 1100 x 0,44
Q2 = 484 kVAR
Kapasitas kapasitor bank adalah :
QC = Q1- Q2
QC = 660 484
QC = 176 kVAR 200 kVAR
2.3.4 Metoda Kwitansi PLN
Metoda ini memerlukan data dari kwitansi PLN selama satu periode (misalnya 1 tahun).
Kemudian data penghitungan diambil dari pembayaran denda kVARH yang tertinggi. Data lain
yang diperlukan adalah jumlah pemakaian.
Contoh :
Suatu pabrik yang beroperasi 8 jam/hari, membayar denda pemakaian kVARH tertinggi pada tahun
yang lalu untuk 63504 kVARH. Maka diperlukan capasitor bank dengan nilai :
QC = kVARH tertinggi / waktu pemakaian
QC = 63.504 kVARH / 8 jam x 30 hari
QC = 264,6 kVAR.
2.3.5 Metoda Segitiga Daya
Metoda ini dipakai jika data yang diketahui adalah Daya aktif (P) dan Daya nyata (S).
Perhitungan metoda ini dilakukan dengan segitiga daya.
Contoh :
Daya aktif = 1253 kW, Daya nyata 1790 kVA, Cos 2 = 0.9 lag
Perhitungan :
Kerugian (kVARH)1 = S2 - P2
Q1 = 17902 - 12532
Q1 = 1278, 32 kVAR
data Q1 merupakan daya reaktif sebelum diperbaiki. Bila diinginkan Cos 2 = 0.9 lag maka besarnya
P2 adalah :
P2 = P1 / 0,9
P2 = 1253 / 0,9
P2 = 1392,22 kW
sehingga daya reaktif yang baru adalah :
Q2= S2 - P2
Q2= 17902 - 1392,222
Q2= 1125,08 kVAR
Jadi, besarnya kapasitas kapasitor yang dibutuhkan adalah :
QC = Q1- Q2
QC = 1278,32 1125,08
QC = 153, 24 kVar 150 kVAR
2.4 Cara Pemasangan Kapasitor
Metoda pemasangan kapasitor dapat dibedakan menjadi 2 cara pemasanga, yaitu :
2.4.1 Koneksi Langsung
Metoda ini digunakan pada beban beban yang besar dan mantap, contohnya pada motor
motor besar dengan power faktor yang jelek dan beroperasi dalam jangka waktu yang panjang.
Kapasitor dipasang paralel dengan beban dan dihubungkan dengan kontaktor/switch ON/OFF
bersama sama dengan beban. Metoda ini memiliki keuntungan yaitu menghemat biaya dan tidak
memerlukan regulator untuk mengatur kapasitor saat masuk dan keluar.
PERENCANAAN
3.1 Aplikasi Pada Jaringan Listrik Industri
EVALUASI
4.1 Tanya Jawab
4.1.1 Bagaimanakah cara menghitung rekening listrik? Jelaskan!
Jawab :
Rekening listrik, seperti diketahui, merupakan biaya yang wajib dibayar pelanggan setiap
bulan. Ada beberapa komponen dalam menghitung rekening listrik:
1. Biaya Beban:
Adalah biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya kontrak (lihat Tabel 3.2,
hal.12). Khususnya untuk golongan tarif H-3, I-4 untuk tanur busur dan I-5 Biaya Beban
dihitung berdasarkan pembacaan kVA Max.
2. Biaya Pemakaian (kWH):
Adalah biaya pemakaian energi, dihitung berdasarkan jumlah pemakaian energi yang
diukur dalam kWh (lihat juga Tabel 3.2, hal.12). Untuk golongan tarif tertentu, pemakaian
energi ini dipilih menjadi dua bagian yaitu:
1. Pemakaian WBP dan pemakaian LWBP (lihat juga Tabel 3.2, hal.12)
2. Untuk golongan tarif R-2 Biaya Pemakaian dihitung berdasarkan sistem blok (lihat
hal 10).
3. Biaya Kelebihan kVARh:
Adalah biaya yang dikenakan untuk pelanggan-pelanggan Golongan Tarif S-4, SS-4, U-3,
H-2, H-3, I-3, I-4, I-5 dan G-2, jika faktor daya rata-rata bulanan pelanggan kurang dari
0,85 induktif. Besarnya Biaya Kelebihan kVARh ini juga dapat dilihat pada Tabel 3.2
4. Biaya Pemakaian Trafo/Sewa Trafo:
Adalah biaya yang dikenakan untuk pelanggan tertentu, yang tidak dapat menyediakan
trafo sendiri.
5. Pajak Penerangan Jalan (PPJ):
Adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah (Pemda) berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda). Besarnya pajak juga ditentukan oleh Perda. Komponen ini disetorkan ke
Kas Pemda, dan masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
6. Biaya Materai:
Besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pemakai
Sangat Kecil
TR
2. S - 2
Badan Sosial
Kecil
TR
3. S - 3
Badan Sosial
Sedang
TR
4. S - $
Badan Sosial
Besar
TM
Badan Sosial
Besar,
Dikelola
5. SS - 4
Swasta,
Untuk
Komersial
Rumah
6. R - 1 Tangga
Kecil
Rumah
7. R - 2 Tangga
Sedang
Rumah
8. R - 3 Tangga
Menengah
Rumah
9. R - 4 Tangga
Besar
TM
TR
TR
TR
TR
10. U - 1
Usaha Kecil
TR
11. U - 2
Usaha
Sedang
TR
12. U - 3
Usaha Besar
TM
13. U - 4
Sambungan
Sementara
TR
Bata
Daya
Biaya Kelebihan
Biaya
Pemakai
Pem.
BP
Beban
UJL
an
kVARH (RP/VA
(Rp/kVA
(RP/VA)
(Rp/kW (Rp/kVAR
)
)
H)
H) *5)
s/d 200
*)
VA
250 VA
s/d 2.200 3.360,00 56,00
Va
2.201 VA
s/d
4.640,00 76,00
200kVA
WBP=15
201 kVA
8,50
5.020,00
ke atas
LWBP=
117,50
WBP=19
201 kVA
4,50
6.060,00
ke atas
LWBP=1
44,00
250 VA
s/d
3.980,00 *2)
500VA
501 VA
s/d
4.020,00 *3)
2.200VA
2.201 VA
s/d 6.600 8.080,00 227,00
VA
6601 VA
8.760,00 309,00
ke atas
250 VA
s/d 2.200 6.260,00 179,50
VA
2.201 VA
s/d 200 7.320,00 239,50
kVA
WBP=24
201 kVA
0,50
5.180,00
ke atas
LWBP=
178,00
-
622,00
*6)
150,00 31,00
200,00 43,00
124,50
125,005 47,00
149,00
125,00 58,00
150,00 45,00
150,00 56,00
200,00 78,00
200,00 105,00
150,00 66,00
200,00 77,00
187,00
125,00 59,00
*9)
14. H - 1
Perhotelan
Kecil
TR
15. H - 2
Perhotelan
Sedang
TR
16. H - 3
Perhotelan
Besar
TM
17. I - 1
Industri
Rumah
Tangga
TR
18. I - 2
Industri
Kecil
TR
19. I - 3
Industri
Sedang
TR
20. I - 4
Industri
Menengah
TM
21. I - 5
Industri
Besar
TT
Gedung
22. G - 1 Kantor
Pemerintah
Gedung
Kantor
23. G - 2
Pemerintah
Besar
Peneranga
24. J
Jalan Umum
KETERANGAN :
No
Gol Batas
Tarif Daya
Harga
Langganan
Rp. Per
Bulan
60
75
100
S-1 *) 125
150
175
200
2.150,00
2.750,00
3.550,00
4.500,00
5.300,00
6.100,00
6.750,00
TR
TM
TR
250 VA
s/d 99
4.600,00 118,00
kVA
100 kVA
s/d 200 6.220,00 171,00
kVA
WBP=21
201 kVA
2,00
5.400,00
ke atas
LWBP=
157,00
450 VA
s/d 2.200 4.080,00 80,50
VA
2.201 VA
s/d 13,9 4.760,00 93,50
kVA
WBP=16
14 kVA
9,50
s/d 200 5.760,00
LWBP
kVA
=125,50
201 kVA
5.060,00 *4)
keatas
30.000
kVA ke 4.780,00 109,50
atas
250 VA
s/d 200 8.500,00 188,50
kVA
WBP=17
201 kVA
6,50
4.560,00
ke atas
LWBP=
130,50
-
165,00
*7)
46,00
171,00
200,00 62,00
164,00
125,005 48,00
150,00 21,00
200,00 25,00
132,00
200,00 43,00
122,50
125,00 41,00
114,00
100,00 39,00
134,00
*7)
70,00
125,00 41,00
*8)
*9)
1.
2.
3.
4.
GOLONGAN
TARIF
S-1
S-2
S-3
S-4
5.
SS - 4
6.
7.
R-1
R-2
8.
R-3
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
R-4
U-1
U-2
U-3
U-4
H-1
H-2
H-3
I-1
I-2
I-3
I-4
I-5
22.
G-1
23.
G-2
24.
NO
PENJELASAN
PEMAKAI SANGAT KECIL
BADAN SOSIAL KECIL
BADAN SOSIAL SEDANG
BADAN SOSIAL BESAR
BADAN SOSIAL BESAR
DIKELOLA SWASTA UNTUK
KOMERSIAL
RUMAH TANGGA KECIL
RUMAH TANGGA SEDANG
RUMAH TANGGA
MENENGAH
RUMAH TANGGA BESAR
USAHA KECIL
USAHA SEDANG
USAHA BESAR
SAMBUNGAN SEMENTARA
PERHOTELAN KECIL
PERHOTELAN SEDANG
PERHOTELAN BESAR
INDUSTRI RUMAH TANGGA
INDUSTRI KECIL
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI MENENGAH
INDUSTRI BESAR
GEDUNG PEMERINTAH
KECIL/SEDANG
GEDUNG PEMERINTAH
BESAR
PENERANGAN JALAN UMUM
SISTEM
TEGANGAN
TR
TR
TR
TM
BATAS DAYA
S/D 200 VA
250 VA S/D 2200 VA
201 kVA KEATAS
201 kVA KEATAS
TM
TR
TR
TR
TR
TR
TR
TM
TR
TR
TR
TM
TR
TR
TR
TM
TT
6601 VA KEATAS
250 VA S/D 2200 VA
2201 VA S/D 200 kVA
201 kVA KEATAS
TR
TM
TR
4.1.3 Tuan Singgodimedjo pelanggan tarif R2 dengan daya tersambung 2200 VA. Stand kWh -
Meter yang dicatat pada akhir Pebruari 93 adalah 070016, dan yang dicatat bulan sebelumnya
adalah 069325. Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?
Jawab :
Pemakaian Kwh = Stand meter akhir - Stand meter yang lalu
= 70016 - 69325
= 691 kWh
1. Biaya Beban = 2200 VA x Rp. 4.020,-/kVA
= 2,2 kVA x Rp. 4.020,-/kVA
= Rp. 8.844, dibulatkan
= Rp. 8.845,-
= Rp. 12.740,-
3. Biaya Pemakaian Blok II=(Pemakaian Total - pemakaian Blok I) x Rp.147,= (691 - 132) x Rp.147,= Rp. 82.173,- dibulatkan
= Rp. 82.175,Biaya Beban = Biaya Pemakaian = Rp. 103.760,4. Pajak Penerangan Jalan = 3 % x Rp. 103.760,-
= Rp. 3.115,-
5. Biaya Materai
4.1.4 PT Maju Mundur, pelanggan PT. PLN (PERSERO) tarif I-4, dengan daya 329 kVA dipasok
dengan tegangan 380 V/220 V (sewa trafo).
Data pencatatan stand kWh - Meter dan kVARh - Meter seperti berikut:
- kWh - Meter
- kVARh - Meter
: LWBP
: WBP
Faktor meter untuk kWh - Meter dan kVARh - Meter adalah 800.
Berapa rekening listrik yang harus dibayar untuk periode tersebut?
*)
Lihat
rekening
bulan
sebelumnya
**) Dibaca pada pengukur bulan ini
Jawab :
-
Pemakaian
Pemakaian
Pemakaian
Pemakaian
Kelebihan
1.
2.
3.
4.
Biaya
Biaya
Biaya
Biaya
Beban
= 329.000 VA x Rp. 5.060,-/VA
Pemakaian kWh LWBP = 52.800 x Rp. 117.50,-/kVA
Pemakaian kWh WBP = 7.200 x Rp. 142,kelebihan pemakaian kVARh = 6.800 x Rp. 1225,50
7.200 kWh
52.800 kWh
60.000 kWh
44.000 kVARh
6.800 kVARh
=Rp.1.664.740,=Rp.6.204.000,=Rp.1.022.400,=Rp. 833.000,-
Rekening listrik pelanggan tarif ganda untuk tarif 1-4 dengan sewa trafo milik PT. Maju Mundur
4.1.5 Jelaskan kelebihan dan kekurangan pemakaian beban resistif, induktif dan kapasitif ?
Jawab :
Kelebihan Pemakaian
Beban Resistif
Beban Induktif
Beban Kapasitif
Mengurangi overload
Meningkatkan pf
Mengurangi kerugian
Kekurangan Pemakaian
Beban Resistif
Beban Induktif
Beban Kapasitif
Menyebabkan panas
Menyebabkan harmonik
Efisiensi menurun
Menyebabkan overload
KESIMPULAN
Energi yang disipasi atau dihamburkan oleh beban disebut sebagai daya aktif. Daya aktif
dilambangkan oleh huruf P dan diukur dalam satuan W (Watt).Energi hanya terserap dan kembali ke
sumbernya karena sifat beban yang reaktif ini maka disebut sebagai daya reaktif. Daya reaktif
dilambangkan
dengan
huruf
dan
diukur
dalam
satuan
VAR
(Volt-Amps-reaktif).
Energi total dalam rangkaian arus bolak-balik, baik dihamburkan, diserap ataupun yang kembali
disebut sebagai daya semu. Daya semu dilambangkan dengan huruf S dan diukur dalam satuan VA
(Volt-Amps).Ketiga jenis daya secara trigonometri terkait satu sama lain. Dalam segi tiga siku-siku,
P adalah garis mendatar yang mengapit sudut, Q adalah garis tegak dihadapan sudut dan S adalah
garis sisi miring dan mengapit sudut. Sudut yang diapit garis adalah sudut phasa rangkaian
impedansi (Z).
DAFTAR PUSTAKA
[1]. www. Indo.net.id/pln
[2]. www.plnjaya.co.id/pelayanan
[3]. PUIL 2000
[4]. Kadir, A., Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Jakarta : UI Press, 2000.
[5]. Sumardjati, P., Instalasi Motor, Bandung : POLBAN, 2000.
[6]. Tinus, A., Studi Pengaruh Capasitor Bank Switching Terhadap Kualitas Daya Listrik Di
Gardu Induk Waru PLN P3B, Surabaya : Universitas Kristen Petra, 2007.
BIOGRAFI
Alto Belly
Asep Dadan H
NO PICTURE
Budi Lukman
Candra Agusman