122
123
c.
5.4.
124
(a). Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki
sudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang
dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas dan pisau bedah.
(b). Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien
yang memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah
laboratorium
yang
berkaitan
dengan
pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi
penyakit menular.
(c). Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota badan,
darah dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat
pembedahan atau autopsi.
(d). Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat
sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan
terapi sitotoksik.
(e). Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kedaluwarsa,
obat yang terbuang karena karena batch yang tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,
obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses
produksi obat.
(f). Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan kimia dalam tindakan medis, veterenary, laboratorium,
proses sterilisasi atau riset. Dalam hal ini dibedakan dengan
buangan kimia yang termasuk dalam limbah farmasi dan
sitotoksik.
(g). Limbah radioaktif, yaitu bahan yang terkontaminasi dengan
radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radionuklida
Selain limbah medis, R.S juga menghasilkan non-medis.
Jenis limbah non medis tersebut antara lain, limbah cair dari
kegiatan loundry, limbah domestik cair dan sampah padat.
yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas
cucian luka, cucian darah dll.; air limbah laboratorium; dan lainya.
Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik
maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung
senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah
dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air
limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanya
banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah
tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis,
logam berat tersebut dapat menggagu proses pengolahannya.
Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, maka
air limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan dan
ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, Selanjutnya air
olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain,
dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara
biologis. Diagram proses pengelolaan air limbah rumah sakit
secara umum dapat dilihat seperti pada Gambar 5.1.
127
128
129
5.7.1.
: 20 m3 per hari.
: 400 mg/lt.
: 200 mg/lt
: 90 95 %
: 20 mg/lt
: 20 mg/lt
Bak ekualisasi
Kapasitas Rencana
: 20 per hari.
BOD Masuk
: 400 mg/lt.
BOD keluar
: 400 mg/lt
Waktu Tinggal (WTH)
: 12 jam
Volume bak
: 10 m3
Dimensi bak :
Lebar
: 2,0 m
Panjang
: 2,5 m
Kedalaman
:2m
Tinggi ruang bebas : 0,5 m
Chek Waktu Tinggal
: 12 jam
Pompa Air Limbah
Kapasitas
Tipe
Total Head
Jumlah
Listrik
: 20 M3/hari
: Pompa Celup
: 9 meter
: 1 buah
: 250 watt, 220-240 volt
Biofilter Anaerob
BOD Masuk
Efisiensi Pengolahan
BOD keluar
: 400 mg/lt.
: 60 %
: 160 mg/lt
8 kg/hari
Volume media yang diperlukan =
= 3,2 m3
20 m3/hari
Dimensi :
Lebar
Panjang
Kedalaman air efektif
Ruang Bebas
: 1,5 m
: 1,5 m
: 2,0 m
: 20 cm
Pengolahan Lanjut
Bak Pengendapan Awal
Kapasitas Rencana
BOD Masuk
Efisiensi Pengolahan
BOD keluar
Waktu Tinggal (WTH)
Volume bak
: 20 m3 per hari.
: 160 mg/lt.
: 25 %
: 120 mg/lt
: 2 jam
: 1,67 m3
Dimensi bak :
Lebar
Panjang
Tinggi
Kedalaman Air efektif
: 1,5 m
: 0,6 m
: 2,2 m
: 2,0 m
Chek :
Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = + 2,162 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 22,2 m3/m2.hari
Standar :
Waktu tinggal
= 2 jam
Beban permukaan = 20 50 m3/m2.hari. (JWWA)
134
: 20 m3 per hari.
: 120 mg/lt.
: 60 %
: 48 mg/lt
= 2,4 m3.
: 1,5 m
: 1,4 m
: 2,0 m
: 0,2 m
: di bagi menjadi 2 ruangan
Chek :
Waktu tinggal rata-rata = 4,8 jam
Tinggi ruang lumpur = 0,2 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 1,5 m
Tinggi air di atas bed media = 30 cm
Volume media pada biofilter anaerob = 3,6 m3.
BOD Loading per volume media = 1,0 Kg BOD/m3.hari.
Standar high rate trickling filter : 0,4 4,7 kg BOD/m2.hari. (Ebie
Kunio, 1995)
135
Biofilter Aerob
Kapasitas Rencana:
BOD Masuk
Efisiensi Pengolahan
BOD keluar
: 20 m3 per hari.
: 48 mg/lt.
: 50 %
: 24 mg/lt
= 0,96 m3
Chek :
BOD Loading per volume media = 0,71 Kg BOD/m3.hari.
Standar high rate trickling filter : 0,4 4,7 kg BOD/m2.hari.
Kebutuhan Oksigen :
Kebutuhan oksigen di dalam reaktor biofilter aerob sebanding
dengan jumlah BOD yang dihilangkan.
Jadi : Kebutuhan teoritis = Jumlah BOD yang dihilangkan
= 0,48 kg/hari.
Faktor keamanan ditetapkan
Kebutuhan Oksigen Teoritis
+ 1,4
= 1,4 x 0,48 kg/ hari
= 0,672 kg/hari.
= 2,47 m3/hari
= 98,8 m3/hari
= 0,069 m3/menit
Chek :
Ratio Volume Udara /Volume Air Limbah = 4,94
Blower Udara Yang diperlukan :
Jika efisiesnsi blower dianggap 60 %, maka diperlukan blower
dengan spesifikasi sebagai berikut :
137
Spesifikasi Blower
Kapasitas
Head
Jumlah
:
= 0,069 m3/menit
= 2000 mm-aqua
= 2 unit
Difuser :
Total transfer udara = 0,069 m3/menit = 69 liter/menit
Tipe Difuser yang digunakan : difuser gelembung kasar
Bak Pengendap Akhir
Kapasitas Rencana
BOD Masuk
Efisiensi Pengolahan
BOD keluar
Waktu Tinggal (WTH)
Volume bak
: 20 m3 per hari.
: 24 mg/lt.
:5%
: 22,8 mg/lt
: 2 jam
: 1,67 m3
Dimensi bak :
Lebar
Panjang
Kedalaman Air efektif
: 1,5 m
: 2,2 m
: 2,0 m
Chek :
Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = + 2,16 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 22,22 m3/m2.hari
Standar :
Waktu tinggal 2 jam
Beban permukaan = 20 50 m3/m2.hari. (JWWA)
Total Waktu Tinggal di dalam Reaktor Pengolahan Lanjut =
= 2.16 jam + 4,8 jam + 2,52 jam + 2.16 jam = 11,64 Jam
Total Waktu Tinggal Di dalmsistem IPAL = Waktu Tinggal Bak
Ekualisasi + Waktu Tinggal Reaktor Anaerob + Waktu Tinggal
Reaktor Pengolahan Lanjut
= 12 Jam + 5,52 Jam + 11,64 jam = 29,16 Jam.
138
: PVC sheet
: 0,15 0,23 mm
: 200 226 m2/m3
: 2 cm x 2 cm
: bening transparan.
: 30 -35 kg/m3
: 0,98
: 10 M3/hari
: Pompa Celup
: 9 meter
: 1 buah (satu untuk cadangan)
: 80-100 watt, 220-240 volt
Blower Udara
Kapsitas
Total Head
Tipe
Listrik
Jumlah
3
: 0,213 m per menit
: 280 cm air
: HiBLOW 60
: 100 watt
: 2 unit
139
Gambar 5.3. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Kombinasi
Biofilter Anaerob-Aerob
140
141
143
POTONGAN I-I
Gambar 5.15. Potongan I I Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut
146
: 20 30 m3/hari
: 400 ppm
: 300 ppm
: 30 ppm
: 20 ppm
: 90-95 %
Bak Ekualisasi
Dimensi bak :
Lebar
Panjang
Kedalaman
Tinggi ruang bebas
Bahan
:2m
:2m
: 2,5 m
: 0,5 m
: Bata Beton cor
: 150 cm
: 150 cm
: 230 cm
: Fiber Rainforced Palstic (FRP)
: Plastic Media (type honeycomb tube)
: 200 226 m2/m3
: 320 cm
: 150 cm
: 230 cm
: Plastic Media (type honeycomb tube)
: 200 226 m2/m3
148
Media Biofilter
Material
: PVC sheet
Ketebalan
: 0,15 0,23 mm
Luas Kontak Spesifik : 200226 m2/m3
Diameter lubang : 2 cm x 2 cm
Warna
: bening/transparan
Berat Spesifik
: 30 -35 kg/m3
Porositas Rongga : 0,98
Jumlah
:10 M3
Peralatan :
a. Blower Udara
Tipe
Kapasitas
Listrik
Jumlah
: HIBLOW 60
: 60 liter per menit
: 100 watt, 220 volt
: 2 unit
c. Pompa Sirkulasi
Tipe
Kapasitas
Listrik
Total Head
Jumlah
: Submersible Pump
: 20 liter/menit
: 75 watt
: 6-8 meter
: 1 unit
149
150
154
Parameter
BOD5
75
COD
100
TSS
100
pH
69
155
5.11. Penutup
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadap
penerapan teknologi Biofilter Kombinasi Anaerob-Aerob untuk
pengolahan limbah industri farmasi dan rumah sakit, maka dapat
disimpulkan keunggulan teknologi ini, yaitu :
156
Sueishi T., Sumitomo H., Yamada K., dan Wada Y., Eisei
Kougaku (Sanitary Engineering), Kajima Shuppan Kai,
Tokyo, 1987.
158