Anda di halaman 1dari 6

Novia Dian Sundari

12/39585

STRIKE-SLIP FAULTS
Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah
sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama
pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan
posisi tegasan menengah adalah vertikal.
Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga
istilah hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini.
Berdasarkan gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral
(menganan).
Pemodelan Moody dan Hill (1956)
Moody dan Hill (1956) membuat model pembentukan sesar mendatar yang dikaitkan
dengan sistem tegasan. Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar orde I membentuk
sudut kurang lebih 30 terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik dekstral maupun sinistral
merupakan sesar utama yang pembentukannya dapat terjadi bersamaan atau salah satu saja.
Selanjutnya sesar orde II mempunyai ukuran yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu
terhadap sesar orde I. Lebih lanjut lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi. Beberapa
struktur berasosiasi dengan sesar orde I tergantung pada bentuk, skala dan lingkungan dimana
sesar itu berkembang.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Moody and Hill yang meneliti hubungan
tegasan utama terhadap unsur unsur struktur yang terbentuk maka muncul teori pemodelan
sistem Sesar Mendatar Moody and Hill sebagai berikut :
1. Jika suatu materi isotropik yang homogen dikenai oleh suatu gaya kompresi akan
menggerus (shearing) pada sudut 300 terhadap arah tegasan maksimum yang mengenainya,
bidang shear maksimum sejajar terhadap sumbu tegasan menengah dan berada 45 0
terhadap tegasan kompresi maksimum. Rentang sudut 150 antara 450 bidang shear
maksimum dan 300 bidang shear yang terbentuk dipercaya terbentuk akibat adanya sudut
geser dalam (internal friction).
2. Suatu kompresi stres yang mengenai suatu materi isotropik yang seragam, pada umumnya
dapat dipecahkan ke dalam tiga arah tegasan (sumbu tegasan maksimum, menengah dan
minimum). Kenampakan bumi dari udara adalah suatu permukaan yang tegasan gerusnya

nol, dan seringkali berada tegaklurus / normal terhadap salah satu arah tegasan. Akibatnya
salah satu dari tiga arah tegasan tersebut akan berarah vertikal.
3. Orde kedua dalam sistem ini muncul dari tegasan orde kedua yang berarah 45 0 dari tegasan
utama orde pertama atau tegak lurus terhadap bidang gerus maksimal orde pertama.
Bidang gerus orde kedua ini akan berpola sama dengan pola bidang gerus yang terbentuk
pada orde pertama.
4. Orde ketiga dalam sistem ini arahnya akan mulai menyerupai arah orde pertama, sehingga
tidak mungkin untuk membedakan orde keempat dan seterusnya dari orde pertama, kedua,
dan orde ketiga. Akibatnya tidak akan muncul jumlah tak terhingga dari arah tegasan.
Sistem ini dipecahkan ke dalam delapan arah shear utama, empat antiklinal utama dan
arah patahan naik untuk segala province tektonik. Dalam kenyataan di lapangan
kenampakan orde pertama dan orde kedua dapat kita bedakan dengan mudah, namun
kenampakan orde ketiga dan orde-orde selanjutnya pada umumnya sulit sekali untuk
ditemukan.

Sumber://htmlimg2.scribdassets.com/21e1a1slts1ono9h/images/3-f885b9a9bc.jpg
Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954), yaitu
model ini berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat reaktivasi sesar
pada

batuan

dasar

atau

dengan

kata

lain

sesarnya

merupakan

sesar

primer.

Apabila pembentukan sesar mendatar ini merupakan reaktivasi dari sesar pada batuan dasar,
maka konsep Moody dan Hill (1954) tidak tepat diterapkan. Untuk kepentingan analisis
dalam kasus ini digunakan model dari Price dan Cosgrove (1956).
Beberapa konsep dikembangkan oleh Moody dan Hill (1956) yang membahas tentang
urutan kejadian struktur berdasarkan arah tegasan atau gaya yang bekerja pada suatu wilayah.

Konsep lain dikembangkan oleh Tchalenko (1970) dan Harding (1973) yang menjelaskan
bahwa pada gerak sesar mendatar, gejala yang terdapat pada jalur sesar adalah komponen
gerak kopel yang bekerja akibat seasar tersebut. Gerak kopel tersebut menghasilkan
komponen tarik atau extension (E) dan komponen tekan atau compression (C). Perbedaan
dari model Moody dan Hill dan Harding adalah arah gaya pembentukknya. Bila Moody dan
Hill menggunakan pure shear sebagai gaya penyebab terbentuknya shear. Sedangkan Harding
mengunakan simple shear.
Seperti halnya sesar naik, sesar mendatarpun umumnya tidak berdiri tunggal
melainkan terdiri dari beberapa bidang sesar yang selanjutnya membentuk zona sesar (fault
zone). Di dalam zona sesar mendatar, umumnya sesar ini membentuk segmen-segmen sesar
yang merencong (en-echelon).

Sumber://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S0191814103001585-gr6.jpg

Pemodelan Riedel (1929)

Satu diantara ilmu tentang perkembangan retakan sekunder yang berasosiasi dengan
gerakan pada sesar orde pertama ditunjukkan oleh Riedel (1929). Riedel menemukan bahwa
pergerakan blok basement disebabkan zona geser ditunjukkan bentuk V dengan dasar V
seketika diatas sesar basement. Tipe retakan tergantung pada kekuatan lempung seperti
ekstensi dan retakan gesernya. Terdapat 2 set, R adalah salah satu yang berkembang lebih
sering. Ketika R juga berkembang, sering berputar dengan cepat sebagai perkembangan
pergeseran pada sesar basement dan setelah derajat rotasinya relatif kecil, mengunci dan
menjadi tidak aktif. Model Riedel Shear muncul di dalam sepasang sesar mendatar yang
saling sejajar. Di dalam zona sesar tersebut akan berkembang strukturstruktur geologi
sebagai berikut :
1. Sesar mendatar Riedel ditandai dengan adanya sepasang Riedel Shear ( R dan R1) yang
berarah 300 terhadap tegasan maksimum (1). Pergerakan dalam Riedel Shear terhadap R
disebut sebagai synthetic faults yang relatif sejajar dengan Major Faults. R1 merupakan
arah berikutnya setelah terjadi R yang disebut sebagai antithetic faults dengan pergerakan
memotong major faults. Dalam suatu sistem yang lain akan timbul pula synthetic P dan X
sebagai antithetic faults.
2. Tegasan utama 1 membentuk sudut 450 terhadap major faults.
3. Sesar mendatar synthetic dan antithetic muncul dan berkembang selama Riedel Shear dan
dapat pula menentukan pola patahan lainnya.

Sumber://htmlimg3.scribdassets.com/21e1a1slts1ono9h/images/1-7c41b74adc.jpg
DAFTAR PUSTAKA
Price, N.J.and J. W. Cosgrove.1990. Analysis of Geological. Structure.Cambridge:
Cambridge University

Berdasarkan percobaan laboratorium, pembentukan rekahan yang diakibatkan oleh


adanya tekanan diawali oleh rekahan yang berukuran kecil dan apabila proses ini berlangsung
terus rekahan kecil tersebut berkesinambungan dan akhirnya membentuk rekahan utama.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka penamaan sesar orde I, II dan seterusnya bukan
menunjukan urutan pembentukan sesar, melainkan menunjukan ukuran serta hubungan sudut
satu sesar dengan sesar lainnya.
Naylor dkk (1986), membuat percobaan laboratorium untuk mengetahui mekanisme
pembentukan sesar mendatar. Dalam percobaan tersebut pembentukan sesar terjadi secara
bertahap, yaitu :
Tahap I : Terjadi sejumlah rekahan yang disertai oleh pergeseran mendatar sepanjang 2,1
cm. Masing-masing rekahan tersebut saling terpisah dan posisinya saling merencong pada
arah yang relatif sama (en-echelon synthetic Riedel Shear atau R shears) dan membentuk
sudut lancip sekitar 17 terhadap tegasan utama.
Tahap II : Terbentuk pergeseran sepanjang 2,8 cm dan mulai membentuk short-lived splay
fault (S) yang membentuk sudut lebih besar dari 17 terhadap tegasan utama.

Sesar Mendatar
Pembreksian dan permilonitan jelas dan dapat meliputi jalur batuan yang remuk
sampai seratus meter lebih. Seluruh jalur sesar mencapai lebar sampai sepuluh kilometer
(termasuk flaser-flaser). Di dalam jalur sesar garis-garis sesar memperlihatkan pola anyaman.
Diantara sesar, batuan yang tidak terganggu berbentuk kanta (Flaser) dan berukuran
panjang dan lebar sampai rausan meter.
Arah pergeseran horizontal dapat ditunjukkan oleh alihan batas batuan, retakan
sekunder seperti rencong (en echelon fractures), gejala seretan, serta pada sesar mendatar
hidup ada tanda seperti alihan terhadap bangunan, jembatan, jalan kereta api, lembah sungai,
dan endapan berusia muda (endapan sungai dan gunung api yang masih hidup), pola tanaman
yang teganggu dan suatu morfologi yang dikenal sebagai shutter ridges. Kemiringan bidang

sesar sangat curam dan umumnya tegak. Slickenside pada bidang sesar adalah mendatar atau
hampir mendatar.
Sesar mendatar nampak di permukaan sebagai garis-garis berjalur lurus lagi panjang.
Panjang jalur sesar mencapai puluhan hinggan ratusan meter pada sesar yang sejajar atau
hampir sejajar dengan struktur regional. Jalur sesar mendatar sering ditandai oleh deretan
kolam (sag ponds). Tebing tebing curam sepanjang sesar dapat menghadap ke arah yang
berlawanan pada jarak dekat. Batuan berdampingan yang dibatasi sesar dapat berbeda jenis
dan usia geologi. Sesar mendatar hampir selalu disebabkan oleh daya tektonik dan disertai
gempa berfokus dangkal (kurang dari 35 kilometer). Jumlah pergerakan mendatar meliputi
ratusan kilometer tetapi tiap kali terjadi pergeseran jumlah pergerakan tidak melebihi 5 m,
bahkan umumnya hanya beberapa desimeter saja. Efek sekunder dari penyesaran mendatar
adalah tanah longsor pada tebing curam, sesar normal sepanjang bidang lemah dalam kerak
bumi, penggelembungan permukaan tanah sampai beberapa desimeter dekat jalur sesar.
Perubahan Arah tegasan utama sebagai pembentuk struktur daerah penelitian dapat
dijelaskan dengan konsep Moody dan Hill (1956; dalam Satyana 2007). Hasil analisis dari
model Wrenching system pulau Jawa menggunakan konsep ini menunjukkan bahwa
pembentukan struktur daerah penelitian dipengaruhi oleh gaya orde kedua (Gambar 3.18).

Anda mungkin juga menyukai