Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap
dalam Bidang Analisa Struktur pada Fakultas Teknik,
diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara
Oleh:
JOHANNES TARIGAN
2
3
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Yang terhormat,
Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena kita sampai saat ini telah diberi nafas kehidupan dan kesehatan
sehingga kita dapat hadir pada upacara pengukuhan ini.
1
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
Gempa dahsyat yang melanda Indonesia tiga tahun terakhir yang telah
menimbulkan korban terhadap manusia dan harta benda yang cukup besar
adalah sbb:
• Gempa/Tsunami Aceh 26 Desember 2004 dengan besaran 9 Skala
Richter
• Gempa Nias 28 Maret 2005 dengan besaran 8,7 Skala Richter
• Gempa Yogyakarta 26 Mei 2006 dengan besaran 5,9 Skala Richter
• Gempa Bengkulu 12 September 2007 dengan besaran 7,9 Skala Richter.
Saat ini ada peraturan yang terbaru untuk mendesain Gempa di Indonesia
yakni SNI 1726, yang diterbitkan pada tahun 2002, sedangkan sebelumnya
adalah SKBI-2.3.53.1987 yang diterbitkan tahun 1987.
Melihat kejadian gempa mulai tahun 2004 dan peraturan gempa Indonesia
tahun 2002 apakah struktur bangunan di Medan yang didirikan sebelum
tahun 2004 masih aman terhadap Gempa yang akan datang?
Akan tetapi banyak juga bangunan yang runtuh akibat gempa sebelum
tsunami terjadi. Contoh bangunan yang rusak akibat gempa Aceh di Banda
Aceh dapat dilihat dari Gambar II.1, di mana kolomnya patah total
sedangkan lantai bertemu lantai. Kerusakan tipe ini disebut juga kerusakan
tipe sandwich, di mana pelat lantai bertemu dengan pelat lantai, sehingga
penghuni akan terhimpit di sela-sela pelat lantai. Gedung ini strukturnya
bertingkat 4, milik Departemen Keuangan yang didirikan pada tahun 1980.
Diprediksi konstruksinya didesain dengan PBI-71, di mana sengkang masih
jarang. Demikian juga gaya gempa masih didesain dengan percepatan
gempa yang masih kecil sekitar 0,05g, sedangkan gempa yang terjadi lebih
besar yakni 0,30g.
2
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Pada Gambar II.2 kerusakan yang terjadi ada pada kolom. Bangunan ini
adalah perkantoran milik swasta dengan jumlah tingkat 5 lantai. Bangunan
ini belum roboh, walaupun kolomnya sudah miring, karena sendi plastis
sudah terjadi di kolom. Desain yang benar adalah bahwa sendi plastis harus
didesain terjadi di balok lebih dahulu. Dikenal dengan perencanaan kolom
kuat balok lemah. Ada sesuatu yang menarik dalam kasus pada Gambar
II.2 ini yakni bahwa Modal Shape yang terjadi diperkirakan adalah Modal
Shape ke-2.
3
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Dari persamaan dinamik {[K ] − ω 2 [M ]}• {A} = 0 , maka Modal Shape yang
kedua didapat dari ω 2 , dari persamaan {[K ] − ω 2 [M ]} = 0 . {A} ≠ 0 dari sini
akan diperoleh Modal Shape seperti persamaan:
Φ = [Φ 1 , Φ 2 ,........Φ N ]
Modal Shape yang kedua adalah Φ 2 seperti yang terlihat di Gambar II.2.
Dari Gambar II.3 kerusakan yang terjadi adalah tipe sandwich. Jika dilihat
bangunan sebelahnya masih berdiri. Sudah pasti ada sesuatu perbedaan
dalam rancangan struktur di antara kedua bangunan tersebut. Yang satu
tahan terhadap gempa, yang satu tidak tahan terhadap gempa.
Contoh bangunan lain yang rusak akibat Gempa Aceh adalah supermarket
di Banda Aceh seperti pada Gambar II.4. Bangunan rusak berat dan rata
dengan tanah. Seharusnya bangunan publik didesain tidak boleh roboh dan
rusak seperti ini.
4
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Gambar II.7: Rumah yang roboh Gambar II.8: Rangka Atap yang
Rata dengan Tanah Roboh Akibat Gempa Vertikal
Dari Gambar II.5 dapat dilihat kerusakan gempa pada gedung Pertokoan
Monalisa yang terkenal di Gunung Sitoli. Bangunan ini rata dengan tanah
dengan tipe kerusakan sandwich.
Tipe kerusakan yang spesifik dapat dilihat pada Gambar II.6 (Jembatan
Idanogawo) yakni girder jembatan miring. Penyebabnya adalah terjadi
likuifaksi, yakni abutment bergeser dan terguling. Ini dikarenakan pondasi
tidak lagi dapat ditahan oleh tanah di bawah pondasi dikarenakan tanah
kehilangan daya dukung akibat gempa yang terjadi. Kasus likuifaksi banyak
terjadi di Nias setelah Gempa 28 Maret 2005.
Rumah penduduk yang roboh dapat dilihat di Gambar II.7, di mana kolom
tidak mampu memikul gempa sedangkan balok beton pada atap masih
utuh. Dapat dipastikan bahwa pada rumah ini penghuninya kena timpa
reruntuhan. Kerusakan masih dapat dicegah seandainya strukturnya
dikonsep dengan baik demikian juga pelaksanaan pembangunan kolomnya
memakai material beton minimum K175 dan besi beton minimum 4
diameter 12 mm dengan ukuran sengkang yang cukup. Detailing juga harus
memenuhi persyaratan di daerah gempa seperti pada literatur SKBI-1987.
Yang menarik adalah Gambar II.8 adalah bangunan Gereja BNKP Gunung
Sitoli, di mana kolom dan dinding tidak rusak, akan tetapi kuda-kuda kayu
dan atapnya sebagian roboh ke bawah. Robohnya atap ke bawah adalah
akibat Gempa Vertikal. Berdasarkan SNI 1726 tahun 2002 bahwa gempa
vertikal harus diperhitungkan terhadap struktur. Sedangkan peraturan
sebelumnya belum ada ketentuan tersebut.
5
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar tersebut dapat dilihat pada bentuk kerusakan yang terjadi di
mana yang menyebabkan bangunan rusak adalah gempa pada saat Modal
Shape yang pertama. Seperti pada rumus dinamika Φ = [Φ 1 , Φ 2 ,........Φ N ]
maka [Φ1 ] adalah Modal Shape yang pertama. Bangunan pada Gambar
II.10 adalah bangunan yang baru. Bangunan ini diprediksi didesain belum
memakai SNI 2847. Bangunan pada Gambar II.11 juga sama halnya
dengan bangunan pada Gambar II.10.
6
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Gambar II.10:
Modal Shape 1 yang Terjadi
pada Bangunan Bertingkat 5.
Gambar II.11:
Modal Shape 1 yang Terjadi
pada Bangunan Bertingkat 2.
Gambar II.12:
Modal Shape 1 yang Terjadi
pada Bangunan Sederhana
7
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar II.13 dapat dilihat bangunan sedehana yang roboh di mana
bangunan tersebut belum memenuhi kaedah bangunan tahan gempa.
Demikian juga pada Gambar II.14 kolomnya patah karena diprediksi
bangunannya belum didesain dengan bangunan tahan gempa.
Dari teori dinamika struktur bahwa ada tiga model untuk menghitung
respons yakni sbb.:
1
vmax = SV
ω
Dimana SV = Pseudo − velocity Spectral displacement Sd
SV
Sd =
ω
Sedangkan spectral acceleration:
S a = ω ⋅S v = ω 2 ⋅ S d
Maka gaya gempa maximum yang terjadi adalah:
fS = k × Sd = ω 2 × m × Sd = m × Sa
8
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Dalam Building Code suatu negara ini dikenal dengan Respons Spectra.
Respons spectra yang populer adalah Gempa El-Centro Mei 1940. Gempa
El-Centro mempunyai amplitudo yang cukup besar yakni 0,32g dan waktu
getar yang cukup lama. Peraturan gempa negara lain berinspirasi dari sini,
termasuk peraturan gempa Indonesia. Di Gambar III.1 dapat dilihat ground
motion dari Gempa El-Centro.
9
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
• Sistem Kontinue
Sistem kontinue digunakan pada bangunan-bangunan khusus seperti
menara (TV), cerobong asap (chimney), dll. yang kekakuannya
kontinue.
∂ 2u ∂ 2 ⎡ ∂ 2u ⎤
m(x ) + ⎢ EI ( x ) ⎥ = − m( x)u&&g (t )
∂t 2 ∂x 2 ⎣ ∂x 2 ⎦
IV. LIKUIFAKSI
⎛W ⎞ ⎛γ ⋅ z ⎞ ⎛a ⎞
F = ma = ⎜⎜ ⎟⎟a = ⎜⎜ t ⎟⎟ = a max = σ vo ⎜⎜ max ⎟⎟
⎝g ⎠ ⎝ g ⎠ ⎝ g ⎠
10
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Oleh karena itu berdasarkan Seed dari Literatur [Robert, 2005], maka
berdasarkan nilai SPT potensi bahaya likuifaksi adalah sbb.:
Tabel 1: Korelasi antara ML, Percepatan Gempa, Waktu Gempa, dan MMI
Menurut Yaets et al., Gere and Shah dan Housner
Lokal Percepatan Waktu Skala Intensitas
Magnitude gempa gempa MMI
(ML) amax
≤2 I-II
3 III
4 IV-V
5 0,09 g 2 det VI-VII
6 0,22 g 12 det VII-VIII
7 0,32 g 24 det IX-X
≥8 ≥ 0.50 g ≥ 34 det XI-XII
Dari tabel di atas jika Gempa dengan Skala Richter di atas 0,09g dengan
waktu getar di atas 2 detik, maka gempa tersebut berpotensi untuk
likuifaksi.
• SKBI-2.3.53.1987
Berdasarkan SKBI-2.3.53.1987, maka zona gempa ditetapkan seperti
Gambar V.1., sedangkan perhitungan gaya gempa secara statik ekuivalen
adalah sebesar:
V = C.I .WT
11
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Ada 6 zona yang berlaku di Indonesia. Zona 1 adalah zona yang paling
berbahaya, sedangkan zona 6 adalah zona yang aman terhadap gempa.
Dalam peraturan ini ditetapkan ada 4 jenis struktur yakni Struktur A, B, C,
dan D. Di mana masing-masing jenis struktur mempunyai koefisien Gempa
C yang berbeda. Dasar pemikirannya adalah setiap struktur tersebut
mempunyai waktu getar alami yang berbeda.
12
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Setelah dihitung maka besar gaya gempa yang terjadi dan perpindahan
yang terjadi pada bangunan tersebut dapat dilihat di Gambar V.5. Sudah
jelas bangunan yang ada di Nias akan mengalami gempa yang lebih besar
dari di Medan, karena dalam peta tersebut Nias adalah Zona 2 sedangkan
Medan adalah Zona 4.
13
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
• SNI-1726
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 maka wilayah gempa Indonesia dibagi 6
wilayah berdasarkan amplitudo pada batuan dasar sbb: Wilayah 1: 0,03g,
Wilayah 2: 0,10g, Wilayah 3: 0,15g, Wilayah 4: 0,20g, Wilayah 5: 0,25g,
dan Wilayah 6: 0,30g. Peta wilayah Gempa Indonesia dapat dilihat di
Gambar V.6.
14
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Cara menghitung gaya gempa dapat dilihat secara detail di SNI 1726. Ada 2
macam gempa yang harus diperhatikan sewaktu desain yakni:
1. Gempa horizontal
2. Gempa vertikal
15
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Gempa Horizontal
Gaya gempa horizontal yang terjadi pada bangunan dapat dimodelkan
C
seperti pada Gambar V.7. Sedangkan gaya gempa adalah V = 1 I.Wt ,
R
dimana V:Gaya Gempa, C1:Faktor Respons gempa (lihat Gambar IV.8), I:
Faktor Keutamaan Bangunan (lihat Tabel 2), R: Faktor reduksi Gempa, Wt:
Berat total bangunan termasuk beban hidup.
Fi
16
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
17
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
V=gempa vertikal
Cv
Gaya vertikal gempa dihitung dengan V = I .Wt , di mana C v = ΨA0 I
R
Cv = Koefisien gempa vertikal, Ψ = faktor respons gempa vertikal sesuai
dengan Tabel 3
Ao = Dapat dilihat di Tabel 4, I = Faktor keutamaan bangunan, R = Faktor
reduksi dan Wt = Berat
18
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Tabel 4: Ao
Wilayah Tanah Keras Tanah Tanah Lembek Tanah
Gempa (N>50) Sedang (N<15) Khusus
(15<N<50)
1 0.04 0.05 0.08 Khusus
2 0.12 0.15 0.20
3 0.18 0.23 0.30
4 0.24 0.28 0.34
5 0.28 0.32 0.36
6 0.33 0.36 0.38
Yang menarik disini adalah jika dibandingkan dengan Peta Gempa 1987,
percepatan gempa untuk Medan tahun 2007 5 kali besar. Dan jika
dibandingkan Peta Gempa 2002, gempa 2007 1,6 kali lebih besar. Peta
Gempa 2007 menjadikan perhatian yang cukup besar apalagi bagi
bangunan-bangunan yang telah ada di Kota Medan.
19
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
20
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Jika dibandingkan ketiga hasil baik SKBI-2.3.53.1987, SNI 1726 tahun 2002
dan Peta Indonesia 2007, lihat Gambar V.13, maka hasilnya untuk
Zona/Wilayah gempa Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
21
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
• Bahan
Semen
Semen portland harus memenuhi SNI 15-2049-1994.
Agregat
Harus memenuhi SNI 03-2461-1991.
Air
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan bahan merusak yang mengandung Oli, Asam, alkali, Garam, bahan
organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau
tulangan.
Baja Tulangan
Tulangan momen harus tulangan ulir.
• Persyaratan Pendetailan
Berdasarkan wilayah yang ditetapkan Bab V pada struktur beton pada
bangunan ditetapkan sbb.:
• Sistem Struktur
Dasar sistem struktur yang tercantum didalam SNI-1726 Tabel 3
didefinisikan sbb.:
- Sistem Dinding Penumpu didefinisikan Dinding Struktural (DS),
disebut juga Shear Wall
22
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Tulangan
jangkar
23
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Risiko pada Kota Medan berdasarkan peta Gempa 2007 naik dari risiko
menengah menjadi risiko tinggi. Oleh karena itu, jika memakai portal beton
bertulang maka strukturnya berubah dari SRPMM menjadi SRPMK.
Potensi likuifaksi di daerah Medan untuk masa mendatang juga cukup besar
(percepatan gempa 0,25g) karena percepatan gempa berdasarkan Tabel 1.
sudah di atas 0,09g. Dan jika percepatan gempa diatas 0,09g berarti
potensi likuifaksi sudah ada. Sedangkan untuk Nias bahaya gempa hampir
menyamai El-Centro.
Berdasarkan Peta Gempa 2007, risiko gempa untuk daerah Tapsel, Madina,
Tapteng, di sekitar Danau Toba cukup besar, dengan percepatan gempa
0,30g (menyamai Nias).
24
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
VIII. KESIMPULAN
Jika dilihat dari tabel pada Bab VII, untuk masa yang akan datang gaya
gempa yang dapat terjadi di Medan adalah 5 kali lebih besar dari sebelum
tahun 1987 dan 1,67 kali lebih besar dari tahun 2002.
Kelihatannya jika diikuti amplitudo gempa pada tahun 2007, maka struktur
bangunan yang telah berdiri di Medan dengan perhitungan sebelum tahun
2007 (masih mengikuti Peta Gempa tahun 1987 dan 2002) kurang aman
terhadap gempa. Demikian juga potensi terhadap likuifaksi untuk Medan
juga ada.
25
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya ucapan terima kasih ini saya sampaikan dengan rasa hormat
kepada Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K), Rektor
Universitas Sumatera Utara dalam menyetujui pengesahan untuk jabatan
Guru Besar ini.
Terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada Bapak dan Ibu
para Anggota Senat Universitas Sumatera Utara, Bapak dan Ibu Anggota
Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Tim Penilai Kenaikan
Pangkat Univesitas Sumatera Utara yang telah menilai kelayakan saya
untuk jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknik USU yang kita cintai ini.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan khusus kepada Prof. Dr.
Ing B. Kotulla dan Prof. Dr. Ing. FH Schroeder, Promotor dan Co-promotor
sewaktu studi di Bergische Universitaet di Wuppertal-Jerman atas
bimbingannya selama mengambil program doktor.
26
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
Khusus kepada Prof. Dr. Ir. Bachrian Lubis, MSc, terima kasih dalam
dukungannya memberikan motivasi untuk segera mengusulkan ke Guru
Besar.
Untuk mantan dosen Mekanika Teknik yang sangat kami cintai Prof. Dr. Ir.
Muhar Husin, Dipl. Sanitary, terima kasih atas ilmu yang diberikan yang
membuka wawasan kami untuk menjadi S3 di bidang Struktur dan menjadi
Guru Besar di Bidang Analisa Struktur, demikian juga kepada Drs. Sanggup
Bangun, terima kasih atas konseling dan bimbingan yang diberikan selama
studi S1 di Jurusan Sipil Fakultas Teknik USU. Untuk dosen-dosen yang lain
di Jurusan Sipil Fakultas Teknik USU yang tak bisa kami sebutkan satu per
satu, terima kasih atas jasa-jasamu membimbing kami.
Khusus untuk kedua orang tuaku Bapa Naik Damianus Tarigan (Alm.) dan
Ibu Ruth Kita Sebayang, terima kasih atas kasih sayang yang diberikan
kepada kami anak-anaknya. Tanpa bimbingan beliau kami tidak akan
seperti ini.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada panitia yang telah berpartisipasi
dalam pelaksanaan pengukuhan ini.
Saya menyadari masih banyak lagi ucapan terima kasih yang selayaknya
kami sampaikan ke berbagai pihak, namun saat ini kami tidak bisa
mengucapkan satu per satu, untuk itu kami mohon maaf sebesar besarnya.
27
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
Pada akhirnya dari lubuk hati yang dalam, kami mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan kesabaran mengikuti pengukuhan hari ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan rahmat-Nya bagi kita semua yang hadir
di sini.
28
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
DAFTAR PUSTAKA
29
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
A. DATA PRIBADI
B. PENDIDIKAN
30
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
I. Jabatan Akademik
Tanggal Jabatan
1 November 1984 Assisten Ahli Madya
1 April 1987 Assisten Ahli
1 September 1990 Lektor Muda
1 Oktober 1995 Lektor Madya
1 September 1998 Lektor
1 Januari 2005 Lektor Kepala
1 Juni 2007 Guru Besar
II. Pekerjaan
Periode Institusi dan Tempat Jabatan
Tahun
1980-1982 Jurusan Sipil Fakultas Staff Pengajar Assisten
Teknik USU Laboratorium Mekanika Tanah
1982-1990 Bergische Universitaet Assisten pada Institut konstruktive
Wuppertal Jerman Ingenieurbau Massivbau/Fertig-
teilen.
Spanbeton, Fertigteilen, Dynamische
Belastung.
1990-sekarang Departemen Teknik Sipil Staff pengajar dalam mata kuliah
Fakultas Teknik Metode Elemen Hingga, Analisa
Struktur Lanjutan, Teknik Gempa,
Pelat dan Cangkang, Dinamika
Struktur
2004-sekarang Program Magister Teknik Staff pengajar dalam mata kuliah
Sipil, Sekolah Pasca Metode Elemen Hingga, Analisa
Sarjana Struktur Lanjutan
31
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
D. PENGHARGAAN
32
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
33
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
Universitas Sumatera Utara
34
Kajian Struktur Bangunan di Kota Medan
terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang
35