Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. TEORI DASAR
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu
zat

dengan

menggunakan

zat

lain

yang

sudah

dikethaui

konsentrasinya sampai terjadi reaksi sempurna. Saat reaksi sempurna


tercapai disebut saat ekivalen, saat stokiometri atau saat akhir
teoritis. Untuk mengetahui saat ekivalen biasanya dalam reaksi akan
terjadi perubahan warna dan proses titrasi harus segera dihentikan.
Berdasarkan atas hasil reaksi, analisa volumetric dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
1. Titrasi netralisasi
2. Titrasi pengendapan (pembentukan kompleks)
3. Titrasi oksidasi-reduksi (redoks)
Yang akan dibahas di sini adalah titrasi netralisasi. Titrasi
netralisasi yaitu suatu proses titrasi yang tidak mengakibatkan
terjadinya baik perubahan valensi maupun terbentuknya endapan
dan/atau terjadinya suatu senyawa kompleks dari zat-zat yang saling
bereaksi. Yang termasuk jenis titrasi netralisasi ini, adalah:
a. Titrasi asidimetri yaitu titrasi terhadap larutan basa bebas,
dan larutan garam-garam terhidrolisa yang berasal dari
asam lemah, dengan larutan standard asam.
b. Titrasi alkalimetri yaitu titrasu terhadap larutan asam
bebas, dam larutan garam-garam terhidrolisa yang berasal
dari basa lemah dengan larutan standard basa.
Oleh karena tidak setiap proses titrasi memiliki berat ekivalen
yang sama, maka berat ekivalen ditentukan berdasarkan jenis titrasi
yang terjadi. Berat ekivalen asam adalah jumlah mol suatu asam yang
dapat melepaskan satu gram ion OH+. Contoh :

Asam mono basis seperti HCl, HNO3, HCN berat ekivalennya


1 mol

Asam

di-basis

seperti

H2SO4,

H2CO3,

H2C2O4

berat

ekivalennya mol

Asam tri-basis seperti H3PO4, H3AsO4 berat ekivalennya 1/3


mol

Berat ekivalen basa adalah jumlah mol suatu basa yang dapat
melepaskan satu gram ion OH-. Contoh :

Basa

mono-asam seperti NaOH, KOH, NH4OH berat

ekivalennya 1 mol

Basa di-asam seperti Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 berat


ekivalennya mol

Basa tri-asam seperti Al(OH)3, berat ekivalennya 1/3 mol

Berat ekivalen garam-garam terhidrolisa tergantung daripada


velensi asam atau basanya. Contoh :

Valensi asam dan basa sama seperti NH4Cl, NaC2H3O2,


MgSO4

Valensi asam dan basa beda seperti Al2(SO4)3

BAB II
ISI
A. Netralisasi Asam Polibasis dengan Basa Kuat
Asam polibasis adalah asam yang berbasa lebih dari satu,
seperti asam karbonat (H2CO3) disebut asam dibasis, sedang asam
fosfat (H3PO4) disebut asam tribasis. Pada proses titrasi larutan
asam lemah tribasis (H3A) dengan larutan suatu basa kuat (MOH),
maka pada saat tercapainya titik ekivalen pertama di dalam larutan
terjadi garam asamnya MH2A

sebagai berikut :

H 2 A

+
H

H 3 A=

H 2 A

+
H

+ Ka 1=
+ H

H3 A H2 A

sesuai dengan persamaan reaksi

2
HA

+
H

H 2 A

+ Ka2=

2 + H
HA
H 2 A

H 2 A

2
H A

+
H

HA

2
H

2 A

+
H

3
A

+
H

2
H A

+ Ka3=
3+ H

2 A
HA

H A

Titik ekivalen pertama


Pada titik ekivalen pertama semua
basa membentuk garam

KH 2 A

H3 A

habis bereaksi dengan

dengan reaksi:

H 3 A+ MOH M H 2 A+ H 2 O

Garam

MH 2 A terionisasi dalam larutan dengan kesetimbangan

+
+ M
M H 2 A H 2 A
+
2+ H
H A
H 2 A

, dimana

+
H

yang bereaksi dengan ion

H A

pada persamaan (i) dan (iii)

Dalam larutan ada sebagian ion

H 2 A

menjadi

H 3 A , sehingga:

HA

2
+
H ...(v)

Apabila konsentrasi

H 3 A

dan

disubtitusi ke persamaan (v), maka:


H


2 A

+
H

H 2 A

+
H

Ka 2 x

Apabila persamaan (vi) dikalikan dengan

+
, didapat:

Ka 1 x

H 2 A

+
H

Ka 1 x Ka 2 x
H

H 2 A

Ka 1 x Ka 2 x
H


2 A

H 2 A

Ka 1 x Ka 2 x

+=
H

Besarnya

Ka1

sangat kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi


H 2 A , sehingga

Ka1

dapat diabaikan. Hal ini berarti bahwa:

1
1
+= Ka 1 x Ka2 atau pH = pKa 1 + pKb2
2
2
...(vii)
H

Titik ekivalen kedua


Pada titik ekivalen kedua semua
basa membentuk

M 2 HA

M H2 A

habis bereaksi dengan

dengan reaksi:

M H 2 A + MOH M 2 HA + H 2 O

MH 2 A dalam larutan dengan kesetimbangan:

Garam

+
2+2 M
M 2 HA H A

, dimana

3+ H

2 A

H A

Dalam larutan ada sebagian ion


2
H A

menjadi

3
H

H 2 A (viii)

A =

H 3 A , sehingga:

+
H

yang bereaksi dengan ion

Apabila konsentrasi

H 2 A

dan

3
A

pada persamaan (ii) dan (iv)

disubtitusi ke persamaan (viii), maka:


HA

+
H

+
2
H A

+
H

Ka 3 x

Apabila persamaan (ix) dikalikan dengan

2
H

2
H A

+
H

Ka 2 x Ka 3 x H A =Ka 2 x

+
, didapat:

Ka 2 x

HA

2
H

2
H A

Ka 2 x Ka3 x
H

+
2
H A

2
H A

}
{Ka 1+
Ka 1 x Ka 2 x

Besarnya

Ka 2

sangat kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi

2
H A , sehingga

Ka2

dapat diabaikan. Hal ini berarti bahwa:

1
1
H = Ka2 x Ka 3 atau pH = pKa2 + pKb 3 ...(x)
2
2

Titik ekivalen ketiga


Pada titik ekivalen ketiga terbentuk garam terhidrolisis
dengan reaksi:

M3 A

M 2 HA + MOH M 3 A+ H 2 O

Garam

M 3 A didalam larutan terionisasi dengan kesetimbangan:

3+
3+ M
M 3 A A

Dimana garam mengalami hidrolisis sebagian

2
H A

3
A

OH

2+ OH =
3+ H 2 O H A
A

Dari persamaan (xi) konsentrasi


dihasilkan,sehingga:

OH =

2
H A

yang

OH

3
A

OH

Kh=
OH

OH

3
A

K h

+
H

+
Kemudian persamaan (xi) dikalikan dengan H

, maka:

OH

3
A

+
H

+
H

H A

Kh=

Karena

+
H =Kw dan dari persamaan (iv) didapat persamaan
OH

2
+

1
3

=
Ka
A
3

H A

Kh=

, maka:

Kw
(xii)
Ka 3

Dengan mensubtitusi persmaan (xii) ke persamaan (xi), didapatkan:

3
A

A
Kw

Ka3
=
O H
Karena pH = pKw - pOH, maka:
3

1
1
pH= pKw{ pKw p Ka 3log
2
2
3

A
1
1
pH= pKw+ p Ka3+ log
2
2

Anda mungkin juga menyukai